DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS OENUNTONO
Desa Oenuntono - Kec. Amabi Oefeto Timur
Kode Pos : 85363 email : pkmoenuntono952@gmail.com
Call Center +6281353205720
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang masih memiliki angka kejadian luar biasa ( KLB ) penyakit menular
yang cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan perlunya peningkatan system kewaspadaan dini dan respon
terhadap KLB dengan langkah – langkah yang terprogram dan akurat, sehingga proses penanggulangannya
menjadi lebih cepat.
Kejadian luar biasa ( KLB ) penyakit menular menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat
menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar, menyerap anggaran atau biaya yang besar
dalam upaya penanggulangannya.
II. LATAR BELAKANG
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit menular yang masih sering menimbulkan kejadian luar
biasa ( KLB ) dengan jumlah penderita yang banyak dal waktu yang singkat. Penyebab utama kematian diare
adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja. Penyebab kematian lainnya adalah disentri,
kurang gizi dan infeksi. Golongan usia yang paling banyak menderita diare adalah anak – anak karena daya
tahan tubuhnya yang masih lemah. Pada tahun 2019 angka penemuan kesakitan diare sebanyak 162 orang.
Namun dengan tatalaksana diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dapat ditekan seminimal mungkin.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A. Tujuan Umum
Mengetahui potensi penularan dan penyebaran diare serta tindakan penanggulangan yang perlu dilakukan.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui adanya penderita diare lainnya
2. Mengetahui faktor penyebab penyakit diare
3. Menentukan jenis tindakan yang akan dilakukan.
IV. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah adalah penderita diare.
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Setelah menemukan atau menerima laporan adanya penderita diare, petugas puskesmas atau petugas
surveilans segera berkoordinasi dengan Nakes desa perawat atau bidan setempat dan petugas kesling
Puskesmas.
2. Menyiapkan peralatan survey seperti formulir dan ATK.
3. Memberitahu Kepala Desa atau ketua RW / RT setempat bahwa wilayahnya ada penderita diare yang harus
dilakukan PE.
4. Masyarakat lokasi tempat tempat penderita dimohon untuk membantu kelancaran pelaksanaan PE.
5. Pelaksanaan PE.
VI. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan di semua desa dari bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2020.
VII. JADWAL PELAKSANAAN
No Uraian kegiatan Petugas Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PE Dince Pellu, S.KM √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Pencatatan dan Dince Pellu, S.KM √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pelaporan
I. PENDAHULUAN
Wabah Corona virus baru 2019–2020 adalah peristiwa wabah penyakit yang disebabkan oleh virus korona
jenis baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Saat ini, virus tersebut diberi kode 2019-nCoV oleh
Organisasi Kesehatan Dunia(WHO). Penyakit akibat virus ini pertama kali dideteksi di KotaWuhan, Provinsi
Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019 setelah beberapa orang mengalami pneumonia tanpa sebab yang
jelas dan prosedur perawatan dan vaksin yang diberikan ternyata tidak efektif. Sedikitnya 70% urutan
genom2019-nCoV sama seperti SARS-CoV. WHO memperingatkan wabah ini berpotensi meluas ke seluruh
dunia.
II. LATAR BELAKANG
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat.
Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala
berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari
kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber
penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam,
batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada
kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam,
dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia
luas di kedua paru.
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus ( coronavirus disease,
COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC).
Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara.
Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, dilaporkan total kasus konfirmasi 414.179 dengan 18.440
kematian (CFR 4,4%) dimana kasus dilaporkan di 192 negara/wilayah. Diantara kasus tersebut, sudah ada
beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan
kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 2 kasus.
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin
(droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat
dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah
penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih,
menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta
menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan
bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan
terutama unit gawat darurat.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A. Tujuan Umum
Melaksanakan pencegahan dan pengendalian COVID-19.
B. Tujuan Khusus
1. Melaksanakan surveilans, deteksi dini, contact tracing, kekarantinaan kesehatan, serta
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)/wabah.
2. Melaksanakan manajemen klinis.
3. Melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi.
4. Melaksanakan komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat.
IV. SASARAN
A. Pelaku Perjalanan dari Luar Wilayah NTT
B. Orang Dalam Pemantauan/ ODP, Pasien Dalam Pengawasan/PDP, Pasien Konfirmasi Positif Covid 19,
Orang Tanpa Gejala/OTD, dan Kontak Erat Kasus Positif Covid 19.
C. Tempat-tempat umum di 10 Desa Wilayah Kecamatan Amabi Oefeto Timur.
D. Seluruh masyarakat Kecamatan Amabi Oefeto Timur.
X. PEMBIAYAAN
Kegiatan ini dibiayai dari Dana Alokasi Khusu Non Fisik Puskesmas OenuntonoTahun Anggaran 2020 dengan
total anggaran pelacakan kasus rumor dan Penyelidikan Epidemiologi ( PE ) Covid 19 sebesar Rp 7.800.000 (
tujuh juta delapan ratus ribu rupiah ), Pemantauan OAR / ODP / PDP Covid 19 sebesar Rp 7.000.000 ( tujuh
juta rupuah ), Pelacakan kontak erat kasus PDP / kasus terkontaminasi Covid 19 sebesar Rp 8.400.000
( Delapan juta empat ratus ribu rupiah ), penyemprotan Desinfektan pencegahan Covid 19 sebesar Rp
10.050.000 ( sepuluh juta lima puluh rupiah ) dan siaran keliling terkait Covid 19 sebesar Rp 3.000.000 ( Tiga
juta rupiah ) dengan rincian sebagai berikut :
1. Transportasi Petugas
No Uraian Volume Unit Cost ( Rp ) Total
1 Pelacakan kasus romur dan PE 2 org x 78 kasus x 1 hari 50.000 7.800.000
Covid 19
2 Pemantauan OAR/ODP/PDP 2 org x 5 kasus x 14 hari 50.000 7.000.000
Covid 19
3 Pelacakan kontak erat kasus 2 org x 5 kasus x 14 hari 50.000 840.000
PDP/kasus Covid 19
4 Penyemprotan desinfektan 3 org x 67 TPU 50.000 10.050.000
5 Siaran keliling 3 org x 10 Desa 100.000 3.000.000
Pelaporan kegiatan dilakukan pada hari yang sama setelah melakukan kegiatan melalui Aplikasi Whatsapp
dengan mengirim Notifikasi dan Laporan Hasil Kegiatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang. Evaluasi di
lakukan saat rapat Tim Gerak Cepat Puskesmas, rapat lintas sector kecamatan dan desa serta rapat bersama
Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid 19 Kabupaten Kupang.
XIII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan.
Oenuntono, 02 Maret 2020
I. PENDAHULUAN
Perubahan perilaku merupakan ilmu dan seni yang sangat menarik dan berpengaruh penting dalam
mengubah perilaku masyarakat. Pesan pesan yang mudah diingat dan sangat membekas di hati masyarakat
diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat menjadi perilaku yang sehat. (Panduan Pelatihan
upaya kesehatan masyarakat secara mandiri melalui Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat merupaka cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga
kesehatan seluruh anggota keluarga. PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
Mencegah lebih baik daripada mengobati, prinsip kesehatan inilah yang menjadi dasar pelaksanaan
Program PHBS. Suvey PHBS adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan, dan pengkajian perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat desa yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Tujuan kegiatan ini antara lain
adalah mengumpulkan data PHBS yang dapat mendukung upaya mengatasi masalah kesehatan.
Survey PHBS ini dilakukan pada 2 tatanan yaitu tatanan pendidikan dan tatanan tempat kerja. Pelaksanaan
survey PHBS menggunakan indikator yang mengacu pada indikator nasional. Pendidikan ada indikator PHBS
dan Tempat kerja ada indikator PHBS. Suatu tatanan dinyatakan Ber PHBS apabila telah melakasanakan
semua indikator yang ditetapkan.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A. Tujuan Umum : Meningkatkan cakupan PHBS 2 tatanan di wilayah kerja Puskesmas Oenuntono
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui strata PHBS 2 tatanan di wilayah kerja Puskesmas Oenuntono.
IV. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah
1. Tempat – tempat kerja ( Kantor Desa dan Kantor Polisi Sektor )
2. Tatanan Pendidikan / sekolah.
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan pokok
Pelaksanaan survey PHBS tatanan tempat - tempat kerja dan tatanan pendidikan dilaksanakan oleh
petugas kesehatan menggunakan kuisioner survey Perilaku Hidup Bersih dan sehat ( PHBS ).
2. Rincian kegiatan
a. Sosialisasi PHBS dan pendataan / survey PHBS menggunakan kuisioner
b. Survey dilakukan dengan cara Tanya jawab dan pengamatan secara langsung
c. Pengolahan data dilakukan satu minggu setelah survey.
VI. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan di 2 tatanan yaitu tatanan tempat – tempat kerja pada bulan April Tahun 2020 dan
tatanan pendidikan / sekolah pada bulan Juli Tahun 2020.
VII. JADWAL PELAKSANAAN
No Tempat Petugas Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
Survey
1 Kantor Sarce E. Ninu Reo 27
Camat
Amabi
Oefeto
Timur
2 Kantor Dince Pellu 27
Polisi
Sektor
3 Kantor Sarce E. Ninu Reo 28
Desa
4 SD Dince Pellu 22
Inpres
Oemofa
5 SMP N Dince Pellu √
1 AOT
6 SMA N Dince Pellu 21
1 AOT
2. Hasil kegiatan tersebut dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Oenuntono dan disampaikan pada rapat
bulanan Puskesmas serta rapat Lintas Sektoral yang dilakukan 3 bulan sekali.
Puskesmas dengan menggunakan cek list. Pencatatan dibuat sesuai jenis kegiatan, ada yang bulanan ada
yang semesteran. Pelaporan ke Dinas Kesehatan ada yang berupa soft file. Evaluasi kegiatan yang
XIII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan.
I. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia, yang salah
satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah melalui pembinaan kesehatan Anak
Usia Sekolah ( UAS ) mulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat lanjutan. Upaya pemerintah dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan kemampuan hidup
bersih peserta didik dalam lingkungan hidup yang sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Anak Usia Sekolah merupakan sasaran yang stratregis untuk pelaksanaan program kesehatan,
selain jumlah yang besar ( 30 % ) dari jumlah penduduk mereka juga merupakan sasaran yang mudah
dijangkau karena terorganisir dengan baik. Pada umumnya peserta didik tingkat dasar lebih banyak terkait
dengan masalah perilaku hidup bersih dan sehat. Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya
peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan peventif.
II. LATAR BELAKANG
Sehat adalah hak asasi manusia yang merupakan invenstasi pembangunan. Kesehatan perlu
dijaga, ditingkatkan dan dilindungi dari berbagai ancaman / gangguan penyakit. Anak sekolah merupakan
asset ( modal utama ) pembangunan masa depan yang perlu dijaga, ditingkatka dan dilindungi
kesehatannya. Sekolah yaitu tempat pembelajaran, dapat terancam terjadinya penularan penyakit jika tidak
dikelola dengan baik, sehingga perlu dilakukan upaya promosi kesehatan melalui peningkatan PHBS
pendidikan di sekolah.
Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 Pasal 45, tujuan penyelenggaraan
kesehatan sekolah adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat, meningkatkan lingkungan sehat,
mendidik SDM yang berkualitas. Menurut WHO, konsep sekolah sehat adalah sekolah yang menerapkan
UKS, yaitu menanamkan nilai – nilai PHBS dan menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.
Sekolah sehat adalah sekolah yang mampu menjaga lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan
kesehatan peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah sehingga dapat mengoptimalkan
pertumbuhan fisik dan mental serta perkembangan kecerdasan peserta didik melalui upaya kesehatan.
PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri
mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A. Tujuan Umum
Meningkatnya kemandirian dan peran serta warga sekolah dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
( PHBS ), sehingga anak sekolah tumbuh sehat, cerdas dan berprestasi.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatnya anak sekolah menerapkan PHBS
2. Anak sekolah menjadi kader kesehatan bagi keluarganya
3. Sekolah menjadi lembaga pembelajaran tentang PHBS
4. Para guru menjadi mitra pengembangan PHBS di tatanan sekolah.
IV. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah siswa – siswi tingkat SD di wilayah kerja Puskesmas Oenuntono.
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Penyuluhan PHBS 1. Menjelaskan pengertian PHBS
2. Menjelaskan tujuan PHBS
3. Menjelaskan manfaat dari PHBS
4. Menyebutkan dan menjelaskan indikator PHBS di sekolah
Kesehatan.
2. Hasil kegiatan tersebut dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Oenuntono dan disampaikan pada
rapat bulanan Puskesmas serta rapat Lintas Sektoral yang dilakukan 3 bulan sekali.
XIII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan.
I. PENDAHULUAN
Badan Kesehatan PBB World Health Orgnization (WHO) menjelaskan, kedua tangan adalah salah
satu jalur utama masuknya kuman ke dalam tubuh. Sebab tangan adalah anggota tubuh yang paling sering
berhubungan langsung dengan mulut dan hidung. Penyakit-penyakit yang umumnya timbul karena tangan
yang berkuman, antara lain : diare, kolera, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), cacingan dan flu.
Penelitian WHO juga menunjukan bahwa mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting
dapat mengurangi angka kejadian diare sampai 40%. Cuci tangan pakai sabun dengan benar juga dapat
menecgah penyakit menular lainnya seperti tipus dan flu burung.
Riset menunjukan bahwa penyebab terbesar meninggalnya balita dan anak – anak Indonesia
adalah penyakit diare dan ISPA. Meski demikian penyakit – penyakit tersebut sebenarnya bisa dicegah
dengan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun. Sayangnya, meski mudah dan murah, cuci tangan dengan
sabun belum menjadi budaya yang dilakukan seluruh masyarakat.
II. LATAR BELAKANG
Diare tetap menjadi pembunuh kedua bagi anak-anak di bawah lima tahun di Indonesia,
menyebabkan kematian lebih 10.000 anak setiap tahun. Salah satu penyebab utama angka kematian yang
tinggi adalah minimnya akses terhadap air bersih dan layanan sanitasi serta kepedulian yang rendah terhadap
kebersihan. Cara paling efektif dan cepat untuk mencegah diare sekaligus menyelamtkan hidup anak-anak
Indonesia adalah melalui Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang benar. Tangan adalah bagian dari tubuh
manusia yang sangat sering menyebarka infeksi. Tangan terkena kuman sewaktu kita bersentuhan dengan
bagian tubuh sendiri, tubuh orang lain, hewan atau permukaan yang tercemar.
Sayangnya, banyak orang yang meremehkan kebiasaan sehat ini dan menganggapnya tidak
penting. Padahal dengan mencuci tangan yang baik, hidup anda dan keluarga dapat lebih sehat. Berbagai
macam masyarakat di dunia mencuci tangan dengan sabun untuk alas an yang berbeda-beda, walaupun
pada umumnya perilaku mencuci tangan dengan sabun itu secara luas diketahui untuk membersihkan tangan
dari kuman namun perilaku ini tidak otomatis dilakukan untuk tujuan tersebut.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan siswa-siswi sekolah mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat khususnya
Cuci Tangan Pakai Sabun dengan langkah-langkah yang benar.
B. Tujuan Khusus
Setelah selesai penyuluhan diharapkan siswa-siswi dapat :
1. Menjelaskan tujuan dan manfaat Cuci Tangan Pakai Sabun
2. Tata cara / langkah – langkah Cuci Tangan Pakai Sabun dengan benar
3. Mendemonstrasikan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan langkah-langkah yang benar.
IV. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah siswa – siswi tingkat SD di wilayah kerja Puskesmas Oenuntono.
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Penyuluhan CTPS Menjelaskan pengertian CTPS
Menjelaskan tujuan CTPS
Menjelaskan manfaat CTPS
Menyebutkan langkah-langkah CTPS dengan benar
2 Demonstrasi CTPS Menyiapkan tempat cuci tangan
Menyiapkan sabun
Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun dengan langkah-langkah yang
berurutan dan benar
praktek.
Kesehatan.
2. Hasil kegiatan tersebut dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Oenuntono dan disampaikan pada
rapat bulanan Puskesmas serta rapat Lintas Sektoral yang dilakukan 3 bulan sekali.
XIII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan.