Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

PROGRAM PEMBERANTASAN
PENYAKIT (P2P)

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT GAMPING I


2015
PANDUAN PELAYANAN PROGRAM PEMBERANTASAN DAN PENYAKIT
PUSKESMAS GAMPING I

BAB I
DEFINISI
Program pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
merupakan program pelayanan kesehatan puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penularan penyakit menular/infeksi dan tidak menular. Program
pemberantasan penyakit (P2P) berkaitan dengan penanggulangan penyakit menular
dan tidak menular. Secara epidemiologi Program pemberantasan penyakit (P2P)
merupakan kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus terhadap
penyakit atau masalah-masalah kesehatan secara kondisi yang mempengaruhi
resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Kegiatan pendukung dalam program pemberantasan penyakit (P2P) yaitu
survailans epidemiologi. Survailans epidemiologi merupakan kegiatan pengamatan
terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta faktor determinannya. Penyakit
dapat dilihat dari perubahan sifat penyakit atau perubahan jumlah orang yang
menderita sakit. Sakit dapat berarti kondisi tanpa gejala tetapi telah terpapar oleh
kuman atau agen lain.Sementara masalah kesehatan adalah masalah yang
berhubungan dengan program kesehatan lain, misalnya KIA, status gizi dan
sebagainya. Faktor determinan adalah kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan.
Survailans epidemiologi merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sistematis dan terus menerus. Sistematis melalui proses pengumpulan, pengolahan
data dan penyebaran informasi epidemiologi sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu,
sementara terus menerus menunjukkan bahwa kegiatan survailans epidemiologi
dilakukan setiap saat sehingga program atau unit yang mendapat dukungan
survailans epidemiologi mendapat informasi epidemiologi secara terus menerus
juga.
Survailans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya pemberantasan
penyakit, tetapi pada saat ini survailans mutlak diperlukan pada setiap upaya
kesehatan masyarakat, baik upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
maupun terhadap upaya kesehatan lainnya.
BAB II
RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup secara epidemiologi program pemberantasan penyakit
(P2P) antara lain :
1. Program pemberantasan penyakit (P2P) sebagai metode investigasi
dalam bidang kesehatan masyarakat dan pengobatan pencegahaan.
2. Program pemberantasan penyakit (P2P) sebagai penentu kebutuhan akan
program-program pengendalian penyakit.
3. Program pemberantasan penyakit (P2P) sebagai pengembangan program
pencegahan dan perencanaan layanan kesehatan
4. Program pemberantasan penyakit (P2P) sebagai penetapan pola penyakit
endemik, epidemik dan pandemik
a. Endemik berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang sama
atau keberadaan penyakit yang terus-menerus di dalam populasi atau
wilayah tertentu
b. Epidemik wabah atau munculnya penyakit tertentu yang berasal dari
satu sumber tunggal, dalam satu kelompok, populasi, masyarakat atau
wilayah yang melebihi tingkat kebiasaan yang diperkirakan (kasus baru
melebihi prevalen)
c. Pandemi epidemi yang menyebar luas melintasi negara, benua atau
populasi yang besar, kemungkinan seluruh dunia contoh AIDS
BAB III
TATA LAKSANA
Kegiatan program P2 seksi pencegahan dan pemberantasan penyakit
Berikut uraian rincian kegiatan program P2 seksi pencegahan dan pemberantasan
penyakit :
1. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data program.
2. Menghimpun, mengolah dan menganalisa serta membuat perencanaan kegiatan
program tahunan.
3. Menyiapkan bahan rencana renstra program P2.
4. Melaksanakan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor yang terkait
dengan program P2.
5. Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas program dan lintas sektor untuk
mendukung program P2.
6. Melaksanakan fasilitas teknis program P2 di puskesmas.
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program P2 .
8. Menyelenggarakan pertemuan monev .
9. Monev hasil pertemuan dengan lintas sektor dan lintas program.
10. Melaksanakan kajian pencapaian program P2.
11. Membuat laporan kegiatan program P2.

Tata laksana kasus campak


1. Pengumpulan Data
Sumber data survailans rutin di puskesmas dari puskesmas induk, puskesmas
pembantu, praktek dokter bidan dan pelayanan kesehatan swasta lainnya serta
masyarakat/posyandu maupun petugas desa siaga termasuk informasi dari
dinas kesehatan.
2. Pencatatan dan pelaporan
a. Petugas survailans puskesmas harus memastikan bahwa setiap kasus
campak yang ditemukan, baik yang berasal dari dalam maupun luar wilayah
kerja, telah dicatat dalam from C1 dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman setiap bulan.
b. Setiap minggu direkap dalam W2 dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman.
c. Setiap kasus campak yang datang ke puskesmas diberi nomor epid oleh
petugas puskesmas sesuai dengan kode wilayah puskesmas masing-
masing.
3. Pengambilan Spesimen
a. Puskesmas
Kasus campak yang datang di Puskesmas diambil sampel darah untuk
mendapatkan serum.
- Serum dikirim setiap hari senin atau kamis ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman
- Bila tidak dikirim langsung spesimen disimpan di lemari es
b. Praktek swasta
Rujuk ke laboratorium puskesmas untuk pengambilan serum
4. Umpan Balik
a. Sasaran : Kepala puskesmas dan pengelola program
b. Frekuensi : Setiap bulan
c. Caranya : Pertemuan MINLOK Bulanan Puskesmas
d. Isi :
- PWS Imunisasi
- Grafik kecenderungan kasus campak
- Status imunisasi kasus dan distribusi kasus menurut umur
- Permasalahan imunisasi dan survailans secara umum (logistik,
ketenagaan, dll)

Tata laksana kasus diare


1. Pengumpulan Data
Sumber data survailans rutin di puskesmas dari puskesmas induk, puskesmas
pembantu, praktek dokter bidan dan pelayanan kesehatan swasta lainnya serta
masyarakat/posyandu maupun petugas desa siaga termasuk informasi dari
dinas kesehatan.
2. Pencatatan dan pelaporan
a. Petugas survailans puskesmas harus memastikan bahwa setiap kasus diare
yang ditemukan, baik yang berasal dari dalam maupun luar wilayah kerja,
telah dicatat dalam from C1 dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman setiap bulan.
b. Setiap minggu direkap dalam W2 dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman.
c. Setiap kasus diare yang datang ke puskesmas diberi nomor epid oleh
petugas puskesmas sesuai dengan kode wilayah puskesmas masing-masing
3. Pengobatan diare
a. Pemberian Oralit
Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan muali dari rumah dengan
memberikan oralit.
b. Pemberian Zinc
Zinc diberikan pada setiap diare dengan dosis, untuk anak berumur kurang
dari 6 bulan 10 mg zinc per hari, sedangkan untuk anak berumur lebih dari 6
bulan diberikan tablet 20 mg. Pemberian zinc diteruskan sampai 10 hari
walaupun diare sudah membaik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
kejadian diare selanjutnya selama 3 bulan kedepan.
c. Pemberian ASI/ Makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
berkurangnya berat badan.
d. Pemberian Antibiotika hanya atas indikasi
Antibiotika hanya bermanfaat pada anak dengan diare berdarah, suspek
kolera dan infeksi-infeksi diluar saluran pencernaan yang berat, seperti
pneumonia.
e. Pemberian nasihat
Pemberian nasihat tentang:
a. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
b. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan
4. Umpan Balik
a. Sasaran : Kepala puskesmas dan pengelola program
b. Frekuensi : Setiap bulan
c. Caranya : Pertemuan MINLOK Bulanan Puskesmas
d. Isi :
- PWS Imunisasi
- Grafik kecenderungan kasus campak
- Status imunisasi kasus dan distribusi kasus menurut umur
- Permasalahan imunisasi dan survailans secara umum (logistik,
ketenagaan, dll)

Tata laksana ISPA (Pneumonia)


1. Pengumpulan Data
Sumber data survailans rutin di puskesmas dari puskesmas induk, puskesmas
pembantu, praktek dokter bidan dan pelayanan kesehatan swasta lainnya serta
masyarakat/posyandu maupun petugas desa siaga termasuk informasi dari
dinas kesehatan.
2. Pencatatan dan pelaporan
a. Petugas survailans puskesmas harus memastikan bahwa setiap kasus ISPA
(Pneumonia) yang ditemukan, baik yang berasal dari dalam maupun luar
wilayah kerja, telah dicatat dalam from C1 dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman setiap bulan.
b. Setiap minggu direkap dalam W2 dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman.
c. Setiap kasus ISPA (Pneumonia) yang datang ke puskesmas diberi nomor
epid oleh petugas puskesmas sesuai dengan kode wilayah puskesmas
masing-masing.
3. Pengobatan ISPA (Pneumonia)
a. Menilai anak batuk atau sukar bernafas
Anamnesis dan pemeriksaan fisik balita dengan cara melihat dan
mendengarkan pernafasan.
b. Membuat klasifikasi dan tindakan sesuai kelompok umur balita
Klasifikasi harus dibedakan menjadi 2 :
- Kelompok umur < 2 bulan
- Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun
c. Menentukkan pengobatan dan rujukan
d. Memberikan konseling bagi ibu
e. Memberi pelayanan tindak lanjut
4. Umpan Balik
a. Sasaran : Kepala puskesmas dan pengelola program
b. Frekuensi : Setiap bulan
c. Caranya : Pertemuan MINLOK Bulanan Puskesmas
d. Isi :
- PWS Imunisasi
- Grafik kecenderungan kasus campak
- Status imunisasi kasus dan distribusi kasus menurut umur
- Permasalahan imunisasi dan survailans secara umum (logistik,
ketenagaan, dll)
BAB IV
DOKUMENTASI
A. Kegiatan Penyuluhan
1. Kegiatan penyuluhan leptospirosis
Tempat : Dusun Gejawan Kulon
Hari, Tanggal : Jumat, 24 April 2015
Jumlah peserta : 30 orang
2. Kegiatan penyuluhan penyakit campak
Tempat : Dusun Pereng Kembang
Hari, Tanggal : Selasa, 28 Juli 2015
Jumlah peserta : 30 orang

B. Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi


1. Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi penyakit campak
No Nama Usia Alamat Tanggal PE
1. Suriniyati 25 th Pereng Dawe, 23 April 2015
Balecatur, Gamping
2. Ummu Rosidah 11 bulan Watulangkah, 9 Mei 2015
Ambarketawang,
Gamping
3. Linda Apsari 30 th Pasekan Kidul, 11 Agustus 2015
Balecatur

2. Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi penyakit diare


No Nama Usia Alamat Tanggal PE
1. Mila Mardanti 17 th Delingsari, 6 April 2015
Ambarketawang,Gamping
2. Ivana Rahma 7 bln Watulangkah Kulon, 11 April 2015
Ambarketawang,
Gamping
3. Rachel 2 th Gejawan Wetan, 2 Mei 2015
Balecatur, Gamping
4. Ririn 34 th Pereng Dawe, Balecatur, 4 Mei 2015
Gamping
5. Rizal 1 th Sumber Gamol, 13 Mei 2015
Balecatur, Gamping
6. Sri Oten 54 th Temuwuh Kidul, 9 Juni 2015
Balecatur, Gamping
7. Bagus 3 th Mejing Lor, 18 Juni 2015
Ramadhan Ambarketawang,
Gamping
8. Endang Supini 21 hari Mancasan, 23 Juni 2015
Ambarketawang,
Gamping
9. Lajinem 54 th Sumber Gamol, 2 Juli 2015
Balecatur, Gamping
10. Angelia 2 th Jati Sawit, Balecatur, 13 Juli 2015
Gamping
11. Brian Putra 2 th Depok, Ambarketawang, 6 Agustus 2015
Pratama Gamping

3. Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi penyakit Leptospirosis


No Nama Usia Alamat Tanggal PE
1. Waljiyem 56 th Gejawan Kulon 7 April 2015
Balecatur, Gamping

4. Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi penyakit ISPA (Pneumonia)


No Nama Usia Alamat Tanggal PE
1.
2.

5. Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi penyakit Thypoid


No Nama Usia Alamat Tanggal PE
1. Endang Supini 72 th Tlogo, 22 Juni 2015
Ambarketawang,
Gamping
2. Candra 30 th Gejawan Kulon, 11 Juli 2015
Balecatur, Gamping

6. Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi penyakit Rabies


No Nama Usia Alamat Tanggal PE
1. Agnes Larasati 20 th Gamping Kidul, 27 Juli 2015
Ambarketawang,
Gamping

Anda mungkin juga menyukai