Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II


PENGUKURAN DAN KONSENTRASI TERHADAP
VISKOSITAS FLUIDA

Dicky Wirayudha
05031281924028

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perbedaan sifat zat cair salah satunya adalah adanya perbedaan terhadap
tingkat kekentalan dari zat cair tersebut. Kekentalan atau disebut juga viskositas
merupakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Viskositas adalah gaya
gesekan internal fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida
ketika terjadi gesekan. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida
yang merupakan gesekan antara molekul-molkeul cairan satu dengan yang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengair dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Kekentalan yang dimiliki zat berbeda, hal ini bergantung
pada konsentrasi dari zat cair atau fluida tersebut. Setiap zat cair mempunyai
karakteristik berbeda antara satu zat cair dengan zat cair lain (Harjiyanti, 2016).

Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan
pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang
sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan
diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding
tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang
berubah secvara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair
akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat.
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan. Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan
viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan
molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak
sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas
cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. Penambahan gula tebu
meningkatkan viskositas air (Jayanudin, Zakiyah, & Nurbayanti, 2017).

1.2. Tujuan

1
Universitas Sriwijaya
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk untuk mengetahui pengaruh suhu dan
konsentrasi terhadap viskositas jus mangga dan jus pepaya.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Jus Buah

Definisi sari buah adalah cairan yang diperoleh dari bagian buah yang dapat
dimakan yang dicuci, dihancurkan, dijernihkan (jika dibutuhkan), dengan atau
tanpa pasteurisasi dan dikemas untuk dapat dikonsumsi langsung.Sari buah dapat
berisi hancuran buah, keruh, atau jernih. Pada sari buah hanya dapat ditambahkan
konsentrat jika berasal dari jenis buah yang sama. Jus buah menjadi dua, yaitu sari
buah yang dihasilkan langsung dari proses pengempaan, penghancuran dan
penggilingan buah dan sari buah yang dihasilkan dari konsentrat dengan
merekonstitusi konsentrat sari buah dengan air minum. Proses pembuatan sari
buah harus dapat mempertahankan sifat fisik, kimia, dan organoleptik dan
karakter zat gizi dari sari buah aslinya Jumlah air yang ditambahkan pada jus buah
tergantung pada jenis buah yang digunakan dan kepekatan sari buah yang
diinginkan. Umumnya pengenceran yang digunakan untuk jus buah adalah
sebanyak tiga sampai dengan empat kali volume sari buah, sedangkan pada jus
lidah buaya adalah 1:2 (Wisojodharmo, Fidyaningsih, & Saputra, 2018).

2.2. Viskositas

Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini
biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar
viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair
tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar
partikel zat cair. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu
jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang

2
Universitas Sriwijaya
rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi.

Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai


fluida relatif terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha
untuk mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu
alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting
dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung
melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya (Setianto, 2016).

2.3. Sifat Viskositas

Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair
memiliki kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak
goreng dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam
dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang
dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Suatu
zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan
kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara
permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita
memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-
mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat
cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan
hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa
adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola
berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya
tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin
berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut
kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan
(viskositas). Akibaat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya
perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu. Aliran viskos, dalam
berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adaalh kecil, dan
dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental
(invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran

3
Universitas Sriwijaya
viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan.untuk benda homogen
di air bisa tenggelam, melayang, dan terapung (Gunawan & Sihotang, 2017).

BAB 3

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 13 November 2020 di


Via Zoom Meeting pada waktu 13.00 WIB sampai dengan selesai.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang diperlukan antara lain 1) beaker glass, 2) termometer, dan 3)


viscometer digital.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) air, 2) jus alpukat,
3) jus anggur, dan 4) jus tomat.

3.3. Cara Kerja


Cara kerja praktikum kali ini adalah:
1. Siapkan bahan dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu 40, 60, 80, dan
100.
2. Tuang bahan kedalam beaker glass dan diukur suhunya menggunakan
termometer.
3. Hitung viskositas bahan menggunakan viscometer bandul.
4. Panaskan bahan sampai batas suhu 800C.
5. Ukur viskositas bahan yang telah dipanaskan.
6. Hasil perubahan dicatat.

4
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
A. Jus Alpukat
Tabel 1.1. Konsentrasi, Suhu, dan Viskositas Jus Alpukat
T1 T2 V1 V2
Konsentrasi %1 %2 Speed
(°C) (°C) (mPa.s) (mPa.s)
40 24 80 22,00 16,50 22,30 16,50 60
60 23 80 99,60 64,80 49,80 32,40 30
80 21 80 665,00 337,00 65,60 33,70 6

B. Jus Anggur
Tabel 1.2. Konsentrasi, Suhu, dan Viskositas Jus Anggur
T1 T2 V1 V2
Konsentrasi %1 %2 Speed
(°C) (°C) (mPa.s) (mPa.s)
40 29 80 28,00 11,80 28,10 11,80 60
60 26 80 180,60 57,00 90,30 28,50 30
80 25 80 954,00 210,00 95,40 21,00 6

C. Jus Tomat
Tabel 1.3. Konsentrasi, Suhu, dan Viskositas Jus Tomat
T1 T2 V1 V2
Konsentrasi %1 %2 Speed
(°C) (°C) (mPa.s) (mPa.s)
40 29 80 16,00 9,70 16,20 8,30 60
60 30 80 151,60 43,20 75,80 26,40 30
80 32 80 797,00 243,00 79,70 29,70 6

5
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan

Pdaa praktikum kali ini kita membahas mengenai pengukuran dan konsentrasi
terhadap viskositas fluida. Dimana pada praktikum ini kita hanya menggunakan
jus tomat sebagai bahan penguji. Pertama kita bagi jus tomat menjadi tiga
konsentrasi yaitu 40, 60, dan 80. Kemudian dari setiap konsentrasi diberi air
sampai batas 100 ml. Dan diaduk sampai homogen. Selanjutnya ukur suhu dari
masing-masing larutan menggunakan termometer. Dan ukur viskositas dengan
menggunakan viskometer digital. Disini kita menggunakan rotor satu yang
bentuknya bulat. dan lakukan hal yang sama pada setiap konsentrasi. Pada
konsentrasi 40 kita menggunakan kecepatan 60 rpm, 60 menggunakan 30, dan 80
menggunakan 6 rpm. Intinya semakin tinggi viskositasnya maka harus diukur
dengan rpm yang rendah dan kemudian dipanaskan diatas hotplate dengan suhu
800C. Dan ukur kembali viskositas dengan cara yang sama. Adapun hasil yang
didapatkan adalah konsentrasi larutan setelah dipanaskan menurun dan persentase
jus tomat berkurang serta menjadi lebih muda warnanya

Berdasarkan hasil dari praktikum ini didapati bahwa jika semakin tinggi
viskosistas yang akan diukur maka harus diukur menggunakan rpm yang rendah
karena hal itu mempengaruhi gaya gesek larutan. Selanjutnya jika suhu larutan
ditingakatkan atau dipanaskan maka ikatan molekulnya akan saling melepas dan
akan membuat viskositas dari larutan tersebut menurun secara otomatis.
Kesimpulan selanjutnya yang didapati adalah semakin tinggi konsentrasi suatu
larutan maka akan semakin tinggi pula viskositasnya. Kemudian penambahan
aquadest pada larutan dapat menurunkan tingkat viskositasnya karena volumenya
bertambah dan konsentrasinya turun. Berikut adalah hal-hal yang dapat
mempengaruhi viskositas dari suatu larutan yaitu ada empat. Pertama adalah
tekanan, tingkat viskositas suatu zat cair akan naik jika terdaat tekanan. Kedua
temperatur atau suhu, pada zat cair temperatur yang naik akan menyebabkan
tingkat viskositas turun. Ketiga adalah ukuran serta berat molekul, semakin berat

6
Universitas Sriwijaya
massa molekul benda maka semakin tinggi viskositasnya. Dan yang terakhir
adalah kekuatan kohesi, dimana makin besar kohesi semakin tinggi pula
viskositasnya dan lainnya dapat dipengaruhi banyak hal (Lumbantoruan, 2016)

BAB 5

KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Jika semakin tinggi viskosistas yang akan diukur maka harus diukur
menggunakan rpm yang rendah karena hal itu mempengaruhi gaya gesek
larutan.
2. Jika suhu larutan ditingakatkan atau dipanaskan maka ikatan molekulnya
akan saling melepas dan akan membuat viskositas dari larutan tersebut
menurun.
3. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka akan semakin tinggi pula
viskositasnya.
4. Penambahan aquadest pada larutan dapat menurunkan tingkat
viskositasnya karena volumenya bertambah dan konsentrasinya turun.
5. Hal yang dapat mempengaruhi viskositas adalah tekanan, temperatur, berat
molekul, dan besar gaya kohesi.

7
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, A., & Sihotang, D. E. (2017). Pengaruh Waktu Pemasakan dan Volume
Larutan Pemasak Terhadap Viskositas Pulp Dari Ampas Tebu. Jurnal
Teknik Kimia, Vol 18(2) 223-231.

Harjiyanti, M. D. (2016). Total Asam, Viskositas, dan Kesukaan Pada Yogurt


Drink Dengan Sari Buah Mangga (Mangifera indica) Sebagai Perisa
Alami. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol 2(2), 104-107.

Jayanudin, Zakiyah, A., & Nurbayanti, F. (2017). Pengaruh Suhu dan Rasio
Pelarut Ekstraksi Terhadap Rendemen dan Viskositas Natrium Alginat
dari Rumput Laut Cokelat (Sargassum sp). Jurnal Integrasi Proses, Vol
5(1), 107-114.

Lumbantoruan, P. (2016). Pengaruh Suhu Terhadap Viskositas Minyak Pelumas


(Oli). Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Vol 13(2),
76-86.

Setianto, Y. C. (2016). nILAI Ph, Viskositas, dan Tekstur Yogurt Drink Dengan
Penambahan Ekstrak Salak Pondoh (Salacca zalacca). Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan, Vol 3(3), 66-72.

Wisojodharmo, L. A., Fidyaningsih, R., & Saputra, D. A. (2018). Pengaruh


Variasi Peptizers Terhadap Viskositas dan Sifat Fisik Kompon Karet.
Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol 17(3), 110-114.

8
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai