Disusun Oleh
1613201155
Pertanyaan apa analisis bapak/ibu tentang pelaporan surveilans tersebut bila hubungan
dengan kinerja petugas dan sistem pelapor surveilans / alur ?
Menurut Analisis saya, Motivasi petugas dalam melakukan kegiatan surveilans masih
kurang. Sehingga pada saat melakukan kegiatan surveilans juga menjadi kurang optimal.
karena tidak pernah adanya penghargaan dari kepala puskesmas sendiri atau dari dinas
kesehatan. apabila terdapat puskesmas yang terlambat mengumpulkan laporan bulanan cuma
diingatkan lewat sms atau ditelfon.
Menurut teori motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau
semangat dalam bekerja atau dengan kata lain pendorong semangat kerja (Susilo Martoyo,
2000: 165). Pengukuran motivasi kerja meliputi beberapa indikator yaitu prestasi/
penghargaan, kondisi pekerjaan, hubungan kerja, penghasilan, supervisi, promosi, tanggung
jawab dan pengembangan diri (J. Winardi, 2002: 88).
Hal-hal yang dapat menjadi acuan petugas dalam sistem pelaporan yang paling penting
adalah Monitoring dan Evaluasi
Manajemen Surveilans
Agar kegiatan surveilans dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka
perlu adanya suatu manajemen yang baik mulai dari perencanaan hingga evaluasi
melalui pendekatan sistem yaitu input, proses, dan output untuk menerjemahkan
komponen manajemen (5M(man, material, methode, money & marketing)) (Depkes
RI, 2003: 7)
A. Input
Ketersedian Data Data yang didapatkan dari laporan kasus campak puskesmas
adalah data tanggal sakit, nama penderita, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, tempat
perawatan, tanggal masuk, jenis sakit (campak), status kasus (penderita atau
meninggal). Data yang dihasilkan akan digunakan untuk melihat perkembangan kasus
serta penyebaran kasus di wilayah kelurahan, kecamatan, maupun secara 16
keseluruhan di Kabupaten Blora untuk sistem kewaspadaan dini penyakit campak
(Depkes RI, 2003: 7-8).
B. Ketersediaan Sarana dan Fasilitas Surveilans
Sarana pengolah data dan komunikasi yang ada di dinas kesehatan kabupaten/
kota terdiri dari komputer, perangkat lunak seperti epi info, epi map, kalkulator, alat
tulis kantor, buku pedoman/ petunjuk teknis, formulir pengumpulan data surveilans,
dan perangkat seminar. Sedangkan perlengkapan surveilans puskesmas/ rumah sakit
(surveilans kits) yaitu kalkulator, kertas grafik, formulir perekam, pengolahan dan
pelaporan, mesin ketik, alat komunikasi telepon dan faksimili), komputer pengolahan
data, dan program aplikasinya (Depkes RI, 2003: 8).
C. Ketersediaan Dana Surveilans
Sumber dana surveilans dapat berasal dari dana program (APBD, APBN,
block grant), atau bantuan luar negeri, swasta/ LSM, dll (Depkes RI, 2003: 8).
D. Ketersediaan Tenaga Surveilans (Sumber Daya Manusia)
Keberhasilan dan kelancaran kegiatan surveilans didukung oleh keadaan
sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia (SDM) bidang surveilans yang
seharusnya berada di dinas kesehatan didasarkan pada Kepmenkes No.1116/2003.
Tersedianya sumber daya manusia yang cukup diharapkan dapat melaksanakan
kegiatan surveilans dengan baik (Laksono T, dkk, 2004: 123).
E. Proses Proses pelaksanaan kegiatan surveilans
disesuaikan dengan kegiatan diusulkan melalui perencanaan tahunan. Jenis
kegiatan yang dilakukan oleh unit surveilans adalah:
a) Pengumpulan, validasi data
Penilaian Sistem Surveilans Ukuran yang dipakai dalam melakukan evaluasi pada
sistem surveilans didasarkan pada beberapa aspek berikut: