BAB 1
Gambar 1.1
Presentase Luas Wilayah Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan Penggunaannya
Table. 1.1
Ketinggian Altitude (MDPL)
No Kecamatan 0 – 25m 25 – 100m 100–500m 500–1000m >1000m Total
Tabel 1.3
Jumlah Keluarga Kabupaten Probolinggo Per Kecamatan Tahun 2012
Jumlah Pra Sejahtera
No Kecamatan
Keluarga Sejatera I II III III Plus
Wilayah Dataran Tinggi
1 Gading 17.144 5.740 4.318 4.726 2.054 306
2 Tiris 19.796 6.878 6.691 4.379 1.587 261
3 Kuripan 8.695 3.265 2.604 1.306 1.500 20
4 Krucil 14.574 7.292 4.319 2.279 651 33
5 Sukapura 6.273 876 1.111 1.900 2.377 9
6 Pakuniran 14.480 9.718 2.571 1.461 617 113
7 Sumber 8.361 2.327 4.553 1.170 292 19
Wilayah Dataran Menengah
8 Wonomerto 11.524 1.499 3.308 3.270 3.416 31
9 Bantaran 13.416 3.765 2.933 2.870 3.810 38
10 Leces 16.061 2.279 3.547 6.919 2.795 521
11 Tegalsiwalan 11.461 2.965 2.936 3.780 1.562 218
12 Maron 20.118 8.291 3.489 2.241 5.724 373
13 Banyuanyar 16.830 4.223 4.913 4.533 2.446 715
14 Krejengan 13.355 3.964 3.244 4.215 1.666 266
15 Lumbang 10.627 2.210 2.754 4.164 1.247 252
16 Besuk 15.572 8.895 2.862 2.135 1.615 65
17 Kotaanyar 12.328 7.453 2.518 1.275 928 154
Wilayah Dataran Rendah dan Pesisir
18 Sumberasih 18.066 3.347 4.953 2.413 7.031 322
19 Tongas 19.662 4.780 8.904 4.489 1.268 221
20 Dringu 15.200 2.104 2.584 3.472 6.238 802
21 Gending 11.683 2.859 2.217 1.981 3.847 779
22 Paiton 19.552 9.187 4.647 3.729 1.829 160
23 Pajarakan 9.788 3.360 2.774 1.987 1.372 295
24 Kraksaan 21.697 5.046 5.526 4.947 5.290 888
Sumber : Profil Kabupaten Probolinggo, 2013.
Tabel 1.4
Jumlah Bayi lahir, Bayi Berat Badan Rendah (BBLR) dan Bergizi Buruk di
Kabupaten Probolinggo
Tahun Bayi Lahir BBLR Gizi Buruk
2010 18445 615 48
2011 18613 714 63
2012 18502 973 77
Sumber : Profil Kabupaten Probolinggo 2013.
1400
1200
1000
TK
800 SD
SMP
600
SMU
400 SMK
200
0
Jumlah sekolah Jumlah Guru
10.82 14.82
TK
SD
13.71
SMP
SMU
SMK
21.60
15.79
8000000
7000000 2005
6000000 2006
5000000 2007
2008
4000000
2009
3000000
2010
2000000
2011
1000000
2012
0
PDRB
Dataran Tinggi
1 Gading 36.901 5.335
2 Tiris 12.687 49
3 Kuripan 3.932 2.300
4 Krucil 8.898 47
5 Sukapura 238 50
6 Pakuniran 13.137 17.419
7 Sumber 121 322
PASURUAN
Sel at Madu r a
7°45'00"
7°45'00"
Paiton
Gending
Dringu Besuk
Krejengan
7°50'00"
7°50'00"
Wonomerto Pakuniran KAB. SITUBOND
Maron
Lumbang
Banyu Anyar
Gading
Bantaran
Tegal Siwalan
Leces
Kuripan
7°55'00"
7°55'00"
Sukapura
Tiris Krucil
Sumber
KAB. LUMAJANG
ANG
8°00'00"
8°00'00"
KAB. JEMBER
KETERANGAN:
PETA N
Rasio Rumah Tangga Miskin 35.66 - 42.51
SEBARAN RUMAH TANGGA MISKIN Rasio Rumah Tangga Miskin 42.52 - 49.37
KABUPATEN PROBOLINGGO Rasio Rumah Tangga Miskin 49.38 - 56.22
8°5'00"
8°5'00"
Rasio Rumah Tangga Miskin 56.23 - 63.08
Rasio Rumah Tangga Miskin 63.09 - 69.94 4 0 4 Miles
Gambar 2.1
Rasio Jumlah Penduduk Miskin dan Jumlah Rumah Tangga Miskin
Berdasarkan Kelompok Wilayah
PASURUAN
Sel at Madu r a
7°45'00"
7°45'00"
Paiton
Kraksaan
Tongas Sumber Asih
KAB. PASURUAN
KOTA
PROBOLINGGO Pajarakan
Kota Anyar
Gending
Dringu Besuk
Krejengan
7°50'00"
7°50'00"
Wonomerto Pakuniran KAB. SITUBOND
Maron
Lumbang
Banyu Anyar
Gading
Bantaran
Tegal Siwalan
Leces
Kuripan
7°55'00"
7°55'00"
Sukapura
Tiris Krucil
Sumber
KAB. LUMAJANG
ANG
8°00'00"
8°00'00"
KAB. JEMBER
KETERANGAN:
PETA Rasio Rumah Tangga Miskin 35.66 N
SEBARAN RUMAH TANGGA MISKIN Rasio Rumah Tangga Miskin 36.45
Rasio Rumah Tangga Miskin 45.57
BLOK WILAYAH PESISIR
8°5'00"
8°5'00"
KABUPATEN PROBOLINGGO Rasio Rumah Tangga Miskin 46.73
Rasio Rumah Tangga Miskin 49.64 4 0 4 Miles
Rasio Rumah Tangga Miskin 54.90
PASURUAN
Sel at Madu r a
7°45'00"
7°45'00"
Paiton
Gending
Dringu Besuk
Krejengan
7°50'00"
7°50'00"
Wonomerto Pakuniran KAB. SITUBOND
Maron
Lumbang
Banyu Anyar
Gading
Bantaran
Tegal Siwalan
Leces
Kuripan
7°55'00"
7°55'00"
Sukapura
Tiris Krucil
Sumber
KAB. LUMAJANG
ANG
8°00'00"
8°00'00"
KAB. JEMBER
PETA KETERANGAN:
N
Rasio Rumah Tangga Miskin 41.57 Rasio Rumah Tangga Miskin 51.83
SEBARAN RUMAH TANGGA MISKIN Rasio Rumah Tangga Miskin 44.01 Rasio Rumah Tangga Miskin 52.67
BLOK BAGIAN TENGAH Rasio Rumah Tangga Miskin 44.87 Rasio Rumah Tangga Miskin 55.68
8°5'00"
8°5'00"
KABUPATEN PROBOLINGGO Rasio Rumah Tangga Miskin 48.41 Rasio Rumah Tangga Miskin 56.32
Rasio Rumah Tangga Miskin 49.42 Rasio Rumah Tangga Miskin 59.75 4 0 4 Miles
PASURUAN
Sel at Madu r a
7°45'00"
7°45'00"
Paiton
Kraksaan
Tongas Sumber Asih
KAB. PASURUAN
KOTA
PROBOLINGGO Pajarakan
Kota Anyar
Gending
Dringu Besuk
Krejengan
7°50'00"
7°50'00"
Wonomerto Pakuniran KAB. SITUBOND
Maron
Lumbang
Banyu Anyar
Gading
Bantaran
Tegal Siwalan
Leces
Kuripan
7°55'00"
7°55'00"
Sukapura
Tiris Krucil
Sumber
KAB. LUMAJANG
ANG
8°00'00"
8°00'00"
KAB. JEMBER
KETERANGAN:
PETA Rasio Rumah Tangga Miskin 36.52 N
SEBARAN RUMAH TANGGA MISKIN Rasio Rumah Tangga Miskin 51.36
Rasio Rumah Tangga Miskin 53.06
BLOK DATARAN TINGGI
8°5'00"
8°5'00"
KABUPATEN PROBOLINGGO Rasio Rumah Tangga Miskin 64.10
Rasio Rumah Tangga Miskin 66.82 4 0 4 Miles
Rasio Rumah Tangga Miskin 69.94
Tabel 2.4
Rasio Rumah Tangga Miskin Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan
di Kabupaten Probolinggo Menurut Kecamatan
No Kecamatan Gol 1 Gol 2 Gol 3
1 Gading 42.98 28.95 28.07
2 Tiris 38.26 30.72 31.02
3 Kuripan 44.04 28.64 27.31
4 Krucil 51.84 28.88 19.28
5 Sukapura 35.18 33.22 31.60
6 Pakuniran 48.13 29.43 22.44
7 Sumber 37.65 31.31 31.04
Dataran Tinggi 52.58 30.16 27.25
8 Wonomerto 33.34 33.38 33.29
9 Bantaran 27.06 31.11 41.83
10 Leces 23.53 29.42 47.05
11 Tegalsiwalan 33.82 31.11 35.07
12 Maron 40.09 32.04 27.86
13 Banyuanyar 38.27 31.87 29.86
14 Krejengan 42.69 28.17 29.14
15 Lumbang 32.28 30.77 36.95
16 Besuk 36.66 31.26 32.09
17 Kotaanyar 59.75 23.73 16.52
Wilayah Dataran Menengah 36.75 30.28 32.96
18 Sumberasih 33.65 31.45 34.90
19 Tongas 37.06 31.36 31.58
20 Dringu 30.85 31.81 37.35
21 Gending 37.05 32.28 30.67
22 Paiton 42.46 31.80 25.75
23 Pajarakan 34.19 30.48 35.33
24 Kraksaan 37.87 30.43 31.70
Wilayah Dataran Rendah & Pesisir 36.16 31.37 32.47
Sumber: diolah, Data PPLS 2011.
Gambar 2.2
Rasio Jumlah RTM Berdasarkan Usia Kepala Keluarga pada Masing-masing
Bagian Wilayah di Kabupaten Probolinggo
Tabel 2.7
Rasio Jumlah RTM Berdasarkan Lapangan Usaha Kepala Keluarga pada
Masing-masing Bagian Wilayah di Kabupaten Probolinggo
Dataran Dataran Wilayah
No Lapangan Usaha Kabupaten
Tinggi menengah Pesisir
1 Pertanian 80.41 70.34 60.59 70.45
2 Pertambang & Penggalian 0.43 0.71 1.24 0.78
3 Industri Pengolahan 2.01 2.69 2.89 2.55
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0.04 0.30 0.18 0.19
5 Konstruksi 5.34 7.46 10.89 7.83
6 Perdag, Hotel, & Restoran 6.17 9.74 10.45 8.91
7 Pengangkut & Komunikasi 1.82 3.23 6.63 3.80
8 Keuang, Persw & Js Persh 0.03 0.08 0.11 0.07
9 Jasa-jasa Lainnya 3.74 5.46 7.03 5.41
Sumber: diolah, Data PPLS 2011.
Gambar 2.3
Rasio Jumlah RTM Berdasarkan Status Tempat Tinggal pada Masing-masing
Bagian Wilayah di Kabupaten Probolinggo
Tabel 2.8
Rasio Jumlah RTM Berdasarkan Jenis Atap Terluas pada Masing-masing
Bagian Wilayah di Kabupaten Probolinggo
Dataran Dataran Wilayah
No Jenis Atap Kabupaten
Tinggi menengah Pesisir
1 Beton/Genteng 93.16 98.85 98.64 97.18
2 Seng/Asbes 6.61 0.91 1.20 2.61
3 Sirap/Ijuk 0.15 0.13 0.14 0.14
4 Lainnya 0.09 0.11 0.01 0.08
Sumber: diolah, Data PPLS 2011.
Gambar 2.4
Rasio Jumlah RTM Berdasarkan Jenis Dinding Terluas pada Masing-masing
Bagian Wilayah di Kabupaten Probolinggo
Gambar 2.5
Rasio Jumlah RTM Berdasarkan Jenis Lantai pada Masing-masing Bagian
Wilayah di Kabupaten Probolinggo
Tabel 2.9
Rasio Jumlah RTM Berdasarkan Sumber Air Minum pada Masing-masing
Bagian Wilayah di Kabupaten Probolinggo
Dataran Dataran Wilayah
No Jenis Atap Kabupaten
Tinggi menengah Pesisir
1 Air Kemasan 0.05 0.10 0.96 0.30
2 Air Ledeng 6.15 11.80 2.09 7.79
3 Air Terlindung 45.58 75.66 93.20 71.39
4 Air Tidak Terlindung 48.23 12.45 3.74 20.52
Sumber: diolah, Data PPLS 2011.
Gambar 2.8
Rasio Jumlah RTM Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga pada Masing-masing
Bagian Wilayah di Kabupaten Probolinggo
KERANGKA KONSEP
A. Ciri-ciri Kemiskinan
B. Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu situasi atau kondisi yang dialami seseorang
atau sekelompok orang yang tidak mampu menyelenggarakan hidup sampai
suatu taraf yang dianggap manusiawi. Ukuran taraf hidup yang manusiawi
adalah sebuah istilah yang masih sangat abstrak, karena hal ini sangat
berkaitan dengan sudut pandang masyarakat. Tetapi secara sederhana
kemiskinan diartikan sebagai kemampuan penghasilan seseorang untuk
membiayai kebutuhan hidup dasar mereka. Hal yang menarik untuk
direnungkan adalah mengapa penghasilan mereka tidak menyukupi untuk
untuk kebutuhan minimal.
Awalnya upaya lebih banyak diarahkan untuk meningkatkan penghasilan
masyarakat miskin melalui berbagai program ekonomi. Hal tersebut tidak dapat
disangkal akan meningkatkan penghasilan masyarakat miskin tetapi tidak serta
merta menyelesaikan persoalan kemiskinan. Dari hasil pemahaman tersebut
dapat digambarkan hubungan sebab-akibat kemiskinan sebagai berikut :
Kemalasan
Penghasilan Tak mampu
tidak mengolah bahan
Kurangnya motivasi Akses informasi
mencukupi
etos kerja kurang
MISKIN
Penghasilan
tergantung faktor
Bounded
alam Kurangnya fasilitasi
Rasionality
Pola Konsumtif
Ketidakberdayaan akses pasar
2. Dimensi Asset
Dirumuskan sebagai ketidakmampuan seseorang yang disebabkan oleh
rendahnya tingkat penguasaan seseorang terhadap modal dasar dalam
memenuhi kebutuhan pokoknya (basic human needs), seperti :
Keterbatasan akses terhadap faktor produksi
Kesuksesan seseorang dalam mengembangkan usaha ekonominya
bergantung dari kemampuannya dalam mengakses faktor-faktor produksi.
Akhi
Sehingga Ketidakberdayaan masyarakat miskin ini tercermin dari tidak
dimilikinya posisi tawar terhadap pihak lain dalam persoalan ekonomii selalu
menjadi sapi perahan bagi pemilik modal. Selain itu masyarakat miskin
berada pada posisi yang tidak menguntungkan bila berhadapam dengan
pengambil kebijakan ataupun elite dalam berpartisipasi dan tidak dapat
mempengaruhi kebijakan pemerintah agar berpihak kepada mereka.
4. Dimensi Kebijakan
Belum terintegrasinya berbagai program penanggulangan kemiskinan
Pada prinsipnya lembaga yang hendak melaksanakan secara langsung di
lapangan berbagai kegiatan penanggulangan kemiskinan yang ada adalah
masing-masing lembaga yang memiliki program yang ada. Kelemahannya
berbagai dinas belum melakukan koordinasi untuk menyelesaikan masalah
kemiskinan secara terpadu. Sebagai langkah maju atas pola pelaksanaan
selama ini, hendaknya masing-masing lembaga tersebut dalam melakukan
kegiatannya berada dalam jalur koordinasi di tingkat kabupaten. Sehingga
dibutuhkan suatu lembaga dengan fungsi sebagai lembaga yang
mengkoordinir berbagai kegiatan penanggulangan kemiskinan di
Kabupaten Probolinggo dapat berjalan dengan baik.
Kelemahan penyelengaraan perlindungan sosial
Dalam penyelenggaraan perlindungan sosial masih tumpang tindih dan
belum dikoordinasikan dengan baik dalam pelaksanaannya. Para pengelola
program masih belum sepenuhnya memanfaatkan data penduduk miskin
sebagai acuan dalam menetapkan sasaran atau target programnya.
Ketiadaan kesinambungan program pengembangan ekonomi masyarakat
Sejumlah program pembinaan dan bantuan bagi pengembangan kegiatan
ekonomi masyarakat telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Probolinggo. Pada umumnya program pembinaan dan bantuan tersebut
bersifat parsial dan fragmentatif. Akibatnya, beberapa upaya pembinaan
kandas pada kondisi yang tidak jelas hasilnya. Pengucuran kredit bagi
usaha kecil-menengah sering berakhir pada ketidakjelasan pencapaian
sasaran. Upaya pengembangan kegiatan produksi potensial di Kabupaten
Pedum RTM Berbasis Geografis Wilayah 46
Akhi
Probolinggo juga acapkali menghadapi persoalan kesinambungan
pemasaran. Seringkali sebagian besar dari nilai tambah dari produk
dinikmati oleh pelaku antara dalam rangkaian jual-beli dan hanya sebagian
kecil yang dinikmati oleh kelompok masyarakat pelaku produksi. Keadaan
ini menciptakan situasi yang tidak kondusif bagi tumbuhnya rangsangan
untuk pengembangan produksi. Dengan demikian, yang dibutuhkan adalah
suatu pendampingan yang komprehensif bagi masyarakat sehingga
spektrum pembinaan dapat bersifat menyeluruh dari mulai pembinaan
kecakapan produksi, kemampuan manajerial usaha produksi, proteksi
terhadap intervensi yang tidak adil dari pihak ketiga, dan jaminan
kesinambungan pemasaran. Inisiatif upaya pembinaan yang
berkesinambungan ini menghendaki suatu konsep program pembinaan
yang konsisten dan berkelanjutan dari pihak Pemerintah Kabupaten.
Program pembinaan hendaknya tidak terfragmentasi dalam beberapa paket
program yang terpisah, dan tidak ada/kurangnya keterkaitan antar waktu
pelaksanaan program.
Akhi
BAB 4
AGENDA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Akhi
Gambar 4.1
Model Penanggulangan Kemiskinan yang Efektif
PENYEBAB
INSTUTUSI YG KURANG
ORANG ORANG YG
KURANG PEDULI
EKONOMI YANG TIDAK MEMIHAK
KEMISKINAN
MEMIHAK
(TAK ADA AKSES KESEMPATAN)
PEDULI
ASSET YANG TIDAK MEMADAI
(TAK ADA AKSES PENINGKATAN
SUMBER DAYA)
MARGINALISASI, INTERNALISASI,
BUDAYA MISKIN
Menjamin tersedianya
orang yang peduli dan
Tersedianya institusi:
Stakeholder yg peduli
Pemerintah, &
KEMISKINAN
iklas
SESUAI DENGAN KONDISI RIIL MASYARAKAT dan
POTENSI WILAYAH
PENYELESAIAN
Akhi
Dari analisis Faktor-faktor penyebab, maka jika dianalisa lebih lanjut
akan ditemukan beberapa penyebab pokok dalam penanggulangan
kemiskinan. Hal ini penting untuk menjadi dasar model penanggulangan
kemiskinan yang efektif. Berdasarkan model penanggulangan kemiskinan
yang efektif di atas maka perlu dan penting untuk dilakukan upaya intervensi
baik pada tataran pelaku, kelembagaan, paket kebijakan, model pengaturan
dan sistem evaluasinya sehingga aktifitas penanganan baik pada tingkat
regulasi, pelaku dan prakteknya dapat berjalan secara sinergis. Secara
sistematis bentuk intervensi yang dapat dilakukan dirinci pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Bentuk-Bentuk Intervensi terhadap Penanggulangan Kemiskinan
Beberapa Bentuk Intervensi
No Tataran Kemungkinan Intervensi
Membangun kesadaran kritis dan memulihkan kemampuan
1 Pelaku
manusia untuk menjadi pelaku moral.
Membangun kelembagaan masyarakat warga (civil society
organization).
2 Kelembagaan
Membangun kelembagaan antara yang mampu menjembatani
antara sektor formal dan informal.
Menetapkan program penangulangan kemiskinan dan penciptaan
lapangan kerja sebagai prioritas strategi pembangunan, serta
mengembangkan kebijakan usaha dan memberikan peluang yang
adil terhadap sektor formal dan informal.
Pengembangan kebijakan yang memulihkan posisi masyarakat
miskin dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan
3 Kebijakan
sebagai pelaku kunci menentukan sejarahnya sendiri.
Pengembangan kebijakan untuk meningkatkan Kapasitas dan
kualitas Sumber Daya Manusia.
Penyediaan pelayanan publik yang lebih akomodatif terhadap
kepentingan masyarakat miskin (kesehatan, pendidikan,
transportasi, pelayanan prasarana, dsb).
Pengembangan berbagai peraturan yang menjamin kehidupan
dan penghidupan masyarakat miskin, termasuk jaminan untuk
bekerja dan bermukim.
4 Pengaturan Penyederhanaan sistem perizinan dan penguatan hak-hak
masyarakat miskin atas tanah dan lokasi usaha.
Pengembangan peraturan yang secara sistemik menjamin
kegiatan usaha informal termasuk industri rumah tangga.
Pemutakhiran pemetaan masyarakat miskin.
Pengembangan indikator keberhasilan penangulangan
kemiskinan.
5 Evaluasi
Pengembangan indikator partisipasi masyarakat banyak
utamanya yang miskin dalam proses pengambilan keputusan
publik.
Akhi
B. Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten
Probolinggo
Upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Probolinggo
dilakukan melalui 2 (dua) strategi utama yaitu :
Akhi
rasa aman bagi masyarakat miskin (fakir miskin, orang jompo, anak
terlantar, cacat) clan kelompok masyarakat miskin yang disebabkan oleh
bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi clan konflik sosial.
5. Peningkatan kualitas lingkungan: Pemerintah bersama sektor swasta dan
masyarakat meningkatkan kualitas lingkungan dengan menjaga kesehatan
lingkungan ataupun perbaikan sarana clan prasarana dasar perumahan
dan permukiman yang mendukung peningkatan kegiatan usaha ekonomi
masyarakat miskin.
Secara lebih jelas keterkaitan antar strategi dan kebijakan
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Probolinggo tampak pada rincian
berikut :
Agenda I “Peningkatan Pendapatan”
Dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera, salah satunya adalah
melalui agenda pembangunan yang difokuskan pada peningkatan pendapatan:
melalui peningkatan produktifitas agar masyarakat miskin dapat memiliki
kemampuan pengelolaan, memperoleh peluang dan perlindungan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dalam bidang ekonomi, social, politik. arah
kebijakan yang ditetapkan dan program serta kegiatan pokok yang akan
dioperasionalkan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk mengimplementasikan kebijakan perluasan kesempatan kerja dan
usaha, maka perlu diterjemahkan dalam beberapa program kerja :
a. Peningkatan kualitas dan ketrampilan masyarakat, agar mempunyai
kesempatan kerja yang lebih luas
b. Meningkatkan kemampuan berusaha mandiri, dengan memanfaatkan
potensi dan kemampuan masyarakat
c. Mengembangkan system pendukung usaha
d. Meningkatkan akses masyarakat terhadap lembaga penyedia modal
Akhi
Tabel 4.4
Strategi dan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
STRATEGI KEBIJAKAN
Akhi
d. Peningkatan upaya pencegahan dan pemberantasa penyakit menular.
Secara lebih sistematis uraian di atas dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Kebijakan dan Program Penanggulangan Kemiskinan
”Peningkatan Pendapatan”
Akhi
b. Program Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif
Program ini bertujuan untuk memberdayaan ekonomi masyarakat miskin
melalui perkuatan permodalan clan manajemen usaha produktif.
Kegiatan pokok yang akan dilakukan dalam mewujudkan program
tersebut adalah : (1) peningkatan akses masyarakat miskin terhadap
kebutuhan modal, (2) Penyediaan kebutuhan fasilitas produksi, serta (3)
Pengembangan wawasan kewirausahaan
c. Program Pengembangan system pendukung bagi Usaha
Program ini bertujuan untuk memberdayaan ekonomi masyarakat miskin
melalui penyediaan dukungan penciptaan iklim berusaha yang baik.
Kegiatan pokok yang akan dilakukan dalam mewujudkan program
tersebut adalah : (1) mendorong terbentuknya wadah organisasi
bersama diantara usaha mikro dalam meningkatkan posisi tawar dan
efisiensi usaha. (2) Pengembangan pasar, (3) Pengembangan kemitraan
ekonomi lokal
d. Program Pengembangan Potensi Wilayah
Program ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi atas dasar
potensi wilayah yang berhasil ditumbuhkembangkan.
Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan untuk mendukung
program ini adalah: (1) pengembangan kluster ekonomi berbasis potensi
alam dan lingkungan wilayah dengan mengembangkan produk unggulan
yang spesifik dan kompetitif, (2) dan mengembangkan badan usaha di
wilayah yang mampu memberikan pelayanan kebutuhan masyarakat, dan
menjadi pusat pengembangan ekonomi masyarakat, (3) pengembangan
program pengentasan kemiskinan yang berbasis pada karakteristik potensi
wilayah.
e. Program Peningkatan Ekonomi Masyarakat Miskin
Program ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan keberdayaan
masyarakat dan meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan
kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah : (1)
updating warga miskin, (2) penyuluhan dan pelatihan ketrampilan usaha
Akhi
bagi masyarakat, (3) Penyediaan sarana dan prasarana untuk peningkatan
dan pengembangan kegiatan ekonomi.
f. Program Revitalisasi Pembangunan Pertanian
Program ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan
kesejahteraan petani dalam mengoptimalkan pendapatan mereka
Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah : (1) Penyediaan bibit bagi
keluarga miskin (2) Pengembangan Pola Kemitraan usaha yang
memanfaatkan lahan masyarakat (3) Bantuan Ternak
g. Program Kesetaraan Gender dan pemberdayaan Perempuan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kedudukan dan peranan
perempuan dalam pelaksanaan pembangunan, yang dimulai dari kehidupan
keluarga dan lingkunganb Masyarakat
Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan untuk mendukung program
tersebut adalah: (1) Peningkatan kualitasa SDM perempuan untuk
mencapai kesetaraan dan keadilan (2) Pemberdayaan Organisasi dan
penguatan kelembagaan guna meningkatkan partisipasinya dalam
pembangunan dan aktivitas produltif perempuan
h. Program Revitalisasi Pembangunan Perikanan dan Kelautan
Program ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan
kesejahteraan nelayan dan masyarakat pantai dalam mengoptimalkan
pendapatan mereka
Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah: (1) pengembangan dan
budidaya, (2) Peningkatan dan penyediaan sarana prasarana
penangkapan
i. Optimalisasi Peran Sarjana Motivator dlm Peningkatan Kapasitas
Masyarakat
Program ini bertujuan untuk mengembangkan peran motivator untuk
melakukan fasilitasi bagi masyarakat dengan tujuan untuk
memberdayakan mayarakat. (1) Pelatihan penguatan dalam rangka
Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat (2) Pengembangan Konsep
Perencanaan Pembangunan Partisipatif.
Akhi
k. Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Masyarakat
Program ini bertujuan untuk memantapkan pelaksanaan penanggulangan
kemiskinan guna pelaksanaan meningkatkan efektivitas dan program
efisiensi pembangunan lainnya. Kegiatan-kegiatan pokok yang akan
dilaksanakan untuk mendukung program tersebut adalah: (1) kerjasama
dengan lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi dan lembaga
pendidikan dalam analisis kebijakan, pengembangan model dan fasilitasi
program pengentasan kemiskinan. pemerintah sebagai pelaksanaan, (2).
pemantapan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan pembangunan
(3) Pembangunan Unit Pengelola Kegiatan penanggulangan kemiskinan
dalam pengelolaan program dan pengelolaan usaha simpan pinjam dan
sektor riil, (4) Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan dalam mengelola
program penanggulangan kemiskinan. Serta peningkatan partisipasi
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan evaluasi
pembangunan
l. Program Peningkatan Kualitas pendidikan masyarakat
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat,
melalui peningkatan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yang
bermutu, baik di jalur formal (sekolah), atau pendidikan luar sekolah.
Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan untuk mendukung
program tersebut adalah: (1) pemberian bantuan sarana prasarana serta
biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu, (2) Perbaikan sarana prasarana
pendidikan, (3) Peningkatan kualitas tenaga pendidik (4) Peningkatan mutu
pelaksanaan kejar paket A,B,C
m. Program Peningkatan Gizi Masyarakat
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam
upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi
dan balita. Kegiatan-kegiatan pokok dalam program ini antara lain adalah:
(1) Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan tentang
gizi
Akhi
(2) Peningkatan dan pengembangan sarana prasarana Pos pelayanan
terpadu
(3). Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan melalui peningkatan
pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan.
Akhi
Tabel 4.6
Kebijakan dan Program Penangulangan Kemiskinan ”Pengurangan
Kebutuhan Beban Dasar”
Penyehatan Lingkungan
Perbaikan kualitas pemukiman dan Perumahan
Peningkatan Kualitas Perbaikan & Peningkatan Sarana Prasarana SD Air &
Lingkungan Irigasi
Perbaikan dan Peningkatan sarana prasarana
Perhubungan
Akhi
Pemberian fasilitas bagi lembaga lembaga social (panti asuhan, anak yatim)
(2) Penyediaan sarana prasarana Layanan Sosial
3. Program penyehatan lingkungan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang
lebih sehat sesuai dengan paradigma sehat. Kegiatan kegiatan pokok yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuan program tersebut adalah: (1)
Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi (4) Pengembangan upaya
kesehatan berbasis masyarakat.
4. Program perbaikan kualitas pemukiman dan perumahan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pemukiman dan
perumahan yang lebih sehat sesuai dengan paradigma sehat. Kegiatan
kegiatan pokok yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan program
tersebut adalah: (1) Peningkatan kualitas rumah layak huni, (2) Penataan
dan perbaikan lingkungan pemukiman
5. Program perbaikan dan peningkatan sarana prasarana perhubungan
Program ini bertujuan untuk mewujudkan ketersediaan prasarana
transportasi dalam rangka memperlancar kegiatan sosial ekonomi
masyarakat. Kegiatan kegiatan pokok yang dilakukan untuk mewujudkan
tujuan program tersebut adalah: (1) membangun, dan merehabilitasi
jaringan perhubungan darat, (2) Optimalisasi fungsi prasarana
perhubungan.
Berbagai penjelasan yang telah diuraikan di atas, jika disusun secara sistematis
dengan memperhatikan keterkaitan antara kebijakan, program dan indikasi
kegiatan maka akan tampak jelas pada Tabel 4.7 dan 4.8 berikut.
Akhi
Tabel 4.7
Agenda Peningkatan Pendapatan
AGENDA I
Akhi
peningkatan Kapasitas Pengembangan Konsep Perencanaan
Pembangunan Partisipatif
Kerjasama dengan lembaga swadaya
masyarakat, perguruan tinggi dan lembaga
pendidikan dalam analisis kebijakan,
pengembangan model dan fasilitasi program
pengentasan kemiskinan. pemerintah sebagai
pelaksanaan
Pemantapan kelembagaan masyarakat dalam
pengelolaan pembangunan
Pembangunan Unit Pengelota Kegiatan
penanggulangan kemiskinan dalam pengelolaan
Peningkatan Kapasitas
program dan pengelolaan usaha simpan pinjam
Lembaga dan Organisasi dan sektor riil,
Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan dalam rangka peningkatan
kapasitas kelembagaan dalam mengelola
program penanggulangan kemiskinan. Serta
peningkatan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
evaluasi pembangunan
Akhi
Tabel 4.8
Agenda Pengurangan Pengeluaran
AGENDA II
Akhi
BAB 5
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
Akhi
5.2 Rekomendasi
A. Rekomendasi Umum
1. Perlu koordinasi dan sinergitas yang baik diantara Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Probolinggo
dalam pengentasan kemiskinan.
2. Perlunya sistem data terpadu dalam penanggulangan kemiskinan. Hal ini
penting dilakukan untuk mengetahui :
a. Jumlah sasaran yang belum mendapat program pengentasan
kemiskinan
b. Jumlah sasaran yang mendapat program pengentasan kemiskinan,
c. Target keberhasilan program pengentasan kemiskinan,
d. Perkiraan kalkulasi anggaran program pengentasan kemiskinan,
e. Menghindari duplikasi sasaran program pengentasan kemiskinan,
f. Menghindari tumpang tindih program pengentasan kemiskinan yang
dilakukan SKPD.
3. Masalah kemiskinan adalah masalah yang kompleks, sehingga dalam
penanganannya harus dilakukan dengan standar operasional prosedur
(SOP) agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dengan berdasar asas
efektifitas dan efisiensi.
4. Validitas data kemiskinan adalah mutlak dalam penanggulangan
kemiskinan. Diperlukan updating data berkala yang dilakukan oleh
tenaga profesional. Selain itu perlu data pembanding sebagai pendukung
data PPLS 2011, mengingat updating data PPLS baru akan dilaksanakan
2014 akhir atau bahkan Tahun 2015.
5. Diperlukan peningkatan kemampuan dan ketrampilan SDM aparatur
pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan melalui
pendidikan dan pelatihan.
6. Pemerintahan desa adalah ujung tombak dan radar untuk mengetahui
permasalahan di masyarakat. Untuk itu diperlukan kesadaran yang tinggi
Akhi
dari aparatur pemerintah desa untuk mendata potensi desa dan
permasalahan di desa dengan melibatkan pembinaan dari kecamatan.
7. Program Bantuan Tunai, program bantuan yang diperuntukkan bagi RTM
manula, cacat, dan gangguan fisik lainnya.
8. Program Tunjangan Harapan, program tunjangan bagi RTM yang hamil,
dan Balita.
9. Program Tunjangan Masa Depan, program tunjangan bagi RTM yang
memiliki anak sekolah.
10. Program Pemberdayaan;
Program Pemberdayaan Plus, program pemberdayaan bagi RTM yang
pada usia kurang dari 45 tahun. Program tersebut selain program
pemberdayaan juga ditambah dengan pendidikan formal minimal
SMU dalam rangka merubah pola pikir RTM,
Program Pemberdayaan masyarakat, program pemberdayaan
ekonomi masyarakat yang langsung mnyentuh sektor riil.
B. Rekomendasi Khusus
Karena perbedaan rasio maka jumlah anggaran yang disalurkan disesuaikan
dengan besaran rasio RTM pada masing-masing wilayah
1. Wilayah Dataran Tinggi, alokasi anggaran wilayah ini seharusnya lebih
besar dibandingkan wilayah lain karena merupakan kantong kemiskinan,
program pengadaan air bersih, dan penerangan,
2. Wilayah Dataran menengah, program rumah sehat, dan pendidikan,
3. Wilayah Dataran rendah/pesisir, penekanan program lebih pada
diversifikasi lapangan usaha, program bedah rumah, dan perbaikan
sanitasi.
Akhi
BAB 6
PENUTUP
BUPATI PROBOLINGGO
ttd
Akhi