Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM SURVEILANS
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI CAMPAK
No. Dokumen : /PKM-LKW/KAK/I/2018
No. Revisi :
KAK
Tgl. Terbit : Januari 2018
Halaman : 1-4
PUSKESMAS Hasnah, AMK
LAKAWALI Nip. 19770330 200502 2 004

A. PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


mengamanatkan bahwa Pemerintah dapat melaksanakan surveilans terhadap penyakit
menular (pasal 154 ayat 2) dan pengendalian penyakit tidak menular dilakukan dengan
pendekatan surveilans faktor resiko, register penyakit, dan surveilans kematian (pasal 159
ayat 1).
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2014, Tentang Penyelenggaraan
Surveilan Kesehatan, dalam pasal 2, menyebutkan bahwa Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan merupakan prasyarat program kesehatan dan bertujuan untuk :
1. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor resikonya
serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai
bahan pengambilan keputusan ;
2. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/wabah dan
dampaknya ;
3. Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah ; dan
4. Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang berkepentingan sesuai
dengan pertimbangan kesehatan.
Dalam pasal 14 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 disebutkan pula bahwa :
1. Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
instansi kesehatan pemerintah lainnya dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib
menyelenggarakan Surveilans Kesehatan sesuai kewenangannya.
2. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan pada Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan instansi kesehatan pemerintah lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh masing-masing Pengelola
Program.
3. Dalam hal belum ada Pengelola Program terhadap masalah kesehatan tertentu dan/atau
dalam rangka Kewaspadaan Dini dan Respon KLB, tugas penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh unit kerja surveilans.
Ditegaskan juga dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional pasal 2 ayat (2) yang mengamanatkan agar pengelolaan kesehatan
dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat daerah sampai tingkat pusat dengan
memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional dibidang kesehatan. Otonomi
fungsional dimaksudkan berdasarkan kemampuan dan ketersediaan sumberdaya di bidang
kesehatan. Hal ini menegaskan bahwa penyelenggaraan Surveilans Kesehatan harus
dilaksanakan di setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan, instansi kesehatan mulai dari tingkat
kabupaten/kota, propinsi dan instansi kesehatan tingkat pusat.

B. LATAR BELAKANG

Sidang World Health Assembly (WHA) pada bulan Mei 2010 menyepakati target
pencapaian pengendalian penyakit campak pada tahun 2015 yaitu :
1. Mencapai cakupan imunisasi campak dosis pertama > 90% secara nasional dan
minimal 80% di seluruh kabupaten/kota
2. Menurunkan angka insiden campak mencapai <5/1.000.000 setiap tahun dan
mempertahankannya
3. Menurunkan angka kematian campak minimal 95% dari perkiraan angka kematian
tahun 2000
Untuk mencapai tujuan pengendalian penyakit campak tersebut dilakukan beberapa
upaya yaitu imunisasi, penyelidikan dan manajemen kasus pada semua KLB campak serta
melaksanakan surveilans campak berbasis individu (Case Based Measles Surveillance) dengan
pemeriksaan serologi terhadap kasus tersangka campak (suspect)
Untuk menilai dampak imunisasi dalam mencapai strategi regional diperlukan surveilans
campak yang adekuat agar dapat memberikan arahan kepada program secara efektif dan
efisien. Dengan dilakukannya berbagai upaya, maka diharapkan angka kematian akibat penyakit
campak menurun sehingga upaya program dan jumlah wilayah endemis campak juga
berkurang.
Berdasarkan justifikasi di atas maka disusunlah kerangka acuan kerja Penyelidikan
Epidemiologi Campak di Puskesmas Lakawali.

C. TUJUAN
a. Umum
1. Mengidentifikasi daerah maupun populasi risiko tinggi kemungkinan akan terjadinya
transmisi campak
2. Memantau kemajuan program pemberantasan campak
b. Khusus
1. Terlaksananya pengumpulan data campak untuk mengetahui gambaran
epidemiologi meliputi waktu, tempat kejadian, umur dan status imunisasi di setiap
puskesmas dan rumah sakit
2. Terlaksananya PE setiap KLB campak dan konfirmasi laboratorium
3. Terlaksananya analisis data campak dan faktor risiko di setiap tingkat administrasi
kesehatan
4. Terdiseminasinya hasil analisis / informasi kepada unit terkait.
5. Terwujudnya pengambilan keputusan dengan menggunakan data surveilans

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


1. Penyelidikan epidemiologi kasus 1. Pengumpulan data kasus suspek campak
campak yang berasal dari Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Praktisi swasta dan
masyarakat/posyandu maupun petugas
desa siaga
2. Pencatatan dan Pelaporan dengan
menggunakan format C1, setiap minggu
direkap dan dilaporkan dalam W2/SKDR,
dan setiap kasus yang ditangani diberi
nomor epid.
3. Pengambilan specimen berupa sampel
darah untuk diambil specimen serumnya
4. Umpan Balik yang berupa laporan hasil
pelaksanaan surveilans campak yang
dilakukan pada saat diadakan mini
lokakarya bulanan Puskesmas.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

LINTAS LINTAS
PELAKSANA
NO KEGIATAN POKOK PROGRAM SEKTOR KET
PROGRAM
TERKAIT TERKAIT
1. 1. Surveilans Rutin Bidan Desa Pengelola Pemerintah
Surveilans rutin PJ Surveilans Program P2 Desa
dilaksanakan terutama
oleh surveilans
puskesmas serta
surveilans
kabupaten/kota.
2. Sistem Kewaspadaan Dini
KLB Campak
F. SASARAN
1. Individu yaitu penderita atau keluarganya
2. Populasi lokal yaitu populasi di sekitar pemukiman penderita

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Dalam melaksanakan kegiatan surveilans campak di Puskesmas Lakawali dilaksanakan
berdasarkan atas data dan laporan dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan praktisi
swasta serta masyarakat maka pelaksanaannya berdasarkan atas kejadian, sehingga
jadwal pelaksanaan kegiatannya adalah setiap ada kasus suspek campak maka petugas
kesehatan wajib melaksanakan surveilans campak.

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan untuk mengukur hasil dari kegiatan surveilans
campak yang telah dilaksanakan. Pelaporan dilaksanakan setiap selesai melaksanakan
kegiatan yang dilakukan kepada kepala wilayah, serta kepada Kepala Puskesmas sebelum
dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan yang disertai denganh pengiriman specimen
serum yang sudah diambil.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setelah selesai melaksanakan kegiatan surveilans
campak meliputi identitas penderita serta tindak lanjut yang akan dilaksanakan. Evaluasi
kegiatan dilaksakan setiap selesai melaksakan kegiatan surveilans campak tersebut, serta
pada saat dilaksanakan mini lokakarya bulanan puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai