TEKNOLOGI PANGAN
ABON AYAM
2. Ir.Hj.Ermina Syainah, MP
3. Rahmani, STP., MP
Di susun oleh:
Muhammad Ainorridho
P07131116112
PENDAHULUAN
Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil
pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya.
Untuk memilih daging ayam yang baik ada beberapa ciri yang harus
diperhatikan. Yaitu daging memiliki warna putih keabuan dan cerah. Warna kulit
ayam biasanya putih kekuning-kuningangan dan bersih. Jika disentuh daging terasa
lembab tidak lengket. serat daging ayam halus, mudah dikunyah dan digiling, mudah
dicerna, serta memiliki flavor lembut. Aroma daging ayam tidak menyengat, tidak
berbau amis, dan tidak busuk.
Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat, semakin tua usia
hewan , susunan jaringan ikat semakin banyak, shg daging yang dihasilkan semakin
liat
Jika ditekan dengan jari daging sehat akan memiliki konsistensi kenyal/padat
Warna daging bervariasi, tergantung dari jenis secara genetik dan usia, ex daging
sapi potong lebih gelap dari pada daging sapi perah, daging sapi muda lebih pucat
daripada daging sapi dewasa.
Kualitas daging dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu hewan masih
hidup maupun setelah dipotong :
Pada waktu hewan hidup faktor penentu adalah cara pemeliharaan, yang meliputi
pemberian pakan dan tatalaksana pemeliharaan dan kesehatan hewan
Juga dipengaruhi oleh pengeluaran darah pada waktu hewan di potong dan
kontaminasi sesudah hewan dipotong.
Dengan demikian mempengaruhi daya simpan daging tersebut. Bau rasa tidak
normal, biasanya akan segera tercium sesudah hewan dipotong,
1. Hewan sakit, terutama yg menderita radang bersifat akut pd organ dalam, akan
menghasilkan daging yg berbau seperti mentega tengik.
2. Hewan dalam pengobatan, terutama dengan pemberian antibiotik, akan
menghasilkan daging yg berbau obat-obatan.
3. Warna daging tidak normal, tidak selalu memebahayakan konsumen, namun
mengurangi selera konsumen.
4. Konsistensi daging tidak normal, daging yg tidak sehat mempunyai kekenyalan
rendah (jk ditekan dengan jari akan terasa lunak) apalagi diikuti dengan
perubahan warna yg tidak normal, mk daging tersebut tidak layak untuk
dikonsumsi.
5. Daging busuk, dapat mengganggu kesehatan konsumen, karena menyebabkan
gangguan saluran pencernaan, pembusukan dapat disebabkan krn penanganan yg
kurang baik pada waktu pendinginan, sehingga aktivitas bakteri pembusuk
meningkat.
1.2 Tujuan
1. Untuk membuat produk abon ayam.
2. Untuk menghitung rendemen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi,
kerbau, ayam, ikan laut) yang disuwir-suwir dengan berbentuk serabut atau
dipisahkan dari seratnya. Kemudian ditambahkan dengan bumbu-bumbu
selanjutnya digoreng. Dalam SNI 01-3707-1995 disebutkan abon adalah suatu
jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus disayat-sayat,
dibumbui, digoreng dan dipres.
Abon sebenarnya merupakan produk daging awet yang sudah lama dikenal
masyarakat. Data BPS (1993) dalam Sianturi (2000) menunjukan bahwa abon
merupakan produk nomor empat terbanyak diproduksi. Abon termasuk makanan
ringan atau lauk yang siap saji. Produk tersebut sudah dikenal oleh masyarakat
umum sejak dulu. Abon dibuat dari daging yang diolah sedemikian rupa sehingga
memiliki karakteristik kering, renyah dan gurih. (Suryani et al, 2007).
suwir abon
4) Masak suwiran daging ayam dengan santan kental dan bumbu-bumbu,
Kukus (empuk)
Dipres
Siap dikonsumsi
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, S. 1987. Pengaruh Tingkat Penambahan Keluwih dan Pembuatan Abon
Daging Sapi Terhadap Mutu Kimia dan Organoleptik Selama
Penyimpanan.Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Petanian Bogor, Bogor.
Purnomo. 1997. Studi Tentang Stabilitas Protein Daging Kering dan Dendeng
Selama Penyimpanan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Universitas
Brawijaya, Malang.