DOSEN PENGAMPU :
Kusrini Wulandari,SKM.,Mkes
Siti Kusumawati, SKM., DIPL.IT., M.IS.
Disusun oleh :
KELOMPOK 1
Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan
Tahun 2021
PEMBAHASAN
Abon sudah menjadi makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia karena praktis
dan tahan lama serta memiliki karakteristik kering, ringan, renyah, dan gurih (Rasman dkk.,
2018). Abon dapat siap dikonsumsi sebagai pengganti ataupun pendamping lauk. Produk
tersebut sudah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu. Abon dibuat dari daging yang diolah
sedemikian rupa sehingga memiliki karakteristik kering, renyah dan gurih. Pada umumnya
yang digunakan dalam pembuatan abon yaitu daging sapi atau kerbau (Suryani dkk, 2007).
Salah satu cara pengolahan abon dengan cara disuwir-suwir dan digoreng. Seiring dengan
berkembangnya teknologi dalam pengolahan daging, daging disuwir-suwir tidak lagi
mengunakan tangan tapi menggunakan food prosesor yang lebih efisien dalam hal
penggunaan tenaga kerja. Abon mempunyai cita rasa yang khas karena menggunakan
rempah-rempah pilihan sebagai bumbu penyedapnya. Abon dapat memiliki umur simpan
yang lama tanpa merubah cita rasa dari abon itu sendiri. Selain dibuat dari daging sapi dan
daging kerbau, abon juga dapat dibuat dari ayam, kambing, domba bahkan dibeberapa tempat
abon dibuat dari ikan.
Pada prinsipnya, abon merupakan suatu proses pengawetan, yaitu kombinasi antara
perebusan dan penggorengan dengan menambahkan bumbu-bumbu. Selain itu, proses
pembuatan abon merupakan proses pengurangan kadar air dalam bahan daging yang
bertujuan untuk memperpanjang proses penyimpanan. Untuk menghadapi tantangan
dimasa mendatang, maka Indonesia harus mampu menghasilkan produk pangan hewani
yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Keamanan pangan (food safety)
merupakan persyaratan utama untuk dapat menyediakan bahan pangan asal ternak
yang berkualitas dan aman bagi konsumen. Sistem analisis resiko bahaya yang mungkin
timbul pada setiap tahap produksi yaitu Hazard Analysis Critical Control Point
(HACCP),yang bertujuan untuk meminimalisir bahkan menghilangkan kandungan
kontaminan yang mungkin terdapat pada produk abon sapi. Hal ini dilakukan dengan
tujuan menjaga abon sapi agar menjadi produk abon sapi agar menjadi produk makanan
yang aman dari kontaminan yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
A. Produk
Jenis produk yang kami buat merupakan produk olahan dari daging sapi segar
yang diolah menjadi abon sapi. Abon sapi yang kami tawarkan adalah daging yang
telah disuwir-suwir, dibumbui, dimasak, dan kemudian digoreng. Penampilan abon
sapi ini berwarna cokelat. Karakteristik abon ini tampak seperti serat, karena
didominasi oleh serat-serat otot yang mengering. Abon ini dikemas dalam kemasan
plastik kedap udara sehingga tidak mudah terkontaminasi dan abon menjadi tahan
lama.
B. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan abon ini adalah
daging sapi segar. Daging yang kami gunakan diperoleh dengan membeli langsung
dari Rumah Potong Hewan (RPH), yang kemudian kami olah menjadi daging sapi.
Tidak sulit untuk mendapatkan bahan baku abon sapi ini, sebab banyak tersedia di
pasaran maupun Rumah Potong Hewan (RPH).
C. Proses Produksi
Pengolahan abon secara umum terdiri dari beberapa tahapan yaitu : persiapan
bahan baku, perebusan, pencabikan (pemisahan tulang dan dibersihkan dari urat),
pencampuran, pengurangan kadar air, penggorengan dan penirisan (pemisahan
minyak) dan penyimpanan.
Bahan utama :
1. Masukkan daging sapi, lengkuas, dan daun salam dalam panci lalu direbus dengan
air mendidih.
2. Jika sudah benar-benar lunak angkat dan biarkan agar dingin, lalu diiris tipis-tipis.
3. Daging sapi yang sudah diiris kemudian dipukul-pukul menggunakan alat khusus
sampai memar
4. Berikutnya suwir-suwir semua daging yang sudah dimemarkan sampai mirip
helai-helai kapas.
5. Setelah selesai, berikutnya kita rebus santan lalu masukkan suwiran daging
bersama bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan.
6. Masak hingga santan benar-benar habis dan suwiran daging terasa kering. Untuk
hasil terbaik sebaiknya dimasak dengan api sedang
Tips:
1.4 PACKING
Bahan yang paling sering digunakan dalam proses pengemasan abon adalah plastik.
Ada 2 jenis plastik yang populer untuk pengemasan abon, yaitu : plastik polietilen (PE),
dan plastik poliepropilen (PP). Kedua jenis plastik ini harganya cukup murah dan mudah
ditemukan. Plastik polietilen tahan asam, basa, lemak, minyak, dan pelarut organik.
Sedangkan plastik poliepropilen tidak menunjukan perubahan pada suhu maksimum 93oC
– 121oC dan suhu minimum (–46oC) – (–57oC). tetapi plastik polietilen memiliki
permeabilitas yang cukup tinggi terhadap gas-gas organik sehingga masih dapat terosidasi
apabila disimpan dalam jangka yang terlalu lama.
Abon adalah sebagai salah satu produk industri pangan yang memiliki standar mutu
yang telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian. Penetapan standar mutu merupakan
acuan bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang baik dan aman bagi kesehatan. Para
produsen abon hendaknya membuat produk yang memenuhi Standar Industri Indonesia
(SII) agar pemasaraannya mudah karena ada jaminan kualitas bagi konsumen.
Abon harus dikemas dalam wadah tertutup rapat dan tidak dipengaruhi dan
mempengaruhi isi, aman selama penyimpanan, dan pengangkutan. Pada kemasan
dicantumkan nama produk, berat bersih, nama, alamat perusahaan, dan ketentuan lain
yang berlaku.
CCP pada pembuatan abon adalah pada saat perebusan, perebusan tidak boleh terlalu
lama, tetapi cukup sampai titik didihnya saja, suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan
penurunan mutu rupa dan teksturbahan. Pada saat pengorengan api yang digunakan tidak
boleh terlalu besar agar bahan tidak gosong selama digoreng, bahan di aduk agar matang
secara merata.Penggorengan dilakukan sampai bahan berubah warna menjadi coklat
kekuning-kuningan.
2. bahan
Penerimaan Penerimaan Daging Sapi CCP 1 Penerimaan bahan kering dan minyak
pengemas CCP 1
Menghaluskan serat
daging
Mencampur Bumbu
Merajang Bumbu
Menggoreng abon
Pengemasan abon
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.wima.ac.id/21299/2/BAB%20I.pdf (Online,pdf) diakses pada 21 April 2021.
https://docplayer.info/72906403-Bab-1-pendahuluan-1-1-latar-belakang-1-2-rumusan-
masalah-1-3-tujuan.html (Online,pdf) diakses pada 21 April 2021.
http://duatitikenam.blogspot.com/2014/11/proposal-pembuatan-abon-sapi.html?m=1
(Online,pdf) diakses pada 21 April 2021.