Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN PROGRAM

SURVAILANCE
PUSKESMAS UPT
PUSKESMAS
SUKAHURIP TAHUN
2019

JL.RAYA CIGEDUG NO.23 KEC. CIGEDUG KAB. GARUT


KODE POS 44162

EMAIL;pkmsukahurip12@gmail.com
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Surveilans epidemiologi merupakan kegiatan yang sangat penting
dalam manajemen kesehatan untuk memberikan dukungan data dan
informasi epidemiologi agar pengelolaan program kesehatan dapat berdaya
guna secara optimal. Informasi epidemiologi yang berkualitas, cepat dan
akurat merupakan evidence atau bukti untuk di gunakan dalam proses
pengambilan kebijakan yang tepat dalam pembangunan kesehatan. Dalam
rangka pelaksanaan surveilans epidemiologi. Direktorat jendral PPM & PL
telah membuat beberapa produk hukum surveilans sebagai pedoman
pelaksanaan surveilans yang perlu di ketahui oleh semua jajaran kesehatan
(Dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas dan
rumah sakit) khususnya surveilans serta pihak pihak yang terkait dalam
pelaksanaan surveilans.
Landasan Hukum Tugas Fungsi / Kebijakan: Pelaksanaan
surveilans di Indonesia dilaksanakan berdasarkan beberapa undang undang
dan peraturan sebagai dasar dalam menentukan kebijaksanaan pembinaan.

II. TUJUAN
Buku pedoman program survailan ini sebagai acuan program di UPT
Puskesmas sukahurip. Untuk menuju Indonesia sehat maka dicanangkan
program surveilans epidemiologi penyakit, penyelenggaraan surveilans
epidemiologi kesehatan wajib di lakukan oleh setiap instasi kesehatan provinsi,
instansi kesehatan kabupaten/kota dan lembaga masyarakat dan swasta baik
secara fungsional atau struktural.

III. SASARAN
Sasaran penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan
meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan program kesehatan meliputi
masalah masalah yang berkaitan dengan program kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan prioritas nasional, bilateral , regional dan global, penyakit
potensial wabah, bencana dan komitmen lintas sector serta sasaran spesifik
local atau daerah. Secara rinci sasaran penyelenggaraan sistem surveilans
epidemiologi kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Surveilans epidemiologi penyakit menular Prioritas sasaran
penyelenggaraan surveilans epidemiologi penyakit menular adalah:
a. surveilans penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi
b. surveilans AFP
c. surveilans penyakit filariasis
d. surveilans penyakit tuberculosis
e. surveilans penyakit diare, tipus perut, kecacingan dan penyakit perut
lainnya
f. surveilans penyakit kusta
g. surveilans penyakit frambosia
h. surveilans penyakit HIV/AIDS
i. surveilans penyakit menular seksual
j. surveilans penyakit pneumonia, termasuk penyakit pneumonia akut
berat
2. Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular Prioritas sasaran
penyelenggaraan surveilans epidemiologi penyakit tidak menular adalah:
a. surveilans hipertensi, stroke dan penyakit jantung coroner
b. surveilans diabetes mellitus
c. surveilans neoplasma
d. surveilans penyakit paru obstruksi kronis
e. surveilans gangguan mental
f. surveilans kesehatan akibat kecelakaan
3. Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan dan perilaku Prioritas
sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan dan perilaku
adalah:
a. surveilans sarana air bersih
b. surveilans tempat tempat umum
c. surveilans pemukiman dan lingkungan perumahan
d. surveilans limbah industry, rumah sakit dan kegiatan lainnya
e. surveilans vector penyakit
f. surveilans kesehatan dan keselamatan kerja

IV. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup kerja program Survailance Puskesmas meliputi;
Penyakit menular yang secara langsung berkoordinasi dengan lintas program
sep; Imunisasi, HIV/AIDS, Malaria, DBD, Hepatitis, TB Paru, AFP, Filariasis,
diare, kusta, penyakit menular seksual, Pneumonia. Penyakit tidak menular,
yang secara langsung berkoordinasi dengan program sep; PTM, Perkesmas,
Kesehatan Jiwa, kesehatan Kerja dan Olah raga. Penanggulangan masalah
Gizi secara langsung berkoordinasi dengan program Gizi. Kematian Ibu dan
Bayi yang secara langsung berkoordinasi dengan Program Kesehatan Ibu
dan anak dan Bidan di desa, Survailance kesehatan lingkungan yang secara
langsung berkoordinasi dengan petugas Kesehatan lingkungan puskesmas.

V. BATASAN OPERASIONAL

Pendeteksian kasus (case detection), merupakan proses


mengidentifikasi peristiwa atau keadaan kesehatan. Unit sumber data
menyediakan data yang diperl ukan dalam penyelenggaraan surveilans
epidemiologi seperti rumah sakit, puskesmas, laboratorium, unit penelitian,
unit program-sektor dan unit statistik.

Pencatatan kasus (registration), merupakan proses pencatatan kasus


hasil identifikasi peristiwa atau keadaan kesehatan.

Konfirmasi (confirmation), merupakan evaluasi dari ukuran-ukuran


epidemiologi sampai pada hasil percobaan laboratorium.

Pelaporan (reporting), berupa data, informasi dan rekomendasi


sebagai hasil kegiatan surveilans epidemiologi yang kemudian disampaikan
kepada berbagai pihak yang dapat melakukan tindakan penanggulangan
penyakit atau upaya peningkatan program kesehatan. Juga disampaikan
kepada pusat penelitian dan kajian serta untuk pertukaran data dalam jejaring
surveilans
Analisis data (data analysis), merupakan analisis terhadap berbagai
data dan angka sebagai bahan untuk menentukan indikator pada

Respon segera/ kesiapsiagaan wabah (epidemic preparedness),


merupakan kesiapsiagaan dalam menghadapi wabah/kejadian luar biasa.

Respon terencana (response and control), merupakan sistem


pengawasan kesehatan masyarakat. Respon ini hanya dapat digunakan jika
data yang ada bisa digunakan dalam peringatan dini pada munculnya
masalah kesehatan masyarakat.

Umpan balik (feedback), berfungsi penting untuk sistem pengawasan,


alur pesan dan informasi kembali ke tingkat yang lebih rendah dari tingkat
yang lebih tinggi.
BAB II

TINJAUAN MATERI

I. PENGERTIAN

Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang


berarti mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang
penyelidikan/intelligent untuk memata-matai orang yang dicurugai, yang dapat
membahayakan. Menurut The Centers for Disease Control (CDC) Surveilans
kesehatan masyarakat adalah “The on-going systematic Collection, analysis
and interpretation of Health data essential to the planning, implementation,
and evaluation of public health practice, closely integrated with the timely
dissemination of these data to those who need to know. The final link of the
surveillance chain is the application of these data to prevention and control.

Surveilans merupakan salah satu kegiatan di bidang kesehatan yang


memberikan informasi awal mengenai kejadian suatu penyakit. Surveilan bisa
diibaratkan ujung tombak, mata-mata ataupun spion untuk mengamati suatu
fenomena. Dimana fenomena ini merupakan titian garis merah yang akan
membuka suatu misteri kejadian untuk menentukan tindak lanjut yang akan
diambil untuk memecahkan suatu permasalahan. Berikut ini merupakan
beberapa pengertian dari suveilans :

Menurut WHO dalam www.surveilan.org, surveilans adalah proses


pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistematik
dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang
membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Oleh karena itu perlu di
kembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang lebih
mengedepankan analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan
informasi epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan
dan pengolahan data.
Sedangkan menurut Last (2001), surveilan epemiologi adalah :
Pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan
terus menerus, serta diseminasi informasi tepat waktu kepada pihak-pihak
yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.

Dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi


adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap
penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah
kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara
efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan. (www.surveilan.org)

Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur


penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit
penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat
penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi tata
hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah kabupaten/kota, Propinsi dan
Pusat.

Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh


karena itu secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat
diselesaikan oleh sektor kesehatan sendiri, diperlukan tatalaksana terintegrasi
dan komprehensif dengan kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar
program, sehingga perlu dikembangkan subsistem surveilans epidemiologi
kesehatan yang terdiri dari Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular,
Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Surveilans Epidemiologi
Masalah Kesehatan, dan Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra.

 Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular.

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap


penyakit menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya
pemberantasan penyakit menular. Sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan (Kepmenkes) No. 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan
Penyakit Tidak Menular Terpadu, Jenis penyakit yang termasuk
didalam Surveilans Terpadu Penyakit di Puskesmas meliputi kolera,
diare, diare berdarah, tifus perut klinis, TBC paru BTA (+), tersangka
TBC paru, kusta PB, kusta MB,campak, difteri, batuk rejan, tetanus,
AFP, hepatitis klinis, malaria klinis, malaria vivax, malaria falsifarum,
malaria mix, demam berdarah dengue, demam dengue, pneumonia,
sifilis, gonorrhoe, frambusia, filariasis, dan influenza.

 Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap


penyakit tidak menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya
pemberantasan penyakit tidak menular. Surveilans epidemiologi
penyakit tidak menular antara lain :

a. Hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner


b. Diabetes Melitus
c. Neoplasma
d. Penyakit paru obstruksi kronis
e. Gangguan mental
f. Masalah kesehatan akibat kecelakaan
 Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku.

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap


penyakit dan faktor resiko untuk mendukung program penyehatan
lingkungan. Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan dan
perilaku, meliputi:

a. Sarana air bersih


b. Tempat-tempat umum (TTU)
c. Pemukiman dan lingkungan perumahan
d. Limbah industri, rumah sakit
e. Vektor penyakit
f. Kesehatan dan keselamatan kerja
g. Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain, termasuk
infeksi nasokomial
h. Perilaku merokok
i. Pola makan diet
j. Aktivitas fisik

 Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan.

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap


masalah kesehatan dan faktor resiko untuk mendukung program-
program kesehatan tertentu. Surveilan epidemiologi masalah
kesehatan, meliputi:

a. SKPG (sistem kewaspadaan pangan dan gizi)


b. Kekurangan Gizi mikro (kekurangan yodium, anemia gizi besi,
kekurangan vitamin A)
c. Kekurangan Gizi makro (Gizi kurang, Gizi buruk)
d. Gizi lebih
e. Kesehatan ibu dan anak (termasuk kesehatan reproduksi)
f. Usia lanjut
g. Penyalahgunaan napza
h. Penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisional, bahan
kosmetik dan alat kesehatan
i. Kualitas makanan dan bahan makanan tambahan

 Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra.

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap


masalah kesehatan dan faktor resiko untuk upaya mendukung program
kesehatan matra. Survelans epidemiologi masalah matra, meliputi:

a. Kesehatan haji
b. Kesehatan pelabuhan dan lintas batas perbatasan
c. Bencanan dan masalah sosial
d. Kesehatan matra laut dan udara
e. KLB penyakit dan keracunan

II. MANFAAT SURVEILANS PUSKESMAS

Adapun manfaat Surveilans Epidemiologi adalah:

1) Deteksi Perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan distribusinya


2) Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit
3) Identifikasi kelompok risiko tinggi menurut waktu, orang dan tempat
4) Identifikasi factor risiko dan penyebab lainnya
5) Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
6) Dapat memonitoring kecenderungan penyakit endemis
7) Mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologinya
8) Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan
pelayanan kesehatan dimasa datang
9) Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas dan prioritas
sasaran program pada tahap perencanaan

III. KEGIATAN POKOK SURVEILANS PUSKESMAS


1) Pengumpulan data
2) Tabulasi dan analisis data
3) Penyebarluasan hasil dan informasi

IV. SUMBER DATA SURVEILANS PUSKESMAS

1. Laporan (catatan/registrasi)

o Kematian

o Kesakitan

o Laboratorium

o Kejadian Luar Biasa/Wabah


o Kasus individu

o Laporan penelitian (eksperimen atau observasi)

2. Survei khusus terhadap penyakit tertentu atau screening

3. Laporan vector binatang (reservoir)

4. Data lingkungan (sanitasi, geografi termasuk curah hujan, ketinggian, dll)

5. Data penduduk (termasuk social budaya, komposisi umur, dll)

V. PERAN DAN MEKANISME KERJA SURVEILANS TERPADU PENYAKIT


(STP) DI PUSKESMAS

Pengumpulan dan Pengolahan Data. Unit surveilans Puskesmas


mengumpulkan dan mengolah data STP Puskesmas harian bersumber dari
register rawat jalan & register rawat inap di Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu, tidak termasuk data dari unit pelayanan bukan puskesmas dan
kader kesehatan. Pengumpulan dan pengolahan data tersebut dimanfaatkan
untuk bahan analisis dan rekomendasi tindak lanjut serta distribusi data.

Analisis serta Rekomendasi Tindak Lanjut. Unit surveilans Puskesmas


melaksanakan analisis bulanan terhadap penyakit potensial KLB di daerahnya
dalam bentuk tabel menurut desa/kelurahan dan grafik kecenderungan
penyakit mingguan, kemudian menginformasikan hasilnya kepada Kepala
Puskesmas, sebagai pelaksanaan pemantauan wilayah setempat (PWS) atau
sistem kewaspadaan dini penyakit potensial KLB di Puskesmas. Apabila
ditemukan adanya kecenderungan peningkatan jumlah penderita penyakit
potensial KLB tertentu, maka Puskesmas melakukan penyelidikan
epidemiologi dan menginformasikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Unit surveilans Puskesmas melaksanakan analisis tahunan perkembangan
penyakit dan menghubungkannya dengan faktor risiko, perubahan
lingkungan, serta perencanaan dan keberhasilan program. Puskesmas
memanfaatkan hasilnya sebagai bahan profil tahunan, bahan perencanaan
Puskesmas, informasi program dan sektor terkait serta Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Umpan Balik. Unit surveilans Puskesmas mengirim umpan balik
bulanan absensi laporan dan permintaan perbaikan data ke Puskesmas
Pembantu di daerah kerjanya

Laporan. Setiap minggu, Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial


KLB ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagaimana formulir PWS KLB.
Setiap bulan, Puskesmas mengirim data STP Puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan jenis penyakit dan variabelnya
sebagaimana formulir STP.PUS. Pada data PWS penyakit potensial KLB dan
data STP Puskesmas ini tidak termasuk data unit pelayanan kesehatan bukan
puskesmas dan data kader kesehatan. Setiap minggu, Unit Pelayanan bukan
Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial KLB ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang


berarti mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang
penyelidikan/intelligent untuk memata-matai orang yang dicurugai, yang dapat
membahayakan.

Ruang lingkup program survailens antara lain; pemantauan penyakit


menular, penyakit tidak menular, kesehatan lingkungan dan prilaku,
epidemiologi masalah kesehatan, dan epidemiologi kesehatan matra.

Kegiatan program survailance puskesmas antara lain, pengumpulan


data, tabulasi data dan analisi, penyebarluasan informasi dan evaluasi.

Buku pedoman program survailance ini dirasakan sangat besar


manfaatnya karena merupakan acuan program pada penatalaksanaan
kegiatan yang akan dilakukan.

B. SARAN

Adapun harapan dari penyusunan pedoman program survailance ini


dalam upaya meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas sehingga dapat
tercapainya target program setiap bulan dan tahun.
Diharapkan adanya dukungan baik dari lintas sectoral maupun
program yang berkaitan dalam pelaksanaaan kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai