PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Umum
2. Khusus
C. Kebijakan
D. Strategi
E. Kegiatan
A. Surveilans Epidemiologi
1. Tujuan
2. Pengertian
a. Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari tiga kata dasar,
yaitu epi yang berarti pada atau tentang, demos yang berarti penduduk,
dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi Epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalam pengertian
modern saat ini Epidemiologi adalah illmu yang mempelajari tentang
frekuensi dan distribusi (penyebaran) serta determinan masalah kesehatan
pada sekelompok orang/masyarakat serta determinannya (faktor-faktor
yang mempengaruhinya).
b. Surveilans Epidemiologi
3. Prosedur Surveilans
Ada tiga cara pengumpulan data penyakit diare, yaitu melalui laporan rutin,
laporan KLB, dan pengumpulan data melalui studi kasus.
1) Laporan Rutin
Untuk dapat membuat laporan rutin perlu pencatatan setiap hari (register)
penderita penyakit diare yang datang ke fasilitas pelavanan kesehatan.
posvandu atau kader. Data register harian dapat mendeteksi adanyanya
peningkatan jumlah kasus dan tanda-tanda akan terjadinya KLB sehingga
dapat segera dilakukan tindakan penanggulangan secepatnya.
Laporan rutin ini dikompilasi oleh petugas pencatatan dan pelaporan
penyakit diare di puskesmas kemudian dilaporkan ke kabupaten/kota
melalui laporan bulanan (LB) dan STP setiap bulan.
2) Laporan KLB/Wabah
Pengumpulan data ini dapat dilakukan satu tahun sekali, misalnva pada
pertengahan atau akhir tahun. Tujuannya untuk mengetahui data dasar
(base line data) sebelum atau setelah program dilaksanakan dan hasil
penilaian tersebut dapat digunakan untuk perencanaan di tahun yang akan
datang .
Data yang telah dikumpulkan, diolah, dan ditampilkan dalam bentuk tabel atau
grafik, kemudian dianalisis dan diinterpretasi. Analisis ini sebaiknva dilakukan
berjenjang dari puskesmas hingga pusat sehingga apabila terdapat
permasalahan segera dapat diketahui dan diambil tindakan pemecahannya. c.
Penyebarluasan Hasil Interpretasi
Hasil analisis dan interpretasi data yang telah dikumpulkan. diumpanbalikkan
kepada pihak yang berkepentingan. yaitu kepada pimpinan di daerah
(kecamatan hingga dinas kesehatan provinsi) untuk mendapatkan tanggapan
dan dukungan.
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Tahap Pelaksanaan
(1) Cakupan penduduk yang akses terhadap jamban sehat < 80%.
(2) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM).
(3) Cakupan penduduk yang akses terhadap air minum yang layak < 80%.
(4) Cakupan rumah tangga yang mengelola makanan dengan aman <
80%.
(5) Cakupan tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan < 80%.
(6) Cakupan pengelolaan sampah rumah dan limbah cair rumah tangga
yang memenuhi syarat kesehatan < 80%.
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir di enam waktu
penting (sebeluin makan, sebelum mengolah dan merighidangkan
makanan, sebelum menyusui, sebelum member makan bayi/balita,
sesudah buang air besar/kecil, sesudah memegang hewan/unggas).
2) Masyarakat
3) Mass media
Perbaikan kualitas air dan lingkungan melalui inspeksi sanitasi (IS) dan
pengambilan sarnpel.
a. Pra –KLB
1) Penyelidikan KLB
■ Ekologi.
■ Adat kebiasaan.
■ Lamanya KLB.
(1) Ratio pengunaan obat (oralit, Zinc, RL, antibiotika sesuai indikasi
tertentu).
(2) Proporsi derajat dehidrasi.
c. Pasca KLB
a. Tujuan
b. Bahan
Kapas lidi steril (lidi yang bagian ujungnya dibalut dengan kapas
yang sudah disterilkan/suci hama).
Sendok/garpu.
Sendok/garpu.
1) Pengambilan Specimen
Alamat : ........................
(b) Air
Asal air......................................:
Tanggal......................................:
Hari : ........................................
Jam: ........................................
Perlu diperhatikan :
■ Botol tidak boleh diisi penuh, bila pada saat pengambilan botol
terisi penuh maka keluarkan sebagian air.
(c) Makanan
(d) Muntahan
B. Promosi Kesehatan
1. Pengertian
2. Tujuan
C. Pencegahan
1. Tujuan
2. Kegiatan
Pemberian ASI
Makanan Pendamping ASI
Menggunakan Air Bersih Yang Cukup
Mencuci Tangan
Menggunakan Jamban
Membuang Tinja Bayi Yang Benar
Pemberian Imunisasi Campak
Penyehatan Lingkungan
Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air
antara lain adalah diare, hepatitis A dan E, penyakit kulit, penyakit mata dll,
maka penyediaan air bersih baik secara kuantitas dan kualitas mutlak
diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari termasuk untuk
menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Untuk mencegah terjadinya
penyakit tersebut, penyediaan air bersih yang cukup di setiap rumah tangga
harus tersedia. Di samping itu perilaku hidup bersih harus tetap
dilaksanakan.
d. Pengelolaan Sampah
Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola
sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit.
D. Pengelolaan Logistik
1. Tujuan
2. Pengelolaan
a. Kebutuhan Rutin
(1) Oralit
1) Oralit
Kebutuhan Oralit = Ppenderita x 10 bungkus
2) Zinc
Kebutuhan Zinc = 50% x Ppenderita x 10 tablet
4) Selang Infus
Jumlah penderita yang membutuhkan infus set adalah semua penderita yang
mendapat RL x 1 set.
