Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KEBONDALEM
Jln. Bhayangkara 69 Kec.Bangorejo Telp. 0333-710251 Kode Pos : 68487
e-mail : pkmkebondalem@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SURVEILANS CAMPAK

I. PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
mengamanatkan bahwa Pemerintah dapat melaksanakan surveilans terdapat
penyakit menular (pasal 154 ayat 2) dan pengendalian penyakit tidak menular
dilakukan dengan pendekatan surveilans faktor resiko, registri penyakit, dan
surveilans kematian (pasal 159 ayat 1).
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2014 , tentang
penyelenggaraan surveilans kesehatan merupakan prasyarat program
kesehatan dan bertujuan untuk :
1. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan
faktor resikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor
yang yang mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan
2. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan tejadinya
KLB/wabah dan dampaknya
3. Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB / Wabah dan
4. Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan
Dalam pasal 14 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014
disebutkan pula bahwa :
1. Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota, Instansi Kesehatan Pemerintah lainnya dan fasilitas
Pelayanan Kesehatan wajib menyelenggarakan Surveilans Kesehatan
sesuai kewenangannya
2. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan pada Kementerian Kesehatan,
Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan
instansi kesehatan pemerintah lainnya sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 dilaksanakan oleh masing-masing pengelola program
3. Dalam hal belum ada pengelola progam teerhadap masalah kesehatan
tertentu dan/atau dalam rangka Kewaspadaan Dini dan Respon KLB,
tugas penyelenggaraan Surveilans Kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 dilaksanakan oleh unit kerja surveilans.
Ditegaskan juga dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang
sistem kesehatan Nasional pasal 2 ayat 2 yang mengamantkan agar
pengelolaan kesehatan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat daerah
sampai tingkat pusat dengan memperhatikan otonomi daerah dan otonomi
fungsional dimaksudkan berdasarkan kemampuan dan ketersediaan sumber
daya di bidang kesehatan. Hal ini menegaskan bahwa penyelenggaraan
surveilans kesehatan harus dilaksanakan disetiap fasilitas pelayanan
Kesehatan, instansi kesehatan mulai dari tingkat kabupaten/kota, propinsi dan
instansi kesehatan tingkat pusat.

II. LATAR BELAKANG


Dengan mempertimbangkan beban penyakit rubela dan CRS yang terus
meningkat maka seluruh negara anggota WHO/SEARO termasuk juga
Indonesia telah menetapkan target pencapaian eliminasi campak dan
pengendalian rubela/CRS pada tahun 2020 (WHO SEARO, 2013). Namun
berdasarkan hasil pertemuan WHO South-East Asia regional high-level
consultation on adopting the revised goal of measles and rubella elimination
tahun 2019 menyimpulkan bahwa beberapa negara wilayah SEARO termasuk
Indonesia tidak mencapai target tahun 2020 tersebut. Oleh karena itu target
regional telah ditetapkan menjadi mencapai eliminasi campak dan rubela/CRS
pada tahun 2023, dimana target eliminasi beserta upaya pengendalian dan
penyelenggaraan surveilans campak terintegrasi dengan rubella.
Untuk mencapai tujuan pengendalian penyait campak tersebut dilakukan
beberapa upaya yaitu imunisasi, penyelidikan dan manajemen kasus pada
semua KLB campak serta melaksakan surveilans campak berbasis individu
(Case Basal Measles Surveilance) dengan pemeriksaan seorologi terhadap
kasus penyakit campak (suspect).
Untuk menilai dampak imunisasi dalam mencapai strategi regional
diperlukan surveilans campak yang adekuat agar dapat memberikan arahan
kepada program secara efektif dan efisien. Dengan dilakukannya berbagai
upaya, maka diharapkan angka kematian akibat penyakit campak menurun
sehingga upaya program dan jumlah wilayah endemis campak juga berkurang.
Di Puskesmas Kebondalem kejadian suspect campak pada tahun 2021
sebanyak 0 kasus dalam arti tidak ada pengiriman specimen campak. Hal ini
menunjukkan bahwa kurangnya penemuan kasus dalam berkoordinasi dengan
lintas sektor dan jejaring.
Berdasarkan data di atas Puskesmas Kebondalem memberikan pelayanan
secara menyeluruh, terpadu dan berkualitas agar adanya masalah/penyakit
menular dapat di deteksi secara dini yang pada akhirnya memberikan
kontribusi terhadap pencegahan KLB didasarkan pada Visi Misi di Puskesmas
Kebondalem yaitu :
VISI PUSKESMAS KEBONDALEM
“Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang semakin optimal melalui
peningkatan akses dan kualitas pelayanan diwilayah kerja Puskesmas
Kebondalem”
MISI PUSKESMAS KEBONDALEM
1. Mendorong kemandirian keluarga, masyarakat dan lingkungan untuk
hidup sehat.
2. Mengembangkan sumber daya layanan yang memadai.
3. Menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan
berkesinambungan.
4. Membangun kerjasama lintas program / sektor yang harmonis.

III. TUJUAN
1. Tujuan umum
a. Mengidentifikasi daerah maupun populasi resiko tinggi kemungkinan
akan terjadinya transmisi campak
b. Memantau kemajuan program pemberantasan campak
2. Tujuan khusus
a. Terlaksananya pengumpulan data campak untuk mengetahui gambaran
epidemiologi meliputi waktu, tempat kejadian, umur dan status
imunisasi disetiap puskesmas dan rumah sakit
b. Terlaksananya PE setiap KLB campak dan konfirmasi laboratorium
c. Terlaksananya analisis data campak dan factor resiko disetiap tingkat
administrasi kesehatan
d. Terdiseminasinya hasil analisis / informasi kepada unit terkait
e. Terwujudnya pengambilan keputusan dengan menggunakan data
surveilans.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok dari surveilans penyakit campak di tingkat
Puskesmas adalah :
1. Pengumpulan data kasus suspect campak campak yang berasal dari
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Praktisi swasta dan
masyarakat/posyandu maupun petugas desa siaga
2. Pencatatan dan pelaporan dengan menggunakan format C1, setiap
minggu direkap dan dilaporkan dalam W2/SKDR, dan setiap kasus
yang ditangani diberi nomor epid
3. Pengambilan berupa sampel darah terhadap kasus suspect campak
untuk diambil specimen serumnya
4. Umpan balik yang berupa laporan hasil pelaksanaan surveilans campak
yang dilakukan pada saat diadakan mini lokakarya bulanan Puskesmas

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan surveilans campak dalam program eradikasi campak
adalah :
1. Surveilans Rutin
Surveilans rutin dilaksanakan terutama oleh surveilans puskesmas
serta surveilans kabupaten/kota
2. System kewaspadaan Dini KLB Campak
Dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya KLB perlu
dilaksanakan kegiatan kewaspadaan dini KLB. Strategi dalam SKD-
KLB campak adalah :
a. Pemantauan populasi rentan
Dalam pemantaua populasi rentan dilakuka juga pemantauan
terhadap :
 Status gizi balita
 Keterjangkauan pelayanan kesehatan (asesibitas)
 Kelompok pengungsi
b. Pemantauan kasus campak (PWS Campak)
Apabila ditemukan satu (1) kasus pada desa dengan cakupan
tinggi (>90%), masih perlu diwaspai pula mengingat adanya
kemungkinan kesalahan rantai dingin vaksin atau karena cakupan
imunisasi yang kurang dipercaya.

VI. SASARAN KEGIATAN


Sebagai sasaran dalam PE campak adalah :
1. Individu yaitu penderita atau keluarganya
2. Populasi lokal yaitu populasi disekitar pemukiman penderita

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Dalam melaksakan kegiatan surveilans campak di Puskesmas
Kebondalem dilaksanakan berdasarkan atas data dan laporan dari
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan praktisi swasta serta masyarakat
maka pelaksanaannya berdasarkan atas kejadian, sehingga jadwal
pelaksanaan kegiatannya adalah setiap ada kasus suspect campak maka
petugas kesehatan wajib melaksanakan surveilans campak.

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan dilaksanakan untuk mengukur hasil dari
kegiatan suveilans campak yang telah dilaksnakan. Pelaporan dilaksanakan
setiap selesai mekasanakan kegiatan yang dilakukan kepada kepaa wilayah
serta kepada Kepala Puskesmas sebelum dilaporkan kepada Kepala Dinas
Kesehatan yang disertai dengan pengiriman specimen serum yang sudah
diambil.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan dialksanakan setelah selesai melaksanakan
kegiatan surveilans campak meliputi identitas penderita serta tindak lanjut
yang akan dilaksanakan. Evaluasi kegiatan dilaksanakan setiap selesai
melaksanakan kegiatan surveilans campak tersebut, serta pada saat
dilaksanakan mini lokakarya bulanan puskesmas.
X. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan Surveilans Campak di biayai oleh BOK tahun 2022.

Kebondalem, 03 Januari 2022


Kepala UPTD Puskesmas Kebondalem

dr. MOH HAMAMI


Pembina Tk I
NIP. 19690920 200212 1 006

Anda mungkin juga menyukai