Anda di halaman 1dari 23

BAB II

KONDISI DAERAH IRIGASI

2.1. Geografis Dan Administratif


Kabupaten Tulungagung terletak pada posisi 111°43’00” - 112°07’00” BT dan
7o51’00” – 8°18’00” LS. Batas-batas administrasi wilayah Kabupaten Tulungagung
adalah:
 Utara : Kabupaten Kediri, Nganjuk dan Blitar

 Timur : Kabupaten Blitar

 Selatan : Samudera Hindia/ Indonesia

 Barat : Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo

Jarak antara Ibukota Kabupaten Tulungagung (Kecamatan Tulungagung) dengan


Ibukota Propinsi Jawa Timur (Kota Surabaya) kurang lebih 154 Km ke arah Barat Daya.
Sementara jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten di Kabupaten
Tulungagung berkisar antara 0–36 km, dimana Kecamatan Pucanglaban merupakan daerah
yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota Kabupaten.
Luas wilayah Kabupaten Tulungagung mencapai 1.055,65 km2 terbagi menjadi 19
Kecamatan dan 271 desa/kelurahan.

2.2. Kondisi Fisik Dan Dasar


Fisik dasar ini meliputi topografi, hari dan curah hujan jenis tanah dan kemampuan
tanah, tekstur tanah, klimatologi serta iklim. Untuk lebih jelasnya kondisi fisik dasar
Kabupaten Tulungagung dapat dilihat berikut ini.

2.3. Topografi
Kabupaten Tulungagung terbagi menjadi tiga dataran yaitu tinggi, sedang dan
rendah. Dataran rendah merupakan daerah dengan ketinggian dibawah 500 m dari
permukaan laut, daerah ini meliputi semua kecamatan tetapi tidak semua desa untuk
Kecamatan Pagerwojo dan Sendang hanya empat desa. Dataran sedang mempunyai
ketinggian 500 m sampai dengan 700 m dari permukaan laut, daerah ini meliputi
Kecamatan Pagerwojo sebanyak 6 desa dan Kecamatan Sendang sebanyak 5 desa.

5
6

Sedangkan dataran tinggi merupakan daerah dengan ketinggian diatas 700 m dari
permukaan air laut yaitu Kecamatan Pagerwojo sebanyak 1 desa dan Kecamatan Sendang
sebanyak 2 desa.
Daerah yang mempunyai wilayah terluas secara berurutan yaitu Kecamatan
Tanggunggunung, Kecamatan Kalidawir, Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo.

Tabel 2.1.

Data Luas Wilayah menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas Ketinggian dari Permukaan Laut ( Jml Desa


Wilayah /Kel.) (m)
District Area Attitudes ((some villages) (m)
(Km²) -500 500 – 700 700 +
  (1) (2) (3) (4) (5)
           
1 Besuki 82,16 10 - -
2 Bandung 41,96 18 - -
3 Pakel 36,06 19 - -
4 Campur Darat 39,56 9 - -
5 Tanggungggunung 117,73 7 - -
6 Kalidawir 97,81 17 - -
7 Pucanglaban 82,94 9 - -
8 Rejotangan 66,49 16 - -
9 Ngunut 37,70 18 - -
10 Sumber Gempol 39,28 17 - -
11 Boyolangu 38,44 17 - -
12 Tulungagung 13,67 14 - -
13 Kedungwaru 29,74 19 - -
14 Ngantru 37,03 13 - -
15 Karangrejo 35,54 13 - -
16 Kauman 30,84 13 - -
17 Gondang 44,02 20 - -
18 Pagerwojo 88,22 4 6 1
19 Sendang 96,46 4 5 2
           
 Jumlah / Total 1055,65 257 11 3

Sumber : Tulungagung Dalam Angka 2018


7

Gambar2.1 Peta batas administrasi kabupaten Tulungagung


8

Gambar 2.2 Peta ketinggian topografi kabupaten Tulungagung


9

2.4. Hari Hujan dan Curah Hujan


Hari dan curah hujan antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi
dan perputaran/pertemuan arus udara. Hari hujan di Kabupaten Tulungagung terbesar ada
di bulan Januari dan terkecil ada di bulan Agustus dan September. Sedangkan curah hujan
terbesar ada di bulan Januari dan terendah ada di bulan September. Rata-rata curah hujan
di Kabupaten Tulungagung selama tahun 2012 adalah 140 mm, ini berarti lebih tinggi di
banding tahun 2011 yang sebesar 137 mm. Curah hujan dan hari hujan tidak merata antar
waktu dan antar daerah, sehingga mengakibatkan suatu keadaan yang saling bertentangan,
yaitu misalnya terjadi banjir di suatu daerah sementara di daerah lain terjadi kekeringan
pada saat yang sama. Oleh karena itu harus selalu diwaspadai bulan-bulan hari hujannya
banyak dan sedikit, sehingga dapat diminimalkan terjadinya suatu bencana.

Tabel 2.2
Letak Stasiun Hujan di Kabupaten Tulungagung
No Nama Kode LS BT Elevasi Wil. Sungai Desa Kecamatan
1 Bandung 45 08° 10.26,2' 111° 47.08,4' 88 Ngasinan Bandung Bandung
2 Besuki 46 08° 12.41,4' 111° 49.29,4' 87 Parit Agung Besuki Besuki
3 Bolorejo 37 08° 03.36,7' 111° 51.33,1' 95 Gondang Bolorejo Kauman
4 Boyolangu 80 08° 07.10,5' 111° 54.44,6 86 Parit Agung Boyolangu Boyolangu
5 Campurdarat 46 08° 09.56,8' 111° 50.56,8' 88 Parit Agung Campurdarat Campurdarat
6 K.D.PU.AIR 34 08° 03.31,5' 111° 54.27,1' 90 Klantur Kepatihan Tulungagung
7 Kalidawir 81 08° 10.49,5' 111° 58.57,6' 100 Kalidawir Kalidawir Kalidawir
8 Mojopanggung 36 08° 00.36,2' 111° 55.42,9' 85 Ngrowo Pager rejo Kauman
9 Ngantru 35 08° 03.36,7' 111° 56.43,1 90 Klantur Ngantru Ngantru
10 Ngantup 24 07° 54.26,2' 111° 51.18,6' 650 Klantur Nyawangan Sendang
11 Ngunut - 08° 07.03,3' 111° 00.13,9' 104 K. Brantas Sumberingin Ngunut
12 Pagerwojo 28a 07° 59.14,6' 111° 48.17,7' 550 Klantur Mulyosari Pager wojo
13 Paingan 39 08° 04.09,5' 111° 50.56,2' 85 K. Gondang Ngrendeng Gondang
14 Sbr. Manggis 24a 07° 56.11,26' 111° 52.38,5' 540 Klantur Picisan Sendang
15 Sbr. Pandan 25 07° 54.57,6' 111° 49.23,2' 970 Klantur Nglurup Sendang
16 Sendang 28 07° 58.40,7' 111° 49.53,3' 570 Klantur Sendang Sendang
17 Song Jambu - II 49 08° 10.27,7' 111° 46.00,9' 120 K. Karangtuwo Kedung Wilut Bandung
18 Tumpak Mergo 47 08° 10.49,5' 111° 58.57,6' 188 Kalidawir Kalidawir Tampak Mergo

Sumber : Dinas Pengairan dan ESDM Kabupaten Tulungagung, 2015.


10

2.5. Jenis Tanah Dan Kelerengan Tanah


Persebaran jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Tulungagung berdasarkan
pada jenis tanah masing-masing mempunyai proporsi dan sifat berbeda-beda. Adapun
masing-masing jenis tanah adalah sebagai berikut:
1. Alluvial coklat tua terdapat di wilayah Kecamatan Bandung dan Kecamatan
Besuki.
2. Alluvial coklat tua kelabuan terdapat di wilayah Kecamatan Besuki, Pakel,
Campurdarat, Tulungagung, Boyolangu, Pucanglaban dan Kalidawir.
3. Assosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kelabuan terdapat di Kecamatan
Besuki, Bandung, Pakel, Campurdarat, Gondang, Boyolangu, Tulungagung,
Kedungwaru, Gondang, Sumbergempol, Kalidawir, dan Ngunut.
4. Litosol terdapat di wilayah Kecamatan Bandung, Besuki, Tanggunggunung,
Boyolangu, dan Kalidawir.
5. Litosol Mediteran dan Resina terdapat di Kecamatan Besuki, Tanggunggunung,
Sumbergempol, Pucanglaban dan Rejotangan.
6. Regosol coklat kelabuan terdapat di Kecamatan Ngunut, Pucanglaban, dan
Rejotangan.
7. Mediteran coklat kemerahan terdapat di Kecamatan Gondang, Kauman,
Karangrejo, Pagerwejo dan Sendang.
8. Litosol coklat kemerahan terdapat di Kecamatan Pagerwejo dan Kecamatan
Sendang.
9. Andosol terdapat di Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwejo.
Kemampuan Tanah dapat dilihat dari Kemiringan Tanah dan Kedalaman Efektif
Tanah serta teksturnya. Kemiringan tanah dapat dinyatakan dalam prosentase (%) dimana
setiap 1% kemiringan tanah berarti terdapat perbedaan tinggi sebesar 1 meter dari 2 tempat
sejauh 100 meter. Wilayah Kabupaten Tulungagung dapat dikelompokkan menjadi 6
(enam) klasifikasi kemiringan tanah sebagai berikut:
 Lereng antara 0-2% merupakan wilayah yang datar dengan luas 43.070,52 hektar
atau 40,8% terdapat pada hampir semua wilayah kecamatan, kecuali wilayah
Kecamatan Sendang, Pagerwojo dan Tanggunggunung.
 Lereng antara 2-8% merupakan wilayah yang datar hingga landai dengan luas
5.172,69hektar atau 4,9%, terdapat hampir disemua kecamatan kecuali Kecamatan
11

Tanggunggunung, Sendang, Pagerwojo, Tulungagung, Pakel, Kedungwaru,


Sumbergempol, Ngunut dan Gondang.
 Lereng antara 8-15% merupakan wilayah yang landai hingga berombak dengan
luas 7.600,68 hektar atau 7,2%, terdapat di hampir semua kecamatan kecuali
Tulungagung, Pakel, Kedungwaru, Gondang, Sumbergempol, dan Ngunut.
 Lereng antara 15-25% merupakan wilayah yang berombak hingga bergelombang
lemah dengan luas 14.567,97 hektar atau 13,8% terdapat di Kecamatan Karangrejo,
Kauman, Sendang, Pagerwojo, Gondang, Bandung, Boyolangu, Campurdarat,
Besuki, Tanggunggunung, Kalidawir, Pucanglaban, dan Rejotangan.
 Lereng antara 25-40% merupakan wilayah bergelombang lemah hingga
bergelombang kuat dengan luas 21.091,88 hektar atau 19,98% terdapat di
Kecamatan Gondang, Pagerwojo, Bandung, Besuki, Campurdarat, Boyolangu,
Kalidawir, Pucanglaban, Gondang dan Rejotangan.
 Lereng lebih dari 40% merupakan wilayah bergelombang kuat dengan luas
13.997,91hektar atau 13,26% terdapat di Kecamatan Sendang, Pagerwojo, Besuki,
Campurdarat, Kalidawir, Gondang, Rejotangan, Tanggunggunung, Bandung, dan
Pucanglaban.
Secara rinci data dan penyebaran kemiringan tanah dapat dilihat pada gambar
sebagaimana terlampir di bawah ini.
40%
13%

0-2%
25-40% 41%
20%

15-25%
2-8%
14% 8-15%
5%
7%
0-2% 2-8% 8-15% 15-25% 25-40% 40%

Gambar 2.3 Data dan penyebaran kemiringan tanah

 Kedalaman lebih dari 90 cm, meliputi wilayah seluas 46.585,83 Ha atau 44,13%
dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung, kedalaman ini terdapat dihampir
seluruh kecamatan kecuali Tanggunggunung.
12

 Kedalaman 60 - 90 cm, meliputi wilayah seluas 4.212,04 Ha atau 3,99% dari luas
wilayah Kabupaten Tulungagung. Kedalaman ini tersebar di Kec.Sendang,
Pagerwojo, Pucanglaban, Campurdarat, Besuki dan Karangrejo.
 Kedalaman 30 - 60 cm, meliputi wilayah seluas 28.608,12 Ha atau 27,10% dari
luas wilayah Kabupaten Tulungagung. Kedalaman ini tersebar di Kec.
Tanggunggunung, Campurdarat, Besuki, Sendang, Rejotangan, Pucanglaban,
Pagerwojo, Kalidawir dan Bandung.
 Kedalaman kurang dari 30 cm, meliputi wilayah seluas 15.602,51 Ha atau 14,78%
dari luas wilayah. Kedalaman tersebut terdapat di Kecamatan, Gondang,
Rejotangan, Kauman, Kalidawir, Bandung, Besuki, Campurdarat, Pucanglaban,
Tanggunggunung, Sendang, Pagerwojo, dan Boyolangu.

Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran klasifikasi kedalaman efektif tanah di setiap
kecamatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Penyebaran klasifikasi kedalaman efektif tanah

2.5.1. Tekstur Tanah


Tekstur tanah berpengaruh terhadap pengolahan tanah dan pertumbuhan tanaman.
Sifat tekstur tanah berhubungan erat dengan kandungan udara dalam rongga tanah
(porositas), peresapan (permeabilitas), serta daya menyimpan air dan unsur hara lainnya
(mudah tidaknya tererosi).
Tekstur tanah ditentukan oleh perbandingan partikel pasir, debu dan liat. Tanah
bertekstur halus lebih dalam reaksi kimianya dari pada tanah bertekstur kasar. Berdasarkan
13

kelas tekstur tanah, wilayah Tulungagung dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan:
 Tanah bertekstur halus, meliputi wilayah seluas 43.081,08 Ha atau 40,81% dari
luas Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di Kecamatan Sendang,
Pagerwojo, Gondang, Pucanglaban, Pakel, Bandung, Campurdarat dan Besuki.

 Tanah bertekstur sedang, meliputi luas wilayah 27.425,79 Ha atau 25,98% dari luas
wilayah Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di hampir semua
kecamatan, kecuali Kecamatan Rejotangan.
Tanah bertekstur kasar, meliputi wilayah seluas 35.100,36 Ha atau 33,25% dari
luas wilayah Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di Kecamatan Pucanglaban

2.5.2. Kondisi Geologi


 Tatanan Stratigrafi
Tatanan stratigrafi Kabupaten Tulungagung, meliputi:
a. Endapan Permukaan
(1) Aluvium ( Qa ).
Endapan ini merupakan hasil aktifitas endapan sungai, pantai dan rawa, yang
disusun oleh kerakal, kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur. Dijumpai di
Kecamatan-Kecamatan Besuki, Bandung, Pakel, Campurdarat, Rejotangan,
Ngunut, Sumbergempol, Boyolangu, Gondang, Kauman, Tulungagung,
Kedungwaru, Gondang, dan Karangrejo.
b. Batuan Sedimen
(2) Satuan Breksi/Formasi Arjosari (Toma).
Berupa runtuhan atau gabungan pecahan – pecahan yang berasal dari dari
letusan gunung berapi, terbentuk karena bahan bahan in terlempar tinggi ke
udara dan mengendap di suatu tempat. Umur satuan ini adalah Oligosen Akhir-
Miosen Awal, tersingkap di Kecamatan-Kecamatan Gondang dan Kauman.
(3) Satuan Batu gamping/Formasi Campurdarat.
Disusun oleh batu gamping hablur yang bersisipan dengan batu lempung
berkarbon.
Berumur akhir Miosen Awal-Awal Miosen Tengah. Tersebar di Kecamatan-
Kecamatan Bandung, Besuki, Campurdarat dan Tanggunggunung.
(4) Satuan Batulempung/Formasi Nampol ( Tmn).
Tersusun oleh perulangan batulempung, batupasir dan tuf yang bersisipan
konglomerat dan breksi. Umur satuan ini adalah miosen awal. Secara setempat-
14

setempat dijumpai di Kecamatan-Kecamatan Bandung, Besuki,


Tanggunggunung, Kalidawir, dan Pucanglaban.
(5) Satuan Batugamping Terumbu / Formasi Wonosari (Tmwl).
Litologi tersusun oleh batugamping terumbu, batugamping berlapis,
batugamping berkepingan, batugamping pasiran kasar, batugamping tufan dan
napal.
Satuan ini berumur miosen tengah-miosen akhir dan dapat di jumpai di
Kecamatan Pucanglaban dan Kalidawir.
c. Batuan Gunung Api
(6) Satuan Gunung Api Tua/Formasi Mandalika (Tomn).
Batuan penyusun berupa breksi gunung api, lava, tuf, batupasir dan batulanau.
Umur satuan ini adalah oligo miosen. Tersingkap di Kecamatan-Kecamatan
Besuki, Bandung, Tanggunggunung, Campurdarat, Boyolangu, Kalidawir dan
Pagerwojo.
(7) Satuan Breksi Gunung Api/ Formasi Wuni (Tmw).
Tersusun oleh breksi gunung api, tuf, batupasir, dan batulanau yang umumnya
tufan, bersisipan batugamping. Berumur miosen. Tersingkap setempat-
setempat di Kecamatan Pucanglaban.
(8) Satuan Gunung Api Muda/Batuan Gunung api.
Litologi penyusun batuan berupa lava, breksi piroklastik, lapili, tuf, endapan
lahar dan lumpur gunung api. Satuan ini berumur plistosen.
d. Batuan Terobosan
(9) Satuan Andesit (An)
Litologi berwarna kelabu kehitaman, tekstur porfiritik, berkomposisi andesin,
kuarsa, ortoklas, biotit, mineral bijih, dan tertanam dalam masa dasar mikrolit
dan kaca gunung api, satuan ini dijumpai di Kecamatan Besuki pada Gunung
Tanggul yang nampak menjulang tinggi. Gambaran pembagian tatanan
stratigrafi dapat dilihat pada peta berikut.
 Struktur Dan Tektonika
Secara umum Kabuaten Tulungagung masuk dalam sejarah tektonik Jawa
Timur yang dibedakan dengan tektonik yang terjadi di bagian barat Pulau Jawa dan
tektonik Kawasan Asia Tenggara. Daerah ini terletak pada ujung tenggara kraton
Sunda yang batuan dasarnya merupakan komplek melange Kapur sampai Tersier.
Berdasarkan Peta Struktur Regional Jawa Timur daerah Jawa Timur dapat
15

dikelompokkan dalam beberapa mandala tektonik. Lereng bagian utara meliputi


paparan benua stabil Rembang dan zona transisi Randublatung. Punggungan
Kendeng, perpanjangan ke arah timur dari punggungan Bogor.

2.6. Penggunaan Lahan


Dilihat dari sisi tata guna tanah, penggunaan lahan didominasi oleh pemukiman dan
sawah irigasi. Penyebaran pemukiman dan sawah irigasi merata di daerah sebelah utara,
timur, serta ke arah barat daya. Selain sawah irigasi, di kabupaten Tulungagung juga
terdapat sawah tadah hujan yang terkonsentrasi di sebelah barat laut daerah paling utara,
juga didominasi oleh hutan lindung dan juga hutan produksi. Hutan lindung di daerah
tersebut terdapat di Gunung Wilis dan hutan produksi terdapat pada lereng Gunung Wilis.
Untuk daerah sebelah tenggara sampai ke Samudera Hindia didominasi oleh
perkebunan. Di daerah dekat pantai sebelah selatan dan barat daya Kabupaten
Tulungagung tata guna lahan didominasi oleh hutan lindung dan hutan produksi.

Tabel 2.3
Penggunaan Lahan di Kabupaten Tulungagung
No Penggunaan Lahan Luas
1 Bangunan 16,837
2 Danau 45,540
3 Empang 1,993
4 Hutan Lindung 7655,379
5 Hutan Produksi 10499,887
6 Pasir 50,067
7 Perkebunan 21127,191
8 Pemukiman Desa 14282,922
9 Pemukiman Kota 7485,432
10 Rumput / Tana Kosong 1203,574
11 Sawah Irigasi 23702,195
12 Sawah Tadah Hujan 6919,520
13 Semak Belukar 9504,191
14 Sungai 934,023
15 Tegalan / Ladang 11575,187
Jumlah 115003,938
Sumber : Peta penggunaan lahan dalam RT/RW Kabupaten Tulungagung 2012-2032

2.7. Kondisi Sumber Daya Air


Di wilayah Kabupaten Tulungagung terdapat beberapa sungai yang memiliki aliran
sepanjang tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai yang cukup
16

luas dan membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS), Kabupaten Tulungagung termasuk
dalam DAS Brantas yaitu dimana terdapat sungai-sungai kecil yang bermuara di Kali
Brantas. Selain dialiri oleh sungai - sungai tersebut diatas keadaan hidrologi Kabupaten
Tulungagung juga ditentukan oleh adanya waduk, dam, mata air, pompa air dan sumur bor.
Hampir semua kecamatan di Kabupaten Tulungagung dialiri sungai. Jumlah sungai
yang ada di Kabupaten Tulungagung kurang lebih ada 27 sungai, yang mana ada beberapa
sungai yang melewati lebih dari 1 kecamatan. Misalnya Sungai Parit Agung (melintasi
bagian Selatan Kabupaten Tulungagung), Sungai Song (melintasi bagian Barat Kabupaten
Tulungagung) dan Sungai Brantas (melintasi bagian Utara Kabupaten Tulungagung).
Secara garis besar DAS di Kabupaten Tulungagung yaitu:

DAS Brantas
DAS Brantas di Kabupaten Tulungagung dapat dibedakan :
 Sub DAS Ngrowo – Ngasinan
Sub DAS ini menempati bagian tengah Kabupaten Tulungagung dengan
pola aliran sungai yaitu Sungai Ngrowo / Parit Agung / Parit Raya sebagai
sungai orde I beserta anak percabangan sungainya baik sebagai percabangan
sungai Orde II, Orde III dan Orde IV. Anak-anak percabangan sungai
tersebut antara lain: Sungai Kalidawir, Sungai Ngasinan, Sungai Song,
Sungai Klantur, Sungai Babaan, Sungai Wudu, Sungai Gondang, Sungai
Bajalpicisan, Sungai Keboireng dan lain sebagainya.
 Sub DAS Lahar
Sub DAS ini menempati bagian Utara Kabupaten Tulungagung dengan pola
aliran sungai utama yaitu Sungai Brantas sebagai Sungai Orde I beserta
anak-anak percabangannya sebagai Orde II, Orde III dan seterusnya.
Anak-anak percabangan sungai yang dimaksud antara lain: Sungai Catut,
Sungai Boto dan lain sebagainya.
DAS Dlodo-Gedangan
Sub DAS ini di Kabupaten Tulungagung menempati bagian Selatan, secara
umum bentuk morfologinya miring. Sistem Selatan dengan pola pengaliran
maupun pengeringan sungainya mengalir dan bermuara di Samudera Indonesia
/ Hindia. Sungai-sungai yang dimaksud antara lain: Sungai Dlodo, Sungai.
Kerecek, Sungai Ngelo, Sungai Urang, Sungai Molang, dan lain sebagainya.
Berdasarkan batas sistem penyebarannya, berbeda antara batas administrasi
17

Kabupaten Tulungagung dengan batas penyebaran daerah tangkapan (Catchment area) air
hujannya pada sistem Sub DAS yang ada. Khususnya pada 2 Sub DAS yaitu pada sistem
Sub DAS Ngrowo–Ngasinan ekosistemnya yang mempengaruhi mencakup 3 wilayah
Kabupaten yaitu Tulungagung, Trenggalek dan Ponorogo. Sedang pada Sistem Sub DAS
Lahar pengaruh ekosistemnya mencakup 3 wilayah Kabupaten yaitu Tulungagung, Blitar
dan Kediri. Berdasarkan kenampakan karakteristik fisiknya pada Sistem DAS – Sub DAS
di Kabupaten Tulungagung, secara umum dapat dibedakan menjadi daerah bagian hulu dan
daerah bagian hilir. Daerah bagian hulu di Kabupaten Tulungagung menempati kawasan
perbukitan/ pegunungan dan lereng Tenggara Gunung Wilis. Kawasan ini mempunyai
peranan sebagai embung/bendung, waduk, tandon air dan lain sebagainya. Sedangkan pada
bagian daerah hilir, secara umum menempati daerah dataran rendah/daerah muara sungai
yang merupakan daerah pemanfaatan dan penataan air oleh aktivitas kegiatan manusia.
Potensi air di sini sangat besar peranannya dan dimanfaatkan secara optimal untuk
memenuhi kebutuhan/keperluan irigasi, penyediaan air baku untuk minum, industri,
perikanan dan lain sebagainya. Disamping pemanfaatan tersebut dalam rangka penataan air
banyak dilaksanakan program/kegiatan pembangunan seperti pengembanganjaringan
irigasi, pekerjaan normalisasi saluran, pembuatan tanggul sungai, pembuatan pelengsengan
dan lain sebagainya.

Tabel 2.4
Nama Sungai di Wilayah Kabupaten Tulungagung
NO KECAMATAN NAMA SUNGAI PANJANG (KM)
Kebo Ireng 10
Karangtuwo (Batas) -
1 Besuki
Parit Raya 3
Parit Agung 1,8
Parit Agung 3,3
2 Bandung Karangtuwo 18
Parit Raya 7
Parit Agung 4,4
3 Pakel
Ngasinan Lama 5,5
Tlogo Buret 5,2
4 Campurdarat
Parit Agung 7,5
5 Tanggunggunung - -
6 Kalidawir Kalidawir 20,5
7 Pucanglaban - -
Rowo Remang 15
8 Rejotangan
Kali Brantas 8,5
18

NO KECAMATAN NAMA SUNGAI PANJANG (KM)


Kali Kandung 6,15
9 Ngunut Kali Brantas 7,15

10 Sumbergempol Kali Brantas 2,75

Kalidawir 7,1

11 Boyolangu Kalidawir 9,4

Parit Agung 6,8

12 Tulungagung Parit Agung 7

Kali Jenes 3,5

Song 1,5

13 Kedungwaru Kali Brantas (batas) -

Ngrowo 6

Parit Agung 2

Wudu 2,5

Kali Jenes 2,5

14 Gondang Kali Brantas 18,85

Boto 33

15 Karangrejo Kali Brantas (batas) -

Catut 6

Klantur 10,5

Babaan 5,6
19

NO KECAMATAN NAMA SUNGAI PANJANG (KM)