1. Fungsi
2. Tempat
Layanan rehidrasi oral aktif adalah bagian dari suatu ruangan di poliklinik dengan
(ruang tunggu pasien) dengan 1-2 meja. Seorang petugas Puskesmas dapat
mempromosi-kan rehidrasi oral pada ibu pengasuh yang sedang menunggu giliran
untuk suatu pemeriksaan. Bagi penderita diare yang mengalami dehidrasi ringan-
sedang diobservasi di layanan rehidrasi oral aktif selama 4 jam. Ibu atau
keluarganya akan diajarkan bagaimana cara menyiapkan oralit dan berapa banyak
oralit yang harus diminum oleh penderita.
2. Pelayanan Penderita
A. Pembagian Diare
Buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada
umumnya 3 kali atau lebih) perhari dengan konsistensi cair dan
berlangsung kurang dari 7 hari.
1) Etiologi
2) Patofisiologi
a) Diare Sekretorik
b) Diare Osmotik
Mukosa usus halus adalah epitel berpori yang dapat dilalui oleh air
dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan
osmotik antara lumen usus dan cairan intrasel. Oleh karena itu, bila
di lumen usus terdapat bahan yang secara osmotik aktif dan sulit
diserap akan menyebabkan diare.
b. Diare Bermasalah
Diare pada pelancong adalah penyakit diare yang sering ditemukan pada orang
yang melaksanakan perjalanan ke tempat yang baru. Angka serangan (attack rate)
40-60% pengunjung dari negara maju ke negara berkembang akan menderita
diare.
Pembagian wilayah menurut risiko terkena diare pada pelancong dapat dibagi
dalam :
■ Low Risk (< 10%) -> Eropa Timur,Australia dan New Zealand, United States,
Canada, Singapura dan Jepang.
■ Moderate Risk (10-20%) -> Pulau Caribbean, Afrika Selatan, negara-negara
yang berbatasan laut Mediteranean termasuk Israel.
■ High Risk (> 30%) -> Asia (kecuali Singapura), Afrika (kecuali Afrika selatan),
Amerika Selatan. Amerika Tengah dan Mexico.
Prinsip tataiaksana penderita diare pada anak adalah Lintas Diare (Lima Langkah
Tuntaskan Diare), yang terdiri atas :
Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke
2) Zinc
3) Pemberian ASI/Makanan
Antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare yang
memerlukannya (8,4%). Antibiotik hanya bermanfaat pada anak dengan diare
berdarah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera, dan infeksi-infeksi
di luar saluran pencernaan yang berat, seperti pneumonia.
Obat-obatan ianti-diarei tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare
karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali
muntah berat. Obat- obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan
status gizi anak. Obat antiprotozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh
parasit (amuba, giardia).
5) Pemberian Nasihat
Ibu atau keluarga yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasihat
tentang :
a) Cara memberikan cairan (Oralit) dan obat Zinc di rumah.
1. Anak
a. Riwayat Penyakit
Berapa hari anak diare?
Berapa kali diare dalam sehari?
Adakah darah dalam tinja?
Apakah ada muntah? Berapa kali ?
Apakah ada demam?
Makanan apa yang diberikan sebelum diare? Jenis makanan dan
minuman apa yang diberikan selama sakit? Obat apa yang sudah
diberikan?
Imunisasi apa saja yang sudah didapat?
Apakah ada keluhan lain?
D. Pengobatan
1. Terapi Cairan
a. Derajat Dehidrasi 2,6 gram/L
2,9 gram/L
Pada dewasa 1.5 gram/L
perlu ditentukan 13.5gram/L
tingkat dehidrasi:
10 mmol/L
haus.
(2) Ringan
(3) Sedang
(4) Berat 9
3
b. Jenis cairan
■Natrium klorida
■Natrium bikarbonat
■Kalium klorida
■Glukosa
Cairan tersebut diatas tersedia dalam kemasan sachet (ORALIT 200 ml).
Pada penderita yang memerlukan pemberian cairan secara intra vena
diberikan cairan Ringer lactat atau Ringer asetat.
c. Jumlah Cairan
Jumlah cairan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah cairan yang
dikeluarkan dengan menggunakan Skor Daldiyono (lihat tabel 4)atau
perkiraan klinis :
d. Cara Pemberian
Kehilangan cairan sesuai perhitungan diberikan dalam 2 jam pertama,
selanjutnya diberikan cairan dosis pemeliharaan (1500 cc - 2000 cc per 24
jam) ditambah kehilangan cairan baru. Catatan :
1. Diuresis
2. Tanda vital
3. Intake dan output cairan
4. Pasien dengan dehidrasi berat atau syok perlu dimonitor, ureum
kreatinin dan elektrolit
5. Pasien yang ditangani di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, yang
menunjukkan tanda over hidrasi, harus diberikan diuretika intravena
kemudian dirujuk untuk penanganan lebih lanjut.
g. Faktor risiko
Meyakinkan penderita:
a) Anak
b) Dewasa
Selama pemberian infus, pasien harus dipantau secara klinis dan laboratoris,
meliputi:
1. Bila diare memburuk dalam 48 jam, segera ke unit gawat darurat/rumah
sakit.
2. Pasien dengan dehidrasi berat atau syok perlu dipantau ureum, kreatinin dan
elektrolit .
3. Pasien yang ditangani di fasilitas pelayanan primer dan menunjukkan tanda
over hidrasi, harus diberikan diuretik intravena kemudian dirujuk untuk
penanganan lebih lanjut.
4. Pasien yang ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan primer dan
menunjukkan gagal ginjal akut karena syok atau komplikasi gangguan
elektrolit, harus dirujuk untuk penanganan lebih lanjut .
BAB IV
PENUTUP