ABON
(Euthynnus affinis)
Disusun Oleh :
Nama : Tanty Sulistiani Widodo
NRP : 113020116
Kelompok :E
Meja : 03 (Tiga)
Tanggal Praktikum : 22 Mei 2014
Asisten : Deni Ramdhani S. P.
Daging adalah bagian tubuh yang berasal dari ternak sapi, babi, atau domba
yangdalam keadaan sehat dan cukup umur untuk dipotong, tetapi hanya terbatas
pada bagianmuskulus yang berserat, yaitu yang berasal dari muskulus skeletal
atau lidah, diafragma, jantung dan esofagus, tidak termasuk bibir, moncong,
telinga, dengan atau tanpa lemak yang menyertainya, serta bagian-bagian dari
tulang, sedangkan karkas adalah daging yang masih menempel padatulang atau
kerangkanya. Pengertian karkas itu sendiri adalah bagian tubuh hewan yang telah
disembelih, Daging adalah salah satu komoditi pertanian yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi protein dimana protein daging
mengandung susunan asam amino yang lengkap. Secara umum konsumsi protein
harga protein hewani yang relatif lebih mahal dan sumber dayanya yang terbatas.
Daging terbagi menjadi tipe daging merah dan putih, tergantung dari
Daging merah memiliki serabut otot yang halus dan mengandung banyak
Daging putih (daging ayam) memiliki serabut otot kasar dan pendek, mengandung
sedikit myoglobin dan enzim respirasi yang berhubungan dengan aktivitas otot
yang singkat dan cepat dengan frekuensi istirahat yang lebih sering serta
dengan adanya senyawa-senyawa toksik dan penurunan nilai gizi, untuk itu
(Winarno, 1993).
Daging dapat diolah dengan cara dimasak, digoreng, disate, diasap, atau diolah
menjadi produk lain yang lebih menarik seperti corned beef, sosis, dendeng, dan
abon sehingga daging dari hasil olahannya merupakan produk-produk makanan
penyimpanan. Sel-sel yang terdapat pada daging mentah masih mengalami proses
Euthynnus, spesies Euthynnus affinis. Ikan tongkol masih tergolong pada ikan
Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin .Sirip dada
melengkung, ujngnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan
perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip
punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada
tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut,
sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut
berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip
Menurut Soesanto (1979), Ikan Tongkol merupakan salah satu jenis ikan
pelagis artinya hidup di lapisan atas dari suatu perairan. Bentuk badanya
memanjang yang kedua ujungnya meruncing, mempunyai dua sirip punggung dan
7-8 finlet.Dari bentuk ikan adanya dua sirip punggung dan banyaknya finlet ini
indonesia timur dan samudra Indonesia. Termasuk ikan pelagis perenang cepat
olahan daging , salah satu cara pengawetan daging , meningkatkan nilai ekonomis
dan kulit juga lemaknya untuk menghasilkan abon yang kering dan proses
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah daging fillet ikan tongkol,
bawang merah, bawang putih, lengkuas, kunyit, jahe, santan, ketumbar, merica,
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah baskom, timbangan, piring,
(2) Pembahasan.
maka diperoleh hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
3.2. Pembahasan
daging dan ikan menjadi produk abon dapat diketahui bahwa produk yang
dihasilkan dari berat basis 200 gram adalah sebanyak 127,9 gr dengan % produk
adalah sebesar 63,9 %. Berdasarkan sifat organoleptik abon memiliki coklat tua,
Abon adalah makanan yang terbuat dari daging yang disuwir atau telah
dipisahkan seratnya, kemudian ditambah bumbu dan digoreng. Daging sapi dan
daging kerbau adalah daging yang umum digunakan dalam pembuatan abon.
Menurut Sumarsono et al., 2008, penggunaan kantong plastik yang ditutup rapat
sehingga abon dapat disimpan beberapa bulan dalam suhu kamar. Umur simpan
abon sapi dapat mencapai lebih dari 60 hari dan memiliki rasa yang khas sehingga
yang digoreng maupun minyak gorengnya. Suhu penggorengan yang lebih tinggi
dari pada suhu normal (168-1960C) maka akan menyebabkan degradasi minyak
goreng yang berlangsung dengan cepat (antara lain penurunan titik asap). Proses
penggorengan pada suhu tinggi dapat mempercepat proses oksidasi. Lemak pada
daging dan pada abon dapat menyebabkan terjadinya oksidasi. Hasil pemecahan
ikatan rangkap dari asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak bebas yang
merupakan sumber bau tengik. Adanya antioksidan dalam lemak seperti vitamin E
adanya prooksidan seperti logam-logam berat (tembaga, besi, kobalt dan mangan)
serta logam porfirin seperti pada mioglobin, klorofil, dan enzim lipoksidasi lemak
Bawang merah (Allium ceva var. ascalonicum) berfungsi sebagai aroma pada
senyawa sulfur yang akan menimbulkan bau jika sel bawang merah mengalami
merupakan umbi lapis yang terdiri dari siung-siung bernas, utuh, segar dan bersih.
antiseptik dari senyawa alliin atau alisin yang akan diubah menjadi asam piruvat,
Fungsi garam dalam produk olahan daging adalah sebagai cita rasa,
Penambahan garam pada produk kering sebaiknya tidak kurang dari 2%, karena
konsentrasi garam yang kurang dari 1,8% akan menyebabkan rendahnya protein
yang terlarut (Usmiati dan Priyanti, 2008). Poulanne et al.. (2001) menyatakan
selain itu garam merupakan bahan penting dalam pengolahan daging, memiliki
kontribusi dalam daya ikat air, warna, ikatan lemak dan rasa.
Penambahan garam dapat meningkatkan ion-ion tembaga, mangan dan besi.
senyawa ketengikan yang terbentuk akan bereaksi dengan asam amino. Reaksi
antara ketengikan dan asam amino disebabkan karena adanya ion-ion logam
dalam Kristal garam yang dapat membentuk pirazin yang membentuk reaksi
Fungsi gula dalam pembuatan abon adalah sebagai penambah cita rasa serta
salah satu komponen pembentuk warna coklat yang diinginkan pada hasil akhir
produk abon sapi (Sianturi, 2000). Kandungan gula yang tinggi dapat berperan
sebagai penghambat proses oksidasi dan ketengikan, salain itu penambahan gula
kedalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi akan menurunkan kadar air
yang tersedia untuk pertumbuhan miroorganosme dan aktivitas air (a w) dari bahan
santin oksidase sehingga bersifat antitumor. Minyak atsiri ringpang lengkuas yang
konsentrasi 100 ppm dan 1000 ppm aktif menghambat pertumbuhan bakteriE.
coli dengan diameter hambatan sebesar 7 mm dan 9 mm, sedangkan terhadap
Tekstur abon tradisional yang cendrung lebih kasar dari pada abon modern
prosesor yang membuat serat dari daging terpisah seluruhnya. Warna abon sendiri
lebih banyak dipengaruhi oleh seberapa banyak penggunaan gula dan lama
penggorengan abon itu sendiri. Umumnya abon yang baik dicirikan dengan warna
coklat kekuningan, sehingga abon yang berwarna selain itu kurang disukai.
Kecendrungan rasa abon yang lebih disukai adalah rasa manis yang terjadi
akibat penambahan gula pada proses pemasakan. Karena bumbu yang digunakan
sama, maka berdasarkan uji hedonik dan uji mutu hedonil tidak terlalu berbeda
citarasa dari abon yang dibuat. Abon tradisional memiliki nilai yang lebih tinggi
sedikit dibandingkan dengan abon modern, hal ini mungkin disebabkan karena
pada waktu pemasakan lebih banyak air yang ditambahkan untuk abon modern
dari pada abon tradisional. Secara kenampakan umum, baik abon yang diproses
secara modern ataupun secara tradisional bisa diterima oleh masyarakat. Hal ini
dicerminkan dengan nilai yang diperoleh dari kedua buah jenis abon yang tidak
terlalu signifikan.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
daging dan ikan menjadi produk abon dapat diketahui bahwa produk yang
dihasilkan dari berat basis 200 gram adalah sebanyak 127,9 gr dengan % produk
adalah sebesar 63,9 %. Berdasarkan sifat organoleptik abon memiliki coklat tua,
4.2. Saran
Surakartra, Surakarta.
http://perdanaangga.wordpress.com/2009/06/04proses-pembutan-abon-dan-
Purnomo. (1997). Studi tentang stabilitas protein daging kering dan dendeng
Brawijaya, Malang.
Sianturi, R. (2000). Kandungan gizi dan palatabilitas abon daging sapi dengan
Winarno, F.G. 1994. Kimia Pangan dan Gizi. P.T. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Perhitungan Abon
Diketahui: Basis= 200 gram
63,74
1. Ikan tongkol (63,74% )= 100 x 200 = 127,48 gram
4,2
2. Bawang merah (4,2%) = 100 x 200 = 8,4 gram
1,4
3. Bawang putih (1,4 %) = 100 x 200 = 2,8 gram
1,4
4. Lengkuas (1,4%) = 100 x 200 = 2,8 gram
0,47
5. Kunyit (0,47 % ) = 100 x 200 = 0,94 gram
0,47
6. Jahe (0,47 %) = 100 x 200 = 0,94 gram
1,4
7. Ketumbar (1,4 %)= 100 x 200 = 2,8 gram
0,09
8. Merica (0,09%) = 100 x 200 = 0,18 gram
21
9. Gula (21%) = 100 x 200 = 42 gram
1,4
10. Sereh (1,4 %) = 100 x 200 = 2,8 gram
2,8
11. Garam (2,8 %) = 100 x 200 = 5,6 gram
1,4
12. Sereh (1,4%) = 100 x 200 = 2,8 gram
0,23
13. Daun jeruk (0,23 %) = 100 x 200 = 0,0,46 gram
w produk
% Produk = basis x 100%
127,9
= 200 x 100% = 63,9 %
LAMPIRAN DISKUSI
1. Konsep pengawetan apa yang ada dalam produk tersebut !
Jawab :
Penggorengan
dengan minyak, bisa juga menggunakan santan kelapa yang kental. Aduk-
aduk sampai kering (terasa ringan bila daging diaduk-aduk) dan berwarna
kuning kecokelatan.
Pengepresan