Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Rekayasa
Hidrologi
Penelusuran Banjir di Waduk

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Sipil 11024 Gneis Setia Graha, ST., MT.

13

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan mengenai Mahasiswa/I mampu menjelaskan
hidrograf pengendalian banjir di waduk. hidrograf pengendalian banjir di waduk.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
1 PENELUSURAN ALIRAN..................................................................................................................3
1.1 Persamaan Penelusuran Aliran..............................................................................................3
1.2 Penelusuran Waduk...............................................................................................................4
2 SOAL DAN PENYELESAIAN..............................................................................................................6
3 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
1 PENELUSURAN ALIRAN
Penelusuran aliran adalah prosedur untuk menentukan waktu dan debit aliran (hidrograf
aliran) di suatu titik pada aliran berdasarkan hidrograf yang diketahui di sebelah hulu.
Penelusuran aliran ini banyak dilakukan dalam studi pengendalian banjir, dimana perlu
dilakukan analisis perjalanan/penelusuran banjir di sepanjang sungai atau di suatu waduk.
Ada dua macam penelusuran aliran yaitu penelusuran hidrologis dan penelusuran hidraulis.
Pada penulusuran hidrologis dicari hidrograf debit di suatu titik di hilir berdasar hidrograf di
hulu. Penelusuran secara hidrologis dapat berupa penelusuran waduk dan penelusuran
sungai. Pada penelusuran hidraulis dicari hidrograf debit di beberapa titik di sepanjang
aliran. Modul ini hanya membahas penelusuran aliran secara hidrologis, sedang
penelusuran hidraulis dapat dipelajari dalam buku-buku hidraulika.

1.1 Persamaan Penelusuran Aliran

Penelusuran aliran dinyatakan dalam bentuk persamaan kontinuitas berikut :

dS
I −O= (1.1)
dt
dengan :

I : aliran masuk ( inflow ) ke ruas sungai(m3 /d)

O :aliran masuk ( outflow ) dari ruas sungai(m3 /d)

dS : perubahan tampungan ( storage ) di ruas sungai(m3)

dt :interval waktu penelusuran( detik , jam atau hari)

Persamaan (1.1) menunjukkan bahwa perubahan tampungan antara interval waktu dt adalah
sama dengan aliran masuk dikurangi aliran keluar. Terdapat hubungan antara tampungan,
aliran masuk dan aliran keluar.

Dalam persamaan (1.1) aliran masuk I diketahui, sementara dua parameter lainnya yaitu O
dan S tidak diketahui; sehingga persamaan tersebut tidak bisa diselesaikan secara langsung
untuk mendapatkan parameter O . Diperlukan persamaan tambahan lainnya yang disebut
fungsi tampungan, yang merupakan hubungan antara S , I , dan O .

Pada penelusuran aliran di waduk, dimana permukaan air adalah horizontal, tampungan
hanya merupakan fungsi dari aliran keluar, yang mempunyai bentuk berikut :

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
S=f (O)

atau

S= KO (1.2)

Pada penelusuran aliran di sungai, tampungan merupakan fungsi dari aliran masuk ( I )dan
aliran keluar (O), yang mempunyai bentuk berikut :

S= KO+ Kx ( I −O ) (1.3)

dengan :

S :volume tampungan

I : aliran masuk(inflow )

O :aliran keluar (outflow)

K :koefisien tampungan, yaitu perkiraan waktu perjalanan air sungai

x : faktor pembobot , yang bervariasi antara0 dan 0,5

1.2 Penelusuran Waduk

Persamaan (1.1) dapat diselesaikan secara numerik dengan membuat diskretisasi numerik.
Apabila interval waktu penelusuran adalah ∆ t ,maka Persamaan (1.1) dapat ditulis menjadi :

I 1 + I 2 O 1 +O 2 S1−S 2
− = (1.4)
2 2 ∆t
dimana :

I 1 , I 2 :aliran masuk pada waktu ke 1 dan ke 2

O1 ,O2 :aliran keluar pada waktu ke 1 dan ke 2

S , S 2 :tampungan pada waktu ke 1 dan ke 2

∆ t :interval waktu

Pada penelusuran air waduk, tampungan S hanya merupakan fungsi aliran keluar seperti
diberikan Persamaan (1.2). Untuk waktu ke 1 dan ke 2, persamaan tersebut dapat ditulis
menjadi :

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
S1=K O1 (1.5a)

dan
S2=K O 2 (1.5b)

Subsitusi Persamaan (1.5a) dan (1.5b) ke dalam persamaan (1.4) memberikan :


O 2=C 0 I 2 +C1 I 1 +C 2 O 1 (1.6)

Dimana C 0, C 1, dan C 2 adalah konstanta yang mempunyai bentuk berikut :


∆ t /K
C 0= (1.7a)
2+( ∆t / K )
C 1=C0 (1.7b)

2−∆ t / K
C 2= (1.7c)
2+(∆ t / K )
C 0+ C1 +C 2=1 (1.7d)

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
2 SOAL DAN PENYELESAIAN
Soal 1 :
Diketahui hidrograf aliran masuk (inflow) seperti diberikan dalam table berikut, ke waduk
dengan konstanta K=2 jam. Buatlah penelusuran banjir dari hidrograf aliran masuk melalui
waduk.
Tabel 1 Hidrograf aliran masuk

Wakt 450
u Debit Waktu Debit Hidrograf Aliran Masuk
400
(jam) (m3/s) (jam) (m3/s)
1 15 14 112 350

2 25 15 94 300
Debit (m3/s)

3 123 16 77 250
4 252 17 64 200
5 380 18 53 150
6 428 19 45
100
7 398 20 37
8 342 21 31 50

9 285 22 25 0
0 5 10 15 20 25 30
10 237 23 21
Jam ke
11 196 24 17
12 163 25 14
13 136 26 12

Penyelesaian :
Prosedur hitungan adlah sebagi berikut ini (lihat Tabel 2).
1. Kolom 1 adalah waktu (jam). Pada waktu ke 0 data debit aliran masuk I 1 diketahui

(kolom 2), aliran keluar O 1 dianggap sama dengan I 1 yang dianggap sebagai aliran
dasar dan diberikan dalam kolom 6.
2. Interval waktu ∆ t=1 jam dan K=2 jam sehingga ∆ t / K=1 /2. Dengan
menggunakan Persamaan (1.8a) sampai (1.8b) maka diperoleh :
1/2
C 0= =0,2
2+ 1/2
C 1=C0 =0,2

2−1/ 2
C 2= =0,6
2+(1/2)

Dihitung nilai C 0 I 2 ,C 1 I 1 , C 2 O 1 seperti diberikan oleh Persamaan (1.7) dan hasilnya


diberikan dalam kolom 3, 4, dan 5 :
C 0 I 2=0,2 ×25=5,0 m3 /d
C 1 I 1=0,2 ×15=3,0 m3 /d
C 2 O 1=0,6 × 15=9,0 m 3 /d
Aliran keluar dihitung dengan Persamaan (1.7) :

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
O 2=C 0 I 2 +C1 I 1 +C 2 0 1=5+3+9=17 m 3 /d
3. Hitungan dilanjutkan untuk langkah-langkah berikutnya, dan hasilnya diberikan
dalam Tabel 2 Gambar 1 adalah hidrograf aliran masuk dan aliran keluar. Dari
Gambar 1.1 terlihat bahwa debit puncak aliran keluar lebih kecil dari aliran masuk.
Berkurangnya puncak debit tersebut disebabkan karena adanya debit yang
tertampung dalam waduk.
Tabel 2 Penelusuran banjir

Waktu I C0I2 C1I1 C2O1 O


(jam) (m3/s) (m3/s) (m3/s) (m3/s) (m3/s)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
0 15 0.0 0.0 0.0 15.0
1 25 5.0 3.0 9.0 17.0
2 123 24.6 5.0 10.2 39.8
3 252 50.4 24.6 23.9 98.9
4 380 76.0 50.4 59.3 185.7
5 428 85.6 76.0 111.4 273.0
6 398 79.6 85.6 163.8 329.0
7 342 68.4 79.6 197.4 345.4
8 285 57.0 68.4 207.2 332.6
9 237 47.4 57.0 199.6 304.0
10 196 39.2 47.4 182.4 269.0
11 163 32.6 39.2 161.4 233.2
12 136 27.2 32.6 139.9 199.7
13 112 22.4 27.2 119.8 169.4
14 94 18.8 22.4 101.7 142.9
15 77 15.4 18.8 85.7 119.9
16 64 12.8 15.4 71.9 100.1
17 53 10.6 12.8 60.1 83.5
18 45 9.0 10.6 50.1 69.7
19 37 7.4 9.0 41.8 58.2
20 31 6.2 7.4 34.9 48.5
21 25 5.0 6.2 29.1 40.3
22 21 4.2 5.0 24.2 33.4
23 17 3.4 4.2 20.0 27.6
24 14 2.8 3.4 16.6 22.8
25 12 2.4 2.8 13.7 18.9

450
Hidrograf Penelusuran Banjir
400
350
300
Debit (m3/s)

250
200
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30
Jam ke

I (m3/s) O (m3/s)

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Soal 2 :
Hitunglah debit untuk sebuah bendungan dengan lebar bangunan pelimpah 30 m dan aliran
masuk seperti pada table di bawah. Luas bendungan 100 Ha dengan penambahan 5 Ha
untuk setiap kenaikan air 1 m.

Jam Inflow 300


(jam) (m3/s) Inflow
11 15 250

12 20
200
1 30
Inflow (m3/s)

2 70 150
3 150
4 280 100

5 200
50
6 170
7 140 0
8 110 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

9 90
10 70

Penyelesaian :
Debit yang melimpas pada pelimpah adalah:

Q=1.8 B H 3/ 2

Dimana:

Q = debit (m3/s)

B = lebar pelimpah (m)

H = tinggi air di atas pelimpah (m)

Berikut table dan grafik hubungan antara debit dan tinggi air.

Tabel 3 Q vs H di atas Pelimpah

Tinggi Air 3
Q vs H di atas Pelimpah
diatas
3/2 2.5
Pelimpah H Debit
  (1) ^ (3/2) 1.8 x B x (2) 2

(m) (m3/2) (m3/s)


H (m)

1.5
(1) (2) (3)
1
0 0.00 0.00
0.5
0.2 0.09 4.83
0.4 0.25 13.66 0
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00
0.6 0.46 25.10 Q (m3/s)
0.8 0.72 38.64
1 1.00 54.00
1.2 1.31 70.98
1.4 1.66 89.45
1.6 2.02 109.29

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Tinggi Air
diatas
Pelimpah H3/2 Debit
  (1) ^ (3/2) 1.8 x B x (2)
(m) (m3/2) (m3/s)
(1) (2) (3)
1.8 2.41 130.41
2 2.83 152.74
2.2 3.26 176.21
2.4 3.72 200.78

Tahapan perhitungan pada :

Kolom 1 : Aliran masuk per detik


Kolom 2 : Aliran masuk pada interval 1 jam (semakin pendek intervalnya, semakin
tepat angkanya)
Kolom 3 : Aliran keluar atau harga dalam satu baris bagian atas kolom 8 dikali 3600
detik
Kolom 4 : Besarnya penampungan dalam waduk pada interval waktu kolom 2 – kolom
3
Kolom 5 : Besarnya penampungan pada waduk itu, yakni satu baris bagian kolom 5 +
kolom 6
Kolom 6 : Luas daerah air. Luas daerah air bertambah sesuai dengan kenaikan
permukaan air itu. Pada contoh ini, penambahan luas adalah 5 Ha per m
kenaikan. Jadi,
Luas daerah air = 100 x 104 + 5 x 104 x (tinggi kenaikan permukaan air) m2
Kolom 7 : Tinggi kenaikan permukaan air, yakni kolom 5 dibagi kolom 6
Kolom 8 : Debit yang didapat dari Tabel 3 sesuai dengan kenaikan permukaan air
dalam kolom 7

300
Inflow dan Outflow
250

200
Inflow (m3/s)

150

100

50

0
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Inflow Outflow

Gambar 1 Grafik Inflow dan Outflow Bendungan

2016 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 4 Perhitungan Pengendalian Banjir di Bendungan [ CITATION Tri06 \l 1033 ]

Besarnya Besarnya Kenaikan


Aliran masuk Aliran keluar per penampungan penampungan Daerah permukaan
Jam Inflow per jam jam yang dikurangi kumulatif penampungan air Outflow
    (1) x 3600 (8) x 3600 (2) - (3) (5) + (4)   (5) / (6) Grafik Q vs H
(jam) (m3/s) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m) (m3/s)
(0) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
11 15 54,000   54,000 54,000 1,000,000 0.054 1.3
12 20 72,000 4,695 67,305 121,305 1,002,700 0.121 2.9
1 30 108,000 10,518 97,482 218,788 1,008,749 0.217 5.6
2 70 252,000 20,073 231,927 450,715 1,019,593 0.442 16.1
3 150 540,000 57,836 482,164 932,879 1,041,696 0.896 46.0
4 280 1,008,000 165,517 842,483 1,775,362 1,086,473 1.634 112.9
5 200 720,000 406,386 313,614 2,088,976 1,168,176 1.788 129.2
6 170 612,000 464,996 147,004 2,235,981 1,257,588 1.778 128.1
7 140 504,000 461,101 42,899 2,278,880 1,346,487 1.692 119.1
8 110 396,000 428,587 (32,587) 2,246,293 1,431,111 1.570 106.3
9 90 324,000 382,588 (58,588) 2,187,704 1,509,591 1.449 94.3
10 70 252,000 339,593 (87,593) 2,100,111 1,582,052 1.327 82.8
3 DAFTAR PUSTAKA
Sosrodarsono, S. (1978). Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Triatmodjo, B. (2006). Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.

Anda mungkin juga menyukai