3.1. UMUM
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas,
padat) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah. Termasuk di dalamnya adalah
penyebaran, daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya, serta
hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri. Analisis hidrologi
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran karakteristik hidrologi dan klimatologi
pada daerah studi. Hal ini perlu untuk mengetahui karakteristik hujan/potensi air
daerah studi sebagai dasar analisa selanjutnya.
Data hujan yang dibutuhkan untuk perencanaan adalah data hujan harian yang
diperoleh dari stasiun hujan yang berpengaruh pada daerah studi. Pada daerah
aliran tiap lokasi studi tidak semuanya terdapat stasiun hujan, maka untuk
perhitungan hujan rancangan digunakan data hujan harian maksimum dari
stasiun hujan yang terdekat.
Terdapat 2 stasiun hujan yang letaknya dekat dengan lokasi studi, diantaranya:
1. Stasiun Hujan Ngajum
2. Stasiun Hujan Sumberpucung
Data hujan yang dipergunakan yaitu data curah hujan harian dengan lama
pengamatan 20 tahun yaitu periode tahun 1994 - 2013. Data curah hujan dari
beberapa stasiun tersebut dapat dilihat pada lampiran.
1
3.3.1. Uji Konsistensi (Consistency)
Sebelum data hujan ini dipakai terlebih dahulu harus melewati pengujian untuk
kekonsistenan data tersebut. Metode yang digunakan adalah metode RAPS
(Rescaled Adjusted Partial Sums) (Buishand,1982).
Pengujian konsistensi dengan menggunakan data dari stasiun itu sendiri yaitu
pengujian dengan komulatif penyimpangan terhadap nilai rata-rata dibagi dengan
akar komulatif rerata penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya, lebih jelas
lagi bisa dilihat pada rumus berikut:
S0 0
dengan k = 1,2,3,...,n
Q = maks 0 k n
2
Tabel 3. 2. Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Hujan Sumberpucung
Metode RAPS
3
Tabel 3. 3. Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Hujan Ngajum Metode
RAPS
4
3.3.2. Uji Ketiadaan Trend (Homogenitas)
Deret berkala yang nilainya menunjukkan gerakan yang berjangka panjang dan
mempunyai kecenderungan menuju kesatu arah, arah naik atau menurun disebut
dengan pola atau trend. Umumnya meliputi gerakan yang lamanya lebih dari 10
tahun. Deret berkala yang datanya kurang dari 10 tahun kadang-kadang sulit
untuk menentukan gerakan dari suatu trend. Hasilnya dapat meragukan, karena
gerakan yang diperoleh hanya mungkin menunjukkan suatu sikli (cyclical time
series) dari suatu trend. Sikli adalah gerakan yang tidak teratur dari suatu trend.
Apabila dalam deret berkala menunjukkan adanya trend maka datanya
tidak disarankan untuk digunakan untuk beberapa analisis hidrologi, misalnya
analisis peluang dan simulasi. Untuk deret berkala yang menunjukkan adanya
trend maka analisis hidrologi harus mengikuti garis trend yang dihasilkan, misal
analisa regresi dan moving average (rata-rata bergerak).
Analisa trend sendiri sebenarnya dapat digunakan untuk menentukan ada atau
tidaknya perubahan dari variable hidrologi akibat pengaruh manusia atau faktor
alam. Beberapa metode statistik yang dapat digunakan untuk menguji ketiadaan
trend dalam deret berkala antara lain : Spearman Mann and Whitney Cox and
Stuart. Dalam perencanaan ini, metode yang digunakan adalah metode
Spearman. Karena metode Spearman dapat bekerja untuk satu jenis variabel
hidrologi saja, dimana dalam hal ini adalah hujan tahunan atau curah hujan
maksimum. Metode Spearman menggunakan sistem koefisien korelasi peringkat
sebagai berikut :
n
6 (dt )2
KP = 1 n=1
3
n n
1
t = KP
[ n2
1KP
2 ] 2
Keterangan:
KP : koefisien korelasi peringkat dari spearman;
n : jumlah data;
dt : Rt Tt ;
Tt : peringkat dari waktu;
Rt : peringkat dari variabel hidrologi dalam deret berkala;
t : nilai distribusi t, pada derajat kebebasan (n-2) untuk derajat kepercayaan
tertentu (umumnya 5%).
5
Tabel 3. 4. Uji Ketiadaan Tren Tahunan Dengan Korelasi Peringkat
Metode Spearman Stasiun Hujan Sumberpucung
6
Tabel 3. 5. Uji Ketiadaan Tren Tahunan Dengan Korelasi Peringkat
Metode Spearman Stasiun Hujan Ngajum
7
kestabilan varian dari data hujan, uji kestabilan varian bisa dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
11
n
F= n2 S 2 2
n1 S1 (n 21)
Dengan :
F = nilai F hitung
n1 = jumlah data 1
n2 = jumlah data 2
S1 = Simpangan baku data 1
S2 = Simpangan Baku data 2
Tabel 3. 6. Uji Stationer Stasiun Hujan Sumberpucung
8
Tabel 3. 7. Uji Stationer Stasiun Hujan Ngajum
Anggapan bahwa data berasal dari sampel acak harus diuji, yang umumnya
merupakan persyaratan dalam analisis distribusi peluang. Persistensi
(Persistence) adalah ketidak tergantungan dari setiap nilai dalam deret berkala.
Untuk melaksanakan pengujian persistensi harus dihitung besarnya koefisien
korelasi serial. Salah satu metode untuk menentukan koefisien korelasi serial
adalah dengan metode Spearman. Koefisien korelasi serial metode Spearman
dapat dirumuskan sebagai berikut:
n
6 (di)
i=1
KS=1
m m
t=KS [ m2
1KS ] 1/2
9
Keterangan :
KS = koefisien korelasi serial
m = N1
N = jumlah data
di = perbedaan nilai antara peringkat data ke Xi dan ke Xi+1
t = nilai dari distribusi t pada derajat kebebasan m-2 dan derajat
kepercayaan tertentu (umumnya 5% ditolak, atau 95% diterima).
Tabel 3. 8. Uji Persistensi Dengan Kolerasi Peringkat Metode Spearman
Stasiun Hujan Sumberpucung
10
Tabel 3. 9. Uji Persistensi Dengan Kolerasi Peringkat Metode Spearman
Stasiun Hujan Ngajum
Curah hujan rencana adalah curah hujan terbesar tahunan yang terjadi pada
periode ulang tertentu. Pada daerah studi, pemilihan metode perhitungan hujan
rencana ditetapkan berdasarkan parameter dasar statistiknya. Untuk keperluan
analisa ditetapkan curah hujan dengan periode ulang 5, 10, 20, 25, 50, 100, 200,
500 dan 1000 tahun.
Analisa curah hujan Rencana dapat dihitung dengan menggunakan beberapa
metode diantaranya metode E.J. Gumbel, Log Pearson Tipe III, Normal dan Log
11
Normal. Untuk menetapkan metode mana yang dapat diterapkan, maka akan
dilakukan pemilihan jenis sebaran/ frekuensi sesuai dengan beberapa parameter.
12
Gambar 3. 1. Garis Isohyet
Sumber: Viessman (1995:31)
13
Gambar 3. 2. Poligon Thiessen
Sumber: Viessman (1995:31)
14
Tabel 3. 11. Perhitungan Hujan Maksimum Rerata Daerah DAS Peniwen
15
Tabel 3. 12. Rekapitulasi Hujan Maksimum Rerata Daerah Tahunan DAS
Peniwen
Maksud dari uji pemilihan distribusi frekuensi curah hujan ini adalah guna
mengetahui jenis sebaran data curah hujan yang ada serta distribusi frekuensi
yang sesuai guna perhitungan hujan rancangannya. Sehubungan dengan uji
sebaran/distribusi frekuensi curah hujan terdapat beberapa jenis
sebaran/distribusi frekuensi yang umum kita ketahui antara lain : Normal, Log
Normal, E.J. Gumbel Tipe I, Log Pearson III.
Pada daerah studi, pemilihan metode perhitungan hujan rancangan ditetapkan
berdasarkan parameter dasar statistiknya. Berikut perhitungan parameter dasar
statistik, sebagai berikut :
16
Nilai Rata rata
dengan :
= nilai rata-rata
Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data
Standar Deviasi
dengan:
Sd = standar deviasi
X = nilai rata-rata
Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data
Koefisien Skewness
dengan :
Cs = Koefisien Skewness
Sd = Standar Deviasi
X = Nilai Rata-Rata
Xi = Nilai Varian ke i
n = Banyaknya Data
Koefisien Kurtosis
dengan :
Ck = Koeffisien Kortusis
Sd = Standar Deviasi
17
X = Nilai Rata-Rata
Xi = Nilai Varian ke i
n = Banyaknya Data
Koefisien Variasi
Dimana :
= rata-rata hitung
S = deviasi standar
Cv = koefisien variasi
Untuk menentukan metode yang sesuai, maka terlebih dahulu harus dihitung
besarnya parameter statistik yaitu koefisien kemencengan (skewness) atau Cs,
dan koefisien kepuncakan (kurtosis) atau Ck. Persyaratan statistik dari beberapa
distribusi, sebagai berikut :
Distribusi Normal
Memiliki sifat khas yaitu nilai asimetrisnya (skewness) hampir sama dengan
nol (Cs 0 atau -0.05 < Cs < 0.05) dengan nilai kurtosis (Ck) = 2.7 < Cs < 3.0.
Distribusi Log Normal
Memiliki sifat khas yaitu nilai asimetrisnya (skewness) selalu positif dan
Cs = 3 . Cv (Koefisien variasi)
Distribusi Gumbel
Memiliki sifat khas yaitu nilai asimetisnya (skewness) Cs 1,1396 dan nilai
kurtosisnya Ck 5,4002.
Distribusi Log Pearson Tipe III
Tidak mempunyai sifat khas yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan
jenis distribusi ini.
Pemilihan metode perhitungan hujan rancangan dapat dilihat pada tabel berikut :
18
Tabel 3. 13. Curah Hujan Maksimum Rerata Daerah DAS Peniwen Terurut
19
3.4.3. Analisa Distribusi Frekuensi Log Pearson Tipe III
Metode yang dianjurkan dalam pemakaian distribusi Log Pearson ialah dengan
mengkonversikan rangkaian datanya menjadi bentuk logaritmis. Bentuk komulatif
dari distribusi Log-Pearson Tipe III dengan nilai variatnya X apabila digambarkan
pada kertas peluang logaritmik (logarithmic probability paper) akan merupakan
model matematik persamaan garis lurus. Persamaan garis lurusnya adalah:
Dengan:
Y = nilai logarimik dari X
20
Tabel 3. 15. Faktor Frekuensi Log Pearson Tipe III
21
Untuk perhitungan distribusi frekuensi metode Log Pearson III dapat dilihat pada
tabel-tabel sebagai berikut :
Tabel 3. 16. Perhitungan Curah Hujan Rencana (Distribusi Log Pearson
Tipe III)
22
3.4.4. Pemerikasaan Uji Kesesuaian Disribusi Frekuensi
23
Tabel 3. 18. Nilai Kritis 0 untuk uji Smirnov Kolmogorof
24
Uji Vertikal dengan Chi Square
Uji chi kuadrat digunakan untuk menguji simpangan secara vertikal apakah
distribusi pengamatan dapat diterima oleh distribusi teoritis.
Perhitungannya dengan menggunakan persamaan (Shahin, 1976 : 186) :
25
Tabel 3. 20. Nilai Kritis Uji Chi Square
26
Tabel 3. 21. Perhitungan Uji Chi Square Distribusi Log Pearson Tipe III
27