KERUSAKAN PANGAN
Dicky Wirayudha
05031281924028
Shift B/kel roti
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum kali ini adalah:
Parameter Pengamatan
Objek
Pengamatan Perlakuan
Tekstur Lendir Mikroorgani
sme yang
tampak
lembek Sedikit tampak
Dengan pengemasan
Roti
keras Tidak ada Tampak
Tanpa pengemasan
4.2. Pembahasan
Pada praktikum tentang kerusakan pada pangan ini menggunakan sampel
roti dimana terdapat dua buah sampel roti yang disimpan didalam suhu ruang
selama kurang lebih 5-6 hari untuk dilihat kerusakan apa saja yang dapat terjadi
pada sampel. Sampel roti pertama adalah roti yang tidak dikeluarkan dari bungkus
plastiknya dan sampel roti kedua dikeluarkan dari bungkusnya. Dari kedua sampel
tersebut kerusakan yang terjadi adalah kerusakan secara mikroorganisme dimana
pada hasil akhir sampel roti terjadi kerusakan yang disebabkan oleh
mikroorganisme bekteri, kapang, dan jamur, yang terlihat pada sampel yaitu
adanya koloi jamur seperti noda berwarna hitam keabu-abuan yang terdapat pada
sampel rot pada roti yang berada didalam bungkusan. Sedangkan pada roti yang
tidak dibungkus tidak tampak mikroorganisme tapi dalam jangka waktu yang
lebih lama dari sampel roti yang dibungkus dengan plastik. Selain itu baik dari
segi warna dan bau dari kedua sampel amat berbeda pada sampel roti dibungkus
plastik tercium bau tengik yang menyengat yang disebabkan oleh kerusakan
kimiawi yang terjadi pada roti plastik tersebut sedangkan pada roti yang satunya
masih memiliki bau khas rotinya meskipun sudah 6 hari dan tidak tercium bauk
tengik sama sekali. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan sirkulasi udara yang
stabil menyebabkan roti tidak mudah mengalami kerusakan (Herawati, 2018).
Selain itu juga dari tekstur kedua roti tersebut amat berbeda. Untuk roti
dalam plastik masih memiliki tekstur yang lembut dan sedikit berlendir sedangkan
pada sampel roti yang tidak dibungkus plastik mengalami perubahan tekstur
menjadi keras dan kaku dimana hal ini mungkin terjadi karena roti mengalami
pengurangan kadar air menjadi lebih padat dan menyebabkan udara tidak dapat
masuk ke bagian dalam roti sehingga roti tidak mudah rusak. Hal ini bisa disebut
sebagai sistem perubahan roti terhadap lingkungan dimana lingkungna
mempengaruhi kerusakan yang terjadi pada roti. Menurut hasil pengamatan pada
kedua roti dapat dikatakan bahwa roti dalam plastik mengalami kerusakan
mikroorganisme yaitu jamur yang banyak tumbuh hinggga timbul lendir, dan
kimiawi yang ditandai oleh bau tengik yang menyengat. Sedangkan pada roti yang
tidak dibungkus mengalami kerusakan fisik karena tekstur yang keras serta sedikit
kerusakan mikroorganisme (Saragih, Sulaiman, & Martunis, 2019).
BAB 5
KESIMPULAN
Saragih, M. R., Sulaiman, I., & Martunis. (2019). Pengaruh Kemasan Plastik
Poletilen dan Polipropilen Terhadap Umur Simpan Abon Ikan Tongkol
(Katsuwonus Pelamis) Dengan Menggunakan Model Arrhenius. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Vol 4(2) : 205-214.
LAMPIRAN GAMBAR