Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI I

NERACA MASSA

Silvia Permata Bunda


05031182227015
B/3

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Neraca massa merupakan perhitungan semua bahan yang ada dalam proses.
Ada kalanya bahan yang dikenakan proses berubah bentuk menjadi senyawa lain
atau menjadi konsumsi dalam sistem itu, tetapi jumlah massanya tidak berubah.
Massa yang tumbuh dan massa yang terambil diartikan bila terjadi reaksi kimia,
maka bahan yang satu bisa terambil dan membentuk senyawa lain.
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Pelarut
yang umum digunakan adalah air. Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut dan
pelarut, dikenal adalah konsentrasi. Zat terlarut merupakan komponen yang
jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam
jumlah yang banyak. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada
temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan
tidak jenuh Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam
larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada
temperatur tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut. Pada neraca masssa dipelajari tentang menghitung konsentrasi suatu
larutan. Namun terlebih dahulu dilakukan pencampuran, pengenceran dan
pemanasan. Massa yang masuk ke dalam suatu sistem harus keluar meninggalkan
sistem tersebut atau terakumulasi di dalam sistem. Konsekuensi logis hukum
kekekalan massa ini memberikan persamaan dasar neraca massa :[massa masuk] =
[massa keluar] + [akumulasi massa] (Munawaroh et al., 2020). Pada umumnya,
neraca massa dibangun dengan memperhitungkan total massa yang melalui suatu
sistem.

1.2. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui pengertian neraca
massa, untuk mengetahui Langkah-langkah penyusun neraca massa dan untuk
mengetahui aplikasi neraca massa dalam pengolahan makanan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Garam

Garam alami mengandung senyawa magnesium klorida, magnesium sulfat,


magnesium bromida, dan senyawa runut lainnya. garam adalah senyawa Ionik
yang terdiri dari ion positif (Kation) dan Ion negatif (anion), sehingga membentuk
senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan
basa. Komponen anion dan kation dapat berupa senyawa organik seperti klorida
(clˉ), dan juga senyawa organik seperti asetat (CHзCOOˉ), serta ion monoatomik
seperti fluorida(Fˉ), serta ion poliatomik seperti sulfat (SO4²ˉ). Kualitas garam
bergantung pada kadar kandungan NaCl dalam garam. sedangkan kandungan
NaCl dalam garam bergantung pada seberapa pekat air laut yang akan di proses
menjadi garam dan lokasi dari mana air laut tersebut di ambil. Garam secara
umum yang diartikan sebagai bahan masakan atau bumbu dapur adalah garam
meja dengan unsur kimia natrium klorida dalam istilah ilmu kimia dengan sebutan
NaCl (Hoiriyah, 2019).

2.2. Hukum kekekalan massa


Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa dalam dalam suatu sistem yang
tetap dan dapat ditentukan volumenya maka massa sistem tersebut tidak berubah.
Massa zat yang diperoleh sebelum dan sesudah reaksi akan menghasilkan nilai
massa yang sama atau tetap konstan. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa
materi tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, tapi hanya berubah bentuk dari
satu wujud ke wujud lainya. Prinsip ini berlaku dalam proses pengolahan pangan,
dimana total input bahan yang masuk ke dalam suatu proses pengolahan akan
sama dengan total outputnya, yang terjadi perubahan wujud dari bahan yang
masuk dan yang keluar. Prinsip ini dikenal dengan istilah kesetimbangan
massa/materi (massa/material balance). Volume kontrol sistem hukum kekekalan
massa (sistem volume atur) massa melewati batas sistem berlaku prinsip yaitu
jumlah massa masuk sama dengan jumlah massa yang keluar keseimbangan

2
Universitas Sriwijaya
massa digunakan untuk pemecahan masalahnya yang meyatakan input dan
output dalam hal variabel parameter terukur. (Dermawan et al., 2019).

2
Universitas Sriwijaya
3

2.3. Larutan
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Pelarut
yang umum digunakan adalah air. Untuk menyatakan banyaknya zat terlarut dan
pelarut, dikenal adalah konsentrasi. Zat terlarut merupakan komponen jumlahnya
sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang
banyak. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur
tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan tidak jenuh
Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih
banyak dari pada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperatur
tersebut. Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya.
Untuk menyatakan komposisi larutan maka digunakan istilah konsentrasi larutan
yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Jumlah
terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang
berbeda, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih
suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu
sama dengan tekanan udara luar (Putri et al., 2017).

