Anda di halaman 1dari 38

PERCOBAAN IV

VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU



I. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan viskositas cairan
dengan metode Oswald dan mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan.

II. DASAR TEORI
Viskositas adalah salah satu sifat polimer yang sangat berpengaruh dalam
pembentukan suatu membran, karena viskositas ini menggambarkan cepat atau
lambatnya cairan tersebut mengalir. Dalam pembuatan membran serat berongga
ada batasan viskositas larutan polimer minimal yang harus dimiliki oleh larutan
yang akan dipintal.
Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut :
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik
dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi
antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan
kenaikan temperatur.
c. Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan
seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin
adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena
gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
d. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol
cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju
aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
e. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan
gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama (Bird, 1987 dalam
Mandasari, 2012).
Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan
terhadap tekanan geser oleh fluida tersebut. Hukum viskositas Newton
menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka
tekanan geser berbanding lurus dengan viskositas. Viskositas adalah ukuran yang
menyatakan kekentalan suatu caian atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan
yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada
yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan
yang mengalir cepat seperti contohnya air, alcohol, dan bensin karena memiliki
nilai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin,
minyak asto, dan madu karena mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak
lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan (Yazid, 2005 dalam Tri,
2010).
Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antar- bagian
atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan
yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair. Viskositas gas
ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi antara molekul-molekul gas.
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara patikel zat cair. Zat cair ideal tidak
mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut :
a. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan
bebas horizontal yang berhubungan dengan atmosfer,
b. Mempunyai rapat masa dan berat jenis,
c. Dapat dianggap tidak termampatkan,
d. Mempunyai viskositas (kekentalan), dan
e. Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan
(While, 1998 dalam Novi, 2013).
Metode Pengukuran Viskositas dengan Metode Ostwald, metode ini
ditentukan berdasarkan hukum Poisulle menggunakan alat viskometer oswaltd.
Penetapannya dilakukan dengan jalan mengukur waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan cairan dalam pipa kapiler dari a ke b. Sejumlah cairan yang akan
diukur viskositasnya dimasukkan kedalam viskometer yang diletakkan pada
thermostat. Cairan kemudian diisap degan pompa kedalam bola c sampai diatas
tanda a. Cairan dibiarkan mengalir ke bawah dan waktu yang diperlukan dari a ke
b dicatat menggunakan stowatch (Rosian, 2009 dalam Iskandar, 2012).
Pada metode oswald yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh
sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sejumlah tertentu cairan
dipipet ke dalam viskometer. Cairan kemudian dihisap melalui labu ukur dari
viskometer sampai permukaan cairan lebih tinggi dari batas a. Cairan dibiarkan
turun ketika permukaan cairan turun melewati batas b, stopwatch dimatikan.
Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melewati jarak antara a dari b dapat
ditentukan. Tekanan P merupakan perbedaan tekanan antara kedua ujung pipa U
dan besarnya diasumsikan sebanding dengan berat jenis cairan (Ronana, 2009
dalam Mandasari, 2012).


III. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sebagai
berikut :
A. Alat
1. Viscometer Oswald
2. Stopwatch
3. Karet penghisap
4. Piknometer 10 mL
5. Botol semprot
6. Gelas ukur 50 mL dan 25 mL
7. Gelas kimia 100 mL
8. Pipet tetes
9. Neraca digital
10. Termometer
11. Penangas listrik
12. Aluminium foil
13. Tissue

B. Bahan
1. Minyak tanah
2. Aseton
3. Aquades







IV. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah
sebagai berikut:
A. Massa Jenis cairan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menimbang massa dari piknometer pada neraca digital.
3. Mengukur 10 mL larutan aseton dengan gelas ukur.
4. Memasukkan larutan aseton tersebut kedalam piknometer.
5. Menimbang massa piknometer yang berisi aseton pada neraca digital.
6. Mencuci piknometer tersebut.
7. Mengulangi langkah 2-5 dengan mengganti dengan minyak tanah.
B. Viskositas cairan
1. Viskositas Aquades
a. Suhu 30
0
C
1. Mengukur 10 mL larutan aquades dengan gelas ukur.
Kemudian memasukkan kedalam gelas kimia.
2. Menutup mulut gelas kimia dengan aluminium foil kemudian
melubangi aluminium foil tersebut.
3. Mengukur suhu larutan dengan termometer hingga suhu
mencapai 30
o
C.
4. Memasukkan larutan aquades tersebut kedalam viskometer
ostwald yang telah diisi dengan batas atas dan batas bawah.
5. Menghisap larutan tersebut hingga melewati 1 cm batas atas
dari viskometer Ostwald.
6. Melepas karet penghisap dengan mengukur waktu larutan
untuk turun sampai batas bawah.
7. Menghitung nilai viskositas.

b. Suhu 40
0
C
1. Mengukur 10 mL larutan aquades dengan gelas ukur, lalu
memasukkan kedalam gelas kimia.
2. Memanaskan larutan tersebut pada penangas listrik hingga
mencapai suhu 40
o
C.
3. Memasukkan larutan aquades tersebut kedalam viskometer Oswald
yang telah diberi tanda dengan batas atas dan batas bawah.
4. Menghisap larutan aquades tersebut hingga melewati 1 cm batas
dari viskometer Oswald.
5. Melepas karet pengisap dengan mengukur waktu larutan untuk
turun sampai batas bawah.
6. Menghitung nilai viskositas.
c. Suhu 50
0
C
1. Mengukur 10 mL larutan aquades dengan gelas ukur lalu
memasukkan kedalam gelas kimia.
2. Memanaskan larutan tersebut pada penangas listrik hingga suhu
mencapai 50
0
C.
3. Memasukkan larutan aquades tersebut kedalam viskometer ostwald
yang telah diisi dengan batas atas dan batas bawah.
4. Menghisap larutan tersebut hingga melewati 1 cm batas atas dari
viskometer Ostwald.
5. Melepas karet penghisap dengan mengukur waktu larutan untuk
turun sampai batas bawah.
6. Menghitung nilai viskositas.
2. Viskositas Aseton
a. Suhu 30
0
C
1. Mengukur 10 mL larutan aseton dengan gelas ukur, lalu
memasukkan kedalam gelas kimia.
2. Menutup mulut gelas kimia dengan aluminium foil kemudian
melubangi aluminium foil tersebut.
3. Mengukur suhu larutan dengan termometer hingga suhu mencapai
30
o
C.
4. Memasukkan larutan aseton tersebut kedalam viskometer Ostwald
yang telah diisi dengan batas atas dan batas bawah.
5. Menghisap larutan tersebut hingga melewati 1 cm batas atas dari
viskometer Ostwald.
6. Melepas karet penghisap dengan mengukur waktu larutan untuk
turun sampai batas bawah.
7. Menghitung nilai viskositas.
b. Suhu 40
0
C
1. Mengukur 10 mL larutan aseton dengan gelas ukur, lalu
memasukkan kedalam gelas kimia.
2. Memanaskan larutan tersebut pada penangas listrik hingga
mencapai suhu 40
o
C.
3. Memasukkan larutan aseton tersebut kedalam viskometer oswald
yang telah diberi tanda dengan batas atas dan batas bawah.
4. Menghisap larutan aseton tersebut hingga melewati 1 cm batas
dari viskometer oswald.
5. Melepas karet pengisap dengan mengukur waktu larutan untuk
turun sampai batas bawah.
6. Menghitung nilai viskositas.
c. Suhu 50
0
C
1. Mengukur 10 mL larutan aseton dengan gelas ukur lalu
memasukkan kedalam gelas kimia.
2. Memanaskan larutan tersebut pada penagas listrik hingga suhu
mencapai 50
0
C.
3. Memasukkan larutan aseton tersebut kedalam viskometer ostwald
yang telah diisi dengan batas atas dan batas bawah.
4. Menghisap larutan tersebut hingga melewati 1 cm batas atas dari
viskometer Ostwald.
5. Melepas karet penghisap dengan mengukur waktu larutan untuk
turun sampai batas bawah.
6. Menghitung nilai viskositas.
3. Viskositas Minyak Tanah
a. Suhu 30
0
C
1. Mengukur 10 mL minyak tanah dengan gelas ukur lalu
memasukkan kedalam gelas kimia.
2. Menutup mulut gelas kimia dengan aluminium foil kemudian
melubangi aluminium foil tersebut.
3. Mengukur suhu larutan dengan termometer hingga suhu
mencapai 30
o
C.
4. Memasukkan minyak tanah tersebut kedalam viskometer
Ostwald yang telah diisi dengan batas atas dan batas bawah.
5. Menghisap larutan tersebut hingga melewati 1 cm batas atas
dari viskometer Ostwald.
6. Melepas karet penghisap dengan mengukur waktu larutan untuk
turun sampai batas bawah.
7. Menghitung nilai viskositas.
b. Suhu 40
0
C
1. Mengukur 10 mL larutan minyak tanah dengan gelas ukur, lalu
memasukkan kedalam gelas kimia.
2. Memanaskan larutan tersebut pada penangas listrik hingga
mencapai suhu 40
o
C.
3. Memasukkan larutan minyak tanah tersebut kedalam viskometer
Oswald yang telah diberi tanda dengan batas atas dan batas
bawah.
4. Menghisap larutan minyak tersebut hingga melewati 1 cm
batas dari viskometer oswald.
5. Melepas karet pengisap dengan mengukur waktu larutan untuk
turun sampai batas bawah.
6. Menghitung nilai viskositas.
c. Suhu 50
0
C
1. Mengukur 10 mL minyak tanah dengan gelas ukur lalu,
memasukkan kedalam gelas kimia.
2. Memanaskan larutan tersebut pada penagas listrik hingga suhu
mencapai 50
0
C.
3. Memasukkan minyak tanah tersebut kedalam viskometer
ostwald yang telah diisi dengan batas atas dan batas bawah.
4. Menghisap larutan tersebut hingga melewati 1 cm batas atas
dari viskometer Ostwald.
5. Melepas karet penghisap dengan mengukur waktu larutan
untuk turun sampai batas bawah.
6. Menghitung nilai viskositas.








V. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini adalah
sebagai berikut :
No Bahan Waktu (S) Viskositas (cP)
30
0
C 40
0
C 50
0
C 30
0
C 40
0
C 50
0
C
1.
2.
3.
Aseton
Minyak tanah
Aquades
4,22
6,60
5,22
3,69
6,40
4,76
3,83
6,25
4,65
1,18
1,69
1,005
0,73
1,17
0,654
0,67
1,01
0,562




















VI. Perhitungan
A. Massa jenis
1. Massa jenis aseton
Dik :
M piknometer kosong = 10,13 gram
M piknometer + aseton = 17,09
V aseton = 10 mL
Dit : aseton = ...?
Penye :
aseton =



=



aseton = 0,69 g/mL

2. Massa jenis minyak tanah
Dik :
M piknometer kosong = 10,12 gram
M piknometer + aseton = 17,58
V aseton = 10 mL
Dit : Mnyak T = ...?
Penye :
minyak T =



=



minyak T = 0,75 g/mL
3. Massa jenis air
aseton
= 1 g/mL

B. Viskositas larutan
1. Viskositas aseton
a. Untuk suhu 30
0
C
Dik :
air = 1,005 Cp
T air = 5,22 s
T aseton = 4,22 s
air = 1 g/mL
aseton = 0,69 g/mL
Dit : aseton = . . . ?
Penyelesaian :
aseton =



=




aseton = 1,18 Cp

b. Untuk suhu 40
0
C
Dik :
air = 0,654 Cp
T air = 4,76 s
T aseton = 3,69 s
air = 1 g/mL
aseton = 0,69 g/mL
Dit : aseton = . . . ?
Penyelesaian :
aseton =



=




aseton = 0,73 Cp


c. Untuk suhu 50
0
C
Dik :
air = 0,562 Cp
T air = 4,65 s
T aseton = 3,83 s
air = 1 g/mL
aseton = 0,69 Cp
Dit : aseton = . . . ?
Penyelesaian :
aseton =



=




aseton = 0,67 Cp

2. Viskositas minyak tanah
a. Untuk suhu 30
0
C
Dik :
air = 1,005 Cp
T air = 5,22 s
T minyak tanah = 3,69 s
air = 1 g/mL
minyak tanah = 0,75 Cp
Dit : minyak tanah = . . . ?
Penyelesaian :
minyak tanah =



=




minyak tanah = 1,69 Cp



b. Untuk suhu 40
0
C
Dik :
air = 0,654 Cp
T air = 4,76 s
T minyak tanah = 6,40 s
air = 1 g/mL
minyak tanah = 0,75 Cp
Dit : minyak tanah = . . . ?
Penyelesaian :
minyak tanah =



=




minyak tanah = 1,17 Cp
c. Untuk suhu 50
0
C
Dik :
air = 0,562 Cp
T air = 4,65 s
T minyak tanah = 6,25 s
air = 1 g/mL
minyak tanah = 0,75 Cp
Dit : minyak tanah = . . . ?
Penyelesaian :
minyak tanah =



=




minyak tanah = 1,01 Cp

C. Nilai E
1. Larutan aseton
a. Untuk suhu 30
0
C dan 40
0
C
Dik :
T
1
= 30
o
C = 303 K
T
2
= 40
o
C = 313 K

1
= 1,18 Cp

2
= 0,73 Cp
Dit : E = ...?
Penyelesaian :
( )
1 2
1 2
1 1
Ln - Ln = E -
R T R T
1 1
Ln (1,18) - Ln (0,73) = E -
0,082 . 303 0,082 313
0,16 - (-0,31) = E 0, 040 0, 039
0,47 = 0,001
0, 47
E=
0, 001
E = 470
| |
|
\ .
| |
|
\ .


b. Untuk suhu 40
0
C dan 50
0
C
Dik :
T
1
= 40
o
C = 313 K
T
2
= 50
o
C = 323 K

1
= 0,73 Cp

2
= 0,67 Cp
Dit : E =....?
Penyelesaian :
( )
1 2
1 2
1 1
Ln - Ln = E -
R T R T
1 1
Ln (0,73) - Ln (0,67) = E -
0,082 313 0,082 323
-0,31 - (-0,40) = E 0, 039 0, 038
0,09 = 0,001
0, 09
E =
0, 001
E = 91
| |
|
\ .
| |
|
\ .


c. Untuk suhu 30
0
C dan 50
0
C
Dik :
T
1
= 30
o
C = 303 K
T
2
= 50
o
C = 323 K

1
= 0,73 Cp

2
= 0,67 Cp
Dit :
E =....?

Peny :

( )
1 2
1 2
1 1
Ln - Ln = E -
R T R T
1 1
Ln (1,18) - Ln (0,67) = E -
0,082 303 0,082 313
0,16 - (-0,40) = E 0, 042 0, 039
0,56 = 0,002
0, 47
E=
0, 002
E = 480
| |
|
\ .
| |
|
\ .



2. Minyak Tanah
a. Untuk suhu 30
0
C dan 40
0
C
Dik :
T
1
= 30
o
C = 303 K
T
2
= 40
o
C = 313 K

1
= 1,69 Cp

2
= 1,17 Cp
Dit :
E =....?

Penyelesaian :

( )
1 2
1 2
1 1
Ln - Ln = E -
R T R T
1 1
Ln 1,69 - Ln 1,17= E -
0,082 303 0,082 313
0,52 - 0,15 = E 0, 040 0, 039
0,36 = 0,001
0, 36
E=
0, 001
E = 360
| |
|
\ .
| |
|
\ .


b. Untuk suhu 40
0
C dan 50
0
C
Dik :
T
1
= 40
o
C = 313 K
T
2
= 50
o
C = 323 K

1
= 1,17 Cp

2
= 1,01 Cp
Dit :
E =....?

Peny :
( )
1 2
1 2
1 1
Ln - Ln = E -
R T R T
1 1
Ln 1,17 - Ln 1,01 = E -
0,082 313 0,082 323
0,16 - 0,009 = E 0, 039 0, 038
0,151 = 0,002
0,151
E=
0, 002
E = 151
| |
|
\ .
| |
|
\ .



c. Untuk suhu 30
0
C dan 50
0
C
Dik :
T
1
= 40
o
C = 313 K
T
2
= 50
o
C = 323 K

1
= 0,73 Cp

2
= 0,67 Cp
Dit :
E =....?

Peny :

( )
1 2
1 2
1 1
Ln - Ln = E -
R T R T
1 1
Ln 1,69 - Ln 1,01 = E -
0,082 303 0,082 323
0,52 - 0,009 = E 0, 042 0, 039
0,511 = 0,002
0, 511
E=
0, 002
E = 255,5
| |
|
\ .
| |
|
\ .


D. Nilai A
1. Larutan aseton.
a. Suhu 30
0
C
Ln = lnA +


Ln1,18 = ln A +


Ln A = 0,16 -


Ln A = -18,76
A = 7,12 . 10
-9


Ln = lnA +


Ln1,18 = ln A +


Ln A = 0,16 -


Ln A = -11,11
A = 1,49 . 10
-5

b. Suhu 40
0
C
Ln = lnA +


Ln0,73 = ln A +


Ln A = -0,31 -


Ln A = 18,62
A = 8,15 . 10
-9

Ln = lnA +


Ln0,73 = ln A +


Ln A = -0,31 -


Ln A = -3,85
A = 0,02
c. Suhu 50
0
C
Ln = lnA +


Ln0,67 = ln A +


Ln A = -0,40 -


A = 0,02
Ln = lnA +


Ln0,67 = ln A +


Ln A = -0,40 -


Ln A = -10,97
A = 1,72 . 10
-5

2. Minyak tanah
a. Suhu 30
0
C
Ln = lnA +


Ln1,69 = ln A +


Ln A = 0,52 14,49
Ln A = -1,97
A = 8,75 . 10
-7

Ln = lnA +


Ln1,69 = ln A +


Ln A = 0,52 10,28
Ln A = -9,76
A = 5,77 . 10
-5

b. Suhu 40
0
C
Ln = lnA +


Ln1,17 = ln A +


Ln A = 0,15 14,03
Ln A = -13,87
A = 9,47 . 10
-7
Ln = lnA +


Ln1,17 = ln A +


Ln A = 0,15 - 5,88
Ln A = -5,72
A = 3,27 . 10
-3

c. Suhu 50
0
C
Ln = lnA +


Ln1,01 = ln A +


Ln A = 0,009 5,70
Ln A = -5,69
A = 3,38 . 10
-3
Ln = lnA +


Ln1,01 = ln A +


Ln A = 0,009 9,65
Ln A = -9,64
A = 6,51 . 10
-5






VII.Grafik
Adapun grafik yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Grafik Hubungan Antara Aseton dengan 1/T


2. Grafik Hubungan Antara Minyak Tanah dengan 1/T


0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
1
/
T

Viskositas Aseton
Hubungan Antara 1/t dan
Viskositas
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0 0.5 1 1.5 2 2.5
1
/
T

Viskositas Minyak T
Hubungan Antara 1/t dan
Viskositas
VI. PEMBAHASAN
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu caian
atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat,
sedangkan lainnya mengalir secaa lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti
contohnya air, alkohol, dan bensin karena memiliki nilai viskositas kecil.
Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak asto, dan
madu karena mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain
menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan (Estien, 2005 dalam Tri,
2012).
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan viskositas
cairan dengan metode Oswald dan mempelajari pengaruh suhu terhadap
viskositas cairan (Staf pengajar kimia fisik II, 2013).
Percobaan viskositas cairan ini bertujuan untuk mengetahui
kekentalan zat cair dengan metode oswald dan untuk menyelidiki pengaruh
suhu terhadap kekentalan zat cair. Prinsipnya adalah membandingkan
viskositas fluida dengan cairan pembanding, disini yang bertindak sebagai
cairan pembanding adalah aquades. Alasan digunakan aquades karena
viskositas aquades sudah ada standar satuannya (Maryanto, 2011).
Percobaan ini menggunakan metode Oswald. Metode Oswald
yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan
itu sendiri. Disini juga dapat ditentukan hubungan waktu alir terhadap
viskositas. Semakin lama waktu alir maka viskositas semakin kecil. Jadi dapat
dikatakan bahwa semakin encer suatu zat cair maka waktu alirnya akan
semakin lama (Novi, 2013).
Prinsip dari metode oswald adalah sejumlah tertentu cairan
dimasukkan ke dalam A, kemudian dengan cara mengisap atau meniup cairan
dibawa ke B, sampai melewati garis m. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir
secara bebas dan diukur waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis m
ke n (Mandasari, 2012).
Pada percobaan ini ada dua perlakuan yang dilakukan yaitu penentuan
massa jenis larutan dan penentuan viskositas larutan.
1. Penentuan massa jenis larutan
Berat Jenis (specific weight) dari suatu benda adalah besarnya gaya
grafitasi yang bekerja pada suatu massa dari suatu satuan volume, oleh
karena itu berat jenis dapat didefinisikan sebagai : berat tiap satuan
volume. Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan pengukuran massa
jenis masing-masing zat yang akan dicobakan, yaitu aseton dan minyak
tanah dengan suhu 30
o
C, 40
o
C dan 50
o
C. Aseton merupakan senyawa atsiri
yang mudah terbakar dan tidak berwarna, memiliki rapatan sebesar 0,79.
Titik lebur -95,4C , titik ddih 56,2C. Aseton adalah keton yang paling
sederhana yang dapat bercampur dengan air. Senyawa ini digunakan
sebagai pelarut dan sebagai bahan mentah pembuatan plastik. Dianjurkan
menggunakan masker dan sarung tangan dalam pemakaiannya karena
baunya yang menyengit dapat mengganggu pernapasan. (Daintith, 1994
dalam Gina, 2010).
Pada percobaan ini yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan. Kemudian menimbang piknometer kosong. Piknometer adalah
alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis atau densitas fluida,
piknometer dibuat dari kaca bening yang bentuknya seperti botol hanya
saja bagian bawahnya menyerupai bentuk kendi. Bentuknya terdiri dari tiga
bagian yaitu penutup, lubang dan tabung ukur.
1. Penutup, berfungsi untuk mempertahankan suhu dalam piknometer agar
perhitungan yang dilakukan benar-benar valid.
2. Lubang, berfungsi sebagai tempat keluar masuknya zat ke dalam
piknometer.
3. Tabung ukur, berfungsi mengukur volume zat atau cairan yang
dimasukkan ke dalam piknometer
Cara menggunkan piknometer :
1. Melihat volume piknometer yang digunakan,
2. Menimbang piknometer dalam keadaan koson,g
3. Memasukkan larutan yang akan diukur melalui lubang piknometer
(pastiakan volume tepat),
4. Menutup piknometer dengan penutupnya,
5. Menimbang massa piknometer yang telah diisi larutan,
6. Hitung massa fluida dengan cara membandingkan massa awal (massa
piknometer kosong) dengan yang telah terisi larutan, dan
7. Kurangi massa piknometer yang beisi larutan dengan massa piknometer
kosong (Linz, 2010).
Tujuan dari menimbang piknometer kosong yaitu untuk mengetahui
masa pikonometer kosong agar dapat mengetahui massa sampel ketika
dimasukkan ke dalam piknometer. Pada perlakuan ini diperoleh hasil
penimbangan yaitu 10,15 gram. Kemudian memasukkan 10 mL larutan
aseton ke dalam piknometer, kemudian menutup piknometer. Saat
pengisian ke dalam piknometer tidak boleh terdapat gelembung karena
akan mempengaruhi hasil penimbangan. Kemudian menimbang
piknometer yang berisi larutan aseton dan hasil penimbangan yang
diperoleh yaitu 18,00 gram. Lalu menghitng massa jenis dari aseton, pada
perhitungan diperoleh massa jenis aseton yaitu 7,8 gram/mL. Mengulang
perlakuan tersebut dengan menggunakan minyak tanah. Pada hasil
penimbangan piknometer kosong diperoleh beratnya yaitu 10,21 gram dan
setelah diisi dengan minyak tanah diperoleh massanya yaitu 17,59 dan hasil
perhitungan massa jenis minyak tanah diperoleh yaitu 7,7 gram/mL.
Dari hasil diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa
jenis zat. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal
ini disebabkan karena ketika suhu mengingkat, molekul pada zat cair akan
bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya
molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil
(Ahmad, 2010).
2. Penentuan viskositas larutan
Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yang diukur dengan
menggunakan alat viskometer. Semakin tinggi viskositas suatu bahan maka
bahan tersebut akan makin stabil karena pergerakan partikel cenderung sulit
dengan semakin kentalnya suatu bahan. Nilai viskositas berkaitan dengan
kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas
emulsi bahan. Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah
satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya
geser. Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-
molekul cairan. Suatu cairan dimana viskositas dinamiknya tidak
tergantung pada temperatur, dan tegangan gesernya proposional
(mempunyai hubungan liniear) dengan gradien kecepatan dinamakan suatu
cairan Newton. Perilaku viskositas dari cairan ini adalah menuruti Hukum
Newton untuk kekentalan (Maryanto, 2011).
Pada percobaan ini ada tiga perlakuan yang dilakukan yaitu
penentuan viskositas aseton dan minyak tanah pada suhu 30C, 40C, dan
50C, tujuan dari penetuan viskositas dengan suhu yang berbeda-beda yaitu
untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat cair.
Pada percobaan ini yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan. Kemudian mengukur 10 mL larutan aseton dan memasukkan
larutan tersebut ke dalam gelas kimia, lalu mengukur suhu larutan. Setelah
suhu mencapai 30C, kemudian memasukkan larutan ke dalam viskometer
Oswald dan mengusahakan agar tidak ada gelembung dalam viskometer.
Hal ini bertujuan agar aliran laminar tidak terganggu oleh adanya
gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang diperoleh tidak sesuai
dengan waktu yang seharusnya. Viskometer Oswald yaitu suatu alat yang
digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan dalam
melewati 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer
Oswald. Cara penggunaannya adalah :
1. Pergunakan viskometer yang sudah bersih,
2. Pipetkan cairan ke dalam viskometer dengan menggunakan pipet,
3. Lalu hisap cairan dengan menggunakan karet penghisap,
4. Siapkan stopwatch, kendurkan cairan sampai batas pertama lalu mulai
penghitungan,
5. Catat hasil, dan lakukan penghitungan dengan rumus, dan
6. Usahakan saat melakukan penghitungan kita menggenggam di lengan
yang tidak berisi cairan (Rao, 2003 dalam Purba, 2012).
Perlakuan selanjutnya yaitu memberi 2 tanda pada viskometer
Oswald. Kemudian menghisap larutan yang berada di dalam viskometer
Oswald dengan menggunakan karet penghisap hingga melalui tanda 1
(bagian atas) viskometer oswald. Lalu menurunkan kembali larutan dengan
cara melepaskan karet penghisap hingga larutan tepat pada tanda 2 (bagian
bawah), dan sambil mengukur waktu yang diperlukan larutan untuk turun
ke bawah dengan menggunkan stopwatch. Kemudian mengulang perlakuan
diatas dengan suhu 40C dan 50C, pada perlakuan suhu ini dilakukan
pemanasan untuk mencapai suhu 40C dan 50C. Dimana pemanasan zat
cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-
molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah.
Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan
temperature (Rao, 2003 dalam Purba, 2012).
Pada hasil pengamatan, diperoleh waktu yang ditempuh oleh larutan
aseton untuk mengalir turun ke bawah yaitu pada suhu 30C, 40C dan
50C masing-masing diperoleh 4,77 sekon, 4,48 sekon dan 3,85 sekon,
sedangkan untuk minyak tanah dari suhu 30C, 40C dan 50C masing-
masing diperoleh 6,25 sekon, 5,98 sekon dan 5,92 sekon.
Adapun hasil perhitungan yang diperoleh pada percobaan ini yaitu
untuk aseton diperoleh nilai viskositas dari suhu 30C, 40C dan 50C
masing-masing diperoleh 1,196 Cp, 0,806 Cp dan 0,599 Cp, sedangkan
untuk minyak tanah dari suhu 30C, 40C dan 50C masing-masing
diperoleh 1,587 Cp, 1,090 Cp dan 0,933 Cp.
Dari hasil percobaan diatas diperoleh bahwa aseton memiliki
koefisien viskositas lebih rendah dibandingkan minyak tanah. Selain itu
dapat pula diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien
viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan
partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Pada
percobaan ini kita menggunakan aquades sebagai pembanding. Hal ini
dilakukan karena aquades sudah memiliki ketetapan untuk nilai
viskositasnya. Hasil yang didapat dari grafik yaitu semakin besar suhu
maka akan semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini karena ketika suhu
meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh
tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang
dan massa jenis akan semakin kecil. Selain itu dapat pula diketahui bahwa
semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun.
Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat
sehingga viskositasnya menurun. Molekul semakin merapat sehingga
molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan menuyebabkan massa
memadat karena suhu yang digunakan kecil. Selain itu juga terjadi interaksi
diantara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang
menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil (Rao, 2003 dalam
Purba, 2012).
Adapun hasil perhitungan nilai E dan A yang diperoleh pada
percobaan ini yaitu pada aseton diperoleh nilai E dari suhu (30C dan
40C, dan 50C), dan (30C dan 50C) masing-masing diperoleh 4,23 Cp,
3,69 Cp dan 3,83 Cp, sedangkan untuk minyak tanah diperoleh nilai E dari
suhu (30C dan 40C), (40C dan 50C), dan (30C dan 50C) masing-
masing diperoleh 6,60 Cp, 6,40 Cp dan 6,25 Cp. Sedangkan hasil
perhitungan nilai A, untuk aseton pada suhu 30C diperoleh (2,775 dan
2,619), pada suhu 40C diperoleh (2,464 dan 2,748) dan pada suhu 50C
diproleh (2,607 dan 2,458). Sedangkan pada minyak tanah pada suhu 30C
diperoleh (2,686 dan 2,325), pada suhu 40C diperoleh (1,748 dan 2,690)
dan pada suhu 50C diproleh (1,778 dan 2,312). A merupakan tetapan yang
sangat tergantung pada massa molekul relative dan volume molar cairan
dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses awal
aliran.
Viskositas dipengaruhi oleh gaya Van Der Waals. Gaya Van Der
Waals adalah gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol.
Selain itu juga dipengaruhi oleh energi ambang, yaitu sejumlah energi
minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk dapat bereaksi hingga
terbentuk zat baru. Waktu yang dihasilkan cairan untuk mengalir bebas pun
berbeda-beda. Ini disebabkan karena proses antara pemanasan dan waktu
mengukur viskositas terlalu jauh. Bisa juga karena tingkat ketelitian yang
rendah (Rao, 2003 dalam Purba, 2012).
Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin
banyak waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka
viskositas cairan tersebut semakin besar pula. Hasil ini berarti waktu yang
diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir sebanding atau berbanding
lurus dengan viskositasnya (Mandasari, 2012).
Pada hasil percobaan diperoleh viskositas cairan yang menunjukan
bahwa semakin rendahnya suhu maka viskositas yang diperoleh
akan semakin besar. Hal ini dikarenakan karena molekul semakin merapat
sehingga molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan menuyebabkan
massa memadat karena suhu yang digunakan kecil. Selain itu juga terjadi
interaksi diantara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen
yang menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil (Novi, 2013).
















VII. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode pengukuran viskositas salah satunya dengan metode viskometer
Oswald yang didasarkan pada waktu yang dibutuhkan dimana suatu cairan dapat
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya berat cairan itu sendiri. Pengaruh
suhu terhadap viskositas cairan berbanding terbalik dimana bila suhu dinaikan
maka viskositas suatu cairan akan menurun begitu pula sebaliknya.

















DAFTAR PUSTAKA
Aak. 2012. Instrument viskometer. http://blog.spot.com/Tugas-instrumen-
viskometer.htm. Diakses pada 24 juni 2013.

Ahmad. 2010. Viskositas cairan. http://blog.spot.com/09374/04/makalah-
viskositas.htm. Diakses pada 24 juni 2013.

Gina. 2010. Viskositas cairan. http://blog.spot.com/ginass blog acadul.htm. Diakses
pada 24 juni 2013.

Iskandar, Nursania. 2012. Viskositas cairan sebagai fungsi suhu.
http://blog.spot.com/Belbie%20Nia%20%20VISKOSITAS%20CAIRAN%20S
EBAGAI%20FUNGSI%20TEMPERATUR.htm. Diakses pada 24 juni 2013.

Linz. 2010. Alat ukur. http://scribe.com/alat-ukur.htm. Diakses pada 24 juni 2013.

Mandasari, Weni. 2012. Viskositas. http://blog.spot.com/laporan-viskositas.htm.
Diakses pada 24 juni 2013.

Maryanto, Arto. 2011. Fluida dan viskositas. http://blog.spot.com/09374/04/fluida-
dan-viskositas.htm. Diakses pada 24 juni 2013.

Novi, Yovita. 2013. Viskositas sebagai fungsi suhu. http://.blog.spot.com/nonov
Chems post.htm. Diakses pada 24 juni 2013.

Purba, Imfratoni. 2012. Pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap viskositas.
http://.blog.spot.com/viskositas/2.htm. Diakses pada 24 juni 2013.

Staf pengajar kimia fisik II, 2013. Penuntun praktikum kimia fisik II. Universitas
tadulako. Palu.
Tri wahyuni, Ita. 2010. Laporan kimia visika viskositas zat cair. http://blog.spot.com/
Welcome-Laporan-Kimia-Fisika-Viskositas-Zat-Cair.htm. Diakses pada 24
juni 2013.







LAMPIRAN
1. Apakah viskositas suatu fluida selalu berkurang bila suhu dinaikkan? Jelaskan
jawaban anda?
Jawab:
Ya, karena viskositas suatu fluida akan berkurang bila suhu dinaikkan. Hal ini
disebabkan karena luas permukaan suatu larutan semakin besar sehingga
menyebabkan gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan .
2. Buatlah diagram alir pada percobaan ini?
Jawab:
A. Penentuan massa jenis cairan
1. Menimbang viknometer kosong



2. Mengukur 10 ml aquades dan memasukan ke dalam piknometer




3. Menimbang piknometer + aquades




4. Menghitung massa jenis larutan
B. Penentuan viskositas larutan
a. Untuk suhu 30
1. Memasukan lautan aseton sebanyak 10 ml ke dalam piknometer



2. Memasukan larutan aseton ke dalam gelas kimia





3. Mengukur suhu larutan hingga 30




4. Memasukan larutan tersebut ke dalam viskometer Oswald




5. Menghisap larutan hingga tanda batas

6. Melepaskan karet penghisap sambil menjalankan stopwatch

7. Mengulang perlakuan diatas dengan menggunakan minyak tanah

b. Untuk suhu 40 dan 50
1. Memasukan larutan aseton ke dalam gelas kimia

2. Memanaskan larutan tersebut diatas penangas listrik dan mengukur
suhu larutan hingga 40/50



3. Memasukan larutan tersebut ke dalam viskometer Oswald


4. Menghisap larutan hingga tanda batas

5. Melepas karet penghisap sambil menjalankan stopwatch

6. Mengulang perlakuan diatas dengan menggunakan minyak tanah









LEMBAR ASISTENSI
Nama : Akbar
Stambuk : A 251 11 026
Kelompok : I (Satu) A
Percobaan : viskositas cairan sebagai fungsi suhu
Asisten : MOHAMMAD AHDIAT S.Pd

No Hari/Tanggal Keterangan Paraf

Anda mungkin juga menyukai