Anda di halaman 1dari 14

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

“SISTEM PELAPORAN KLB/WABAH”

Dosen Pengampu:

Moh. Ichsan Sudjarno,M.Epid

Rojali,SKM,M.Epid

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Angelita Epriliana (P21345119009)

Elysa Ramdhan (P21345119022)

M. Bagus Ridho M (P21345119049)

2 DIII-A

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 2
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120
Telp. 021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769
E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id
POKOK PEMBAHASAN

1. Laporan PWS Penyakit Potensial Wabah


2. Laporan Surveilan terpadu Berbasis KLB
PEMBAHASAN

1. Laporan PWS Penyakit Potensial Wabah

Tujuan :

 Tujuan umum:

Tujuan umum dari penyelenggaraaan Surveilans Terpadu Penyakit ini adalah


untuk memperoleh informasi epidemiologi penyakit tertentu dan terdistribusinya
informasi tersebut kepada program terkait, pusat kajian, dan pusat penelitian serta unit
surveilans lain.

 Tujuan Khusus :

- Terkumpulnya data kesakitan, data laboratorium dan data KLB penyakit

- Terdistribusinya data kesakitan, data laboratorium serta data KLB penyakit


kepada unit surveilans Dinas Kesehatan Kab/Kota, unit surveilans Dinkes
Provinsi, Direktorat Jendral Pemberantasan penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan.

- Teridentifikasi adanya ancaman KLB

- Terselenggaranya peringatan kewaspadaan dini KLB

- Terselenggaranya kesiap-siagaan menghadapi kemungkinan terjadinya KLB

- Terdeteksi secara dini adanya kondisi rentan KLB

- Terdeteksi secara dini adanya KLB

- Terselenggaranya penyelidikan dugaan KLB

Sasaran :

Meliputi, beberapa penyakit menular dan penyakit tidak menular dengan variabel
menurut sumber data (puskesmas, puskesmas sentinel, rumah sakit, rumah sakit sentinel,
laboratorium, KLB penyakit dan keracunan), variabel data dan waktu (umur dan jenis
kelamin, rawat jalan-rawat inap-kematian, kunjungan kasus, total kunjungan, kelengkapan
dan ketepatan laporan).

Sumber data :

 Puskesmas meliputi 25 penyakit menular, sementara untuk;

 Puskesmas sentinel terdiri dari . Sumber data rumah sakit meliputi 25 penyakit
menular dan 2 penyakit tidak menular.

 Sumber data rumah sakit meliputi 29 penyakit menular, sementara untuk;

 rumah sakit sentinel meliputi 29 penyakit menular dan 16 penyakit tidak menular.

 Laboratorium

 Jejaring (BPM dokter)

Bahan Kajian :

 Data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB

 Kerentanan masyarakat

 Kerentanan lingkungan

 Kerentanan pelayanan kesehatan

 Ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah atau negara lain

 Sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi

Tahapan Kegiatan :

 Sarana Yankes secara aktif mengumpulkan informasi kondisi rentan KLB dari
berbagai sumber termasuk laporan perubahan kondisi rentan, oleh perorangan,
kelompok, maupun masyarakat.

 Disarana Yankes, petugas kesehatan meneliti serta mengkaji kondisi rentan KLB
 Petugas kesehatan mewawancarai pihak-pihak terkait yang patur diduga mengetahui
adanya perubahan kondisi rentan KLB

 Mengunjungi daerah yang dicurigai terhadap perubahan kondisi rentan KLB

A. Kegiatan SKD-KLB

Kegiatan ini meliputi kajian epidemiologi untuk mengidentifikasi ancaman KLB,


peringatan kewaspadaan dini KLB, peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
terhadap KLB. Kewaspadaan terhadap KLB berupa deteksi dini KLB, deteksi dini
kondisi rentan KLB serta penyelidikan dugaan adanya KLB.

1. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB

untuk mengetahui adanya ancaman KLB, maka dilakukan kajian secara


terus menerus dan sistematis terhadap berbagai jenis penyakit berpotensi KLB
dengan menggunakan bahan kajian:

a. Data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB


b. Kerentanan masyarakat, antara lain status gizi dan imunisasi
c. Kerentanan lingkungan
d. Kerenatanan pelayanan kesehatan
e. Ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah atau negara lain
f. Sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi

Sumber dara surveilans epidemiologi berpotensi KLB adalah:

a. Laporan KLB/wabah dan hasil penyelidikan KLB


b. Data epidemiologi KLB dan upaya penanggulangannya
c. Surveilans terpadu penyakit berbasis KLB
d. Sistem peringatan dini-KLB di rumah sakit

Sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi adalah

a. Data surveilans terpadu penyakit


b. Data surveilans khusus penyakit berpotensi KLB
c. Data cakupan program
d. Data lingkungan pemukiman dan perilaku, pertanian, meteorologi geofisika
e. Informasi masyarakat sebagai laporan kewaspadaan KLB
f. Data lain terkait
Berdasarkan kajian epidemiologi dirumuskan suatu peringatan kewaspadaan
dini KLB pada daerah dan periode waktu tertentu

1. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB


Peringatan kewaspadaan dini KLB dan atau terjadinya peningkatan
KLB pada daerah tertentu dibuat untuk jangka pendek (periode 3-6 bulan
yang akan datang) dan disampaikan kepada semua unit terkait di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas KKesehatan Provinsi, Departemen
Kesehatan, sektor terkait dan anggota masyarakat, sehingga mendorong
peningkatan kewaspadaan masyarakat perorangan dan kelompok.
Peringatan kewaspadaan dini KLB dapat juga dilakukan terhadap
penyakit berpotensi KLB dalam jangka panjang (periode 5 tahun yang
akan datang) agar terjadi kesiapsiagaan yang lebih baik serta dapat
menjadi acuan perumusan perencanaan strategis program penanggulangan
KLB.

2. Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap KLB


Kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB meliputi peningkatan
kegiatan surveilans untuk deteksi dini kondisi rentan KLB, peningkatan
kegiatan surveilans untuk deteksi dini KLB, penyelidikan epidemiologi
adanya dugaan KLB, kesiapsiagaan menghada[I KLB dan mendorong
segera dilaksanakan tindakan penanggulangan KLB.

a. Deteksi Dini Kondisi Rentan KLB


Deteksi dini kondisi rentan KLB merupaan kewaspadaan
terhadap timbulnya kerentanan masyarakat, kerentanan
lingkungan-perilaku dan kerentanan pelayanan kesehatan terhadap
KLB dengan menerapkan cara-cara surveilans epidemiologi atau
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) kondisi rentan KLB.
Identifikasi timbulnya kondisi rentan KLB dapat mendorong
upaya-upaya pencegahan terjadinya KLB dan meningkatkan
kewaspadaan berbagai pihak terhadap KLB.

1) Identifikasi Kondisi Rentan KLB


Mengidentifikasi secara terus menerus perubahan kondisi
lingkungan, kualitas, dan kuantitas pelayanan kesehatan, kondisi
status kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan KLB di
daerah.

2) Pemantauan Wilayah Setempat Kondisi Rentan KLB


Setiap Sarana Pelayanan Kesehatan merekam data perubahan
kondisi rentan KLB menurut desa atau kelurahan atau lokasi tertentu
lainnya, menyusun tabel dan grafik pemantauan wilayah setempat
kondisi rentan KLB.
Setiap kondisi rentan KLB dianalisis terus menerus dan
sistematis untuk mengetahui secara dini adanya ancaman KLB.

3) Penyelidikan Dugaan Kondisi Rentan KLB

Penyelidikan dugaan kondisi rentan KLB dilakukan dengan cara:


a) Sarana Pelayanan Kesehatan secara aktif mengumpulkan
informasi kondisi rentan KLB dari berbagai sumber termasuk
laporan perubahan kondisi rentan oleh masyarakat perorangan
atau kelompok
b) Di Sarana Pelayanan Kesehatan, petugas kesehatan meneliti
serta mengkaji data kondisi rentan KLB, data kondisi kesehatan
lingkungan dan perilaku masyarakat, status kesehatan
masyarakat, status pelayanan kesehatan
c) Petugas kesehatan mewawancarai pihak-pihak terkait yang
patut diduga mengetahui adanya perubahan kondisi rentan KLB
d) Mengunjungi daerah yang dicurigai terdapat perubahan kondisi
rentan KLB

B. Deteksi Dini KLB


Deteksi dini KLB merupakan kewaspadaan terhadap timbulnya KLB dengan
mengidentifikasi kasus berpotensi KLB, pemantauan wilayah setempat terhadap
penyakit-penyakit berpotensi KLB dan penyelidikan dugaan KLB.

1) Identifikasi Kaus Berpotensi KLB


Setiap kasus berpotensi KLB yang datang ke Unit Pelayanan Kesehatan
diwawancarai kemungkinan adanya penderita lain di sekitar tempat tinggal,
lingkungan sekolah, lingkungan perusahaan atau asrama yang kemudian dapat
disimpulkan dugaan adanya KLB. Adanya dugaan KLB pada suatu lokasi
tertentu diikuti dengan penyelidikan.

2) Pemantauan Wilayah Setempat Penyakit Berpotensi KLB

a) Setiap Unit Pelayanan Kesehatan merekam data epidemiologi penderita


penyakit berpotensi KLB menurut desa atau kelurahan
b) Setiap Unit Pelayanan Kesehatan menyusun table dan grafik pemantauan
wilayah setempat KLB
c) Setiap Unit Pelayanan Kesehatan melakukan analisis terus menerus dan
sistematis terhadap perkembangan penyakit yang berpotensi KLB di
daerahnya untuk mengetahui secara dini adanya KLB
d) Adanya dugaan peningkatan penyakit dan faktor resiko yang berpotensi
KLB diikuti dengan penyelidikan

3) Penyelidikan Dugaan KLB

Penyelidikan dugaan KLB dilakukan dengan cara:

a) Di Unit Pelayanan Kesehatan petugas ksehatan menanyakan setiap


pengunjung Unit Pelayanan Kesehatan tentang kemungkinan adanya
peningkatan sejumlah penderita penyakit yang diduga KLB pada lokasi
tertentu
b) Di Unit Pelayanan Kesehatan, petugas kesehatan meneliti register rawat
inap dan rawat jalan terhadap kemungkinan adanya peningkatan kasus yang
dicurigai pada lokasi tertentu berdasarkan alamat penderita, umur, dan jenis
kelamin atau karakteristik lain
c) Petugas kesehatan mewawancarai kepala desa, kepala asrama dan setiap
orang yang mengetahui keadaan masyarakat tentang adanya peningkatan
penderita penyakit yang diduga KLB
d) Membuka pos pelayanan di lokasi yang diduga terjadi KLB dan
menganalisis data penderita berobat untuk mengetahui kemungkinan adanya
peningkatan penyakit yang dicurigai
e) Mengunjungi rumah-rumah penderita yang dicurigai atau kunjungan dari
rumah ke rumah terhadap semua penduduk tergantung pilihan tim
penyelidikan

2. Laporan Surveilans Terpadu Berbasis KLB


Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah
tertentu. Kejadian luar biasa adalah suatu keadaan yang tidak lazim dari biasanya, bila
sebelumnya tidak ada penyakit menjadi ada, meskipun kasusnya hanya ada satu, bisa pula
bermakna kenaikan yang signifikan misalnya dua kali dari biasanya, atau menunjukkan
tren kenaikan terus menerus. Apalagi tidak lazim seperti biasanya.

a. Laporan KLB/Wabah (W1)

Laporan W1 adalah laporan adanya penderita/tersangka penderita penyaki


menular berpotensi wabah/KLB yang dilaporkan dalam waktu 24 jam. Laporan
W1 dibuat oleh unit kesehatan (puskesmas, kabupaten, provinsi) dimana laporan
W1 merupakan peringatan ini adanya KLB dengan asas dini, cepat, dapat
dipercaya dan bertanggungjawab. Isi laporan W1 yaitu :

- Waktu dan tempat Kejadian


- Nama, umur, kelamin penderita/mati
- Jumlah seluruh penderita/mati
- Langkah-langkah yang sedang dilakukan
b. Laporan Penyelidiakn KLB dan Rencana Penanggulangan KLB
1) Dibuat segera setelah laporan W1
2) Kewaspadaan bagi penerima dan rencaan pemberian dukungan.
3) Bagi pemerintah bahan penjelasan kepada masyarakat.
4) Laporan ini diikuti dengan laporan berkala perkembangan KLB, isi sama
tetapi sesuai dengan keadaaan terakhir
c. Laporan Penanggulangan KLB
1) Dibuat setelah KLB berakhir, oleh dinas kesehatam kab/kota
2) Berguna untuk
- Menjelaskan data epidemiologi KLB, untuk merumuskan kebijakan
dan rencana kerja program penanggulangan
- Sumber daya yang telah digunakan
- Kemungkinan KLB lanjutan/dimasa yang akan datang
- Kemungkinan penyebaran ke daerah lain
3) Isi laporan:
- Kebenaran terjadinya KLB penyakit tertentu
- Daerah yang terkena: desa, kecamatan, kab/kota, puskesmas
- Penjelasan diagnosis penyebab, sumber penularan dan pencemaran
yang sudah diidentifikasi, bukti laboratorium
- Waktu mulai KLB dan berakhirnya peiode KLB
- Keluhan penduduk yang terserang beserta jumlah kesakitan dan
kematian (kurva epid, AR, CFR).
- Keadaan yang memperberat (gizi, musim, banjir).
- Upaya yang telah dilakukan.
- Upaya pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap KLB di masa akan
datang.
- Tim penanggulangan KLB.
- Tanggal pembuatan laporan

d. Laporan Mingguan wabah (W2)


Laporan W2 adalah laporan yang didapatkan dari laporan mingguan
puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Laporan W2 dilakasanakan oleh
puskesmas yang bersumber dari data rawa t jalan dan rawat inap, Puskesmas
pembantu dan RSU
e. Laporan Bulanan KLB

Laporan bulanan KLB yaitu laporan yang dibuat setelah dilakukan


Penyelidikan Epidemiologi KLB (PE-KLB). Yang dilaporkan dalam lalporan
KLB adalah jumlah dan jenis KLB, penderita per golongan umur, kematian,
wilayah terserang dan penduduk terisiko. Laporan bulanana KLB disampaikan
dari Dinkes Kab/Kota ke Dinkes Provinsi. Isi laporan:

1) Nama KLB
2) Lokasi KLB: desa, kecamatan/puskesmas, kabupaten/kota.
3) Tanggal mulai dan berakhir KLb (periode serangan).
4) Jumlah kasus dan kematian.
5) Populasi rawan.
6) Keterangan lain: data laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Rokhmayanti, R., Liena, S., & Nuraisyah, F. Buku Ajar Surveilans.

Hidajah, Atik Choirul dan Hargono, Arief, 2008. Bahan Ajar Surveilans Epidemiologi, Edisi
Revisi. Surabaya: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga.

Kepmenkes RI Nomor 949/MENKES/SK/VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan


Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB).

Anda mungkin juga menyukai