2.4. Neraca Massa


Neraca massa merupakan penerapan dari prinsip kekekalan massa pada
satuan proses. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa “massa tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dirubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain”. Neraca massa juga diartikan sebagai suatu perhitungan yang
tepat dari semua bahan-bahan yang masuk, yang terakumulasi dan yang keluar
dalam waktu tertentu. Prinsip dasar neraca massa yaitu massa masuk sama dengan
massa keluar. Pernyataan tersebut sesuai dengan hukum kekekalan pada massa
yakni massa tidak dapat dijelmakan atau dimusnahkan. Prinsip dasar yang
digunakan apabila dalam suatu proses tidak ada akumulasi massa dalam peralatan
prosessing, maka jumlah bahan yang masuk akan sama dengan jumlah bahan
keluaran, hal ini berarti tidak adanya bahan yang hilang dan tidak ada
penambahan bahan-bahan dari luar. Prinsip umum neraca massa adalah membuat
sejumlah persamaan-persamaan yang saling tidak tergantung satu sama lain,

Universitas Sriwijaya
3

dimana persamaan-persamaan tersebut jumlahnya sama dengan jumlah komposisi


massa yang tidak diketahui (Alexander, 2018).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu Dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu, 15 Febuari 2023 pukul 14.30 WIB
sampai dengan 16.00 WIB, di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum neraca massa yaitu 1) erlenmeyer, 2)
gelas beker, 3) kompor gas, 4) penganduk kaca dan 5) pipet.
Bahan yang digunakan dalam praktikum neraca massa yaitu 1) air dan 2)
garam.

3.3. Cara Kerja


Cara kerja dari praktikum kali ini adalah:
3.3.1. Menentukan konsentrasi hasil pengamatan
1. Sampel yang akan diukur nilai viskositasnya dimasukkan ke dalam sample
kontainer .
2. Pasang spindle yang telah disesuaikan dengan sampel pada viskometer.
3. Viskometer dinyalakan terlebih dahulu, lalu pilih kecepatan rotor dan jenis
spindle yang akan digunakan pada panel.
4. Catat hasil pengukuran viskometer terhadap sampel.
5. Ulangi perlakuan terhadap setiap sampel yang akan diuji.
3.3.2. Menentukan konsentrasi proses pengenceran
1. Diambil 15 gram larutan NaCl 10%.
2. Ditambahkan 50 gram air aduk sampai rata.
3. Ditimbang kemudian hitung konsentrasi akhir larutan tersebut.
3.3.3. Menetukan konsetrasi
1. Diambil 15 gram larutan NaCl 10%.
2. Dipanaskan larutan tersebut selama 2 menit.
3. Ditimbang, kemudian hitung konsentrasi akhir larutan tersebut

4
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Neraca Massa Pada Garam
No Pengamatan Volume (mL) Massa awal Massa akhir Konsentrasi
1 Garam 5% 100 mL 5 101,11 5
Garam 10% 100 mL 10 105,34 10
2 Garam 5% 10,01
20,04 7,5
Garam 10% 10,03
3 Garam 5% 15,01
34,86 7,9
Garam 10% 20,01
4 Garam 5% 15,03
64,63 2,3
Air 50,03
5 Garam 10% 15 14,71 10,64

4
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Praktikum satuan operasi kali ini membahas tentang neraca massa.
Pengamatan pada praktukum ini bertujuan untuk mengetahui pengertian neraca
massa, mengetahui langkah-langkah penyusunan neraca massa, dan mengetahui
pengaplikasi neraca massa dalam pengolahan makanan. Prinsip dasar neraca
massa yaitu massa masuk sama dengan massa keluar. Neraca massa digunakan
untuk melihat jumlah aliran bahan yang masuk dan keluar dalam suatu proses
berdasarkan hukum kekekalan massa, yaitu jumlah aliran masuk sama dengan
jumlah aliran keluar. Prinsip ini berlaku juga dalam proses pengolahan pangan,
dimana total input bahan yang masuk kedalam suatu proses pengolahan hasilnya
akan sama dengan total outputnya, yang terjadi hanyalah perubahan wujud dari
bahan yang masuk dan yang keluar, prinsip ini dikenal dengan istilah
kesetimbangan massa neraca yang telah kita lakukan di praktikum ini
(Adhamatika et al., 2023).
Berdasarkan tabel hasil pengamatan konsentrasi garam 5% dan garam
konsentrasi 10% menghasilkan massa awal, massa akhir, dan konsentrasi yang
berbeda. Faktor yang mempengaruhi terjadinya hilang massa yaitu, suhu, dan
human error. Dimulai dari suhu, bahan cair akan mudah sekali menguap ketika
terkena suhu tinggi, yang kedua human error, ini merupakan salah satu faktor
yang mengakibatkan hilang massa dimana ketika proses pembuatan ada bahan
yang tumpah atau bahan yang berceceran sehingga massa dari bahan berkurang.
Pengaruh perbedaan besarnya konsentrasi awal pada garam berbeda dengan
konsentrasi akhir terhadap pencampuran dan pengenceran larutan disebabkan oleh
konsentrasi suatu larutan komposisinya menunjukkan dengan jelas perbandingan
jumlah zat terlarut terhadap pelarut. untuk membuat konsentrasi elektrolit konstan
perlu ditambahkan larutan dalam hal ini adalah H 2O atau aquades. Konsentras
yang semakin tinggi yaitu gabungan antara NaCl dan H2O akan menyebabkan
kadar hidrogen dan asam yang terbentuk semakin tinggi (Putri et al., 2017).
Secara teoritis semakin besar nilai konsentrasi larutan maka energi yang
digunakan larutan untuk mencapai kenaikan suhu yang ditentukan semakin kecil
sehingga waktu yang diperlukan larutan untuk mencapai suhu tertentu akan
semakin kecil. Perhitungan di dapat hasil yang berbeda karena hasil didasarkan

8
Universitas Sriwijaya
pada massa dan konsentrasi awal karena yang telah di tentukan (Suharti et al.,
2019).
BAB 5
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa “massa tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dirubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lain”.
2. Prinsip dasar neraca massa yaitu massa masuk sama dengan massa keluar.
3. Konsentrasi garam 5% dan garam konsentrasi 10% pada praktikum ini
menghasilkan massa awal, massa akhir, dan konsentrasi yang berbeda.
4. Faktor yang mempengaruhi terjadinya hilang massa yaitu, suhu, dan human
error, dimana saat proses pembuatan ada bahan yang tumpah atau bahan yang
berceceran sehingga massa dari bahan berkurang.
5. Jumlah terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi
panas yang berbeda, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan
tersebut.

8
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Adhamatika, A., Brilliantina, A., Sari, E. K. N., Wijaya, R., Triardianto, D. dan
Sucipto, A., 2023. Analisis Neraca Massa dan Energi Pembuatan Keripik
Kentang (Solanum tuberosum L). JUSTER: Jurnal Sains dan Terapan, 2(1),
69-76.

Alexander, M., 2018. Neraca Masa Dan Neraca Energi Pengelolaan Sampah
Terpadu–Penujah Kabupaten Tegal. Teknobiz: Jurnal Ilmiah Program Studi
Magister Teknik Mesin, 8(3), 129-138.

Dermawan, D. R., Cahya, E. N. dan Sisinggih, D., 2021. Pemodelan Numerik


Bangunan Peredam Energi Bendungan Pomalaa dengan Analisa Komputasi
Fluida Dinamis. Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources
Engineering, 12(2), 139-150.

Hadiyarti, Y. dan Akbar, I. A. R., 2018. Kajian Neraca Massa Pada Industri
Kelapa Sawit Studi Kasus di PT. Alam Tri Abadi Kec. Murung Pudak, Kab.
Tabalong, Kalimantan Selatan. Inovasi Agroindustri, 1(2), 1-11.

Hoiriyah, Y. U., 2019. Peningkatan Kualitas Produksi Garam Menggunakan


Teknologi Geomembran. Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, 6(2), 71-76.

Kurnianto, M. F., Hariono, B. dan Hartati, S., 2018. Neraca Massa, Komposisi
Kimia dan Nilai Ekonomis PengolahanAgroindustri Glukomanan. Jurnal
Ilmiah Inovasi, 18(1), 18-23.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai