Anda di halaman 1dari 21

STANDAR PROSEDUR SKDR ONLINE

KABUPATEN JAYAPURA
PROVINSI PAPUA

PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI


INDONESIA
(PAEI)

Standar Prosedure SKDR online 1


DINAS KESEHATAN KABUPATEN JAYAPURA
Alamat : Jl. Raya Sentani Depapre Gunung Merah 99352 Sentani
No Telp : 0967-594447
Email : sekdinkeskabjpr@yahoo.co.id

STANDAR PROSEDUR PELAPORAN SKDR ONLINE


1. Pengertian.
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) adalah sistem yang memantau
kecenderungan suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu
(periode mingguan) dan memberikan sinyal peringatan (alert) kepada pengelola program
bila kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk
melakukan respons. Alert atau signal yang muncul pada system bukan berarti sudah terjadi
KLB tetapi merupakan pra-KLB yang mengharuskan petugas untuk melakukan respons
cepat agar tidak terjadi KLB.

2. Tujuan
a. Menyelenggarakan Deteksi Dini KLB penyakit menular bebasis internet.
b. Memberikan input kepada program terkait untuk melakukan respon sehingga
mencegah/meminimalkan kesakitan atau kematian akibat penyakit berpotensi KLB.
c. Memonitor kecenderungan penyakit menular.
d. Menilai dampak program pengendalian penyakit yang spesifik.

3. Pelapor
Unit pelapor adalah Puskesmas. Sumber data laporan Puskesmas berasal dari Unit Rawat
Jalan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Sudah berjalan) . Laboratorium, Rumah
sakit,KKP (sedang dikembangkan).

4. Penyakit yang dilaporkan.


Semua kasus baru dari penyakit prioritas yang berpotensi KLB (Lampiran 1). Definisi kasus
penyakit tersebut ada di lampiran 2. Yang dimaksud kasus baru adalah orang yang datang
ke fasilitas kesehatan selama seminggu dengan diagnosa baru. Kunjungan ulang dengan
sakit yang sama tidak dimasukkan dalam laporan sebagai kasus baru.

5. Metode dan Alur Pelaporan.


a. Metode
Petugas Surveilans Puskesmas menerima laporan surveilans mingguan dari Pustu,
Bidan Desa, unit rawat jalan Puskesmas dan unit rawat inap (bila ada), batas waktu
pelaporan diterima adalah setiap hari Sabtu siang. Kemudian laporan-laporan tersebut
dicatat dalam rekapitulasi laporan mingguan W2 atau. Untuk memudahkan proses
bekerja, petugas surveilans dapat menggunakan buku bantu atau di input ke dalam

Standar Prosedure SKDR online 2


SKDR Support Online . Contoh Laporan W2 ada di Lampiran 3 dan contoh SKDR
support online lampiran 5.

Prosedure pelaporan :
SMS manual
1. Nomor petugas puskesmas sudah terdaftar di SKDR (menu manajemen daerah
>> pelaporan puskesmas)
2. SMS terkirim dengan format yang benar (minngu laporan, gunakan tanda pagar
dan koma, format sms ditulis tanpa spasi)
3. Contoh penulisan SMS yang benar:
MANUAL#13,A0,B0,C0,D0,E0,F0,G0,J0,K0,L0,M0,N0,P0,Q0,R0,S0,T0,U0,V0,W0,Y
2,Z3,X56
4. Pulsa cukup
5. Terkirim ke nomor server SKDR (081296100884; 081284599747; 081284599741;
085714868413;085714868415;081806818190;081806818193)

Pustu, Bidan Desa:


1) Setiap Sabtu dokter atau perawat/asisten kesehatan yang bertugas akan
mengisi format mingguan berdasarkan buku register harian.
2) Sabtu mengirim format mingguan yang telah terisi kepada petugas surveilans di
puskesmas melalui SMS dengan kode standar.

Puskesmas
1) Menerima SMS dari unit kesehatan (bidan, pustu, polindes, dan lain-lain) dan
buat transkrip setiap SMS ke dalam format mingguan. Contoh: Bila ada 4 pustu
atau bidan yang lapor melalui SMS maka puskesmas harus mengisi 4 format
mingguan (1 format untuk masing-masing pustu/bidan)
2) Hubungi unit kesehatan yang tidak mengirimkan format mingguan tepat waktu
3) Siapkan format mingguan puskesmas yang berisi agregasi data dari puskesmas
tersebut dan semua unit pelapor dibawahnya (seperti bidan/ pustu).
- Tulis nomer urut format,
- Tulis nama Puskesmas/Pustu/Bidan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota
- Tulis Periode pelaporan dari hari Minggu tgl ..... sampai Sabtu tgl ......
- Tulis Minggu Epidemiologi ke .....
- Isi jumlah kasus baru setiap penyakit sesuai dengan kasus yang ditemukan
- Apabila tidak ada kasus pada penyakit tertentu maka isi dengan angka nol.
- Isi jumlah kunjungan pada minggu laporan. Contoh: Bila ada 30 kasus baru
penyakit dalam sistem ini dan ada 50 kunjungan penyakit lain maka isi jumlah
kunjungan dengan angka 80.
4) Cek kemungkinan adanya kesalahan/error
5) Simpan format mingguan dari semua unit pelapor (bidan /pustu) dan juga
format mingguan agregat puskesmas menurut bulan dan minggu.
6) Puskesmas jangan menunda mengirim laporan mingguannya ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

Standar Prosedure SKDR online 3


7) Kirim kopi format mingguan (agregat puskesmas) melalui SMS atau fax ke
petugas surveilans kabupaten/kota.

b. Alur Pelaporan
Hasil rekapitulasi tersebut kemudian dilaporkan melalui SMS ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setiap hari senin pagi ke nomor yang telah ditentukan. Contoh
pelaporan SMS adalah: 2, puskesmas depapre,A10,B15,T4,Y3,X110
Artinya: Minggu ke 2;Pelapor = Puskesmas Depapre; A10 jumlah diare = 10; B15 jumlah
malaria konfirmasi = 15, T4 jumlah kasus klaster tidak lazim = 4; Y3 jumlah kasus ILI = 3;
X110 jumlah kunjungan = 110 pasien.

6. Pengolahan Data dan Penafsiran (Interpretasi).


a. Pengolahan Data
Petugas Puskesmas melakukan pengolahan data mingguan W2 dengan melihat arsip
laporan W2 dalam bentuk softfile atau manual. Data diolah dalam bentuk grafik (grafik
garis maupun grafik batang) untuk melihat trend (kecenderungan) kasus dari minggu
ke minggu, apakah kasus masih dibawah ambang batas atau sudah melebihi ambang
batas. Jika melebihi ambang batas, maka segera direspon agar tidak terjadi KLB.
Pengolahan dan penafisran data dalam bentuk SKDR Support akan dimuat dalam
lampiran 5, di SOP ini.

Jumlah Campak
Jumlah Diare Akut
5
20
4
15
3
10 2

5 1

0 0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Contoh pengolahan data beberapa kasus perminggu tahun 2019 :

20
18
16
14
12
10 Campak
8
Diare Akut
6
4
2
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Standar Prosedure SKDR online 4


b. Penafsiran (Interpretasi)
Perkembangan penyakit perioritas KLB dan kematian terus dipantau atau diamati
dengan cara membandingkannya dari keadaan sebelumnya (minggu, bulan atau tahun
sebelumnya) dengan melihat nilai ambang batasnya. Nilai ambang batas setiap
penyakit digunakan untuk menafsirkan kewaspadaan dan alert. Informasi nilai ambang
batas ada di lampiran 4. Bila kasus melebihi ambang batas, maka segera direspon.

7. Indikator kinerja.
Indikator kinerja SKDR Puskesmas dinilai dari :
a. Kelengkapan laporan
Kelengkapan laporan adalah : apabila puskesmas lengkap melaporkan sampai
dengan minggu berjalan. Contoh pada tahun 2019, sekarang sudah minggu ke 40,
tetapi Puskesmas Ex baru melaporkan minggu ke 39, berarti laporan SKDR
Puskesmas Ex tidak lengkap, seharusnya 40 minggu tetapi yang dilaporkan baru 39
minggu. Maka kelengkapan laporan : 39/40 x 100 = 97,5%

b. Ketepatan laporan
Ketepatan laporan adalah unit yang melaporan sesuai dengan waktu pelaporan
yang ditetapkan, yaitu setiap hari senin. Contoh : Puskesmas Ex sampai dengan
minggu ke 40, pernah 2 kali melapor tidak tepat waktu, yaitu pada minggu ke 30
telat 2 hari dan pada minggu ke 39 telat 1 hari. Maka ketepatan laporan Puskesmas
Ex adalah : 38/40 x 100 = 95%

8. LANGKAH-LANGKAH MENGAKSES SKDR ONLINE


a. Klik atau copy link berikut : http://Skdr.Surveilans.Org/Auth, sampai muncul gambar
berikut:

Standar Prosedure SKDR online 5


b. Masukkan masing-masing username dan password kab/kota
Username dan Password masing-masing kab/kota
Password
Kabupaten User name
Skdrtrial
MAPPI kab.mappi
Skdrtrial
MERAUKE kab.merauke
Skdrtrial
MIMIKA kab.mimika
Skdrtrial
NABIRE kab.nabire
Skdrtrial
NDUGA kab.nduga
Skdrtrial
PANIAI kab.paniai
Skdrtrial
PEGUNUNGAN_BINTANG kab.pegunungan.bintang
Skdrtrial
PUNCAK kab.puncak
Skdrtrial
PUNCAK_JAYA kab.puncak.jaya
Skdrtrial
SARMI kab.sarmi
Skdrtrial
SUPIORI kab.supiori
Skdrtrial
TOLIKARA kab.tolikara
Skdrtrial
WAROPEN kab.waropen
Skdrtrial
YAHUKIMO kab.yahukimo
Skdrtrial
YALIMO kab.yalimo
Password
Kab/Kota Username
Skdrtrial
ASMAT kab.asmat
Skdrtrial
BIAK_NUMFOR kab.biak.numfor
Skdrtrial
BOVEN_DIGOEL kab.boven.digoel
Skdrtrial
DEIYAI kab.deiyai
Skdrtrial
DOGIYAI kab.dogiyai
Skdrtrial
INTAN_JAYA kab.intan.jaya
Skdrtrial
JAYAPURA kab.jayapura
Skdrtrial
JAYAWIJAYA kab.jayawijaya
Skdrtrial
KEEROM kab.keerom
Skdrtrial
KEPULAUAN YAPEN kepulauan.yapen

Standar Prosedure SKDR online 6


Skdrtrial
KOTA_JAYAPURA kota.jayapura
Skdrtrial
LANNY_JAYA kab.lanny.jaya
Skdrtrial
MAMBERAMO_RAYA kab.mamberamo.raya
Skdrtrial
MAMBERAMO_TENGAH kab.mamberamo.tengah

DASH BOARD SKDR Online

9. Tindak Lanjut
a. Indikator Pencapai target SKDR harus mencapai >80% meliputi kelengkapan dan
ketepatan serta verifikasi tiap alert yang muncul
b. Focal Point surveilans puskesmas dan RS untuk memeriksa setiap kasus PD3I yang
ditemukan
c. Segera laporkan SKDR tiap senin dan selasa setiap minggunya
d. Untuk laporan yang belum dilaporkan minggu sebelumnya dapat dilaporkan pada
minggu berikutnya (Namun tidak dirapel)
e. Bagi puskesmas yang tidak mempunyai sinyal, diharapkan dinas kesehatan dapat
membantu melaporkan

Sentani, 30 September 2019.


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura.

Khairul Lee, SKM, M.Kes

Standar Prosedure SKDR online 7


Standar Prosedure SKDR online 8
Lampiran 1.
PRIORITAS PENYAKIT POTENSIAL KLB
1. Diare Akut
2. Malaria Konfirmasi
3. Tersangka Demam Dengue
4. Pneumonia
5. Diare Berdarah ATAU Disentri
6. Tersangka Demam Tifoid
7. Sindrom Jaundis Akut
8. Tersangka Chikungunya
9. Tersangka Flu Burung pada Manusia
10. Tersangka Campak
11. Tersangka Difteri
12. Tersangka Pertussis
13. AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
14. Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
15. Tersangka Antraks
16. Tersangka Leptospirosis
17. Tersangka Kolera
18. Klaster Penyakit yang tidak lazim
19. Tersangka Meningitis/Ensefalitis
20. Tersangka Tetanus Neonatorum
21. Tersangka Tetanus
22. ILI (Influenza Like Illness)
23. Tersangka HFMD (Hand Foot Mouth Disease)

Standar Prosedure SKDR online 9


Lampiran 2.
DEFINISI KASUS
KODE PENYAKIT DEFINISI
SMS
A Diare Akut
Pada dewasa: BAB (defekasi) dengan tinja lembek ATAU setengah cair dengan
frekuensi lebih dari 3 kali sehari ATAU dapat berbentuk cair saja.
Pada anak: BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali
atau lebih per hari dengan konsistensi cair DAN berlangsung kurang dari 7 hari).
Pada neonatus yang mendapat ASI: diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi
lebih sering (biasanya 5-6 kali per hari) dengan konsistensi cair.

B Malaria Penderita yang di dalam tubuhnya ada plasmodium atau parasit malaria DAN dibuktikan
Konfirmasi dengan RDT (Rapid Diagnostic Test) positif DAN/ATAU pemeriksaan Mikroskopis positif.
C Tersangka Demam mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari, mual, muntah, sakit kepala, nyeri
Demam Dengue dibelakang bola mata (nyeri retro orbital), nyeri sendi, dan adanya manifestasi
perdarahan sekurang-kurangnya uji torniquet positif.
D Pneumonia Pada usia <5 thn ditandai dengan batuk DAN/ATAU tanda kesulitan bernapas (adanya
nafas cepat, kadang disertai tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK) atau
gambaran radiologi foto torak menunjukan infiltrat paru akut), frekuensi nafas
berdasarkan usia penderita:
• <2 bulan: 60/menit
• 2-12 bulan: 50/menit
• 1-5 tahun: 40/menit
Pada usia >5thn ditandai dengan demam ≥ 38°C, batuk DAN/ATAU kesulitan bernafas,
dan nyeri dada saat menarik nafas
E Diare Berdarah Diare dengan darah disertai ATAU tidak disertai dengan lendir dalam tinja, dapat juga
ATAU Disentri disertai dengan adanya tenesmus.
F Tersangka Dengan anamnesis pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam, gangguan saluran cerna
Demam Tifoid dan tanda gangguan kesadaran.
G Sindrom Jaundice Gejala penyakit yang timbul secara mendadak (< 14 hari) ditandai dengan kulit dan sklera
Akut berwarna ikterik/kuning dan urine berwarna gelap
H Tersangka Demam mendadak diatas 38,5 derajat celcius dan nyeri sendi yang hebat dapat disertai
Chikungunya adanya ruam.
J Tersangka Flu ILI dengan kontak unggas sakit atau mati mendadak, produk unggas ATAU leukopenia
Burung pada ATAU pneumonia.
Manusia
K Tersangka Demam >38°C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk
Campak makulopapular, disertai salah satu gejala batuk, pilek ATAU mata merah (konjungivitis)
L Tersangka Difteri Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda selaput
putih keabu-abuan (pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran kelenjar leher.
M Tersangka Batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan batuk yang khas (terus-menerus/ paroxysmal),
Pertussis napas dengan bunyi “whoop” dan kadang muntah setelah batuk.
N AFP (Lumpuh Kasus lumpuh layuh mendadak, BUKAN disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak <
Layuh Mendadak) 15 tahun.
P Kasus Gigitan Kasus gigitan hewan (Anjing, Kucing, Tupai, Monyet, Kelelawar) yang dapat menularkan
Hewan Penular rabies pada manusia .
Rabies ATAU
Kasus dengan gejala Stadium Prodromal (demam, mual, malaise/lemas), atau kasus
dengan gejala Stadium Sensoris (rasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat
bekas luka, cemas dan reaksi berlebihan terhadap ransangan sensorik).
Q Tersangka Antraks (1). Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax); Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa
sakit, 2-3 hari vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik,
ulsera ditutupi kerak hitam, kering, Eschar (patognomonik), demam, sakit kepala dan
pembengkakan kelenjar limfe regional
(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthrax); Rasa sakit perut hebat,
mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang
disertai darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut
membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena.
(3). Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax); Gejala klinis antraks paru-paru sesuai
dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang
dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan,
detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya terjadi 2-3 hari
setelah gejala klinis timbul.
R Tersangka Pasien dengan gejala demam < 9 hari dengan suhu > 38 derajat Celcius disertai gejala
Leptospirosis khas conjunctival suffusion (radang pada konjungtiva), nyeri betis, jaundis/ikterik/kuning.

Standar Prosedure SKDR online 10


S Tersangka Kolera Penderita menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair secara tiba-tiba (biasanya
disertai muntah dan mual), tinjanya cair seperti air cucian beras.
T Klaster Penyakit Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama di dalam satu kelompok
yang tidak lazim masyarakat/ desa dalam satu periode waktu yang sama (lebih kurang 7 hari), yang tidak
dapat dimasukan ke dalam definisi kasus penyakit yang lain.
U Tersangka Panas > 38°C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran
Meningitis/Ensefa dan muntah. Pada anak < 1 tahun ubun-ubun besar cembung.
litis
V Tersangka Setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit menyusu/menetek, dan mulut mencucu dan
Tetanus disertai dengan kejang rangsang.
Neonatorum
W Tersangka Ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat
Tetanus luka.
Y ILI (Influenza Like Penderita dengan gejala Demam ≥ 38°C disertai batuk ATAU sakit tenggorokan
Illness)
Z Tersangka HFMD Demam 38 - 39°C dalam 3-7 hari, nyeri telan, nafsu makan turun, muncul vesikel di
(Hand, Foot, rongga mulut dan atau ruam di telapak tangan, kaki dan bokong. Biasanya terjadi pada
Mouth Disease) anak dibawah 10 tahun.
X Total Kunjungan Jumlah kunjungan pasien yang datang berobat dan terdaftar di fasilitas kesehatan
(puskesmas atau pustu)

Standar Prosedure SKDR online 11


Lampiran 3.
FORMAT LAPORAN MINGGUAN (W2)
Puskesmas/Pustu/Bidan* : ..................................................
Kecamatan : ..................................................
Kabupaten/Kota : ………………..................................
Periode pelaporan dari Minggu tanggal ……/……/…….. sampai Sabtu tanggal ……/……/……….
Minggu Epidemiologi ke-: ..........
KODE SMS PENYAKIT JUMLAH KASUS BARU
A Diare Akut
B Malaria Konfirmasi
C Tersangka Demam Dengue
D Pneumonia
E Diare Berdarah ATAU Disentri
F Tersangka Demam Tifoid
G Sindrom Jaundis Akut
H Tersangka Chikungunya
J Tersangka Flu Burung pada Manusia
K Tersangka Campak
L Tersangka Difteri
M Tersangka Pertussis
N AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
P Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
Q Tersangka Antraks
R Tersangka Leptospirosis
S Tersangka Kolera
T Klaster Penyakit yang tidak lazim
U Tersangka Meningitis/Ensefalitis
V Tersangka Tetanus Neonatorum
W Tersangka Tetanus
Y ILI (Influenza Like Illness)
Z Tersangka HFMD
X TOTAL (JUMLAH KUNJUNGAN)**
* Pilih salah satu (puskesmas atau pustu atau bidan)
** adalah jumlah seluruh kunjungan pada minggu ini di unit pelayanan kesehatan
CONTOH PELAPORAN MENGGUNAKAN SMS:2, pustu sukoharjo,A10,B15,H3,T4,X110
Artinya:
Minggu epidemiologi ke 2, nama unit pelapor adalah pustu sukoharjo, jumlah kasus diare= 10,
jumlah kasus malaria = 15, jumlah kasus tersangka Chikungunya = 3, jumlah kasus klaster
penyakit yang tidak lazim = 4, Jumlah kunjungan = 110

Standar Prosedure SKDR online 12


Lampiran 4.

NILAI AMBANG BATAS PENYAKIT KLB

KODE SMS PENYAKIT NILAI AMBANG


A Diare Akut Peningkatan Kasus
B Malaria Konfirmasi Peningkatan Kasus
C Tersangka Demam Dengue Peningkatan Kasus
D Pneumonia Peningkatan Kasus
E Diare Berdarah atau Disentri Peningkatan Kasus
F Tersangka Demam Tifoid Poisson
G Sindrom Jaundis Akut Poisson
H Tersangka Chikungunya Poisson
J Tersangka Flu Burung pada Manusia 1 Kasus
K Tersangka Campak 1 Kasus
L Tersangka Difteri 1 Kasus
M Tersangka Pertussis 1 Kasus
N AFP (Lumpuh Layuh Mendadak) 1 Kasus
P Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies 1 Kasus
Q Tersangka Antraks 1 Kasus
R Tersangka Leptospirosis 1 Kasus
S Tersangka Kolera 1 Kasus
T Klaster Penyakit yang tidak lazim 3 Kasus
U Tersangka Meningitis/Ensefalitis Poisson
V Tersangka Tetanus Neonatorum 1 Kasus
W Tersangka Tetanus 1 Kasus
Y ILI (Influenza Like Illness) Peningkatan Kasus
Z Tersangka HFMD 1 Kasus

Lampiran 5

Standar Prosedure SKDR online 13


PANDUAN
SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON (SKDR) SUPPORT
ONLINE DALAM RANGKA BANTUAN TEKNIS PERKUMPULAN
AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA (PAEI)

Pendahuluan.

Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) offline adalah suatu sistem yang dapat
memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/Wabah dari waktu ke
waktu (periode mingguan) dan memeberikan sinyal peringatan (alert) kepada pengelola
program bila kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program
untuk melakukan respon. Alert atau signal yang muncul pada sistem bukan berarti sudah terjadi
KLB tetapi merupakan pra-KLB yang mengharuskan petugas untuk melakukan respon cepat
agar tidak terjadi KLB.

Tujuan dan kelebihan

1. Menyelenggarakan deteksi dini KLB bagi penyakit menular


2. Adanya ketepatan respon cepat terhadap potensi KLB
3. Meningkatkan ketepatan serta kelengkapan laporan SKDR online
4. Efektif tanpa adanya koneksi internet
5. SKDR Offline dalam menangkap Alert lebih tajam di tingkat Puskesmas, sehingga
sesuai fungsinya bahwa ujung tombak pelayanan di tingkat puskesmas
6. SKDR Offline dalam mendeteksi dini KLB bukan melihat per puskesmas saja tetapi
dapat mendeteksi KLB berdasarkan kampung.
7. Analisisnya sederhana dan sangat mudah di follow up

Langkah-langkah pelaksanaan SKDR Offline:

1. Persiapan.
Pendamping teknis berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Kepala P2P dan surveilans)
serta Puskesmas untuk menyampaikan informasi SKDR Oflline yaitu tujuan dan manfaat
SKDR Offline tersebut.
2. Sasaran Perkenalan serta Pelatihan
a. Petugas suveilans di Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas.
b. Data yang harus diisi adalah data dasar yaitu berupa jumlah bayi, jumlah balita serta
jumlah total penduduk sesuai dengan wilayah kerja dinas kesehatan atau puskesmas.
Tujuan data dasar adalah untuk meghitung insiden.
c. Data SKDR terbagi dalam beberapa periode mingguan. Total semua data 52 minggu
dalam setahun.
d. Data SKDR Offline bagi petugas surveilans Dinas kesehatan Kabupaten yaitu memantau
jumlah seluruh puskesmas di kabupaten tersebut sedangkan data SKDR untuk di
puskesmas, data yang dibutuhkan yaitu data dari masing-masinng desa/kampung di
wilayah kerja puskesmas tersebut.
Standar Prosedure SKDR online 14
e. Data SKDR yang dimasukkan adalah seluruh data penyakit. Untuk mengidentifikasi
adaanya alert atau ada KLB khusus untuk penyakit endemis seperti malaria, demam
berdarah dangue (DBD) dan diare serta campak maka hanya perlu menetukan NBKW
sebagai acuan dalam menentukan suatu penyakit tersebut bila terjadi KLB. Khusus untuk
data penyakit AFP harus tetap diisi zero report pada puskesmas jika data tersebut tidak
ada.
f. Setelah itu klik menu grafik dan pilihlah salah satu penyakit atau total penyakit yang
ingin diketahui dan akan otomatis muncul dalam bentuk grafik.
3. Menentukan NBKW
Untuk menentukan NBKW, maka cukup dengan mengentri data di Data dasar dengan
menurut penyakit endemis dan perkampung selama 52 minggu . Suatu penyakit memiliki
masa inkubasi yang berbeda-beda. Maka untuk menentukan NBKW dapat menggunakan
rumus= mean + 2SD.

Minggu Jum kasus penya X (x-Mean) (x-Mean) 2

1 7 -1.42 2.02

2 6 -2.42 5.87

3 12 3.57 12.79

4 5 -3.42 11.71

5 7 -1.42 2.02

6 9 0.57 0.33

7 9 -17.42 303.56

8 10 1.57 2.48

9 8 -0.42 0.17

10 9 0.57 0.33

11 12 3.57 12.79

12 11 2.57 6.64

13 8 -0.42 0.17

14 9 0.57 0.33

15 14 5.57 31.10

16 7 -1.42 2.02

17 7 -1.42 2.02

Standar Prosedure SKDR online 15


18 5 -3.42 11.71

19 6 -2.42 5.87

20 9 0.57 0.33

21 9 0.57 0.33

22 8 -0.42 0.17

23 11 2.57 6.64

24 7 -1.42 2.02

25 9 0.57 0.33

26 7 -1.42 2.02

27 6 -2.42 5.87

28 12 3.57 12.79

29 5 -3.42 11.71

30 7 -1.42 2.02

31 9 0.57 0.33

32 9 0.57 0.33

33 10 1.57 2.48

34 8 -0.42 0.17

35 9 0.57 0.33

36 12 3.57 12.79

37 11 2.57 6.64

38 8 -0.42 0.17

39 6 -2.42 5.87

40 6 -2.42 5.87

41 10 1.57 2.48

42 12 3.57 12.79

43 9 0.57 0.33

Standar Prosedure SKDR online 16


44 7 -1.42 2.02

45 7 -1.42 2.02

46 10 1.57 2.48

47 9 0.57 0.33

48 9 0.57 0.33

49 5 -3.42 11.71

50 7 -1.42 2.02

51 8 -0.42 0.17

52 6 -2.42 5.87

Total 438 535.92

Mean = ∑x

----- = 438/52= 8.42

SD= √ ∑ (x-Mean )2
------------------- =
√ 535.92/51=

N-1

= √10.50= 3.24

Dari perhitungan diatas ditetapkan nilai batas keadaan wabah yakni nilai rata-rata di tambah 2
kali standar deviasi. Nilai yang diperoleh adalah 8,42 + 2 (3.24) = 15 kasus, artinya kalau dalam
waktu 1 minggu jumlah kasus baru penyakit X mencapai 15 penderita atau lebih maka ditempat
tersebut terjadi wabah atau KLB. Perhitungan diatas adalah cara manual untuk menangkap
alert.

Namun dengan menggunakan SKDR itu, perhitungan itu tidak perlu dilakukan, hanya
Dengan SKDR support Online, ketika menklik menú peyakit yang telah di entri di menú
data dasar maka secara otomoatis batas NBKWnya terlihat di garifik dan dengan mudah
dibaca , dan petugas dengan mudah dapat menangkap alert menurut desa dan
berdasarkan penyakitnya.

Standar Prosedure SKDR online 17


Keterangan : NBKW hanya untuk penyakit yang endemis saja

Penutup.

SKDR Offline sangat berperan penting dalam memberikan sinyal peringatan (alert) kepada
pengelola program bila kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya, karena dengan
menggunakan SKDR offline petugas surveilans di puskesmas dapat mengetahui alert dan
menangkap signal bahwa suatu penyakit sudah masuk kagori pra KLB atau sudah KLB,
sehingga respon di puskesmas akan lebih cepat, dimana kita ketahui bahwa respon dan
identifikasi alert itu ujung tombaknya memang harus di Puskesmas, bukan harus menunggu
Alert dari Kabupaten atau Kota.

Standar Prosedure SKDR online 18


Standar Prosedure SKDR online 19
Standar Prosedure SKDR online 20
Standar Prosedure SKDR online 21

Anda mungkin juga menyukai