Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN AIR

Nama : Utari Permadani


NIM: 1903020004

LABORATORIUM BIOPROSES
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
LEMBAR PERTANYAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Utari Permadani


NIM : 1903020004

Menyatakan bahwa laporan ini merupakan Karya Original (tidak mengandur unsur plagiat)
yang dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Industri Bioproses. Bilamana di
kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan yang saya buat, maka saya
bersedia menerima konsenkuensi yaitu mendapat nilai D dan mengulang di semester
berikutnya.

Purwokerto, Mei 2021

Utari Permadani

i
DAFTAR ISI
Judul ..................................................................................................................................

Lembar Pernyataan .......................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................ ii

I. Tujuan Percobaan ................................................................................................. 1

II. Landasan Teori ..................................................................................................... 1

III. Metode Percobaan ................................................................................................ 2

III.1. Alat dan Bahan ............................................................................................... 2

III.2. Cara Kerja ...................................................................................................... 2

IV. Data Pengamatan dan Perhitungan .................................................................... 3

IV.1. Data Pengamatan ........................................................................................... 3

IV.2. Perhitungan ................................................................................................... 4

V. Pembahasan .......................................................................................................... 4

VI. Kesimpulan ........................................................................................................... 6

VII. Daftar Pustaka ...................................................................................................... 6

ii
PEMERIKSAAN AIR
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menghitung jumlah koloni mikroba dalam air.
2. Mahasiswa dapat membandingkan radius pertumbuhan mikroba dengan
desinfektan dan tanpa desinfektan.

II. Tinjauan Pustaka


Air adalah satu dari sedikit zat yang wujud cairnya lebih rapat daripada wujud
padatnya. Kalau benda lain mengerut ketika dipadatkan, es malah mengembang. Pada
suhu di atas 4°C, air bersifat seperti cairan pada umumnya, mengembang ketika panas,
dan mengerut ketika dingin. Air mulai membeku ketika molekul-molekulnya mulai
bergerak lambat sehingga tidak mampu memutuskan ikatan hidrogen (Campbell,
2004).
Kondisi tercemarnya air oleh mikrooganisme dapat diketahui dengan
melakukan pendeteksian terhadap mikroorganisme indikator. Mikroorganisme
indikator yang digunakan dalam analisis air mengacu pada mikrooganisme jenis
tertentu yang keberadaanya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut terpapar
bahan feses manusia atau hewan berdarah panas lainnya, sehingga semakin menambah
peluang terdapatnya berbagai macam mikroorganisme patogen yang berasal dari
saluran pencernaan masuk ke dalam air (Pepper &Gerba 2005).
Mikroorganisme indikator memiliki karakteristik tertentu, yaitu antara lain:
1. Mikroorganisme indikator harus hanya ada di dalam air yang tercemar.
2. Mikroorganisme indikator harus sesuai untuk analisis segala jenis air, baik air
sungai, air limbah, air laut atau air tanah.
3. Mikroorganisme indikator harus ada apabila keberadaan mikroorganisme patogen
ada.
4. Mikroorganisme indikator harus lebih mampu bertahan hidup dibanding
mikroorganisme patogen.
5. Mikroorganisme indikator harus bersifat tidak berbahaya bagi manusia dan non
patogen.
6. Mikroorganisme indikator memiliki sifat seragam dan stabil.

1
7. Mikroorganisme indikator harus berjumlah lebih banyak dibanding
mikroorganisme patogen berbanding lurus dengan tingkat polusitas air.
8. Mikroorganisme indikator harus mudah dideteksi dengan metode uji yang
sederhana.
9. Prosedur uji mikroorganisme indikator harus memiliki spesifisitas yang besar, yang
artinya prosedur tersebut memiliki sensitivitas tinggi dan mampu mendeteksi
mikroorganisme indikator meskipun dalam kadar rendah sekalipun. (Prescott dkk.
1999).
Air mungkin saja terlihat jernih, tak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak aman
untuk diminum. Air baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak kesehatan.
Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat-zat kimia berarti air tersebut mengalami
polusi dan tidak boleh diminum. Sumber-sumber dalam tanah, yaitu sumur dan mata
air, menyediakan sebagian besar air untuk rumah-rumah perorangan di daerah
pedesaan. Air permukaan tidak boleh diminum kecuali bila diberi perlakuan (atau di
didihkan) sebelumnya untuk menghilangkan kontaminan (Pelczar & Chan, 2005).
Pengujian air didasarkan atas ada tidaknya bakteri dari golongan kolon saja.
Bakteri kolon terdiri dari berbagai bakteri yang merupakan penghuni biasa dari usus
tebal manusia atau hewan yang sehat maupun yang sakit, E. Coli. Kehadiran bakteri
kolon di dalam suatu contoh air menunjukkan adanya pencemaran yang berasal dari
kotoran hewan dan manusia dan dianggap patogen (Dwidjoseputro, 1998).
Pemeriksaan secara mikrobiologi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran. Penelitian derajat pencemaran
air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan pada kehadiran bakteri indikator
(coliform dan fecal coliform) (Ramona, dkk. 2007).

III. Metode Percobaan


III.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah beaker glass, petridish, pipet,
aquades.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquades, sampel air (air
keran), desinfektan, media padat.
III.2. Cara kerja

2
Diambil sampel air keran dan air
sabun masing-masing sebanyak 1 ml

Dituangkan sampel air kedalam


petridish yang sudah terdapat agar

Petridish dibungkus dengan


plastik

Diinkubasi pada suhu 33°C selama 48


jam didalam oven

Petridish ditetesi kristal violet

Dihitung jumlah koloni menggunakan


colony counter

IV. Data Pengamatan


IV.1 Data pengamatan
Pengamatan Hasil Pengamatan
Inkubasi untuk spc dilakukan selama
48 jam ± 3 jam pada suhu sekitar 35 ±
0,5°C. Untuk air yang dibotolkan
inkubasinya dilakukan selama 72 jam
± 4 jam pada 35 ± 0,5°C.

Pada percobaan ini dapat diuji


beberapa desinfektan untuk bakteri

3
yang ada dalam air, diantaranya
NaOCl, KmnO4 dan larutan Iodium.
Pengujian dilakukan dengan media
padat pada petridish dengan cara
memberi lubang ditengah media.
Larutan desinfektan dengan konsetrasi
tertentu diteteskan dalam lubang
tersebut.
Inkubasi dilakukan selama 48 jam ± 2
jam pada suhu 35 ± 0,5°C.
Dicatat radius pertumbuhan, diukur
lubang yang dibuat.

IV.2 Perhitungan
• Nutrient Agar
20 gram → 1 liter = 1000 ml
250 ml
250 𝑚𝑙
Bobot = 𝑥 20 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000 𝑚𝑙

= 5 gram
• Nutrient Both
4 gram → 1 liter = 1000 ml
100 ml
100 𝑚𝑙
Bobot = 1000 𝑚𝑙 𝑥 4 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0,4 gram

V. Pembahasan
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Ciri-ciri air bersih adalah kandungan tidak
terlalu banyak mineral yang memungkinkan mengganggu kesehatan, warnanya jernih
dan tidak berbau, tidak berasa (Suparman, 2006).
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Ciri-ciri air bersih adalah kandungan tidak

4
terlalu banyak mineral yang memungkinkan mengganggu kesehatan, warnanya jernih
dan tidak berbau, tidak berasa (Suparman, 2006).
Pada praktikum ini adalah melakukan pemeriksaan pada sampel air keran dan
air sabun. Tujuan dari praktikum ini adalah dapat menghitung jumlah koloni mikroba
dalam air, dan dapat membandingkan radius pertumbuhan mikroba dengan desinfektan
dan tanpa desinfektan. Dalam praktikum ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap,
diantaranya dengan menyiapkan media agar. Media agar ini dibuat dengan campuran
NA dan NB dengan pH 8. Tahap berikutnya yaitu menyiapkan sampel air keran dan
sampel desinfektan ( yang pada percobaan ini adalah air sabun) masing-masing 1 ml,
nantinya sampel-sampel ini akan dicampur dengan agar pada masing-masing petridish
yang kemudian diletakkan didalam oven selama 48 jam. Tahap terakhir yaitu
menghitung jumlah koloni pda setiap sampel.
Langkah pertama pada praktikum ini adalah membuat sampel air keran dan
sampel sabun. Kedua sampel tersebut dimasukkan kedalam gelas ukur sebanyak 1 ml.
Kemudian disiapkan petridish yang telah diisi dengan agar sebagai media penempatan
sampel. Diteteskan sampel air keran pada petridish A dan sampel sabun pada petridish
B, tujuannya agar koloni dapat dilihat dengan mudah. Digoyangkan petridish hingga
seluruh permukaan agar terkena sampel air, lalu petridish dibungkus dengan plastik
agar tidak mudah tumpah. Hal serupa dilakukan pada petridish B.
Langkah berikutnya yaitu diinkubasi petridish dalam oven selama 48 jam pada
suhu 33°C, hal ini dilakukan untuk memelihara kultur mikroba dengan
mempertahankan suhu tertentu agar bisa bertahan hidup dalam waktu tertentu untuk
melihat pertumbuhan bakteri. Dalam hal ini, suhu berperan penting pada pertumbuhan
mikroba. Jika suhu tidak sesuai dengan yang dihruskan, mikroba tidak dapat tumbuh
dengan baik dan bisa mati. Dengan adanya inkubasi pertumbuhan mikroba bisa berjalan
dengan baik.
Setelah diinkubasi petridish dibuka dari plastk pembungkus untuk dihitung
jumlah koloninya. Diteteskan 2-3 tetes kristal violet pada masing-masing petridish.
Kristal violet ditambahkan dengan tujuan untuk memperkuat ikatan pada dinding sel
sehingga warna yang dilihat dapat terlihat dengan jelas. Petridish digoyang-goyang
selama 1-2 menit agar warnanya tercampur sempurna.
Pada tahap akhir yaitu menghitung jumlah koloni menggunakan colony counter.
Pada petridish A adalah sampel air kran didapatkan koloni sebanyak 30 koloni,
sedangkan pada petridish B adalah sampel sabun didapatkan koloni sebanyak 12 koloni.
5
Gambar V.1 Jumlah koloni pada air keran. Gambar V.2 Jumlah koloni pada air
sabun.

Berdasarkan pada hasil yang diperoleh dari pemeriksaan pada air keran dan air
sabun menunjukkan bahwa jumlah koloni pada air keran lebih banyak dibandingkan
pada sampel air sabun. Hal ini menandakan bahwa kualitas air keran tidak layak untuk
diminum sebab jumlah coliform nya sangat banyak sehingga berbahaya bila diminum.

VI. Kesimpulan
Pertumbuhan bakteri pada air keran lebih banyak dibandingkan dengan air
sabun, hal ini dikarenakan bakteri sulit umbuh pada air yang mengandung bahan kimia.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pada praktikum ini salah satunya
adalah media agar dapat mengalami kerusakan setelah diinkubasi. Hal ini
mempengaruhi pada saat menghitung jumlah koloni karena wujud agar yang tidak
sempurna.
VII. Daftar Pustaka
Adita, Fatiya. 2016. Pemeriksaan Bakteri Koliform Menggunakan Metode Most
Probable Number (MPN) Pada Air Bersih di Laboratorium Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara.
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/12946/132410075.pdf?
sequence=1&isAllowed=y (diakses pada 1 Juni 2021).
Ahmad, Nizam, dkk. 2016. Laporan Praktikum Mikrobiologi Pemeriksaan Air.
Fakultas Farmasi. Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.

6
https://123dok.com/document/q0ex2ggy-laporan-praktikum-dan-
mikrobiologi-air.html (diakses pada 1 Juni 2021).
Alang H. 2015. Deteksi Coliform Air PDAM di Beberapa Kecamatan Kota Makassar.
Proseding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan.
Makassar.
Joni, Pranoto, dkk. 2014. Laporan Praktikum Mikrobiologi Pemeriksaan Air.
Departemen Biologi. Universitas Indonesia. https://docplayer.info/64872642-
Scb-laporan-praktikum-mikrobiologi-pemeriksaan-air-haris-oktavianto.html
(diakses pada 1 Juni 2021).

Anda mungkin juga menyukai