Kegiatan surveilans dilakukan secara terpadu dan terstruktur dalam sebuah tempat
pelayanankesehatan. Tak jarang sangat mudah menemui kegiatan surveilans, yang
biasanya terdapat padalaboratorium, tempat diagnosa penyakit, ataupun di tempat-
tempat penting lainnya. Maka sudahsepatutnya tenaga surveilans harus
ditempatkan pada sektor-sektor penting di tempat pelayanankesehatan.
C. VISI, MISI, DAN TUJUAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
A. Visi
Manajemen kesehatan berbasis fakta yang cepat, tepat, dan akurat.
B. Misi
- Memperkuat sistem surveilans disetiap unit pelaksana program kesehatan.
- Meningkatkan kemampuan analisis dan rekomendasi epidemiologi yang
berkualitas dan bermanfaat.
- Menggalang dan meningkatkan kerjasama dan kemitraan unit surveilans
dalam pertukaran serta penyebaran informasi.
- Memperkuat sumber daya manusia di bidang epidemiologi untuk manajer
dan fungsional.
I. PENYELIDIKAN KLB
Penyelidikan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan pada suatu KLB untuk
memastikan adanya KLB, mengetahui penyebab, gambaran epidemiologi,
sumber-sumber penyebaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta
menetapkan cara-cara penanggulangan yang efektif dan efesien. Pelaksanaan
penyelidikan KLB adalah :
1. Pada saat pertama kali mendapat informasi adanya KLB atau adanya dugaan
KLB.
Di Kecamatan “W” pada tahun 2006 telah terjadi beberapa kasus penyakit menular
(Diare) dan kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies (GHTR) yang menimbulkan KLB
atau dugaan KLB. Dari beberapa laporan yang diterima dari periode bulan Januari sampai
1. Diare
KLB dengan jumlah penderita dan kematian yang besar, terutama diare akut yang
disebabkan oleh infeksi dan keracunan makanan. KLB sering terjadi di daerah
dengan sanitasi buruk, tidak tercukupinya air bersih, status gizi buruk. Upaya
dari keluarga – pos pelayanan kesehatan dilakukan dengan cepat dan menjangkau
Penyelidikan Epidemiologi
dimana telah terjadi peningkatan kejadian atau adanya kematian disebabkan oleh
diare. Terjadinya KLB diare pada suatu wilayah tertentu apabila memenuhi salah
satu kriteria:
mingguan).
menunjukan kenaikan 2 kali atau lebih dalam periode waktu tertentu (harian,
mingguan dan bulanan) dibandingkan dengan angka rata-rata dalam satu tahun
terakhir.
penderita dengan gejala klinis kolera terutama yang menyerang golongan umur >
5 tahun atau dewasa. b. Daerah bebas, terdapat satu atau lebih penderita atau
kematian karena diare dengan gejala klinis kolera dalam satu kecamatan,
epidemiologi kasus-kasus dan faktor resiko tertentu, sanitasi dan sebagainya yang
hubungan asosiasi, tetapi dapat diperkirakan dari pola penyebaran kasus dan pola
sanitasi daerah-daerah KLB dalam suatu peta atau grafik. Gambaran Klinis Diare
adalah buang air besar lembek, cair bahkan seperti air yang frekuensinya lebih
sering dari biasanya, pada umumnya 3 kali atau lebih dalam sehari. Sesuai
dehidrasi, sakit perut yang hebat, lendir dan darah dalam tinja serta beberapa
gejala lainnya.
Etiologi Ada beberapa macam penyebab diare, dapat dilihat pada table dibawah
ini:
kuman yang dapat mencemari sumber air bersih dan makanan. Penyebaran
Kronologis
Berdasarkan laporan lisan dari Bidan desa dan petugas kesehatan yang bertempat
tinggal di Desa “X”, telah terjadi peningkatan kasus diare secara bermakna di
Desa “X” pada tanggal 19 Juni 2006. Jumlah 16 kasus dengan 1 kematian.
Desa “X” adalah salah satu dari 19 desa yang berada diwilayah kerja Puskesmas
Puskesmas “Y” Kabupaten “Z” pada tahun 2006 adalah 18.847 jiwa, degan
jumlah penduduk di desa “X” berjumlah 1.623 jiwa, terdiri dari laki-laki
sebanyak 831 jiwa dan perempuan 769 jiwa. Secara rinci dapat dilihat pada grafik
1 di bawah ini.
Grafik 1
tidak terlihat ada peningkatan kasus yang bermakna, artinya kasus yang muncul
di Desa “X”
Berdasarkan kriteria KLB yaitu angka kesakitan dan atau kematian disuatu