Anda di halaman 1dari 9

BAB III

HASIL KEGIATAN SURVEILANS TAHUN 2015


A. SURVEILANS RUTIN
Kegiatan pengumpulan data, pengolahan, analisis, dan
intepretasi data yang dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan merupakan kegiatan dalam program
pengamatan penyakit untuk memantau perkembangan
kejadian penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah dan
beberapa penyakit yang tidak menular dimasyarakat dan
unit pelayanan kesehatan,yang diperguanankan sebagai
pemantauan wilayah setempat.
Adapun jenis laporan yang dipantau:
Surveilans terpadu puskesmas yang meliputi 25 jenis
penyakit menular 2 jenis penyakit tidak menular yaitu
hipertensi dan diabetes mellitus
Surveilans terpadu terpadu laboratorium
Surveilans campak rutin (CBMS) menggunakan format CI
campak
Surveilans mingguan W2)
Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan pencatatan dan
pelaporan yang dibuktikan dengan penerimaan laporan
dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1
Kelengkapan laporan surveilans di PKM Lampasio tahun 2015
NO
1
2
3
4

Jenis Laporan
STP- Puskesmas
STP Laboratorium
CI Campak
(W2)

Target (%)
100%
100%
100%
90%

2015
100%
100%
100%
75%

Melihat Kelengakapan laporan yang dikirim oleh PUSTU,


POSKESDES, dan POLINDES sudah cukup baik dan telah

mencapai target meskipun laporan W2 belum mencapai


target tapi saya mengusahakan pada tahun kedepan W2
mencapai target.

TABEL-2
Ketepatan waktu penerimaan laporan Surveilans di puskesmas
lampasio tahun 2015
NO
1
2
3
4

JENIS LAPORAN
TARGET
2015
STP- Puskesmas
90%
100%
STP-Laboratorium
90%
100%
CI-Campak
90%
100%
W2(mingguan)
85%
70%
Penyakit penyakit yang diamati melalu program
surveilans puskesmas meliput 25 jenis penyakit menular
surveilans dan 2 jenis penyakit penyakit tidak menular,
penyakit terbanyak dapat kita lihat pada table 3 berikut ini :
TABEL -3

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

JENIS PENYAKIT
influeza
Diare
Tipoit
Tersangka TBC
DBD
Hipertensi
Pneumonia
Malaria klinis
Diare berdarah
campak

JUMLAH
3027
563
429
391
263
157
88
87
65
40

Dilihat dari table diatas dapat kita lihat bahwa Penyakit


yang paling dominan yaitu influenza disusul dengan penyakit
diare dan yang lainnya.

B. SURVEILANS KHUSUS
1. SURVEILANS CAMPAK
Surveilans campak dilakukan untuk memantau kasuskasus campak yang ada dimasyarakat maupun yang
diteksi di UPK dari tahun ketahun cenderung
berfluktuasi. Kejadian luar biasa campak di kecamatan
lampasio pada tahun 2015 dapat kita lihat pada table
dibawah ini
TABEL 4
DATA KLB CAMPAK KLINIS DIKECAMATAN LAMPASIO
TAHUN 2015
N
O
1
2

DESA
LAMPASIO
JANJA

JLH
KASUS
26
7

MATI

CFR

1
0

0,11%
0,04%

Kasus campak berdasarkan buku petunjuk surveilans


campak dikatakan KLB jika terjadi kasus campak
sebanyak 5 kasus atau lebih dalam satu bulan disuatu
wilayah atau klaster, kejadian KLB yang terjadi 2 kali
pada tahun 2015 semuanya dilakukan pemeriksaan
sampel darah dilaboratorium, hasil semua smpel yang
dikirim dari desa lampasio semua positif campak,
sedangka kasus campak nyang terjadi didesa janjahasil
pemeriksaan laboratorium negatif campak.
Berikut ini distribusi kasus campak dari tahun 20112015yang masuk dalam campak rutin dan tidak
termasuk didalam kasus kasus penyakit campak pada
saat kejadian luar biasa (KLB) berdasarkan termpat
yang ditemukan kasus dapat
kita lihat sebangai
berikut:
TEBEL 5

DISTRIBUSI TEMPAT PENEMUAN KASUS CAMPAK KLINIS


DIKECAMATAN LAMPASIO TAHUN 2011-2015
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9

DESA

2011

2012

2013

2014

2015

LAMPASIO
TINADING
OGOMATANA
NG
SALUNGAN
SIBEA
JANJA
OYOM
MAIBUA
MULIASARI

0
4
0

0
2
0

0
1
0

0
0
0

26
0
1

0
0
0
2
0
0

0
1
1
5
0
0

0
1
0
0
0
0

0
0
3
0
2
0

0
1
7
5
0
1

Kasus campak yang terjadi di wilayah desa lampasio


khususnya dusun 1 menunjukkan adanya KlB campak,
itu terjadi dikarenakan adanya penduduk yang
berkunjunng ketempat yang dimana terjadi KLB
campak yaitu kecamatan ogodede dan kecamatan
dondo.
Melhat kasus campak yang terjadi pada tahun 2015
jumlah kasus campak yang dipantau melalui kegiatan
surveilans rutin campak sebanyak 26 kasus, dan 10
kasus yang tidak mendapat imunisasi campak dan 16
kasus yang mendapatkan imunisasi campak,kasus yang
banyak terjadi pada kelompok umur 1-9 tahun 15
kasus.
TABEL 6
DISTRIBUSI KASUS CAMPAK KLINIS BERDASARKAN
KELOMPOK UMUR DIKECAMATAN DAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LAMPASIO TAHUN 2015

DESA
Lampasio
Ogomatan
ang
Sibea
Janja
Oyom
muliasari
JUmlah

111bln
2

1
3

1-4

5-9

10-14 14-19

10
2

1
3
2

2
2

2
1

18

10

Untuk melindungi bayi dan balita kita terhadap penyakit


campak, maka diberikan kekebalan secara buatanyang
diberikan secara rutin bagi bayi dan bagi balita di berikan
lewat kegiatan kampanye campak. Kampanye campak
atau imunisasi campak tambahan diberikan untuk
memberikan
kekebalan
bagi
bayi
yang
sudah
mendapatkan imunisasi dasar
lengkap namun belum
terbentuk kekebalanterhadap penyakit campak dalam
tubuhnyaserta bagi bayi dan balita yang belum
mendapatkan imunisasi campak.
2. SURVEILANS DBD
Tahun 2010 penyakit demam berdarah dengue (DBD)
Dikecamatan
lampasio
kejadiannya
masih
secara
sporadic,namun mulai tahun 2011 sampai sekarang kasus
DBD setiap tahunnya ada gambaran DBD ini dapat kita
lihat pada grafik dibawah ini,
TABEL 2.6
KECENDERUNGAN KEJADIAN KASUS DBD DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS LAMPASIO TAHUN 2011-2015

2011

2012

2013

2014

2015

Penyakit demam berdarah dengue merupakan suatu


penyakit yang sudah endemis diwilayah kerja puskesmas
lampasio.berikut ini adalah data perkembangan kasus
DBD dikecamatan lampasio:
TABEL 2.7
DESA YANG ENDEMIS DBD DAN DESA YANG SPORADIS
DBD KECAMATAN LAMPASIO TAHUN 2015
Desa
Lampasio

Pe
b
6

Tinading

9
1
0
10
6

2
0
1
5
4

Ogomatanang

Salugan
Sibea

Janja

Jan

Ma
r
3
1
0
0
2
4

Ap Mei
r
9
2

Ju
n
3

Jul
1

Ag
st
1

10
1
2
10
6

4
0
0
3
5

1
0
0
0
2

0
0
0
1
1

1
1
0
2
5

Se Ok
p
t
2
7
3
0
0
2
3

4
0
0
4
7

No
p
1

De
s
2

2
0
0
0
3

1
0
0
0
2

Oyom
Maibua

4
15

5
13

2
1

4
0

1
1

2
2

2
1

1
1

1
3

3
3

1
10

Berdasarkan data diatas dapat dilihat mana desa yang


endemis penyakit DBD hampir setiap bulan, dan mana
desa yang sporadis penyakit DBD tiap bulan. Dari data
tersebut maka perlu dilakukan upaya yang lebih intensif
untuk mengendalikan penyakit deman berdarah dengue,
yang pokus utama adalah pemberantasan sarang nyamuk
(PSN)dan
diikuti dengan kegiatan penaburan abate
ditempat-tempat
penampungan
air
yang
susah
dibersihkandan tidak mempunyai tutup dan daerahdaerah yang sulit untuk dibersihkan.
3. SURVEILANS AFP
Tujuan:
Menemuakn semua kasus AFP yang ada di suatu wilayah
Melacak semua kasus AFP yang ditemukan
Mengumpulkan dua specimen semua kasus AFP selambatlambatnya 14 hari setelah kelumpuhan,dan dengan
tengang waktu pengumpulan specimen 1 dan 2 24 jam.
Mengidentifikasi kemungkinan adanya virus volio liar
disuatu wilayah melalui pemerikasaan specimen tinja
yang semua AFP yang ditemukan tersebut.
Sasaran:
Semua anak berusia kurang dari15 tahun dengan
kelumpuhan yang sifatnya flaccid (layu), terjadi secara
akut (mendadak), bukan disebabkan oleh ruda paksa.
4. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Kejadian luar biasa merupakan kejadian yang sulit kita
tentukan kapan terjadinya dan dimana tempatnya, namun
KLB dapat kata prediksi kapan terjadinya asalkan
didukung oleh data pemantauan wilayah setempat yang

2
3

lengkap akurat dan tepat waktu. KLB yang terjadi 2 kali


pada tahun 2015 yaitu kasus campak pada desa lampasio
dan desa janja namun masih bisa diatasi dengan cepat,
namun didesa lampasio terdapat kematian 1 kasus
campak disebabkan oleh sipenderita tidak mau berobat
dipuskesmas, padahal jarak tempuh dari puskesmas
dengan rumah sipendeta sangat dekat 1 km, keluarga
masih mempercayai bahwa penyakit campak tidak dapat
disuntik Cuma
Berobat pada dukun kampong.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIPULAN
Memperhatikan pelaksaan kegiatan survelans
epidemiologi tahun 2015 maka dapat ditarik suatu
kesimpulan sebangai berikut:
1. Kegiatan pengumpulan,pengolahan dan analisis data
sudah berjalan dengan baik, namun dari segi
ketepatan waktu masih perlu upaya yang lebih keras
lagi karena masih jauh dari terget yang diharapkan
terutama laporan mingguan.
2. Tidak ada Kasus AFP tahun 2015 ditemukan
3. Terjadi KLB campak 2 kali pada desa lampasio 24
kasus dan desa janja 7 kasus
4. Penyakit demam berdarah dengue terjadi secara
endemis dan sporadis diwilayah kerja puskesmas
lampasio

B. SARAN
Untuk meningkatkan kegiatan surveilans epideomologi
kedepan yang lebih baik maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan:
1. Perlunya
ditingkatkan
kemampuan
petugas
kesehatan unit terdepan untuk deteksi dini KLB dan
investigasi dan penanggulangan KLB.
2. Perlunya dukungan operasional yang cukup dan
tepat waktu bagi pelaksanaan kegiatan surveilans
epideomologi dipuskesmas, pustu, poskesdes,dan
polindes.
3. Perlunya dukungan kendaraan operasional untuk
kegiatan pelacakan dan penanggulangan KLB.

Anda mungkin juga menyukai