KERUSAKAN PANGAN
1.2.Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan
bahan pangan melalui pengamatan secara organoleptik, kimia, dan mikrobiologi.
1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2 Universitas Sriwijaya
3
2.4. Roti
Roti adalah produk pangan yang cukup populer di Indonesia. Kandungan gizi
yang terdapat pada roti merupakan sumber energi yang bermanfaat bagi tubuh
apabila dikonsumsi. Roti dapat dikonsumsi langsung sehingga lebih praktis, mudah
dikonsumsi dimana dan kapan saja serta banyak disukai karena terdapat berbagai
varian rasa. Bahan baku utama pembuatan roti terdiri dari tepung, air, ragi roti, dan
garam selain itu terdapat bahan tambahan seperti susu, mentega, telur, gula, bahan
pelezat berupa coklat dan lain-lain tergantung pada jenis roti. Tepung terigu hard
wheat mampu menyerap air dalam jumlah besar sehingga mencapai konsistensi
adonan yang tepat, memiliki elastisitas yang baik untuk menghasilkan roti dengan
remah halus, tekstur lembut, dan volume besar. Roti termasuk jenis produk
makanan fermentasi yang memakai ragi untuk pengembang dan membentuk aroma.
Proses pengembangan adonan roti oleh ragi dibantu dengan penggunaan bahan lain
yaitu gula sebagai sumber energi. Ragi mempunyai enzim penting yaitu invertase
yang bertanggung jawab terhadap awal dari aktivitas fermentasi dengan merubah
gula (sukrosa) yang terlarut dalam air menjadi gula sederhana terdiri dari glukosa
dan fruktosa (Ridhani et al., 2021).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
4 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah.
Tabel 4.1.1. Pengamatan Visual
Sempel Pengamatan Pengamatan hari ke-
Visual 0 5
Pempek Warna Putih tulang Putih kekuningan
Rebus Aroma Ikan segar Berbau yang tidak sedap
Tekstur Kenyal Kejal
Lendir - Berlendir
Kapang - Terdapat kapang dan jamur
Pempek Warna Putih tulang Putih pucat
Vakum Aroma Ikan segar Asam
Tekstur Kenyal Lembut
Lendir - Terdapat lendir
Kapang - -
Roti Warna Putih kekuningan Sedikit pucat
Tawar Aroma Wangi Terdapat bau tengik
Basah Tekstur Lembut Lembut
Lendir - -
Kapang - -
Roti Warna Kuning Kecoklatan Kuning Kecoklatan
Tawar Aroma Wangi Wangi
Kering Tekstur Keras Keras
Lendir - -
Kapang - Terdapat banyak kapang
5 Universitas Sriwijaya
6
Universitas Sriwijaya
7
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai kerusakan bahan pangan dengan
menggunakan dua bahan yaitu roti dan pempek. Bahan yang digunakan memiliki
umura masa simpan yang pendek. Roti yang digunakan ialah roti tawar kering dan
roti tawar basah. Pengamatan yang dilakukan yaitu uji visual, uji ph, serta uji
mikroba pada sampel. Pengamatan dilakukan menjadi beberapa jenis yaitu
pengamatan kerusakan mikrobiologis sample, pengamatan fisik dan kimia, serta
pengamatan mekanis. Uji mikroba pada pempek vakum maupun pempek rebus di
hari ke 0 setelah dilakukannya pengenceran memiliki banyak sekali bakteri dan tak
terhingga untuk dihitung yang menandakan banyaknya mikroba. Uji mikroba pada
roti tawar kering di hari ke 0 memiliki 24 koloni dan di hari ke 5 mengalami
peningkatan yaitu sebanyak 141. Uji mikroba pada roti tawar kering di hari ke 0
sebanyak 39 koloni dan di hari ke 4 sebanyak 180 koloni. Peningkatan jumlah
mikroba dikarenakan jamur Aspergillus sp yang tumbuh dari nutrisi yang terdapat
pada roti karena mengandung pati yang dihidrolisis menjadi gula sederhana.
Uji pengamatan visual pada roti tawar kering tidak menunjukkan perubahan
aroma, warna, dan tekstur dari hari 0 ke hari 5 tetapi pada roti kering terjadi
penumbuhan kapang, sedangkan pada roti tawar basah tidak terjadi penumbuhan
kapang di hari ke 5 tetapi mengalami perubahan warna menjadi sedikit pucat yang
awalnya putih kekuningan, aroma yang agak bau dari wangi, dan tekstur yang tidak
berubah. Pengamatan visual pada pempek rebus mengalami banyak sekali
perubahan serta tumbuh kapang pada hari ke 5 yaitu perubahan warna menjadi putih
kekuningan, berbau tak sedap, tekstur yang berubah, serta tumbuh lendir padap
pempek, sedangkan pada pempek vakum terjadi perubahan pada aroma, warna,
tekstur serta pempek menjadi berlendir tetapi pada pempek vakum tidak terjadinya
penumbuhan kapang. Pempek yang dikemas dengan vakum memiliki tingkat udara
oksigen paling sedikit sehingga pempek vakum memiliki umur simpan yang lebih
lama dibandingkan pempek yang disimpan di dalam toples biasa. Uji pH pempek
vakum dan pempek rebus mengalami sama sama penurunan pH di hari ke 5 pH
pempek rebis dari pH 7,4 ke pH 5,75 dan pempek vakum pH 6,93 ke pH 4,58.
Penurunan pH pada pempek menunjukkan kedua pempek sama-sama terbentuk
bakteri yang banyak sehingga tak bisa dihitung dengan sempurna.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
8 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Ashan, H. R., Nasrul, E., dan Djamal, A. A. 2020. Aspergillus Sp. Pada Ulkus
Kornea. Jurnal Human Care, 5 (2), 461-466.
Rampa, E., Patiung, B. J., dan Sinaga, H. 2022. Identifikasi Jamur Aspergillus sp.
Pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea L) yang Dijual di Pasar Youtafea
Kota Jayapura Papua. Jurnal Pendidikan Biologi, 7 (1), 131-138.
Ridhani, M. A., Vidyaningrum, I. P., Akmala, N. N., Fatihatunisa, R., Azzahro, S.,
dan Aini, N. 2021. Potensi Penambahan Berbagai Jenis Gula terhadap Sifat
Sensori dan Fisikokimia Roti Manis. Pasundan Food Technology Journal,
8 (3), 61-68.
Riyanto, E. F., Nurjanah, A. N., Ismi, S, N., Suhartati, R. 2019. Daya Hambat
Ekstrak Etanol Bunga Telang (Clitoria Ternatea L) terhadap Bakteri
Perusak Pangan. Jurnal Kesehatan Bakti Husada, 19 (2), 219-225.
Rorong, J. A., dan Wilar, W. F. 2020. Keracunan Makanan Oleh Mikroba, Techno
Science Journal, 2 (2), 47-60.
9 Universitas Sriwijaya