PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan
penyebarannya bertambah luas.keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan
mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta
tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularannya diberbagai wilayah Indonesia.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang
penularannya melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Nyamuk aedes aegypty banyak
berkembang biak ditempat tempat yang tergenang air sehinggga penyakit DBD banyak
terdapat di musim penghujan dan daerah – daerah perkotaan dan pemukiman kumuh.
Biasanya penyakit ini menyerang di pagi hari dan sore hari. Prevalensi penyakit DBD
lebih banyak terjadi pada anak usia sekolah, dan penyakit ini termasuk penyakit
menular melalui gigitan nyamuk dari penderita kepada orang yang sakit.
Setiap diketahui adanya penderita DBD segera ditindak lanjuti dengan kegiatan
Penyelidikan Epidemiologi (PE) sehingga kemungkinan penyebaran DBD dapat dibatasi
dan KLB dapat dicegah.
Dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan DBD sangat diperlukan peran
serta masyarakat, abik untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan
pemberantasan maupun dalam memberantas jentik nyamuk penularnya.
B. LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue masih menjadi msalah kesehatan yang cukup serius di
Indonesia khususnya Jawa Timur. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus
Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes
Aegypty (infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat
menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi
lingkungan dan perilaku masyarakat. (Kemenkes RI, 2016)
Menurut data WHO (2014) Penyakit Demam Berdarah dengue pertama kali
dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Fillipina, selanjutnya menyebar
keberbagai Negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD,
namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik pada lebih dari 100 negara,
diantaranya adalah Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat
memiliki angka tertinggi terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara
dan Pasifik Barat telah melewati 1,2 juta kasus ditahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta
kasus di 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan terdapat sebanyak 2,35 juta kasus di
Amerika, dimana 37.687 kasus merupakan DBD berat. Perkembangan kasus DBD di
tingkat global semakin meningkat, seperti dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) yakni dari 980 kasus dihampir 100 negara tahun 1954-1959 menjadi 1.016.612
kasus di hamper 60 negara tahun 2000-2009 (WHO, 2014)
Penemuan dan penanganan kasus DBD di UPT Puskesmas Kowel sejalan dengan
Standart Pelayanan Minimal (SPM) tingkat puskesmas dilaksanakan untuk menurunkan
prevalensi kasus DBD.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui potensi penularan dan penyebaran DBD lebih lanjut serta tindakan
penanggulangan yang perlu di lakukan di wilayh sekitar tempat tinggal
penderita
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui adanya penderita dan tersangka DBD lainnya
b. Mengetahui adanya jentik nyamuk penular DBD
c. Menentukan jenis tindakan penanggulangan focus yang akan dilakukan
1. PE √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pencatatan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2.
Pelaporan