Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN
JL. Srinindito IV / RT 08-RW 01 , Ngemplak Simongan,
Kecamatan Semarang Barat Telp. (024) 7610212
E-mail : pusk_ngemplak@yahoo.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI LEPTOSPIROSIS

I. PENDAHULUAN
Puskesmas Ngemplak Simongan adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota
Semarang yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya yang meliputi 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Ngemplak Simongan dan Bongsari. Dalam
melaksanakan fungsinya, Puskesmas Ngemplak simongan mempunyai 6 UKM esensial dan 3
UKM pengembangan. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit merupakan salah satu
UKM Esensial yang dilaksanakan di Puskesmas Ngemplak Simongan, dimana salah satu
kegiatannya Penyelidikan Epidemiologi Kasus Leptospirosis

II. LATAR BELAKANG


Leptospirosis merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan kejadian luar
biasa ( KLB ), penyebabnya bakteri leptospira dan tersebar luas di sebagiaan besar wilayah Indonesia. Di
Indonesia sejak tahun 1936 telah dilaporkan leptospirosis dengan mengisolasi reservoar leptospira, baik
dari hewan liar maupun hewan peliharaan. Secara klinis leptospirosis pada manusia telah dikenal sejak
tahun 1892 di Jakarta oleh Van der Scheer. Namun isolasi baru berhasil dilakukan oleh Vervoort pada
tahun 1922. Diperkirakan Leptospirosis sudah ada di 33 provinsi karena berkaitan dengan keberadaan
binatang tikus (Rodent) sebagai reservoir utama disamping binatang penular lain seperti anjing, kucing,
sapi dan lain-lain, serta lingkungan sebagai faktor resiko.
Manusia terinfeksi Leptospira melalui kontak dengan air, tanah (lumpur), tanaman yang telah
dicemari oleh air seni hewan penderita leptospirosis. Bakteri leptospira masuk ke dalam tubuh melalui
selaput lendir (mukosa) mata, hidung atau kulit yang lecet dan kadang-kadang melalui saluran
pencernaan dari makanan yang terkontaminasi oleh urine tikus yang terinfeksi bakteri leptospira.
Penularan pada manusia terjadi melalui paparan pekerjaan, rekreasi atau hobi dan bencana alam.
Kontak langsung manusia dengan hewan terinfeksi di areal pertanian, peternakan, tempat pemotongan
hewan, petugas laboratorium yang menangani tikus, pengawasan hewan pengerat. Sedangkan kontak
tidak langsung penting bagi pekerja pembersih selokan, buruh tambang, prajurit, pembersih septictank,
peternakan ikan, pengawas binatang buruan, pekerja kanal, petani kebun, dll
Penyelidikan epidemiologi (PE) merupakan suatu kegiatan penyelidikan atau survey yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap suatu masalah kesehatan atau penyakit secara detail.
Untuk PE Leptospirosis adalah kegiatan pencarian penderita Leptospirosis dan pemeriksaan
vektor/reservoar di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitar, termasuk tempat-tempat umum
dalam radius sekurang-kurangnya 200 meter.
III. TUJUAN
1. Menengetahui potensi penularan dan penyebaran leptospirosis untuk tindak lanjut serta
tindakan penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah tempat tinggal penderita
2. Mengetahui adanya penderita dan tersangka penderita leptospirosis lainnya
3. Mengetahui risiko penularan Leptospirosis
4. Melakukan penanggulangan awal dengan memutus rantai penularan

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Menerima informasi kasus leptospirosis
2. Menyiapkan persiapan penyelidikan epidemiologi
3. Memberitahu pemangku wilayah setempat bahwa wilayahnya ada penderita leptospirosis dan akan
dilaksanakan PE
4. Masyarakat di lokasi tempat tinggal penderita dimohon untuk membantu kelancaran pelaksanaan PE
5. Pelaksanaan PE
6. Pembuatan Laporan PE

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Petugas puskesmas memperkenalkan diri dan selanjutnya wawancara dengan pasien/ keluarga
pasien untuk mengetahui memastikan diagnosa kasus dan menggali informasi terkait faktor
resikonya.
2. Petugas puskesmas melakukan pencarian penderita baru, dengan pencarian aktif kasus di wilayah
yang ada kasus Leptospirosis;
3. Apabila diantara kontak ada yang menderita sakit demam, nyeri kepala, myalgia, malaise dan
conjunctival suffusion lakukan pengambilan serum darah untuk dilakukan pemeriksaan RDT, dan
segera mendapatkan pengobatan. Rujuk ke RS apabila menunjukan probable dengan pendarahan
dan gagal ginjal
4. Identifikasi orang-orang yang mempunyai keterpaparan faktor risiko yang sama dengan penderita
terutama yang tinggal serumah, teman bermain, tetangga terdekat, dan lingkungan sekitar. Catat
nama-nama suspek tersebut dalam formulir pelancarkan pelacakan kasus tambahan
5. Memberikan penjelasan kepada semua masyarakat di lingkungan kasus Leptospirosis memantau
kondisi diri sendiri, jika menunjukan gejala dengan demam atau sama dengan kasus suspek
Leptospirosis segera ke puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih
lanjut.
6. Hasil penemuan suspek penderita lain dan hasil wawancara terhadap penderita leptopirosis seta
pengamatan lingkungan sekitar kasus dicatat dalam formulir PE
7. Hasil PE dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Kepala Dinas Kesehatan Kota untuk tindak
lanjut lapangan dan koordinasi dengan lurah setempat
Pelaksanaan kegiatan Penyelidikan Epidemiologi Leptospirosis di wilayah kerja Puskesmas
Ngemplak Simongan juga perlu memperhatikan tata nilai puskesmas sebagai dasar memberi
pelayanan yaitu
1. Solid, yaitu memliki kemampuan membangun kerjasama yang harmonis dan produktif untuk
menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.
2. Mandiri, yaitu mambu mengambil keputusan dan inisiatif dalam memberikan pelayanan kesehatan.
3. Akuntabel, yaitu memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar pelayanan yang
ditetapkan serta dapat dipertanggung jawabkan.
4. Responsif, yaitu memberikan pelayanan kesehata dengan cepat dan tanggap.
5. Tertib, yaitu senantiasa patuh pada aturan yang berlaku

Dalam pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi Infeksi Leptospirosis, tidak lepas dari peran
lintas program dan sektor sebagai satu kesatuan yang saling mendukung dan melengkapi sebagai
berikut:
NO KEGIATAN LINTAS PROGRAM LINTAS SEKTOR

1 Penyelidikan 1. UKM Promkes 1. Camat


Epidemiologi Edukasi terkait Sebagai pemangku

Leptospirosis kebijakan dan sebagai


pelindung wilayah kerja
2. UKP (Dokter, Bidan, puskesmas
Perawat, Analis) 2. UPTD Pendidikan

 Anamesa kasus a. Edukasi penyakit

 Diagnosa kasus leptospirosis

 Pemeriksaan kepada siswa

laboratorium b. Pengendalian tikus


di sekolah

3. Lurah/FKK/PKK
a. Membantu kegiatan
pengendalian tikus di
masyarakat
b. Edukasi tentang
leptopirosis di
masyarakat
c. Melaksanakan buru
tikus pemukiman

VI. SASARAN
Sasaran kegiatan adalah seluruh kasus leptospirosis di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak Simongan

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan ini dilaksanakan pada Januari-Desember 2022

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Dari hasil kegiatan ini akan didapatkan data sebagai informasi untuk dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas Ngemplak Simongan. Evaluasi kegiatan dilaksanakan pada setiap bulan pada saat Lokakarya
Mini Puskesmas, petugas memaparkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, permasalahan yang
muncul dan upaya pemecahan masalah dibahas bersama pimpinan Puskesmas sehingga dapat
memberikan gambaran kondisi terkait kasus dilakukan penyelidikan.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Hasil kegiatan dicatat, dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Ngemplak Simongan.

Semarang, 01 Januari 2022


Kepala Puskesmas Ngemplak Simongan

dr. Diana Eka Ratnasari


NIP. 19771124 200701 2 010

Anda mungkin juga menyukai