Bajal Picisan 7,25

Wudu (batas wilayah) -

16 Kauman Song 10,7

Wudu 10,9

17 Gondang Ngasinan Kanal 4,25

Blendis 14

Sengon 12,55

Gondang 11,4

18 Pagerwojo Song 30,3

Gondang/ Bodeng 18,6

19 Sendang Babaan 17,4

Bajal Picisan 13

Klantur 16

Catut 8

Sumber: RTRW Kabupaten Tulungagung Tahun 2012-2023


Selain sungai yang telah disebutkan diatas, sumber daya air yang lain yang terdapat di
Kabupaten Tulungagung adalah bendungan yaitu Bendungan Wonorejo, bendung dan
sumber mata air.
Kabupaten Tulungagung yang merupakan salah satu Kabupaten di propinsi Jawa Timur
yang memiliki kesuburan tanah dan menjadikannya pusat pertanian, terutama tanaman
padi. Hasil pertanian Kabupaten Tulungagung telah memenuhi swasembada pangan
dengan produk andalan beras Tulungagung.
20

Luas Daerah Irigasi Kab.Tulungagung berdasarkan data dari Dinas Perumahan,


Kawasan Permukiman dan Sumber Daya Air tahun 2016 adalah 24.870 ha dan berdasarkan
PERMEN PUPERA No 14/ PRT/ M/ 2015 adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.5
Daerah Irigasi di Wilayah Kabupaten Tulungagung
Baku Baku
No Daerah Irigasi Sawah Kewenangan No Daerah Irigasi Sawah Kewenangan
(ha) (ha)
1 Lodoyo 12217 Pusat 40 Gendong 72 Kabupaten
2 Kaliboto 165 Propinsi 41 Genting 22 Kabupaten
3 Gelang 1378 Propinsi 42 Getuk 64 Kabupaten
4 Sbr Gayam 1926 Propinsi 43 Glodogan 3 Kabupaten
5 Paingan 551 Propinsi 44 Grenjengan 18 Kabupaten
6 Widoro 2946 Propinsi 45 Gronggongan 50 Kabupaten
7 Babaan I 3 Kabupaten 46 Jugangan I 5 Kabupaten
8 Babaan II 15 Kabupaten 47 Jugangan II 7 Kabupaten
9 Bajal I 61 Kabupaten 48 Jajar I 9 Kabupaten
10 Bajal II 25 Kabupaten 49 Jajar II 54 Kabupaten
11 Bajal III 6 Kabupaten 50 Japuh I 33 Kabupaten
12 Balong 32 Kabupaten 51 Japuh II 14 Kabupaten
13 Banjar 8 Kabupaten 52 Jatirejo 67 Kabupaten
14 Batokan 55 Kabupaten 53 Kalipakis 16 Kabupaten
15 Bendogilir 256 Kabupaten 54 Karangtalun 207 Kabupaten
16 Beringin 36 Kabupaten 55 Kd. Bantal I 165 Kabupaten
17 Blade 286 Kabupaten 56 Kd. Bantal II 4 Kabupaten
18 Bogopati 7 Kabupaten 57 Kedoyo I 15 Kabupaten
19 Boso 54 Kabupaten 58 Kedoyo II 15 Kabupaten
20 Buret 48 Kabupaten 59 Kedung Jambe I 8 Kabupaten
21 Cari 124 Kabupaten 60 Kedung Jambe II 26 Kabupaten
22 Cluwok 107 Kabupaten 61 Kedung Kwali 30 Kabupaten
23 Crème I 40 Kabupaten 62 Kedung Pucung I 38 Kabupaten
24 Crème II 54 Kabupaten 63 Kedung Pucung II 108 Kabupaten
25 Curah Bajal I 5 Kabupaten 64 Kedung Wilud 486 Kabupaten
26 Curah Bajal II 99 Kabupaten 65 Kembangan 28 Kabupaten
27 Dadapan 238 Kabupaten 66 Kenikir 9 Kabupaten
28 Damis I 10 Kabupaten 67 Klagen 68 Kabupaten
29 Damis II 6 Kabupaten 68 Klanggeran 11 Kabupaten
30 Darungan I 4 Kabupaten 69 Klegen I 23 Kabupaten
31 Darungan II 10 Kabupaten 70 Klegen II 6 Kabupaten
32 Darungan III 20 Kabupaten 71 Kluwih 142 Kabupaten
33 Dawung 36 Kabupaten 72 Krecek 42 Kabupaten
34 Dinoyo I 24 Kabupaten 73 Kresak 20 Kabupaten
35 Dinoyo II 30 Kabupaten 74 Kriyan 109 Kabupaten
21

Baku Baku
No Daerah Irigasi Sawah Kewenangan No Daerah Irigasi Sawah Kewenangan
(ha) (ha)
36 Dlimo I 223 Kabupaten 75 Krosok 45 Kabupaten
37 Dlimo II 25 Kabupaten 76 Ledok 26 Kabupaten
38 Gempong 2 Kabupaten 77 Lemah Duwur I 128 Kabupaten
39 Genceng 32 Kabupaten 78 Mbah Minten 8 Kabupaten

Baku Baku
No Daerah Irigasi Sawah Kewenangan No Daerah Irigasi Sawah Kewenangan
(ha) (ha)
11
79 Menduh 51 Kabupaten 8 Sbr. Cining 18 Kabupaten
11
80 Mojoagung 28 Kabupaten 9 Sbr. Claket 20 Kabupaten
12
81 Mrican I 20 Kabupaten 0 Sbr. Durenbokor 6 Kabupaten
12
82 Mrican II 55 Kabupaten 1 Sbr. Ece 36 Kabupaten
12
83 Ngadirejo I 84 Kabupaten 2 Sbr. Gandong 57 Kabupaten
12
84 Ngadirejo II 27 Kabupaten 3 Sbr. Gomo 11 Kabupaten
12
85 Ngambal 20 Kabupaten 4 Sbr. Guntur 4 Kabupaten
12
86 Ngampel 15 Kabupaten 5 Sbr. Judek 52 Kabupaten
12
87 Ngasinan I 6 Kabupaten 6 Sbr. Kandung 93 Kabupaten
12
88 Ngasinan II 87 Kabupaten 7 Sbr. Kundung 38 Kabupaten
12
89 Ngelo I 50 Kabupaten 8 Sbr. Manggis 37 Kabupaten
12
90 Ngelo II 135 Kabupaten 9 Sbr. Ngagrek 11 Kabupaten
13
91 Ngepeh 85 Kabupaten 0 Sbr. Ngebel 22 Kabupaten
13
92 Ngledok I 32 Kabupaten 1 Sbr. Nglangkap 10 Kabupaten
13
93 Ngledok II 150 Kabupaten 2 Sbr. Ngresap I 30 Kabupaten
13
94 Ngruncing 20 Kabupaten 3 Sbr. Ngresap II 79 Kabupaten
13
95 Pakem I 1 Kabupaten 4 Sbr. Nongko 75 Kabupaten
13
96 Pakem II 5 Kabupaten 5 Sbr. Pacar 2 Kabupaten
13
97 Pakem III 3 Kabupaten 6 Sbr. Puring 25 Kabupaten
13
98 Pakisaji I 34 Kabupaten 7 Sbr. Sepatan 96 Kabupaten
13
99 Pakisaji II 9 Kabupaten 8 Sbr. Temon 38 Kabupaten
10 13
0 Pandaan 36 Kabupaten 9 Sbr. Wangi 99 Kabupaten
10 14
1 Pehoyot 761 Kabupaten 0 Selolanang I 37 Kabupaten
10 Peksi 137 Kabupaten 14 Selolanang II 35 Kabupaten
22

2 1
10 14
3 Picisan 39 Kabupaten 2 Selotinatah 212 Kabupaten
10 14
4 Pulerejo I 38 Kabupaten 3 Setono 38 Kabupaten
10 14
5 Pulerejo II 86 Kabupaten 4 Sidem 95 Kabupaten
10 14
6 Pulo I 1 Kabupaten 5 Sobowo 11 Kabupaten
10 14
7 Pulo II 11 Kabupaten 6 Sobro 7 Kabupaten
10 14
8 Punjul 84 Kabupaten 7 Subi I 4 Kabupaten
10 14
9 Randualas 10 Kabupaten 8 SubiII 168 Kabupaten
11 14
0 Sawo 146 Kabupaten 9 Sukorejo 48 Kabupaten
11 15
1 Sbr. Bandung 42 Kabupaten 0 Sumber Pucung 29 Kabupaten
11 15
2 Sbr. Banyuurip 24 Kabupaten 1 Sumur Bumbung I 4 Kabupaten
11 15
3 Sbr. Beji 8 Kabupaten 2 Sumur Bumbung II 3 Kabupaten
11 15
4 Sbr. Bejigatel 2 Kabupaten 3 Sumur Bumbung III 67 Kabupaten
11 15
5 Sbr. Biru 12 Kabupaten 4 Tambibendo 15 Kabupaten
11 15
6 Sbr. Blendis 19 Kabupaten 5 Tenen 42 Kabupaten
11 15
7 Sbr. Cemenung 10 Kabupaten 6 Tempel 67 Kabupaten

Baku Baku
XN Daerah Irigasi Sawah
Kewenanga
No Daerah Irigasi Sawah Kewenangan
o n
(ha) (ha)
157 Toyoaring 15 Kabupaten 166 Jirak 110 Kabupaten
158 Tumpak Ampel 26 Kabupaten 167 Kd. Bebek 155 Kabupaten
159 Turi 169 Kabupaten 168 Keboireng 344 Kabupaten
160 Watugatik 40 Kabupaten 169 Lambang 7 Kabupaten
161 Ampelgading 169 Kabupaten 170 Plamesan 35 Kabupaten
162 Dung Gandok 10 Kabupaten 171 Sbr. Bedalem 117 Kabupaten
163 Duren Plumpung 24 Kabupaten 172 Sentoro 85 Kabupaten
164 Gambiran/Tawing 77 Kabupaten 173 Sweden 30 Kabupaten
165 Garon 473 Kabupaten 174 Tempuran 30 Kabupaten

Sumber: PERMEN PUPERA No 14/ PRT/ M/ 2015


Total Kebutuhan = 10.242 ha

2.8. Deskripsi Daerah Irigasi UPTD Gondang


2.8.1. Daerah Irigasi Kluwih

Daerah Irigasi Kluwih merupakan wilayah UPTD Gondang dengan luas area
23

cakupan irigasi sebesar 142 Ha. Daerah Irigasi Kluwih membendung sungai Kali Song
dengan tipe bendung tetap, tipe ambang lebar, lebar bendung 40 meter, tinggi bendung 15
meter pintu penguras bendung berjumlah 1 (satu) buah dengan lebar pintu 1.5 meter
dengan tenaga pengangkat manual dan intake saluran dilengkapi dengan 1 (satu) buah
pintu dengan lebar 1 meter, dengan bahan kontruksi besi dan tenaga pengangkat manual.
Bangunan ukur yang ada pada di Daerah Irigasi ini adalah Bangunan ukur Drempel
dengan lebar dasar bangunan 1 meter, tinggi 1.7 meter, dan lebar ambang 1 meter dengan
kondisi bangunan baik tetapi tidak ada alat ukur/pilescale. Bangunan bagi yang berada
pada daerah irigasi Kluwih tidak mengalami kerusakan, untuk box tersier kondisi sebagian
bagus dan intuk kebutuhan irigasi ada yang untuk Perum Jasa Tirta.

Gambar 2.5. Bangunan Bendung Kluwih

Gambar 2.6. Saluran Sekunder Kluwih

Gambar 2.7. Bangunan Bagi Kluwih


24

2.8.2. Daerah Irigasi Kedung Bantal ( 169 Ha )

Derah Irigasi Kedung Bantal merupakan wilayah irigasi yang dinaungi oleh UPTD
Gondang dengan luas area cakupan irigasi sebesar 169 Ha. Daerah Irigasi Kedung Bantal
pada intake nya menggunakan Bangunan pengambilan langsung dari Kali Song yang
dilengkapi dengan 1 buah pintu dengan lebar 1 meter, bahan konstruksi besi dan tenaga
pengangkat manual dengan kondisi kurang baik ( Rusak ringan ).
Pada daerah irigasi Kedung Bantal kondisi sedimen kurang baik dan telah
mengganggu fungsi saluran yang ada dengan kondisi terjadi pendangkalan di beberapa
titik. Bangunan sadap yang berada pada daerah irigasi Kedung Bantal sebagian besar
mengalami kerusakan ringan dengan kondisi adanya sedimentasi di sekitar area pintu
sadap dan ada banyak bangunan sadap dilengkapi dengan pintu. Saluran pada daerah
irigasi ini masih berfungsi dengan baik, namun perlu ada beberapa perbaikan berkaitan
dengan kondisi saluran yang ada serta ada beberapa titik pada saluran yang belum dilining.

Gambar 2.8. Bangunan Intake Kedung Bantal

Gambar 2.9. Bangunan Bagi Kedung Bantal


25

Gambar 2.10. Talang Ancar Kedung Bantal

2.8.3. Daerah Irigasi Blader

Derah Irigasi Blader merupakan wilayah UPTD Gondang dengan luas area cakupan
irigasi sebesar 286 Ha. Daerah Irigasi Blader membendung Kali Song dengan bendung
tetap type vlugter, lebar bendung 27 meter, tinggi bendung 4 meter. Pintu penguras
bendung berjumlah satu buah dengan lebar pintu 1 meter berbahan konstruksi besi dengan
tenaga pengangkat manual. Intake saluran dilengkapi dengan 1 buah pintu dengan lebar
1,30 meter, bahan konstruksi besi dan tenaga pengangkat manual dengan kondisi baik.
Kondisi bangunan intake pada D.I. Blader baik namun terdapat beberapa keretakan
pada dinding penahan saluran dan terjadi sedikit kerusakan pada lantai dasar saluran hulu
dan hilir. Pada D.I. Blader kondisi sedimen baik dan tidak mengganggu fungsi saluran
yang ada. Bangunan sadap yang berada pada daerah irigasi Blader sebagian besar tidak
mengalami kerusakan namun perlu dilakukan perawatan seperti pemberian pelumas pada
ulir dan pengecatan pada pintu berkarat. Saluran pada daerah irigasi ini masih berfungsi
dengan baik, namun perlu ada beberapa perbaikan berkaitan dengan kondisi saluran yang
ada serta ada beberapa titik pada saluran yang belum dilining Akhir saluran pada daerah
irigasi ini merupakan saluran sekunder yang masih dibagi ke Daerah Irigasi Blader.

Gambar 2.11. Bangunan Intake DAM Blader


26

Gambar 2.12. Bangunan Bagi Sadap Blader

Gambar 2.13. Kondisi Eksisting Saluran Primer D.I.Blader

2.8.4. Daerah Irigasi Sumber Wangi

Derah Irigasi Sumberwangi merupakan wilayah UPTD Gondang dengan luas area
cakupan irigasi sebesar 99 Ha. Derah Irigasi Sumberwangi menggunakan Bangunan
pengambilan langsung dari Kali Song. Terdapat Bendung pada daerah irigasi ini namun
tidak terdapat pintu teknis untuk intake dan pintu penguras. Kondisi Bendung yang ada
pada D.I. Sumberwangi Rusak Sedang dengan rincian kerusakan mercu bendung, lantai
dasar dan dinding penahan pada beberapa titik.
Pada daerah irigasi Sumberwangi saluran yang mengalirkan air untuk keperluan
irigasi merupakan saluran tersier sepanjang Hulu hingga hilir. Kondisi saluran tersebut
masih baik dengan keterangan telah mendapatkan rehabilitasi. kondisi sedimen baik dan
tidak mengganggu fungsi saluran yang ada. Kondisi Gorong-gorong dan Gorong-gorong
pada daerah irigasi ini berfungsi dengan baik dan dalam kondisi yang baik pula. Akhir
saluran pada daerah irigasi ini merupakan saluran alami.
27

Gambar 2.14. Intake DAM Sumber Wangi

Gambar 2.15. Bangunan Talang Ancar Sumber Wangi

Gambar 2.16. Kondisi Eksisting Saluran D.I. Sumber Wangi

Anda mungkin juga menyukai