PENGEMASAN
MATERI UJI PENGAMATAN SENSORIK PADA BAKSO
HALAMAN JUDUL
Oleh :
Kelompok 3 (3A)
M Yusril Habibie (361841333004)
Ferdi Indra Dwiyanto (361841333008)
Putri Shabrina Muchsin (361841333010)
Arum Primasari (361841333015)
Laily Tahajjudy (361841333018)
Pujo Prawono (361841333023)
Pada saat baru diproduksi, mutu produk dianggap dalam keadaan 100%, dan akan
menurun sejalan dengan lamanya penyimpanan atau distribusi. Selama penyimpanan dan
distribusi, produk pangan akan mengalami kehilangan bobot, nilai pangan, mutu, nilai uang,
daya tumbuh, dan kepercayaan (Rahayu et al. 2003).
Penggunaan indikator mutu dalam menentukan umur simpan produk siap masak atau
siap saji bergantung pada kondisi saat percobaan penentuan umur simpan tersebut dilakukan
(Kusnandar2004). Hasil percobaan penentuan umur simpan hendaknya dapat memberikan
informasi tentang umur simpan pada kondisi ideal, umur simpan pada kondisi tidak ideal, dan
umur simpan pada kondisi distribusi dan penyimpanan normal dan penggunaan oleh
konsumen. Suhu normal untuk penyimpanan yaitu suhu yang tidak menyebabkan kerusakan
atau penurunan mutu produk. Suhu ekstrim atau tidak normal akan mempercepat terjadinya
penurunan mutu produk dan sering diidentifikasi sebagai suhu pengujian umur simpan
produk (Hariyadi 2004a).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan mutu produk pangan. Floros
dan Gnanasekharan (1993) menyatakan terdapat enam faktor utama yang mengakibatkan
terjadinya penurunan mutu atau kerusakan pada produk pangan, yaitu massa oksigen, uap air,
cahaya, mikroorganisme, kompresi atau bantingan, dan bahan kimia toksik atau off flavor.
Faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penurunan Mikroorganisme
menghendaki aw minimum agar dapat tumbuh dengan baik, yaitu untuk bakteri 0,90, kamir
0,80−0,90, dan kapang 0,60−0,70 (Winarno 1992).
Prabhakar dan Amia (1978) menyatakan, pada aw yang tinggi, oksidasi lemak
berlangsung lebih cepat dibanding pada aw rendah. Kandungan air dalam bahan pangan,
selain mempengaruhi terjadinya perubahan kimia juga ikut menentukan kandungan mikroba
pada pangan. Selain kadar air, kerusakan produk pangan juga disebabkan oleh ketengikan
akibat terjadinya oksidasi atau hidrolisis komponen bahan pangan.
Tabel 3. Perhitungan Pendugaan Umur Simpan Bakso ayam Berdasarkan Parameter Aroma
Pada Suhu 4oC
6
ordo 0
5
f(x)==0.7
R² 0.02 x + 2.08
4
aroma
3
2
1 f(x) = 0 x + 0.74
R² = 0.54
0
0 50 100 150 200 250 300 350
lama penimpanan
Gambar 1. Grafik
Tabel 4. ln Aroma pada penyimpanan suhu 25oC
Gambar 2. Grafik ln
1/T
0
0 0 0 0 0 0 0 0
-1
Gambar 3. Grafik
korelasi ln k terhadap
-2 1/T
ln b = ln k
Pada tabel prediksi umur simpan diatas diketahui bahwa umur simpan bahan bakso ayam,
pada suhu 25oC (suhu ruang) dihasilkan 217 jam (9 hari) sedangkan pada suhu refrigerator
(4oC) dihasilkan 294 jam (12 hari). Jadi dapat diketahui aroma yang cepat atau dikatakan
cepat membusuk yakni pada penyimpanan suhu ruang (25oC).
BAB V
PENUTUP
Gaffar, R. 1998. Sifat fisik dan palatabilitas bakso daging ayam dengan bahan pengisi
tepung sagu dan tepung tapioka. Skripsi. Fakultas Peternakan, InstitutPertanian Bogor,
Bogor.
Hariyadi, P. 2004a. Prinsip-prinsip pendugaanmasa kedaluwarsa dengan metode AcceleratedShelf Life Test.
Pelatihan Pendugaan WaktuKedaluwarsa (Self Life). Bogor, 1−2 Desember2004. Pusat Studi Pangan dan Gizi,
InstitutPertanian Bogor.
Institute of Food Science and Technology. 1974.Shelf life of food. J. Food Sci. 39: 861−865.
Kusnandar, F. 2004. Aplikasi program computersebagai alat bantu penentuan umur simpanproduk pangan:
metode Arrhenius. PelatihanPendugaan Waktu Kedaluwarsa (Shelf Life)Bahan dan Produk Pangan. Bogor,
1−2Desember 2004. Pusat Studi Pangan dan Gizi,Institut Pertanian Bogor.
Rahayu, W.P., H. Nababan, S. Budijanto, dan D.Syah. 2003. Pengemasan, Penyimpanan danPelabelan. Badan
Pengawasan Obat danMakanan, Jakarta.
Floros, J.D. and V. Gnanasekharan. 1993. Shelflife prediction of packaged foods: chemichal,biological, physical,
and nutritional aspects.G. Chlaralambous (Ed.). Elsevier Publ.,London