Anda di halaman 1dari 8

Isolasi dan Identifikasi Jamur Endofit Tanaman Manggis

(Garcinia mangostana L.)


Iva Akmalasari, Endang Sri Purwati, dan Ratna Stia Dewi
Laboratorium Mikologi dan Fitopatologi Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman,
Jl. Dr. Soeparno no.63 Karangwangkal Purwokerto
E-mail address : iva782@gmail.com, ratna_stiadewi@yahoo.co.id
Diterima Maret 2013 disetujui untuk diterbitkan Mei 2013
Abstract
Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is one of Indonesia's tropical horticultural
commodities with high economic value. Mangosteen also has a lot of functions such as a producer
of a wide variety of functional compounds such as anticancer, antiviral, antibacterial and antifungal
that have some bioactive component i.e., micotoxin, enzyme, and antibiotics. The research was
carried out to investigate the endophyte fungi in mangosteen plant tissue. Endophyte fungal
isolation from mangosteen plant tissue resultsed 11 isolates which have identified Phoma sp.,
Acremonium sp., 2 isolates of Penicillium sp., Geotrichum sp., Pestalotiopsis sp., Botryosphaeria
sp., Colletotrichum sp., Chrysosporium sp., Aspergillus sp. and Blastomyces sp., and 2 isolates
have not been identified.
Key word: isolation, endophyte, fungi, mangoesteen

Abstrak
Manggis merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Manggis memiliki banyak manfaat antara lain sebagai penghasil
senyawa seperti anti kanker, anti virus, anti bacteria, dan anti fungi, karena memiliki
senyawa bioaktif seperti micotoxin, enzim, dan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui fungi endofitik pada jaringan manggis. Hasil isolasi menunjukkan bahwa ada
11 isolat yang terindikasi sebagai Phoma sp., Acremonium sp., 2 isolat Penicillium sp.,
Geotrichum sp., Pestalotiopsis sp., Botryosphaeria sp., Colletotrichum sp., Chrysosporium
sp., Aspergillus sp. dan Blastomyces sp., serta 2 isolat belum teridentifikasi.
Kata kunci: isolasi, fungi endofitik, manggis

Pendahuluan memiliki efek antioksidan tinggi.


Dijelaskan lebih lanjut oleh Subroto
Manggis (Garcinia mangostana L.) (2008) dalam Poeloengan dan Praptiwi
merupakan salah satu komoditas (2010), kulit buah manggis mempunyai
hortikultura tropis Indonesia yang bernilai sifat sebagai anti-aging, menurunkan
ekonomi tinggi karena memiliki rasa tekanan darah tinggi, menurunkan berat
yang enak, dan tekstur buah yang badan, antivirus dan juga antibakteri.
menarik. Manggis cocok ditanam di Strobel (1998) dalam Noverita et
daerah tropis basah dengan kelembaban al. (2009) menambahkan, mikroba
tinggi, suhu udara yang ideal untuk endofit adalah mikroorganisme yang
pertumbuhan manggis berada pada terdapat di dalam jaringan tumbuhan
kisaran 22-32 oC, tanah yang gembur, seperti biji, daun, buah, ranting, batang
subur dan mengandung bahan organik dan akar. Menurut Rodriguez et al.
dengan pH tanah 5-7 serta memiliki (2008), hubungan antara mikroba endofit
drainase baik dan kedalaman air tanah dan tanaman inang adalah merupakan
50-200 m (Rukmana, 1995). Menurut bentuk simbiosis mutualisme, yaitu
Poeloengan dan Praptiwi (2010), buah sebuah bentuk hubungan yang saling
manggis dapat digunakan untuk menguntungkan. Mikroba endofit
mengobati berbagai macam penyakit, memperoleh nutrisi dari tubuh tanaman
bersifat antitumor karena mengandung inang, sebaliknya tanaman inang
alfamangostin serta xanthone yang memperoleh proteksi terhadap patogen
Iva Akmalasari dkk., Isolasi dan Idenfitikasi Jamur. : 82-89 83

dari senyawa yang dihasilkan mikroba Karangrau, Kecamatan Banyumas,


endofit. Rubini et al. (2005) berpendapat, Kabupaten Banyumas.
keberadaan mikroba endofit sangat
penting bagi tanaman inang ataupun Pembuatan medium isolasi jamur endofit
keseimbangan ekologi karena dapat (Yunianto et al., 2012 dimodifikasi)
melindungi inang dari patogen, predator,
Medium yang digunakan untuk
dan meningkatkan ketahanan tanaman
pertumbuhan jamur endofit dalam
terhadap kekeringan. Menurut Radji
penelitian ini adalah Bubuk daun
(2005), mikroba endofit terdiri atas jamur
manggis 15g, Agar 15g, seluruh bahan
dan bakteri, terdapat pada sekitar
tersebut dilarutkan dengan akuades
300.000 jenis tanaman yang tersebar di
1000 ml dan dipanaskan sampai
muka bumi.
mendidih. Selanjutnya medium di
Jamur endofit dapat menghasilkan
sterilisasi dengan autoklaf selama 20
berbagai senyawa fungsional berupa
menit pada suhu 121o C, tekanan 15
senyawa antikanker, antivirus,
atm.
antibakteri, antifungi serta hormon
pertumbuhan tanaman (Noverita et al.,
Isolasi jamur endofit dari jaringan
2009). Motaal et al. (2010)
tanaman manggis (Yunianto et al.,
menambahkan, jamur endofit banyak 2012 dimodifikasi)
menghasilkan senyawa bioaktif yang
digunakan untuk meningkatkan Jamur endofit diisolasi dari
ketahanan inang dari serangan patogen. tanaman manggis (Garcinia
Menurut Kumala dan Siswanto (2007), mangostana) sehat yang diambil bagian
jamur endofit menginfeksi tumbuhan daun, akar dan batang yang muda
yang sehat pada jaringan tertentu dan karena banyak mengandung asam-asam
mampu menghasilkan mikotoksin, enzim organik dan senyawa fenol senyawa
serta antibiotik. tersebut mencegah perkembangan
Penelitian ini bertujuan untuk pathogen (Mardinus, 2006). Bagian
mengeisolasi jamur endofit yang ada daun, akar dan batang manggis
pada jaringan tanaman manggis dan kemudian dicuci dengan air mengalir
mengidentifikasi jenis jamur endofit selama 5 menit. Setelah pencucian
berdasarkan cirri makroskopis dan dilakukan sterilisasi permukaan dengan
mikroskopisnya. Hasil penelitian ini memasukkannya kedalam larutan
diharapkan bermanfaat sebagai sumber alkohol 70% selama 1 menit, NaOCl
informasi tentang keanekaragamn jenis selama 5 menit, dimasukkan alkohol 70
jamur endofit yang ada pada jaringan % selama 30 detik, dibilas dengan
tanaman manggis. akuades steril 5 detik dengan tiga kali
ulangan kemudian dikeringkan dengan
Materi dan Metode tissue steril ± 1 menit. Bagian permukaan
akar, batang dan daun disayat, bagian
Bahan yang digunakan adalah dalam permukaan daun, batang dan akar
Medium Potato Dextrose Agar (PDA), diletakkan pada medium isolasi jamur
kapas, selotape, larutan streptomycin endofit. Kontrol bagian yang hanya
1%, alkohol 70 %, NaOCl, bubuk daun disterilisasi permukaan, diinkubasi
manggis, agar batang dan akuades selama (2-14) x 24 jam, jamur endofit
steril. Alat yang digunakan adalah yang tumbuh dimurnikan pada medium
autoklaf, Laminar Air Flow, hot plate PDA.
stirrer, cawan petri, tabung reaksi, lampu
spiritus, pinset, labu Erlenmeyer, beaker Identifikasi jamur endofit
glass, bor gabus (diameter 4 mm), pipet Jamur endofit yang telah diinkubasi
tetes, alumunium foil, kompor gas, kertas selama (2-14) x 24 jam pada suhu kamar
saring, wrapping, blender, skalpel dan diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri
mikroskop. Sebagai bahan penelitian makroskopis dan mikroskopis.
digunakan bibit tanaman manggis yang Pengamatan makroskopis dengan cara
muda dan sehat diambil dari Kelurahan langsung melihat warna koloni, warna
84 Biosfera 30 (2) Mei 2013

sebalik koloni (pigmentasi koloni) dan isolat yang sudah teridentifikasi (DeG2,
pola penyebaran koloni jamur endofit. DeG3, DeG5, DeG6, BeG1, BeG2,
Pengamatan ciri-ciri mikroskopis meliputi BeG3, BeG4, AeG1, AeG2 dan AeG3)
ada tidaknya spora atau konidia, rhizoid, dan 2 isolat yang belum diketahui (DeG1
tipe hifa, bentuk spora dan konidia dan DeG4). Isolasi dari jaringan daun
dengan menggunakan mikroskop. diperoleh 6 isolat meliputi Phoma sp.,
Identifikasi jamur endofit dilakukan Acremonium sp., Penicillium sp.,
berdasarkan referensi Domsch dan Geotrichum sp., dan 2 isolat yang belum
Gams (1980), Burnett dan Hunter (1972), diketahui. Isolasi dari jaringan batang
Gandjar et al.,(1999). diperoleh 4 isolat meliputi Pestalotiopsis
sp., Penicillium sp., Colletotrichum sp.
Hasil dan Pembahasan dan Botryosphaeria sp. dan isolasi dari
jaringan akar diperoleh 3 isolat meliputi
Hasil isolasi jamur endofit dari Chrysosporium sp., Aspergillus sp.
jaringan daun, batang dan akar tanaman dan Blastomyces sp.
manggis diperoleh 13 isolat meliputi 11

DeG1 DeG2
Belum diketahui Phoma sp.

DeG3 DeG4

Acremonium sp. Belum diketahui

Deg5 DeG6
Penicillium sp. Geotrichum sp.
Iva Akmalasari dkk., Isolasi dan Idenfitikasi Jamur. : 82-89 85

BeG1 BeG2
Pestalotiopsis sp. Penicillium sp.

BeG3 BeG4
Colletotrichum sp. Botryosphaeria sp.

AeG1 AeG2
Chrysosporium sp. Aspergillus sp.

AeG3
Blastomyces sp.
Gambar 1. Karakteristik mikroskopis dan makroskopis jamur endofit dari jaringan tanaman
manggis
86 Biosfera 30 (2) Mei 2013

Figure 1. Microscopic and macroscopic characteristic of endiphytic moulds from


mangoesteen

Isolat DeG1 mempunyai ciri-ciri Isolat DeG4 mempunyai ciri-ciri


warna permukaan koloni putih, warna permukaan koloni putih,
pigmentasi koloni kuning, tipe pigmentasi koloni coklat muda, tipe
pertumbuhan koloni radial, dan tekstur pertumbuhan koloni radial, dan tekstur
permukaan koloni kasar. Hasil permukaan koloni kasar. Hasil
pengamatan mikroskopisnya hifa pengamatan mikroskopisnya mempunyai
berseptat. Isolat DeG1 belum diketahui hifa berseptat. Isolat DeG4 belum
genusnya karena tidak ditemukan diketahui genusnya karena tidak
adanya stuktur yang menunjukkan ditemukan adanya stuktur yang
karakter penanda genus. menunjukkan karakter penanda genus.
Isolat DeG2 mempunyai ciri-ciri Isolat DeG5 ciri-ciri warna
warna permukaan koloni putih keabu- permukaan koloni hijau kekuningan,
abuan, pigmentasi koloni krem keabu- pigmentasi koloni kuning, tipe
abuan, tipe pertumbuhan koloni pertumbuhan koloni radial, dan tekstur
konsentris, dan tekstur permukaan koloni permukaan koloni halus hifa berseptat,
kasar, hifa berseptat, membentuk mempunyai fialid, mempunyai metula,
klamidospora. Hasil pengamatan konidiofor, konidia satu sel berbentuk
mikroskopis dan makroskopis karakter bulat. Hasil pengamatan makroskopis
isolat DeG2 tersebut sesuai dengan dan mikroskopis isolat DeG5 sesuai
karakter yang dimiliki Phoma sp. dengan karakter yang dimiliki oleh
menurut Domsch dan Gams (1980). Penicillium sp. menurut Domsch dan
Domsch dan Gams (1980), menyatakan Gams (1980). Domsch dan Gams
bahwa Phoma sp. mempunyai warna (1980), menyatakan bahwa Penicillium
koloni agak gelap, kecoklatan sampai sp. mempunyai ciri-ciri warna koloni
hitam, pertumbuhan koloni konsentris, kuning, hijau kekuningan, hijau kebiruan
dapat membentuk piknidia, sampai hijau kecoklatan. Permukaan
klamidospora, konidia berukuran kecil. koloni halus seperti beludru atau
Isolat DeG3 mempunyai ciri-ciri terkadang seperti kapas, mengeluarkan
warna permukaan koloni putih, eksudat berwarna kuning atau hyalin.
pigmentasi koloni krem, tipe Konidiofor membentuk vesikel dibagian
pertumbuhan hifa radial, dan tekstur ujung dengan jumlah yang bervariasi
permukaan koloni kasar, hifa berseptat, tergantung spesiesnya, hifa berseptat,
mempunyai fialid, membentuk konidiofor, mempunyai fialid, metula, konidia satu
konidia satu sel berbentuk batang. Hasil berbentuk bulat atau elips.
pengamatan mikroskopis dan Isolat DeG6 mempunyai ciri-ciri
makroskopis karakter isolat DeG3 warna permukaan koloni hitam,
tersebut sesuai dengan karakter yang pigmentasi koloni hitam, tipe
dimiliki Acremonium sp. menurut pertumbuhan koloni radial, dan tekstur
Domsch dan Gams (1980) dan Gandjar permukaan koloni kasar, hifa berseptat,
et al. (1999). Domsch dan Gams (1980) mempunyai konidia (arthoconidia). Hasil
dan Gandjar et al. (1999), menyatakan pengamatan makroskopis dan
bahwa Acremonium sp. mempunyai ciri- mikroskopis karakter isolat DeG6 sesuai
ciri warna koloni putih sampai coklat, dengan karakter yang dimiliki oleh
permukaan koloni dibagian tengah Geotrichum sp. menurut Barnett dan
tampak seperti kapas, konidiofor Hunter (1972). Barnett dan Hunter
bercabang umumnya dilapisi kromafil, (1972) menyatakan bahwa, Geotrichum
mempunyai fialid. Konidia bersel satu sp. mempunyai ciri warna koloni hitam,
tampak agak menggerombol membentuk hifa berseptat, tidak mempunyai
satu kepala, bentuk konidia memanjang konidiofor, memiliki konidia
hingga bulat, hifa berseptat dan kadang- (arthoconidia).
kadang terbentuk klamidospora. Isolat BeG1 mempunyai ciri-ciri
warna permukaan koloni putih,
Iva Akmalasari dkk., Isolasi dan Idenfitikasi Jamur. : 82-89 87

pigmentasi koloni krem, tipe berseptat, membentuk appresoria dan


pertumbuhan koloni konsentris, dan hyphopodia.
tekstur permukaan koloni halus, hifa Isolat BeG4 mempunyai ciri-ciri
berseptat, konidia empat sel berbentuk warna permukaan koloni abu-abu
oval memanjang. Hasil pengamatan kehitaman, pigmentasi koloni abu-abu
makroskopis dan mikroskopis karakter kehitaman, tipe pertumbuhan koloni
isolat BeG1 sesuai dengan karakter yang konsentris, dan tekstur permukaan koloni
dimiliki Pestalotiopsis sp. menurut kasar, hifa berseptat, konidia berbentuk
Barnett dan Hunter (1972). Barnett dan oval memanjang, jumlah sel setiap
Hunter (1972), menyatakan bahwa, konidia empat. Hasil pengamatan
Pestalotiopsis sp. mempunyai ciri warna makroskopis dan mikroskopis karakter
koloni putih, konidiofor pendek, konidia isolat BeG4 sesuai dengan karakter yang
berwarna gelap atau hyalin, konidia dimiliki Botryosphaeria sp. menurut
bersel dua atau lebih berbentuk elips. Barnett dan Hunter (1972) dan Barber et
Isolat BeG2 ciri-ciri warna al. (2005). Barnett dan Hunter (1972)
permukaan koloni hijau kebiruan, dan Barber et al. (2005), menyatakan
pigmentasi koloni kuning, tipe bahwa Botryosphaeria sp. mempunyai
pertumbuhan koloni radial, dan tekstur ciri warna koloni coklat tua, piknidia akan
permukaan koloni halus hifa berseptat, muncul dalam stomata, dapat
mempunyai fialid, mempunyai metula, membentuk fialid, konidia bersel tiga
konidiofor, konidia satu sel berbentuk atau empat berbentuk elips.
bulat. Hasil pengamatan makroskopis Isolat AeG1 mempunyai ciri-ciri
dan mikroskopis isolat BeG2 sesuai warna permukaan koloni putih,
dengan karakter yang dimiliki oleh pigmentasi koloni krem, tipe
Penicillium sp. menurut Domsch dan pertumbuhan koloni konsentris, dan
Gams (1980). Domsch dan Gams tekstur permukaan koloni radial, hifa
(1980), menyatakan bahwa Penicillium berseptat, konidia satu sel berbentuk
sp. mempunyai ciri-ciri warna koloni oval. Hasil pengamatan makroskopis dan
kuning, hijau kekuningan, hijau kebiruan mikroskopis isolat AeG1 sesuai dengan
sampai hijau kecoklatan. Permukaan karakter Chrysosporium sp. menurut
koloni halus seperti beludru atau Domsch dan Gams (1980). Domsch dan
terkadang seperti kapas, mengeluarkan Gams (1980), menyatakan bahwa
eksudat berwarna kuning atau hyalin. Chrysosporium sp. mempunyai ciri
Konidiofor membentuk vesikel dibagian warna koloni putih, kuning atau hijau,
ujung dengan jumlah yang bervariasi hifa berseptat, membentuk arthoconidia,
tergantung spesiesnya, hifa berseptat, pada bagian tengah hifa dapat
mempunyai fialid, metula, konidia satu membentuk klamidospora.
berbentuk bulat atau elips. Isolat AeG2 mempunyai ciri-ciri
Isolat BeG3 mempunyai ciri-ciri warna permukaan koloni hijau,
warna permukaan koloni hitam, pigmentasi koloni krem kehijauan, tipe
sedangkan pigmentasi koloni hitam, tipe pertumbuhan koloni menyebar, dan
pertumbuhan koloni konsentris, tekstur tekstur permukaan koloni halus, hifa
permukaan koloni kasar, hifa berseptat, berseptat, mempunyai metula, vesikel,
mempunyai hyphopodia dan appresoria. konidiofor, konidia satu sel berbentuk
Hasil pengamatan makroskopis dan bulat. Hasil pengamatan makroskopis
mikroskopis karakter isolat BeG3 sesuai dan mikroskopis isolat AeG2 sesuai
dengan karakter yang dimiliki oleh dengan karakter Aspergillus sp. menurut
Colletotrichum sp. menurut Meizhu et al. Domsch dan Gams (1980) dan Barnett
(2005) dan Domsch dan Gams (1980). dan Hunter (1972). Domsch dan Gams
Meizhu et al. (2005) dan Domsch dan (1980) dan Barnett dan Hunter (1972),
Gams (1980), menyatakan bahwa menyatakan bahwa Aspergillus sp.
Colletotrichum sp. mempunyai ciri warna memiliki ciri warna koloni kuning, hijau
koloni krem, oranye, coklat dan hitam. kekuningan, hijau tua kebiruan, vesikel
pertumbuhan koloni konsentris, hifa berbentuk bulat atau elips, stipe
berwarna kuning atau hyalin, mempunyai
88 Biosfera 30 (2) Mei 2013

fialid, mempunyai konidiofor, konidia satu Kapang Tropik Umum. Yayasan


sel berbentuk bulat sampai elips. Obor Indonesia, Jakarta.
Isolat AeG3 mempunyai ciri-ciri
Kumala, S and E. B. Siswanto. 2007.
warna permukaan koloni krem,
Isolation and screening of
sedangkan pigmentasi koloni coklat, tipe
endophytic microbes from Morinda
pertumbuhan koloni konsentris, dan citrifolia and their Ability to produce
tekstur permukaan koloni halus, hifa
anti-microbial substances.
berseptat, konidia satu sel berbentuk Microbiology Indonesia, 1(3): 145-
oval. Hasil pengamatan makroskopis dan
148.
mikroskopis isolat AeG3 sesuai dengan
karakter Blastomyces sp. (Barnett dan Mardinus. 2006. Jamur Patogen
Hunter, 1972). Selanjutnya Barnett dan Tumbuhan. Andalas University
Hunter (1972), menyatakan bahwa, Press, Padang.
Blastomyces sp. mempunyai ciri warna
Meizhu, D., C. L. Schardl., E. M.
koloni putih sampai coklat, membentuk Knuckles and L.J. Vaillancourt.
sel tunas (blastospora), hifa berseptat, 2005. Using mating-type gene
konidia satu sel berbentuk bulat. sequences for improved
phylogenetic resolution of
Simpulan Collectotrichum species complexs.
Berdasarkan hasil yang didapatkan Mycologia, 97(3):641-658.
pada penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu Hasil isolasi jamur Motaal, F.F.A., M.S.M. Nassar, S.A. El-
endofit dari jaringan tanaman manggis Zayat, M.A. El-Sayed and S.Ito.
didapatkan 11 isolat yang sudah 2010. Antifungal activity of
teridentifikasi meliputi Phoma sp., endophytic fungi isolate from
Acremonium sp., 2 isolat Penicillium sp., Egiptian henbane (Hyoscymus
Geotrichum sp., Pestalotiopsis sp., muticulus). Pak. J. bot, 42(4):2883-
Botryosphaeria sp., Colletotrichum sp., 2894.
Chysosporium sp, Aspergillus sp. dan Noverita, D. Fitria dan E. Sinaga. 2009.
Blastomyces sp. dan 2 isolat belum Isolasi dan uji aktivitas antibakteri
diketahui. jamur endofit dari daun rimpang
Zingiber ottensiin Val. Jurnal
Daftar Pustaka Farmasi Indonesia, 4(4): 171-176.
Barber, P.A., T. J. Burgess, G. St. J. Poeloengan, M dan Praptiwi. 2010. Uji
Hardy, B.Slippers, P.J. Keane and Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit
M. J. Wingfield. 2005. Buah Manggis (Garcinia
Botryosphaeria species from mangostana Linn). Media Litbang
Eucalyptus in Australia are Kesehatan, XX(2): 65-69.
pleoanamorphic, producing
Dichomera synanamorphs in Radji, M. 2005. Peranan bioteknologi
culture. Mycol.Res, 109(12):1347- dan mikroba endofit dalam
1363. pengembangan obat herbal.
Majalah Ilmu Kefarmasian, II (3):
Barnett, H.L. and B.B. Hunter. 1972. 113-126.
Illustrated Genera of Imperfect
Fungi. Third Edition. Burgess Rodriguez, R.J., J.F. White, A.E. Arnold
Publishing. Company, Minnesote. and R.S Redman. 2008. Fungal
endophytes: diversity and
Domsch, K.H and W. Gams. 1980. functional roles.
Compendium of soil fungi Volume http://www.newsphytologis.org/ .16
1. Academic Press, London. April 2012.
Gandjar, I., R.A. Samson, K. Twell- Rubini, M. R., R.T. S. Ribeiro, A. W.J.
Vermeulen, A. Oetari dan I. Pomella, C. S. Maki, W. L. Araujo,
Santoso. 1999. Pengenalan D.R. Dos-Santos and J. L
Azevedo. 2005. Diversity of
Iva Akmalasari dkk., Isolasi dan Idenfitikasi Jamur. : 82-89 89

endophytic fungal community of Yunianto, P., S. Rosmalawati., I.


cacao (Theobroma cacao L.) and Rachmawati.,W. P. Suwarso And
biological control of Crinipellis W. Sumaryono. 2012. Isolation and
perniciosa, causal agent of Identification of Endophytic Fungi
Witches’ Broom Disease. Int.J. from Srikaya Plants (Annona
Biol.Sci, 1:24-33. squamosa) Having Potential
Secondary Metabolite as Anti-
Rukmana, R. 1995. Budidaya Manggis.
Breast Cancer Activity.
Kanisus, Yogyakarta.
Microbiology, 6 (1): 23-29.

Anda mungkin juga menyukai