Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN JENTIK

BERKALA
KERANGKA Nomor :
ACUAN Dokumen
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :

UPT PUSKESMAS drg. Kartika Listyowati


KARANGGETAS NIP. 19770601 200907 2001

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA

A. PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini termasuk
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Aedes aegypti
lebih berperan dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya di dalam
dan di sekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus di kebun, sehingga
lebih jarang kontak dengan manusia (Depkes RI, 1992). Timbulnya
mendadak dan banyak mengakibatkan kematian bagi penderitanya,
sehingga tidak mengherankan bila adanya penyakit ini menimbulkan
keresahan bagi masyarakat.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersama di
Asia, Afrika dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan
dinamai pada tahun 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara
pada tahun 1950-an dan hingga 1975. Penyakit DBD muncul pertama
kali pada tahun 1953 di Filipina, di Indonesia dilaporkan pertama kali
tahun 1968 di Surabaya dengan jumlah kasus 58 orang, 24 diantaranya
meninggal (CFR=41,32).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Sampai saat ini
penyakit DBD belum ada vaksin pencegahannya dan obatnya juga
masih diusahakan. Satu-satunya cara efektif adalah mencegah dan
menanggulanginya dengan cara efektif adalah mencegah dan
menanggulanginya dengan cara memberantas nyamuk penularnya.
Pemeriksaan jentik adalah pemeriksaan tempat-tempat
perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada
didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas dan
diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang
ohon, pagar bambu. Rumah bebas jentik adalah rumah tengga yang
setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat
jentik nyamuk.
B. LATAR BELAKANG

Penyakit DBD telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang


endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia DBD timbul sebagai
wabah untuk pertama kalinya di Surabaya pada tahun 1968. Sampai
saat ini DBD dilaporkan telah menyebar di daerah perkotaan ke daerah
pedesaan dan selama tahun 1974 sampai 1982 dilaporkan telah
menyebar di daerah perkotaan ke daerah pedesaan dan selama tahun
1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak 3500-7800 kasus dengan case
fatality rate 3,9%. Penyebab penyakit ini ialah virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk aegepty sebagai faktor utama,
disamping nyamuk aedes albopictus.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersama di
Asia, Afrika dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan
dinamai pada tahun 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara
pada tahun 1950-an dan hingga 1975. Penyakit DBD muncul pertama
kali pada tahun 1953 di Filipina, di Indonesia dilaporkan pertama kali
tahun 1968 di Surabaya dengan jumlah kasus 58 orang, 24 diantaranya
meninggal (CFR=41,32).
Situasi ini perlu diatasi dengan segera agar indikator
kinerja/target pengendalian DBD yang tertuang dalam dokumen RPJMN
yaitu IR DBD pada tahun 2014 adalah 51/100.000 penduduk, serta ABJ
sebesar 95% dapat dicapai.
Target pengendalian DBD tertuang dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana
Strategis (RENSTRA) Kementerian Kesehatan 2010-2014 dan
KEPMENKES 1457 tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal yang
menguatkan pentingnya upaya pengendalian penyakit DBD di Indonesia
hingga ketingkat Kabupaten/Kota bahkan sampai ke desa. Melalui
pelaksanaan program pengendalian penyakit DBD diharapkan dapat
berkontribusi menurunkan angka kesakitan, dan kematian akibat
penyakit menular di Indonesia.
Pemeriksaan jentik berkala pemeriksaan tempat-tempat
perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti yang dilakukan secara
teratur oleh petugas kesehatan atau kader atau petugas pemantau
(jumantik). Kegiatan ini termasuk memovitasi masyarakat dalam
melaksanaan PSN DBD. Dengan kunjungan yang berulang-ulang
disertai penyuluhan diharapkan masyarakat dapat melaksanaan PSN
DBD secara teratur dan terus menerus.
Pada tahun 2021 terdapat 9 kasus demam dengue di wilayah kerja
puskesmas Karanggetas, pada tahun terhitung sampai bulan mei tahun
2022 terdapat 10 kasus demam dengue yang ditemukan. Dalam upaya
kewaspadaan dini dan repson kejadian penyakit DBD tentunya perlu
dilakukan pemeriksaan jentik berkala di wilayah kerja Puskesmas
Karanggetas.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk melindungi masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat
kondisi rumah yang menjadi sarang berkembangnya jentik nyamuk.
2. Tujuan Khusus
a. Populasi nyamuk terkendali sehingga penularan penyakit dengan
perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
b. Diperolehnya data yang akurat mengenai kondisi jentik di
lingkungan wilayah kerja Puskesmas Karanggetas

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Pemantauan Jentik Koordinasi bersama kader
Berkala Pendataan
Observasi dan Pengisian Checklist
Pencatatan

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka langkah
berikutnya adalah:
1. Menentukan jadwal pemeriksaan jentik nyamuk
2. Menyiapkan alat (senter)
3. Melaporkan ke Kepala Puskesmas tentang kegiatan pemeriksaan
jentik
4. Menuju ke lokasi kegiatan
5. Advokasi ke masyarakat
6. Melakukan pemeriksaan jentik di lokasi kegiatan
7. Mencatat hasil kegiatan
F. SASARAN
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Karanggetas

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PETUGAS

Kegiatan J F M A M J J A S O N D
Pemeriksaan X X X X X X X

Jentik Berkala

H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan
dilakukan secara bertahap. Evaluasi hasil kegiatan berupa populasi
nyamuk terkendali sehingga masyarakat terlindung dari potensi
pengaruh buruk akibat kondisi rumah yang menjadi sarang
berkembangbiaknya nyamuk.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaksana progam membuat laporan tiap selesai kegiatan, dan
disetrokan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.

J. PENDANAAN
BOK

Anda mungkin juga menyukai