KERUSAKAN PANGAN
PIPIT SAVITRI
05031382126082
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan
bahan pangan melalui pengamatan secara organoleptik, kimia dan mikrobiologi.
1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Pempek
Pempek merupakan salah satu kuliner asal kota Palembang. Pempek terbuat
dari bahan dasar ikan tepung tapioka dan garam. Pempek mempunyai kandungan
nutrisi yang baik seperti karbohidrat, protein, dan lemak yang berasal dari daging
ikan dan lain-lain. Ikan yang sering digunakan dalam pembuatan pempek ini
biasanya ikan tenggiri, ikan gabus, ikan tongkol dan ikan salmon (Zein et al,
2021).
Pempek dibuat dari olahan daging ikan giling yang sebelumnya telah dikuliti
dan dipisahkan dari duri halus, banyak jenis ikan laut yang dapat di jadikan olahan
pempek seperti ikan tenggiri, ikan kakap, ikan dan ikan belida. Ikan air tawar pun
dapat diolah menjadi olahan pempek salah satunya ialah ikan gabus. Setelah
memilih jenis ikan yang akan digunakan kemudian daging ikan dicampurkan
dengan tepung sagu, penyedap dan bumbu-bumbu agar pempek yang dihasilkan
2 Universitas Sriwijaya
3
memiliki cita rasa gurih. Karena pempek dibuat dari berbagai bahan, sehingga
memiliki komposisi yang berbeda. Perbedaan adonan pempek ada pada
perbandingan antara banyaknya tepung daging ikan, dan bumbu yang dapat
mempengaruhi rasa dan tekstur pada pempek yang dibuat (Vianita, 2021).
2.3 Aspergillus Sp
Aspergillus Sp merupakan salah satu tipe mikroorganisme yang tercantum
jamur serta tercantum dalam mikroorganisme eukariotik. Fungi ini umumnya
berkembang berkoloni pada makanan, baju serta alat-alat rumah tangga. Biasa
berkembang di wilayah beriklim dingin ataupun wilayah tropis, reproduksi secara
vegetatif dengan konidia yang disebarkan oleh angin.Aspergillus Sp secara
mikroskopis dicirikan bagaikan hifa bersepta serta bercabang, konidiofora timbul
dari foot cell (miselium yang bengkak serta berdinding tebal) menandakan konidia
yang membentuk rantai bercorak hijau, gelap, ataupun coklat. Aspergillus
merupakan suatu jamur yang tercantum dalam kelas Ascomycetes yang bisa
ditemui dimana-mana. Dia berkembang bagaikan saprofit pada tumbuh-tumbuhn
yang membusuk serta ada pula di tanah, debu organik, santapan serta ialah
kontaminan yang umum ditemui di rumah sakit serta laboratorium. Aspergillus
tumbuh berkembang biak dengan pembuatan hifa ataupun tunas serta menciptakan
konidiofora pembuatan spora. Sporanya tersebar leluasa di hawa terbuka sehingga
inhalasinya tidak bisa (Manezes, 2020).
Menurut Hidayatullah (2018), Aspergillus Sp memiliki konidio spora
sebagaialat perkembangan biakan, mempunyai hifa bersekat dan bercabang,
mempunyai konidiofor ialah hifa yang berkembang tegak pada permukaan
substrat timbul dari foot cell. Secara makroskopis pada media biakan, Aspergillus
Sp hendak berkembang membentuk koloni granula, berserabut dengan beberapa
warna bergantung pada jenisnya. Aspergillus fumigatus mempunyai koloni
bercorak hijau, Aspergillus niger bercorak gelap serta Aspergillus flavus bercorak
putih ataupun kuning. Secara mikroskopis Aspergillus Sp hendak nampak
terdapatnya hifa bersekatan serta bercabang, pada bagian ujung hifa hendak
konidiofor yang wujudnya semacam bunga. Konidiofor mempunyai bagian yang
membengkak serta bundar di ujungnya yang disebut fesikel.
Universitas Sriwijaya
4
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
5 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum kali ini adalah :
Tabel Pengamatan Sensoris Kerusakan Bahan
4.1.1. Tabel Hasil Pengamatan Pempek Terbuka
6 Universitas Sriwijaya
7
Kapang - - -
Universitas Sriwijaya
8
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu mengamati kerusakan pada bahan pangan yaitu roti
tawar dan pempek. Dapat diketahui pempek mulai mengalami kerusakan pada hari
ke-2 dimulai dengan adanya pertumbuhan kapang pada pempek dan perubahan
warna dari putih menjadi putih kekuningan. Tekstur pempek yang disimpan pada
tempat tertutup lebih lembek dan terdapat lendir pada pempek. Namun, pada
pempek di tempat terbuka memiliki tekstur yang lebih keras dan mulai timbul
lendir pada hari ke-4 setelah penyimpanan. Jika pada roti tawar kerusakan terjadi
dimulai pada hari ke-2 yaitu ditandai dengam adanya perubahan warna roti dari
putih menjadi putih kekuningan. Selain itu, adanya perubahan tekstur menjadi
keras pada roti yang disimpan di tempat terbuka. Roti mulai ditumbuhi kapang
pada hari ke-4 pada tempat tertutup. Kapang yang tumbuh pada roti yaitu
Aspergillus Sp. Adanya kapang pada roti dan pempek dapat disebabkan oleh
tempat penyimpanan produk tersebut. Kapang dapat muncul jika produk disimpan
dalam lingkungan yang lembap, gelap, dan hangat dalam waktu yang lama.
Media yang digunakan untuk pengamatan mikrobiologis pada roti tawar dan
pempek yaitu media PCA. Media Plate Count Agar (PCA) digunakan sebagai
media tumbuh mikroba pada uji TPC (Total Plate Count). Sampel yang akan diuji
dilakukan pengenceran hingga 10 -16 pada pempek dan 10-6 pada roti. Koloni
paling banyak tumbuh yaitu pada pempek dengan pemgenceran 10 -5 karena tidak
dapat terhitunh sedangkan koloni paling banyak tumbuh di roti tawar yaitu pada
pengenceran 10-6. Faktor yang dapat mempengaruhi hasil perhitungan jumlah
koloni bakteri di antaranya pengenceran. Penggunaan pengenceran dapat
mengurangi kerapatan pertumbuhan koloni bakteri dari sampel. Pada uji pH roti
tawar mrngalami penurunan pH pada hari ke 4 menjadi asam yaitu 5,5 pada roti
tawar yang disimpan di tempat tertutup dan pH 6 pada roti tawar yang disimpan di
tempat terbuka. Sedangkan pada pH pempek terjadi kenaikan pH pada pempek
yang disimpan pada tempat tertutup menjadi 8 dan pH pempek di tempat terbuka
tetap. PH pada pempek dapat disebabkan adanya aktivitas mikroba yang
mendegradasi protein menjadi asam amino dan terdegradasi lebih lanjut menjadi
gas ammonia (NH3), hidrogen sulfida (H2S), nitrogen oksida (NO) dan sulfur
dioksida.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
9 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Arini, Ldd 2017. Faktor Penyebab Dan Karakteristik Makanan Kadaluarsa Yang
Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Masyarakat. Jitipari (Jurnal Ilmiah
Unisri Teknologi Pangan Dan Industri) , 2 (1).
Asiah, N., Cempaka, L., Ramadhan, K., & Matatula, S. H. 2020. Prinsip Dasar
Penyimpanan Pangan Pada Suhu Rendah.
Hidayatullah, T., Susanto, A., & Zuhroh, N. 2018. Identifikasi Jamur Rhizopus
Spdan Aspergillus Sp Pada Roti Bakar Sebelum dan Sesudah Dibakar
Yang Dijual di Alun-Alun Jombang. Journal Of Chemical Information
And Modeling, 53(9), 1689–1699.
Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004.
Huda, N., Bhernama, B. G., & Arfi, F. 2020. Literature Review: Perbandingan
Efektivitas Ekstrak Tumbuhan Sebagai Pengawet Alami Ikan, Tomat dan
Daging Ayam. Amina, 2(1), 26-32.
Pusuma, D. A., Praptiningsih, Y., & Choiron, M. 2018. Karakteristik Roti Tawar
Kaya Serat yang Disubstitusi Menggunakan Tepung Ampas Kelapa.
Jurnal Agroteknologi, 12(01), 29-42.
Rustanto, D., Anam, C., Parnanto, N.H.R., 2018. Karakteristik Kimia Dan
Penentuan Umur Simpan Roti Tawar Dengan Penambahan Kalsium
Propionat dan Nipagin. Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian, 2(2),
121-133.
Wati, R. Y. 2018. Pengaruh Pemanasan Media Plate Count Agar (Pca) Berulang
Terhadap Uji Total Plate Count (Tpc) Di Laboratorium Mikrobiogi
10 Universitas Sriwijaya
11
Zein, M., Darmawan, M.I., Lestari, E., Dan Mirja, R., 2021. Pengembangan
Produk Pempek Menggunakan Metode Value Engineering. In Semantech
(Seminar Nasional Teknologi, Sains Dan Humaniora), 3(1), 1-7.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN GAMBAR
Hari ke-1
12 Universitas Sriwijaya
13
Hari ke-4
Universitas Sriwijaya
14
Pengamatan sensoris
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya