Anda di halaman 1dari 31

RAHAYU WIDHIASTUTI

NIP. 19700725 199303 2002


PENGERTIAN
 Menurut Suripin (2004;7), drainase mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalihkan air.
 Secara pengertian, drainase adalah prasarana yang
berfungsi mengalirkan kelebihan air dari satu
tempat ke tempat lain, misalnya wadah air, baik
yang alamiah maupun buatan. Kelebihan air
kemudian dilanjutkan menuju laut, sungai, danau,
sumur dan saranan resapan lainnya.
 Tujuannya yaitu untuk mengembalikan peran dari
daerah tersebut sehingga dapat berfungsi
sebagaimana mestinya serta tercipta lingkungan
yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.
Drainase Berdasarkan Cara Terbentuknya

1. Drainase alamiah (natural drainage), terbentuk melalui


proses alamiah yang berlangsung lama. Saluran drainase
terbentuk akibat gerusan air sesuai dengan kontur tanah.
Drainase alamiah ini terbentuk dari kondisi tanah yang
cukup kemiringannya, sehingga air akan mengalir dengan
sendirinya, masuk ke sungai-sungai. Umumnya drainase
alamiah ini berupa sungai beserta anak-anak sungainya yang
membentuk suatu jaringan alur sungai.
2. Drainase buatan (artificial drainage), adalah sistem yang
dibuat dengan maksud tertentu dan merupakan hasil
rekayasa berdasarkan hasil hitungan-hitungan yang
dilakukan untuk upaya penyempurnaan atau melengkapi
kekurangan sistem drainase alamiah.
DRAINASE
ALAMIAH
DRAINASE
BUATAN
Drainase Berdasarkan Sistem Pengalirannya
1. Drainase dengan sistem jaringan, adalah suatu
sistem pengeringan atau pengaliran air pada
suatu kawasan yang dilakukan dengan
mengalirkan air melalui sistem tata saluran
dengan bangunan-bangunan pelengkapnya.
2. Drainase dengan sistem serapan, adalah sistem
pengeringan atau pengaliran air yang dilakukan
dengan meresapkan air ke dalam tanah. Cara
resapan ini dapat dilakukan langsung terhadap
genangan air di permukaan tanah, ke dalam tanah
atau melaui sumuran/saluran resapan. Sistem
resapan ini sangat menguntungkan bagi usaha
konservasi air.
DRAINASE DENGAN SISTEM JARINGAN
mengalir secara horizontal
Kolam Retensi Untuk Mengatasi Banjir
Kawasan Perkotaan
Drainase Berdasarkan Tata Letaknya
a. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah
yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan.
b. Drainase Bawah Permukaan Tanah (Subsurface
Drainage)
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air
limpasan permukaan melalui media dibawah
permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-
alasan tertentu. Alasan itu antara lain : tuntutan
artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan tanah
seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman,
dan lain-lain.
Contoh :
Sistem drainase permukaan dan di bawah
permukaan pada jalan raya
Saluran
penangkap
Bahu jalan Perkerasan jalan Bahu jalan

i% i% Selokan
i+2% i+2%

Gorong-gorong

i = kemiringan perkerasan jalan


i+2% = kemiringan bahu jalan
Drainase Menurut Fungsinya
 Single Purpose, yaitu saluran yang
berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
Misalkan saluran di sisi jalan untuk mengalirkan
kelebihan air hujan yang jatuh di atas permukaan
jalan.
 Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi
mengalirkan beberapa jenis air buangan. Misalkan
saluran yang mengalirkan kelebihan air hujan dan
air buangan/limbah pada suatu perumahan.
Drainase Menurut Konstruksinya
 Drainase sistem saluran terbuka adalah drainase yang
berguna untuk mengalirkan air hujan pada wilayah
yang luas. Selain itu, juga berfungsi sebagai media
mengalirkan air yang tidak membahayakan kelestarian
lingkungan.
 Drainase sistem tertutup adalah sistem saluran yang
permukaan airnya tidak terpengaruh dengan udara
luar (atmosfir). Konstruksi saluran tertutup terkadang
ditanam pada kedalaman tertentu di dalam tanah
sebagai sistem sewerage/saluran pembuang.
TIPE SALURAN DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
TIPE SALURAN DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
TIPE SALURAN DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Tahapan Pekerjaan Drainase
1. Pemahaman benda kerja
2. Pekerjaan persiapan
3. Penandaan atau pematokan
4. Pemasangan bowplank (stake out)
5. Penggalian tanah
6. Penurapan tanah
7. Pemasangan pipa
8. Pembuatan bak-bak kontrol atau lubang inspeksi
9. Pengujian saluran pipa
10. Pengurugan tanah
1. Pemahaman benda kerja, untuk mengetahui :
 Dimana lokasi saluran yang akan dibuat.
 Berapa dimensi saluran terbuka/tertutup yang
dipakai.
 Jenis saluran yang digunakan.
 Berapa kemiringan galian/saluran.
 Dimana tempat bak-bak kontrol untuk saluran
tertutup.
 Kemana air harus disalurkan.
 Berapa kedalaman galian.
 Analisa untuk kebutuhan saluran, volume galian dan
bahan-bahan lainnya.
2. Pekerjaan persiapan, yang dilakukan :
 Hubungi badan yang berwenang untuk perijinan.
 Cek keadaan lapangan.
 Periksa situasi lapangan, yaitu keadaan lapangan
dan keadaan jalur lalu lintas.
 Menentukan metode kerja.
 Menentukan tempat penimbunan bahan dan
peralatan.
 Menentukan kantor direksi untuk pengawasan
melaksanakan pekerjaan.
3. Penandaan atau
pematokan
 Pematokan/penandaan adalah
pekerjaan memindahkan atau
mentransfer titik-titik yang ada dipeta
perencanaan ke lapangan (permukaan
bumi).
 Pekerjaan penandaan dan pematokan
dilakukan dengan menancapkan
patok-patok yang terbuat dari kayu.
Patok-patok tersebut didirikan
berdasarkan titik referensi untuk
menentukan kelurusan, kedataran
dan kemiringan suatu pekerjaan yang
dilakukan. Patok-patok juga dapat
menentukan beda tinggi suatu
permukaan tanah.
Patok-patok batas galian dan timbunan
4. Pemasangan bowplank (stake out)
 Fungsinya adalah untuk menentukan titik awal
atau datum dan juga sebagai pedoman untuk
menentukan kemiringan dasar galian,
ketinggian, kedalaman, sumbu pipa dan lebar
saluran.
 Syarat-syarat dari pemasangan bowplank, yaitu:
a. Konstruksi harus kokoh.
b. Tinggi permukaan bowplank ±90 cm dari
muka tanah.
c. Pengambilan kedataran menggunakan
waterpass atau selang air.
5. Penggalian tanah, yang perlu diperhatikan yaitu :
 Pemahaman gambar kerja secara teliti sesuai spesifikasi yang
dibuat oleh perencana.
 Hubungi atau koordinasikan badan yang berwenang, minta
informasi mengenai instalansi yang melewati daerah
tersebut. Contohnya antara lain PDAM, pipa gas, pipa saluran
pembuangan, kabel telepon dan lain-lainnya.
 Periksa di lapangan apakah informasi sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
 Buat catatan tentang kondisi lapangan dengan
sesungguhnya.
 Tentukan sistem kerja yang dipakai.
 Perkirakan lamanya pelaksanaan kerja (buat time schedule).
Klasifikasi galian :
 Dangkal < 1,5 m
 Sedang 1,5-3 m
 Dalam >3 m

Metode galian :
 Galian dengan sisi tebing yang miring.
 Galian dengan sisi tebing yang tegak.
Kemiringan tebing galian maksimum dapat dibuat :
 3 : 1  Untuk tanah yang keras dan stabil.
 2 : 1  Untuk tanah yang gembur dan stabil.
 1 : 1  Untuk tanah yang lunak dan stabil.
6. Penurapan tanah
Turap
Penurapan adalah sementara
konstruksi sementara
untuk menahan
longsornya tebing galian.
Penurapan ini berfungsi
untuk :
 melindungi pekerja yang
sedang bekerja dalam
galian tersebut.
 menjaga agar lubang
galian tetap terbuka, tidak Turap
longsor walaupun sementara
mendapat beban ekstra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan
dalam menentukan pemakaian turap ialah:
 Lokasi galian.
 Keadaan tanah.
 Kedalaman galian .
 Beban ekstra disekitar galian (gedung, jalan raya).
 Diameter pipa yang akan dipasang.
 Panjang pipa.
 Ukuran bahan turap.
 Ruang kerja yang dibutuhkan.
 Lamanya pelaksanaan kerja.
 Keadaan cuaca setempat.
Contoh struktur penahan tanah (turap) untuk
galian kedalaman lebih dari 1 m dimana jenis
tanah adalah tanah runtuhan
7. Pemasangan saluran drainase
Syarat-syarat dari pemasangan saluran terbuka/tertutup yaitu:
 Saluran terbuka/tertutup harus diletakkan di atas bahan
pendukung yang stabil.
 Galian sebagai dasar saluran harus bersih dari batuan dan
kotoran.
 Saluran terbuka/tertutup yang akan dipasang dalam keadaan
bersih dan tidak retak.
 Seluruh badan saluran terbuka/tertutup terletak diatas bahan
pendukung.
 Saluran terbuka/tertutup harus diletakkan tegak lurus terhadap
galian tanah.
 Saluran terbuka/tertutup harus diletakkan dengan kemiringan
sesuai kemiringan permukaan dasar saluran
Cara penyambungan saluran tertutup/pipa
a. Penyambungan pipa tanah liat digunakan:
 spigot dan socket dengan mortal atau adukan,
 spigot dan socket dengan rubber ring.
b.Penyambungan pipa besi tuang digunakan:
 Sambungan mekanis (menggunakan mur, baut dan seal),
 Sambungan expoxy resin joint,
 Sambungan dengan timah hitam (lead caulked joint),
 Sambungan dengan ulir.
c. Penyambungan pipa plastic (PVC) dengan : lem dan cincin karet.
d. Penyambungan pipa asbes digunakan: socket dan cincin karet.
e. Penyambungan pipa beton digunakan: adukan atau mortal.
8. Pembuatan bak-bak kontrol atau lubang inspeksi
Fungsi dari bak kontrol atau lubang inspeksi ini adalah :
 Tempat pengetesan kebocoran dan kebersihan pipa.
 Tempat melakukan perbaikan akibat tersumbat dan juga
faktor lainya.
 Tempat mengeluarkan sampah.
 Tempat pemasangan dari bak-bak kontrol atau lubang
inspeksi, yaitu:
 Setiap perubahan arah pipa saluran,
 Setiap pertemuan pipa saluran,
 Setiap maksimum 30 meter pada saluran yang lurus,
 Setiap perubahan kemiringan saluran.
9. Pengujian saluran pipa
Macam-macam pengujian untuk pipa saluran:
 Dengan tekanan dan aliran air, untuk memeriksa kebocoran dan
kemiringan pipa saluran.
 Dengan asap, untuk memeriksa kebocoran sambungan pipa.
 Dengan cermin, untuk memeriksa kelurusan dan kebersihan bagian
dalam saluran.
 Dengan slide (plat baja tipis yang dilengkapi dengan sikat ijuk pada
ujungnya), untuk memeriksa dan membersihkan bagian dalam
sambungan pipa.
 Dengan bola karet (plug), untuk memeriksa kebocoran pipa saluran.

10. Pengurugan tanah


Pengurugan tanah dilakukan untuk mengembalikan keadaan
lingkungan tanah seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai