Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

SISTEM SURVELENS EPIDEMIOLOGI KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PALOPO


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WARA UTARA KOTA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kesehatan sebagai salah satu unsurekesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai


dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dalam undang-undang 1945 melalui
pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya Fungsi dasar
Surveilans Kesehatan tidak hanya untuk kewaspadaan dini oenyakit yang berpotensi terjadinya
kejadian luar biasa (KLB), tetapi juga sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan
program kesehatan jangka menengah dan jangka panjang. Untuk itu hendaknya pelaksanaan
Surveilans Kesehatan mencakup seluruh pelaksanaan program di bidang kesehatan yang
membutuhkan pengamatan terus menerus, analisis dan desiminasi informarsi. Hal ini sejalan
dengan kebutuhan data dan informasi yang terpercaya dan mempunyai apek kekinian.

Surveilans Kesehatan yang mengandalkan kecepatan, ketepatan dan kualitas data dan
informasi perlu menyesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi. Namun demikian prinsip
epidemiologi dalam Surveilans Kesehatan tidak boleh ditinggalkan.

Perkembangan dan aksess media yang begitu luas dan cepat sampai ke pelosok desa
dan daerah terpencil memberikan kesempatan terhadap perubahan system surveilans
kesehatan. Pendekatan Surveilans Kesehatan berbasis kejadian di masyarakat telah
dikembangkan untuk mendapatkan data dan informasi dari berita yang direkam dan dimuat di
media massa, media social dan media online. Hal ini meningkatkan sensivitas Surveilans
Kesehatan untuk menangkap informasi dengan cakupan yang luas dan cepat.

Secara umum Surveilans Kesehatan diperlukan untuk menjamin tersedianya data dan
informasi epidemiologi sebagai dasar pengambilan keputusan dalam manajemen kesehatan.
Dalam pelaksanaan Surveilans Kesehatan diperlukan harmonisasi secara lintas program dan
lintass sector yang diperkuat dengan jejaring kerja surveilans kesehatan.

B. Tujuan Pedoman

1. Tersedianya informasi tentang situasi kecenderungan penyakit dan factor resikonya


serta masalah kesehatan masyarakat dan factor-faktor yang mempengaruhinya sebagai
bahan pengambilan keputusan.
2. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/Wabah dan
dampaknya.
3. Terselanggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah
4. Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada pihak yang berkepintangan sesuai
dengan pertimbangan kesehatan
C. Sasaran Pedoman

Sasaran penyelangaraan system surveilans epidemiologi kesehatan meliputi masalah-


masalah yang berkaitan dengan program kesehatan yang ditetapkan berdasarkan prioritas
nasional,bilateral,regional dan global, penyakit potensial wabah, bencana dan komitmen lintas
sektor serta program lain yang dampak terhadap kesehatan.

D. Ruang Lingkup Pedoman


1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan Dan Perilaku
4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra

E. Batasan Operasional

1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menukar

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular


dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular

2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Merupakan analisis terus menerus dan sisetematis terhadap penyakit tidak


menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit
tidak menular

3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor
resiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan

4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan


dan faktor resiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu

5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan


dan faktor resiko untuk mendukung program kesehatan matra.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia penyelenggaraan system surveilans epidemiologi kesehatan meliputi :
a. Tenaga ahli epidemiologi (S1, S2, S3)
b. Tenaga pelaksana surveilans epidemiologi terlatih asisten epidemilogi lapangan dan
petugas puskesmas terlatih surveilans epidemilogi
c. Jabatan fungsional Epidemiologi

B. Distribusi Ketenagaan
Kegiatan Pelayanan Surveilans di Puskesmas Wara Utara Kota di Koordinir oleh Tenaga
Pelaksana Surveilans Puskesmas dan bekerjasama dengan Pengelolah program dan tenaga
kesehatan lainnya sesuai dengan kesepakatan

C. Jadwal Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Surveilans disepakati dan disusun bersama dengan lintas
program dalam pertemuan lokakarya mini puskesmas akhir tahun dan ditetapkan dalam Plan Of
Action (POA) puskesmas sebagai acuan kegiartan yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Dena Ruang

