Anda di halaman 1dari 10

2.

4 Bidang Normal
Gaya Normal adalah gaya dalam yang bekerja sejajar dengan serat
balok untuk memberikan reaksi dari gaya luar yang bekerja juga sejajar
serat balok. Bidang Normal dapat digambarkan apabila dalam sebuah
konstruksi bekerja gaya horizontal sejajar serat balok atau gaya miring
yang membentuk sudut tertentu. Bidang normal biasanya terjadi akibat
beban terpusat. Apabila gaya normal tersebut akibat beban terbagi rata
maka beban tersebut di asumsikan menjadi beban terpusat.

Secara umum gaya normal yang akan digambarkan dalam bentuk


Bidang Normal dapat dikatakan sebagai reaksi horizontal terhadap
gaya horizontal. Perlu adanya kesepakatan bahwa apabila gaya normal
arahnya ke kanan maka bertanda positif (+) maka sebaliknya apabila
gaya normal arahnya ke kiri bertanda negatif G). Untuk menentukan
gaya normal digunakan persamaan 1.2 ( (EKH:0).

Contoh 2.19

Sebuah Balok AB dengan panjang 8 m, dibebani dengan gaya terpusat


sebesar P,:1,5 ton pada jarak2,5 m dari sisi kiri balok dan diberi
gaya terpusat sebesar Pr:2 ton pada jarak 5 m dari sisi kiri balok
dan gaya terpusat sebesar P, : 2,5 ton bekerja miring dengan sudut
45" terhadap bidang balok dengan jarak 6,5 m dari sisi kiri balok.
Tentukan Momen, Gaya Lintang dan Gaya Normal pada balok tersebut
dan Gambarkan masing-masing Bidangnya.

Penyelesaian:

Dari persoalan di atas dapat digambarkan konstruksi balok AB sebagai


berikut:

Balok di Atas Dua tumpuan ZS


I
Pr=1,5 ton

Caya P, diuraikan terlebih dahulu kearah vertikal dan horizontal


sebagai berikut:

Pty = Pr.Sina = 2,5. sin45" = 0,707

Ptn =Pr.cosa =2,5.cos45" =0,707

Z*t, = 0 (semua gaya-gaya di momenkan ke titik B)

Rnr.L - Pr.(L - a) - Pr.(L - b) - Pr.Sind.(L -c) =0

Rnn.L - 1,5.(5,5) -2.(3) - 0,707.(1,5) = 0


D _ 1,5.(5,5) +2.(3\+0,707.(1,5) _ 15,3105
"av
88
R,tv = l,9l38l25ton

IK, =o maka Rn, -PrSina=o


Rnn = 0,707ton

ZU, = 0 (semua gaya-gaya di momenkan ke titik A)


- Rr.L + Pr.Sina.(c) + Pr.b + Pr.a =0
- ftr.8 + 0,707.(6,5) + 2.5 * 1,5.2,5 = 0

ao I Mekanika Rekayasa
D 0,707.(6,5) + 2.5 + t,5.2,5 18,3455
'-,=T= g

Rn = 2,2931875ton

Sebagai Kontrol:

Pr+Pr*Pty=R^n+R,
1,5 + 2 + 0,707 = 1,9138125 + 2,2931875 = 4,207 (OK)

Momen pada tiap titik:

M,t=Me=0

Mo = Ro.b * Pr.(b -a) = 1,9138125.5 - 1,5.(5 - 2,5)


= 5,819063tm(+)
Me = Re.c * Pr.(c - a) -'P2.(c - b)

Mr = 1,9 I 38 I 25.6,5 - r,5.4 - 2.15 = 3,4397 Sltn(+)

Caya Lintang:

Do = R,tv :1,9138125f(+)

Dc = Rro -Pr = 1,9138125 - 1,5 = Q4138125r(+)


Do = Dc - Pz = 0,4138125 - 2 = -1,5861875r(-)
De = DD - PrSina = -1,5861875 -0,707 = 1,2931875t(-)

De = D" * Rt = -2,2931875 +2,2931875 = 0

Balok diAtas Dua Tumpu"n At


I
Caya Normal:

IK, =o
N+Rrr=0
N = -0,707t(-)

Cambar Bidang Momen, Bidang Caya Lintang dan Bidang Normal


sebagai berikut:

'
Pr=1.5 ton Pbi&5ion
Pz= Zlon

=3,43978 fn
Mp=5,8{9063lm
D^= 1;91S{25!

Bid. B Oo= 03'l38la5 tr:1 :r'

pro*,-1,5851875

Dr= -2,2931875 t
NAa:.0r707t,r r

Bid. N

az | +**an'lia Ri:kayaia
2.5 Konstruksi Kentilever (Overstek)
Konstruksi kentilever (overstek) sering disebut overhang di mana
pada konstru ks i i n i terdapat salah satu uj u n g baloknya terj ep it sementara
ujung balok yang lainnya bebas atau tanpatumpuan. Konstruksi seperti
ini sering dijumpai pada bagian dari sebuah konstruksi gedung.

2.5.1 Konstruksi kentilever (overstek) beban terpusat

Pada konstruksi kentilever (overstek) dengan panjang bentang L


pada ujung balok yang bebas bekerja beban terpusat sebesar P seperti
diperlihatkan pada Gambar 2."17 makapenyelesaian terhadap momen,
gaya lintang dan gaya normal adalah sebagai berikut:

Gambar 2.17 Konstruksi Kentilever (overstek) dengan beban terpusat

ReaksiTumpuan:

Irn =o
Rn-P=0 (2.40)

Re= P

Momen:

untuk penyelesaian momen pada konstruksi overstek terlebih dulu


diberi tanda negatif didepannya

Balok di Atas Dua tumpuan I e:


7

f*u).\qo b'
(D

+8
trr

F 3''- I q f;p s \U o
o
>J
\
3 *trl N
i'' ar- ie
o
CL

=
rl
+i rE
*6
,r

F
il

\!
!)
r)
E
il
l.
il

=
-q-Sd- !o
I
;oo 1rg C\A'-=
I

)
0)

xf[i *>tI' r" @


i-'
=
=, o- oi Bi ri
ll

=ofi
)
c,a
-o)
!)=
a
5 {H
d xa J
o
I'o
€P
JJ

p Ej- 6.
!J <'
U
-qJ
9.6
t
cnL
H=:
Hs n 5;i'
o_J
da
e'ftF
q, 3 f
sB-
Dg) =.o.f
2.9; B *.8
o
'OA
=J
a)

0
s= 6E
Ed
P9C e,l_J
* E_9
tsc
J-'
o)=J fr *i
6m
EE
3il NJ
+.
N
N)
A
q+ =a
J
!'- d

d
k
I

I
b'

B'P F S#A
=.<.-==_ts
FFM
r\hhd1tt FFM tr i:I\TS E'
FE B.qFq
I E. *1-
ll ltll l\-',!xHJ
91 15 rr rr
.p =! o I .r' 9i. S [)oJ-1-= +9:
d*,, o ,,
o3oHH5:e 6 : ? ;"
tJ ll
6 O_f,6trt
=
il
o)=\+
E og
"(a "t-
!n
s 6x-e
(/,

E ;58
-' A)

trE
KS 4 g3
6dE
dH I ts
J
=
P*+
1r f S= E
I* * d. Eg+
*=P.r,
P
t! tsS T A zL
!r
0
r
g s$ =
9.*j4
5" cq
Ei
H-
or_ {*)
q)
6 f E? -i)_
-
* ' -g'f
0J.j.0)(D
o
ct)
c B Fe'
3
E
A)

-lJro
' rs. 6-(D
&
'eE
qo
s-
r

Molnen:, ' ;'.,,- :

Mt=-PrL
M = -0,866025. 4 - -3,M4102tm(-)
^
Ms=0

Gaya Lintang:

Dt=R,r =0,866025t(+)

Gaya Normal:
N^= Rtn =1,732051t(+)

,..:.:,1'

'i

M=1,7@51 t(+)

86 I e{€{epnika.Bd(qffita1.' *':'i':'::

, :]
\.
i
I

'..

2.5.2 Konstruksi kentilever (overstek) beban terbagi rata

Pada konstruksi kentilever (overstek) dengan panjang bentang


L pada ujung balok yang bebas bekerja beban terbagi rata q seperti
diperlihatkan pada Cambar 2.18 maka penyeleqian terhadap momen,
gaya lintang dan gaya normal adalah sebagai berikut:

*-----------------* L --*---*---------*
Gambar 2.18 Konst ruksi Kentilever (overstek) dengan beban terbagi
rata

Berat Beban terbagi rata:

Q=q.L
ReaksiTumpuan:

ZKr=o
';Ei.,i
Rn-Q=0 ' '11:'
,r'
,

(2.437
"''

Momen:

untuk penyelesaian momen pada konstruksi overstek terlebih dulu


diberi tanda negatif didepannya

Mx = -r*.**
(2.44)
Mx = -*n.*'

Balok di Atas Dua tumpuan I AZ


Momen pada titik A maki x-L sehinSga:

I Q'45)
M,t=-rq.I:' """""",""1 """".:";t '

Caya Lintang:
(2'46)
D,n = RA """""'
Dr=Rn-Q=0

gaya normal karena


Caya Normal: Pada kondisi ini tidak terdapat
sejajar serat balok'
tidak ada beban horizontat atau beban
Lintang dan Bidang Normal
Cambar Bidang Momen, BidangGaya
sebagai berikut:

ea I rvr"t"nika RekaYasa

\
I I

KTINSTRUKSI
BERSENIII BANYAK

Menielaskan tentang Konsuuksi Bersendi Banyak dengan


pokok bahasan tentang konstruksi yang ditumpu oleh tumpuan
lebih dari 2. Prinsip utama pada mekanika statis tertentu adalah
menentukan jumlah sendi tambahan dengan persamaan S:n-2
di mana S adalah jumlah sendi tarnbahan dan n adalah iumlah
tumpuan. Diharapkan dengan mempelaiari bab ini maka pembaca
dapat memahami penyelesaian momen, gaya lintang dan gaya
' normal pada konstruksi bersendi banyak

ada suatu kondisi kadang kala balok akan dibuat dengan panjang
bentang yang besar sehingga memerlukan cara tersendiri dalam
perhitungannya. Pada kondisi ini maka pilihannya adalah mengguna-
kan konstruksi bersendi banyak mempunyai arti pada konstruksi terse-
but mempunyai banyak tumpuan atau lebih dari dua buah tumpuan.

Anda mungkin juga menyukai