Koordinasi pelaksanaan kegiatan penyesahatan lingkungan dilakukan oleh


penanggungjawab UKM surveilans yang menempati ruang SURVEILANS dari gedung lantai 2
puskesmas Wara Utara Kota. Adapun pelaksanaan rapat koordinasi dilakukan di aula
Pukesmas yang juga terletak di lantai 2 puskwsmas Wara Utara Kota.
B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas yang dimiliki oleh Puskesmas Wara Utara Kota adalah sebagai berikut:
1. Algoritma diagnosis penyakit dan respon serta format penyelidikan epidemiologi 1
buah
2. Petunjuk teknis surveilans campak 1 buah
3. Pedoman pengendalian penyakit demam tifoid 1 buah
4. Panduan program eliminasi filariasis di Indonesia
5. Panduan pesan utama komunikasi pengendalian flu burung 1 buah
6. Prosedur tetap surveilans sentinel HIV
7. Informasi dasar imunisasi rutin serta kesehatan ibu dan anak bagi kader ,petugas
lapangan dan organisasi kemasyarakatan 1 buah
8. Petunjuk perencanaan kasus gigitan hewan tersangka/rabies di Indonesia 1 buah
9. Pedoman umum kesiapsiagaan menghadapi Middle East Respiratory Syndrome
Corona Virus (MERS-CoV) 1 buah
10.Pedoman surveilans dan respon kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV 1 buah
11.Pedoman tatalaksana klinis infeksi saluran pernapasan akut berat suspek MERS-CoV
1 buah
12.Pedoman pengambilan specimen dan pemeriksaan laboratorim MERS-CoV
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN


A. Lingkup Kegiatan Surveilans
1. Melaksanakan kegiatan surveilans epidemiologi nasional di wilayah kerja puskesmas
2. Melaksanakan pencatatan dan pelapoan penyakit dan masalah kesehatan
3. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan praktek dokter, bidan swasta dan unit
pelayanan kesehatan lainnya yang berada di wilayah kerja puskesmas
4. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi antar puskesmas yang berbatasan
5. Melakukan SKD-LKB dan penyelidikan KLB di wilayah kerja puskesmas
6. Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit dan masalah kesehatan lainnya

B. Metode
1. Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu
Surveilans terhadap beberapa kejadian, permasalahan dan atau faktor resiko kesehatan
2. Surveilans Epidemiologi Khusus
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan, faktor
resiko atau situasi khusus kesehatan
3. Surveilans Sentinel
Penyelengaraan surveilans epidemiologi pada populasi dan wilayah terbatas untuk
mendapatkan signal adanya masalah kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih
luas
4. Studi Epidemiologi
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada periode tertentu serta populasi dan atau
wilayah tertentuuntuk mengetahui lebih mendalam gambaran epidemiologi penyakit,
permasalah dan atau faktor resiko kesehatan

C. Langkah Kegiatan
1. Pengumoulan Data
Pencatatan insidensi berdasarkan laporan rumah sakit, laporan masyarkat, laporan lintas
program dan lintas sektor.
2. Pengolahan Data
Data yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk data mentah,data yang terkumpul dapat
diolah dalam bentuk tabel,bentuk grafik maupun bentuk peta.
3. Analisis dan Interpretasi Data
Data yang telah disusun selanjutnya dianalisis dan dilakukan interpretasi untu memberikan
arti dan memberikan kejelasan tentang situasi yang ada dalam masyarakat.
4. Distribusi Data
Setelah analisis dan interpretasi data serta teah memiliki keterangan yang cukup jelas dan
sudah disimpulkan dalam suatu kesimpulan, selanjutnya dapat disebarluaskan kepada
semua pihak yang berkepentingan agar informasi ini dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya.
5. Evaluasi
Hasil evaluasi terhadap data system surveilans selanjutnya dapat digunakan untuk
perencanaan,penanggulangan khusus serta program pelaksanaannya, untuk kegiatan tindak
lanjut (follow up) ,untuk melakukan koreksi dan perbaikan- perbaikan program dan
pelaksanaan program serta untuk kepentingan evaluasi maupun penilaian hasil kegiatan.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan surveilans di Puskesmas di
buat dalam Rencana Usulan Kerja (RUK) yang selanjutnya dibahas pada pertemuan lokakarya mini
lintas program di Puskesmas, kemudian dihasilkan kesepakatan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Kerja (RPK).
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan pelayanan surveilans di Puskesmas perlu
diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Upaya pencegahan terhadap resikoharus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan .
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan pelayanan surveilans di Puskesmas perlu


diperhatikan keselamatan kerja petugas puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Upaya terhadap pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan surveilans di Puskesmas dimonitir dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jenis dan jadwal kegiatan
2. Kesesuian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Tercapainya indikator tiap kegiatan pelayanan surveilans di Puskesmas
4. Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan
BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi tenaga Surveilans Puskesmas dan lintas sektor
terkait dalam rangka meningkatkan kualitas pelayann Surveilans di Puskesmas.Untuk meningkatkan
efektifitas pemanfaatan Pedoman Pelayanan Surveilans di Puskesmas ini hendaknya tenaga surveilans
puskesmas dapat menjabarkannya dalam protab (prosedur tetap) yang berisi langkah-langkah dari
setiap kegiatan sesuai kondisi puskesmas.

Selain itu, dengan pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi bagi
pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan surveilans di puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai