UKUR TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp.(031) 876369 Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada pekerjaan surveying selalu melibatkan pengukuran jarak,
sudut, dan arah. Pengukuran tersebut menggunakan alat khusus dan tidak
terlepas dari kesalahan pengukuran, dan kesalahan tersebut bersumber dari
beberapa faktor, seperti: kondisi alat, kondisi alam, dan kondisi manusia /
pengguna alat. Untuk mengurangi kesalahan tersebut mahasiswa harus
dapat mengenali kondisi alat dan cara penggunaannya yang baik dan benar.
Untuk faktor alat dan manusia dapat diatasi jika mahasiswa patuh pada
peraturan yang telah ditetapkan dan untuk faktor alam hanya dapat diketahui
pada saat praktikum. Maka dari itu mahasiswa harus patuh pada peraturan
dosen agar praktikum berjalan dengan lancar.
Teori pengaturan alat atau syarat-syarat yang harus dipenuhi pada
theodolit secara detail dapat dibaca dari buku di perkuliahan. Beberapa
kesalahan alat ada yang sulit untuk diatur tanpa peralatan khusus dari
pabriknya, tetapi dapat kesalahan tersebut masih dapat dieliminir
(dihilangkan) dengan metode pengukuran tertentu. Beberapa contoh
kesalahan pada alat yang bersumber dari pabriknya antara lain :
a. Sumbu I tidak tegak lurus sumbu II. Pada alat model lama kesalahan
ini bisa dikoreksi sebab ada sekrupnya.
b. Kesalahan pada pembagian skala piringan Horizontal dan vertikal
c. Kesalahan eksentrisitas dan diametral
d. Kesalahan benang silang tidak saling tegak lurus, dan lain-lain.
Praktikum ini hanya melaksanakan pengaturan/koreksi theodolit
untuk kesalahan yang bisa dikoreksi tanpa peralatan khusus dari pabriknya.
Termasuk di dalam praktikum ini adalah pengaturan alat yang bersifat
sementara yaitu sentering alat yang perlu diatur hanya pada saat alat akan
didirikan di suatu titik. Pada saat pengecekan alat apabila ternyata alat sudah
baik, maka tidak perlu dilakukan pengaturan/koreksi pada alat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mengoperasikan theodolit?
1
FAKULTAS TEKNIK
b. Bagaimana cara mengolah data lapangan?

c. Bagaimana cara kerja Polygon dan Tacheometry?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mengukur beda tinggi dan jarak kontur dengan alat Theodolit
2. Menanamkan kemampuan menggunakan alat Theodolit di lapangan
3. Melatih mengukur beda tinggi, jarak, dan sudut.
4. Mengolah data lapangan dari alat sifat datar untuk gambar profil
lapangan.
1. 4 Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi dengan menggunakan alat
Theodolit
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat Theodolit di lapangan
3. Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi dan jarak
4. Mahasiswa dapat mengolah data lapangan
1.5 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini dilaksanakan di Gedung Giri Pasca
Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur, dengan waktu
pelaksanaan hari Senin, 5 November 2018.
Gambar 1.1 Lokasi Praktikum Theodolite
2
FAKULTAS TEKNIK
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian dan Macam-macam Theodolit
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut horisontal dan sudut vertikal.
Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut horisontal saja. Di
dalam theodolit, sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon
(detik). Di dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan ukur
tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon,
pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa
berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut
vertikal dibuat 90o. Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit
dapat dibidikkan ke segala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung,
theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada
perencanaa atau pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk
mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
Secara umum, kontruksi theodolit terbagi atas 2 bagian:
1. Bagian atas, terdiri dari:
a. Teropong / Teleskop
b. Nivo tabung
c. Sekrup Okuler dan Objektif
d. Sekrup Gerak Vertikal
e. Sekrup Gerak Horisontal
f. Teropong bacaan sudut vertikal dan horisontal
3
FAKULTAS TEKNIK
g. Nivo bulat
h. Sekrup pengunci teropong
i. Sekrup pengunci sudut vertikal
j. Sekrup pengatur menit dan detik
k. Sekrup pengatur sudut horisontal dan vertikal
2. Bagian bawah, terdiri dari:
a. Statif / Tripod
b. Tiga sekrup penyetel nivo bulat
c. Unting-unting
d. Sekrup repitisi
e. Sekrup pengunci pesawat dengan statif
Macam-macam berdasarkan konstruksinya, dikenal 3 macam yaitu :
1) Theodolit Reiterasi (Theodolit sumbu tunggal)
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu
dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa
diatur. Theodolit yang dimaksud adalah Theodolit type T0
(wild) dan type DKM-2A (Kem)
Gambar 2.1 Alat Theodolit Reiterasi
2) Theodolit Repetisi
4
FAKULTAS TEKNIK
Konstruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi,

yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat
mengelilingi sumbu tegak. Akibatnya dari konstruksi ini,
maka bacaan lingkaran skala mendatar 0o, dapat ditentukan
kearah bidikan atau target yang dikehendaki. Theodolit yang
termasuk ke dalam jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan
TL 60-DP (Topcon), Th-51 (Zeiss).
Gambar
2.2 Alat
Theodolit Repetisi
3) Theodolit Elektro Optis
Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran
sudutnya antara theodolit optis dengan theodolit elektro optis
sama. Akan tetapi, mikroskop pada pembacaan skala
lingkaran tidak menggunakan sistem lensa dan prisma lagi,
melainkan menggunakan sistem sensor. Sensor ini bekerja
sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang
elektromagnetis). Hasil pertama sistem analog dan kemudian
harus di transfer ke sistem angka digital. Proses perhitungan
secara otomatis akan ditampilkan pada layar (LCD) dalam
angka desimal.
5
FAKULTAS TEKNIK
Gambar 2.3 Alat Theodolit Elektro Optis

2.2 Alat-alat yang digunakan untuk pengukuran
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran Theodolit sebagai
berikut:
1. Theodolit
Adapun spesifikasi teropong pada
a. Merk : TOPCON
b. Type : DT 205L
c. Image :
d. Magnification :
e. Objective Lens :
f. Shortest focus distant :
g. Stadia Mult. Constant :
h. Stadia Add. Constant :
i. Minimum display :
j. Plate level :
k. Circular level :
Berikut adalah gambar alat ukur Theodolit type DT 205L :
Gambar 2.4 Theodolit beserta nama-nama bagian
6
FAKULTAS TEKNIK
Theodolit adalah alat pengukuran sudut mendatar

dan sudut vertikal. Selain itu theodolit juga dapat dipakai
untuk mengukur jarak dan beda tinggi dengan bantuan
rambu ukur.
Gambar 2.5 Theodolit

2. Tripod/Statif
Tripot digunakan untuk mendirikan alat agar tetap
tegak pada landasan yang miring. Tripot memiliki tiga kaki
yang semuanya bisa diatur ketinggiannya. Selain itu tripot
memiliki bidang level
untuk
meletakkan alat dan
sekrup pengunci untuk
mengunci alat agar
tetap tegak serta terdapat
tali yang
berfungsi untuk
mempermudah saat membawanya.
Gambar 2.6 Tripod/Statif

3. Rambu Ukur
7
FAKULTAS TEKNIK
Alat yang terbuat dari alumunium yang di dalamnya

terdapat angka-angka ukur sebagai penunjuk pengukuran.
Gambar 2.7
Rambu
Ukur
4. Payung
Payung digunakan untuk melindungi alat dari
panasnya sinar matahari langsung yang dapat menyebabkan
pecahnya nivo dan berubahnya persyaratan alat. Selain itu
payung juga berguna untuk melindungi alat dari hujan.
Gambar 2.8 Payung

5. Pita Ukur/ Meteran
Pita ukur berguna untuk melakukan pengukuran
jarak secara langsung. Ada banyak jenis pita ukur. Ada yang
terbuat dari plastik, kain, maupun plat baja. Pita ukur pada
umumnya memiliki lebar 2 cm dan panjang 5 m.
8
FAKULTAS TEKNIK
Gambar 2.9 Pita

Ukur/Meteran
6. Pylox
Sebagai titik penanda jarak yang akan diukur.
Gambar 2.10 Pylox

7. Kompas
Kompas adalah
alat navigasiuntuk menentukan arah berupa sebuah panah
penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya
dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas
memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat
membantu dalam bidang navigasi.
9
FAKULTAS TEKNIK
Gambar 2.11 Kompas
2.3 Fungsi Alat Theodolit
Theodolit merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang

digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-
putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk
dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-
putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk
dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi
(Farrington 1997).
Survey dengan menggunakan theodolit dilakukan apabila situs yang akan

dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama apabila situs tersebut
memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat
ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan
efisien (Farrington 1997). Alat survey theodolit yang menjadi modern, akurat dalam
instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolit
besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari
desain sendiri.
10
FAKULTAS TEKNIK
BAB III
PELAKSANAAN DI LAPANGAN
3.1 Lokasi Pelaksanaan Praktikum Theodolit
Gambar 3.1. Site Plan Pengukuran
Keterangan :
= Titik Pesawat
Lokasi praktikum Theodolit berada di depan Gedung Giri Pasca. Pada hari
Senin, 5 November 2018 jam 07.00 – 15.00. Dimulai dari titik 1 dan berakhir di
titik 7.
3.2 Prosedur Penggunaan Alat
1. Pasang tripod pada posisi yang tepat dan kunci kaki-kakinya.

2. Pasang theodolite pada tripod dan datarkan pada titik 0 dengan cara
mengatur nivonya. Ketiga nivo harus tepat pada posisi tengah.
3. Bidik sasaran A dengan tepat dan kencangkan sekrup klem horizontal
lalu setel lingkaran graduasi pada angka 0°0’0”.
4. Pasang kompas pada theodolite dan arahkan pada arah utara. Pada awal
pengukuran, alat harus di atur terlebih dahulu menghadap utara.
5. Ukur tinggi alat. Tinggi alat sama dengan batas tengah.
6. Tepatkan theodolite pada sasaran bidik dan baca lingkaran graduasinya
untuk mendapatkan sudut biasa.
7. Theodolite dibalikdan di putar searah jarum jam sebesar 180° lalu bidik
sasaran dan baca lingkaran graduasinya untuk mendapatkan sudut luar
biasa.
3.3 Cara Centering Alat Theodolit
11
FAKULTAS TEKNIK
Untuk dapat memakai alat ukur ini maka perlu dilakukan beberapa
pengaturan pada alat tersebut diatas patok yang merupakan titik sudut yang akan
diukur tersebut. Apabila keadaan suduah cukup baik, maka alat harus dapat berdiri
tegak diatas patok dengan tepat. Artinya pusat alat yang menyatakan wakil titik
yang bersangkutan.
Pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a) Pasang statif sehingga dasar bagian atas sebelah atas kira-kira di atas
patok polygon dan mendatar.
b) Pasang alat ukur, keraskan dengan skrup pengencang, statif ditancapkan
sehingga tidak bergerak pengukuran.
c) Luruskan statif pada titik, maka dengan menaik – turunkan kaki statif
dengan bantuan sekrup statif kita tepatkan titik diatas alat
d) Bawa keposisi tengah gelembung nivo kotak.
e) Aturlah nivo tabung dengan mengunakan tiga sekrup penyetel pada alat.
f) Dengan demikian alat theodolit siap untuk melakukan pembacaan sudut
horizontal dan vertikal.
3.4 Penggambaran
Penggambaran garis kontur ini merupakan bagian yang menyatakan

keadaan relief dari suatu bentuk permukaan tanah atau bumi.
Penentuan interval kontur tergantung dari:

1. Kondisi relief dari permukaan bumi
2. Sebanding seperseribu dengan skala peta
Sebagai contoh adalah peta skala 1 : 500
Maka interval konturnya = 500/1000 = 0,5 m
Dengan catatan harga 1000 pada rumus diatas dapat berubah ubah sesuai
dengan permintaan dan kebutuhan
3. Keperluan teknis pemetaan atau tujuan pemetaan
4. Waktu dan biaya.
12
FAKULTAS TEKNIK
Untuk menggambarkan kontur tersebut diatas kita harus mengetahui dan

mengenal sifat-sifat garis kontur yaitu :
1. Garis selalu merupakan suatu loop (akan kembali ke ketinggian semula)

kecuali pada batas peta
2. Dua garis kontur dengan ketinggian yang berbeda tidak mungkin saling
berpotongan. Garis kontur yang tidak terlihat dari atas digambarkan
dengan garis putus-putus. Hal ini menunjukan bahwa kontur dengan
ketinggian yang berbeda tidak saling berpotongan.
3. Satu garis kontur tidak akan pecah menjadi dua cabang
4. Garis-garis kontur yang melalui bukit/tanjung akan cembung ke arah
turunanya tanah
5. Garis kontur yang memotong sungai akan cembung ke arah hulu sungai
dan akan semakin cembung jika sungai semakin bertambah dalam
6. Garis kontur yang memotong jalan akan berbentuk cembung sedikit
kearah turunnya jalan.
3.5 Prosedur Pengukuran
Pertama siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sketsa lokasi areal
yang akan diukur lalu tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan
dibidik .
Cara pengukuran terbagi menjadi 2 cara :
3.5.1 Cara Reiterasi :
Memasang dan mendatarkan Theodolit pada titik 0° lalu
membidik sasaran A dengan tepat dan mengencangkan sekrup
horisontal , menyetel lingkaran graduasi pada angka 0° 00’ 00”.
Menempatkan sasaran pada pusat benang silang pada
teropong dengan memutar sekrup halus horisontal dan membaca
lingkaran graduasi horisontal dan dalam pengamatan ini teropong
berada dalam keadaan biasa(AB).
Kendurkan sekrup klem dan bidik sasaran B dengan tepat ,
kencangkan kembali sekrup serta baca lingkaran graduasinya (BB).
13
FAKULTAS TEKNIK
lalu teropong dibalik dan alat diputar sebesar 180° , lalu bidikkan
kesasaran B . lingkaran graduasinya dibaca dan dicatat , pengamatan
ini dilakukan dengan teropong dalam keadaan luar biasa (BLB).
Teropong diputar kearah A , bidik dan baca lingkaran
graduasinya (ALB).
Pengukuran AB , BB , BLB , ALB , ini disebut satu seri
pengukuran . untuk menambah seri pengukuran , maka penempatan
lingkaran graduasinya pada butir kedua diubah menjadi 90°00’00” .
3.5.2 Cara Repetisi :

Memasang dan mendatarkan Theodolit pada titik 0°
Lalu menempatkan lingkaran graduasi mendekati 0°00’00”.
Mengencangkan klem atas dan membuka klem bawah lalu teropong
diarahkan ke titik A , lanjut mengencangkan plat bawah dan
membuka klem atas dan bidikan diarahkan ke titik B dengan
memutar plat atas untuk membaca sudut A₁ , serta mengencangkan
klem atas dan mengendorkan klem bawah untuk membidik titik A
lagi .
Dengan plat bawah dikencangkan , bidikan teropong ke titik
B dilakukan dengan memutar plat atas yang klemnya telah dibuka
maka didapat A₂
Selanjutnya mengulangi mengencangkan klem atas dan
mengendorkan klem bawah serta mengulangi mengencangkan plat
bawah sebanyak yang diperlukan untuk mendapatkan bacaan rata-
rata .
BAB IV
PERHITUNGAN
4.1. Perhitungan Theodolit
14
FAKULTAS TEKNIK
Pengolahan data ukur Theodolit untuk gambar poligon dan

pemetaan situasi. Pada tahap perhitungan inilah yang menjadi tahap akhir
pada pengukuran menggunakan Theodolit, dari tahap inilah koordinat X,
Y, Z (elevasi) dan bentuk polygon beserta titik – titik terpencar bisa
didapatkan. Setelah data - data sudah didapatkan, maka dari data tersebut
bisa diaplikasikan menjadi gambar bentuk polygon, kontur tanah dan
gambar potongan untuk mengambil detail dari titik – titik yang telah
penulis ukur.
4.2. Perhitungan Polygon
1) Menghitung sudut dalam
Diketahui : P1 : αmuka = 91°38’5’’
: αbelakang = 223°19’40’’
P2 : αmuka = 181°35’30’’
: αbelakang = 271°44’15’’
P3 : αmuka = 187°18’20’’
αbelakang = 6°56’15’’
P4 : αmuka = 272°52’0’’
: αbelakang = 2°43’20’’
P5 : αmuka = 270°49’20’’
: αbelakang = 91°00’20’’
P6 : αmuka = 357°47’40’’
: αbelakang = 90°39’00’’
15
FAKULTAS TEKNIK
P7 : αmuka = 50°50’30’’
: αbelakang = 188°39’25’’
Ditanya : Sudut dalam pada titik – titik pesawat yang diketahui ?
Penyelesaian : β1 = αbelakang – αmuka
= (223°19’40’’- 91°38’5’’)
= 131°41’35’’ / 131,693 (DD)
Β2 = αbelakang – αmuka
= 271°44’15’’ - 181°35’30’’
= 90°8’46’’ / 90,146 (DD)
β3 = αmuka + αbelakang
= 187°18’20’’ + 6°56’15’’
= 180°22’5’’ / 180,368 (DD)
β4 = 360o + αbelakang - αmuka
= 360° + 2°43’20’’ - 272°52’0’’
= 89°51’22’’ / 89,856 (DD)
β5 = 360o -(αbelakang + αmuka)
= 360o – (91°0’20’’ - 270°49’20’’
= 180°10’59’’ / 180,183 (DD)
16
FAKULTAS TEKNIK
β6 = 360o +(αbelakang – αmuka)
= 360o + (90°39’0’’ - 357°47’40’’
= 92°51’22’’ / 92,856 (DD)
β7 = αbelakang – αmuka
= 188°39’25’’ - 50°50’30’’
= 129°48’54’’ / 129,815 (DD)
2) Menghitung Jumlah Sudut Dalam

Diketahui: β1 = 131°41’35’’ / 131,693 (DD)
β2 = 90°8’46’’ / 90,146 (DD)
β3 = 180°22’5’’ / 180,368 (DD)
β4 = 89°51’22’’ / 89,856 (DD)
β5 = 180°10’59’’ / 180,183 (DD)
β6 = 92°51’22’’ / 92,856 (DD)
β7 = 129°48’54’’ / 129,815 (DD)
Ditanya : Jumlah sudut dalam pada titik – titik pesawat yang diketahui ?
Penyelesaian : ∑β = β1 + β2 + β3 + β4 + β5 + β6 + β7
17
FAKULTAS TEKNIK
= 131,693 + 90,146 + 180,368 + 89,856 + 180,183 +

92,856 + 129,815
= 894,917 / 894°55’1’’
fβ= ∑β - (5 x 180º)
= - 5,083
3) Menghitung besar koreksi kesalahan penutup sudut

Diketahui : ∑β = 894,917 / 894°55’1’’
fβ = - 5,083
Ditanya : Besar koreksi kesalahan penutup sudut?
Penyelesaian :
Δfβ = -(fβ / n)
= -(- 5,083/ 7)
= 0,726
4) Menghitung sudut dalam terkoreksi
β1 = 131°41’35’’ / 131,693 (DD)
β2 = 90°8’46’’ / 90,146 (DD)
β3 = 180°22’5’’ / 180,368 (DD)
β4 = 89°51’22’’ / 89,856 (DD)
β5 = 180°10’59’’ / 180,183 (DD)
β6 = 92°51’22’’ / 92,856 (DD)
18
FAKULTAS TEKNIK
β7 = 129°48’54’’ / 129,815 (DD)
Diketahui :
Δfβ = 0,726
Ditanya : Sudut dalam terkoreksi?
Penyelesaian : βCi1 = β1 + Δfβ
= 131,693 + 0,726
= 132,419 (DD)
βCi2 = β2 + Δfβ
= 90,146 + 0,726
= 90,872(DD)
βCi3 = β3 + Δfβ
= 180,368+ 0,726
= 181,094(DD)
βCi4 = β4 + Δfβ
= 89,856 + 0,726
19
FAKULTAS TEKNIK
= 90,582(DD)
βCi5 = β5 + Δfβ
= 180,183 + 0,726
= 180,910(DD)
βCi6 = β6 + Δfβ
= 92.856 + 0,726
= 93,582(DD)
βCi7 = β7 + Δfβ
= 129,815 + 0,726
= 130,541(DD)
5) Menghitung besar azimuth sisi polygon

B1 = 91,635
B2 = 181,592
B3 = 187,306
B4 = 272,867
B5 = 270,822
B6 = 357,794
B7 = 50,842
6) Menghitung jarak datar dan jarak miring
Diketahui :
-P1 - P2
BA = 1,670 BA = 1,860
BB = 1,420 BB = 1,580
20
FAKULTAS TEKNIK
-P3 - P4
BA = 1,674 BA = 1,690
BB = 1,446 BB = 1,430
-P5 -P6
BA = 1,720 BA = 1,650
BB = 1,420 BB = 1,500
-P7
BA = 1,790
BB = 1,320
α1= - 0,103
α2= - 0,023
α3= - 0,098
α4= 0,110
α5= - 0,076
α6= - 0,172
α7= 0,067
Ditanya : Berapakah jarak miring dan jarak datar?
Penyelesaian :
 Perhitungan Dmiring
21
FAKULTAS TEKNIK
D1miring = 100 x (BA – BB)
= 100 x (1,670 - 1,420)
= 25 meter
= 100 x (1,860 – 1,580)
= 28,0 meter
= 100 x (1,674 – 1,446)
= 22,8 meter
= 100 x (1,690 – 1,430)
= 26 meter
= 100 x (1,720 – 1,420)
= 30 meter
= 100 x (1,650 – 1,500)
= 15 meter
22
FAKULTAS TEKNIK
= 100 x (1,790 – 1,320)
= 47 meter
 Perhitungan Ddatar
D1datar = cos2α1x D1miring
= cos2 (-0,103) x 25
= 25 meter
D2datar = cos2 α2x D2miring
= cos2 (-0,023) x 28
= 28meter
D3datar = cos2 α3 x D3miring
= cos2 (-0,098) x 22,8
= 22,8 meter
= cos2 0,110 x 26
= 26 meter
= cos2 (-0,076) x 30
= 30 meter
= cos2 (-0,172) x 15
23
FAKULTAS TEKNIK
= 15 meter
= cos2 0,067 x 47
= 47meter
7) Menghitung jumlah jarak pada sisi poligon

Diketahui : Drata2 = (Ddatar muka + Ddatar belakang)/2
- D1rata2 = 25,0 meter

Ditanya : Jumlah jarak pada sisi polygon?
Penyelesaian : ΔDrata2 = D1rata2 + D2rata2 + D3rata2 + D4rata2 +

D5rata2 + D6rata2 + D7rata2
= 47 + 25 + 28 + 22,8 + 26 + 30 + 15 +47
= 240,8 meter
8) Menghitung sin az, cos az, Dx dan Dy
Diketahui :
- azP1 = 91,635
- azP2 = 181,592
- azP3 = 187,306
- azP4 = 272,867
- azP5 = 270,822
24
FAKULTAS TEKNIK
- azP6 = 357,794
- azP7 = 50,842

Ditanya : Berapakah nilai sin az, cos az, Dx dan Dy?
 Perhitungan sin az :
Sin az1= sin azP1 x D1rata2
= sin 91,635 x 25
= 24,990 meter
= sin 181,094 x 28
= - 0,778 meter
= sin 187,306 x 22,8
= - 2,899 meter
25
FAKULTAS TEKNIK
= sin 272,867 x 26
= - 25,967 meter
= sin 270,822 x 30
= - 29,997 meter
= sin 357,794 x 15
= - 0,577 meter
= sin 50,842 x 47
= 36,435 meter
Maka :
∑sin az = sin az1 + sin az2 + sin az3 + sin az4 + sin az5 + sin az6 + sin
az7
= 24,990 – 0,778 – 2,899 – 25,967 – 29,997 – 0,577 + 36,435
= 1,206
 Perhitungan Dx :
Dx1 = ( D1rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dx
= (25,0 / 240,8) x1,206
= -0,125 meter
26
FAKULTAS TEKNIK
= (28,0 / 240,8) x1,206
= - 0,140 meter
= (22,8 / 240,8) x 1,206
= - 0,114 meter
= (26,0 / 240,8) x 1,206
= - 0,130 meter
= (30 / 240,8) x 1,206
= -0,150 meter
= (15 / 240,8) x 1,206
= -0,075 meter
= (47 / 240,8) x 1,206
= -0,235 meter
27
FAKULTAS TEKNIK
Maka :
∑Dx = Dx1 + Dx2 + Dx3 + Dx4 + Dx5 + Dx6 + Dx7
= -0,125- 0,140 - 0,114 - 0,130 - 0,150 - 0,075- 0,235
= - 0,971
 Perhitungan cos az :
Cos az1= cos azP1 x D1rata2
= cos 91,635 x 25,0
= - 0,713
= cos 181,592 x 28,0
= - 27,989
= cos 187,306 x 22,8
= - 22,614
= cos 272,867x 26
= 1,300
= cos 270,822x 30
= 0,430
28
FAKULTAS TEKNIK
= cos 357,794x 15
= 14,989
= cos 50,842 x 47
= 29,672
∑cos az= cos az1 + cos az2 + cos az3 + cos az4 + cos az5 + cos az6 + cos
az7
= - 0,713 – 27,989 – 22,614 + 1,300 + 0,430 + 14,989 + 29,672
= - 4,925 koreksi 4,925
 Perhitungan Dy :
Dy1 = ( D1rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dy
= ( 25,0 / 240,8) x 4,925
= 0,511 meter
= (28,0 / 240,8 ) x 4,925
= 0,573 meter
=(22,8 / 240,8 ) x 4,925
= 0,466 meter
= (26 / 240,8 ) x 4,925
= 0,532 meter
= (30 / 240,8 ) x 4,925
= 0,614 meter
29
FAKULTAS TEKNIK
= (15 / 240,8 ) x 4,925

= 0,307 meter
= (47 / 240,8 ) x 4,925
= 0,961 meter
∑Dy = Dy1+ Dy2 + Dy3 + Dy4 + Dy5 + Dy6 + Dy7
= 0,511 + 0,573 + 0,466 + 0,532 + 0,614 + 0,307 + 0,961
= 3,964
9) Menghitung koordinat titik X, Y dan elevasi
Diketahui :
- X awal =0
- Y awal =0
- Elevasi awal = 250,898
Ditanya : Berapa nilai koordinat X, Y dan elevasi ?
Penyelesaian :
Perhitungan koordinat X : X2 = X awal + sin az1 + Dx1

= 0 + 24,990 + (- 0,125)
= 24,865
X3 = X2 + sin az2 + Dx2
= 24,865 + (-0,778) + (-0,140)
30
FAKULTAS TEKNIK
= 23,947
X4 = X3 + sin az3 + Dx3
= 23,947+ (-2,899) + (-0,114)
= 20,933
X5 = X4 + sin az4 + Dx4
= 20,933 + (-25,967) + (-0,130)
= - 5,165
X6 = X5 + sin az5 + Dx5
= - 5,165 + (-29,997) + (-0,150)
= - 35,312
X7 = X6 + sin az6 + Dx6
= - 35,312 + (-0,577) + (-0,075)
= - 35,964
Perhitungan koordinat Y : Y2 = Y awal + cos az1 + Dy1
= 0 + (-0,713) + 0,511
=- 0,202
Y3 = Y2 + cos az2 + Dy2
= - 0,202 + (- 27,989) + 0,573
= - 27,618
Y4 = Y3 + cos az3 + Dy3
= - 27,618 + (-22,614) + 0,466
= - 49,766
31
FAKULTAS TEKNIK
Y5 = Y4 + cos az4 + Dy4
= - 49,766 + 1,300 + 0,532
= - 47,934
Y6 = Y5 + cos az5 + Dy5
= - 47,934 + 0,430 + 0,614
= - 46,890
Y7 = Y6 + cos az6 + Dy6
= - 46,890+ 14,989 + 0,307
= - 31,594
Perhitungan Elevasi :Elevasi 2 = e awal + ΔH.rt.terkoreksi1
= 250,898+ 0,040
= 250,938
Elevasi 3 = e2 + ΔH.rt.terkoreksi2
= 250,938+ (- 0,039)
= 250,899
= 250,899 + (- 0,040)
= 250,859
=250,859 + (- 0,030)
= 250,830
32
FAKULTAS TEKNIK
= 250,830 + 0,033
= 250,862
= 250,862 + 0,008
= 250,870
33
FAKULTAS TEKNIK
4.3 Perhitungan Tacheometry
 Titik 1
1) Menghitung jarak datar dan jarak miring
Diketahui : Semua sudut perwakilan titik pertama padamasing-masing
pesawat.
- P1 (titik1) - P2 (titik1)
BA = 1,699 BA = 1,682
BB = 1,411 BB = 1,428
- P3 (titik1) - P4 (titik1)
BA = 1,677 BA = 1,689
BB = 1,433 BB = 1,421
P5 (titik1) - P6 (titik1)
BA = 1,688 BA = 1,6785
BB = 1,422 BB = 1,4315
- P7 (titik1) - P8(titik1)
BA = 1,6825 BA = 1,696
BB = 1,4275 BB = 1,414
P9 (titik1) - P10 (titik1)
BA = 1,645 BA = 1,519
BB =1,465 BB =1,465
34
FAKULTAS TEKNIK
- ɑ P1 = 214,239 - ɑ P6 = 176,113
- ɑ P2 = 201,106 - ɑ P7 = 162,632
- ɑ P3 = 188,944 - ɑ P8 = 150,328
- ɑ P4 = 188,117 - ɑ P9 = 171,125
Ditanya : - ɑ P5 = 176,619 - ɑ P10 = 194,129

jarak miring
dan jarak datar?
Penyelesaian :
 Perhitungan Dmiring
 D1miring = 100 x (BA-BB)
= 100 x (1,699 – 1,411)
= 28,8 meter
= 100 x (1,682 – 1,428)
= 25,4 meter
= 100 x (1,677-1,433)
= 24,4 meter
= 100 x (1,689-1,421)
= 26,8 meter
= 100 x (1,688-1,422)
= 26,6 meter
= 100 x (1,6785-1,4315)
= 24,7 meter
35
FAKULTAS TEKNIK
= 100 x (1,6825-1,4275)
= 25,5 meter
= 100 x (1,696-1,414)
= 28,2 meter
= 100 x (1,645-1,465)
= 18 meter
= 100 x (1,645-1,465)
= 18 meter
 Perhitungan Ddatar
 D1datar = 100 (BA-BB) x Cos2 ɑ
= 100 (1,699-1,411) x Cos2 214,239
= 19,6828 meter
= 100 (1,682-1,428) x Cos2 201,106
= 22,1066 meter
= 100 (1,677-1,433) x Cos2 188,944
= 23,8102 meter
= 100 (1,689-1,421) x Cos2 188,117
= 26,2658 meter
= 100 (1,688-1,422) x Cos2 176,619
= 26,5075 meter
36
FAKULTAS TEKNIK
= 100 (1,6785-1,4315) x Cos2

176,113
= 24,5865 meter
= 100 (1,6825-1,4275) x Cos2
162,632
= 23,2278 meter

= 100 (1,696-1,414) x Cos2 150,328
= 21,2892 meter
= 100 (1,645-1,465) x Cos2 171,125
= 17,5716 meter
= 100 (1,645-1,465) x Cos2 194,129
= 16,9274 meter
2) Menghitung beda tinggi pada masing-masing titik Tacheometry
Ditanya : Berapakah beda tinggi pada masing-masing titik
Tacheometry?
Penyelesaian :
 ΔH1 = (Tp-Bt) + 50 (BA-BB) Sin 2ɑ
= (1,555-1,555) + 50 (1,699-1,411) Sin 2
(90,483)
= -0,16603 meter
= (1,555-1,555) + 50 (1,682-1,428) Sin
2(90,406)
= -0,15669 meter
37
FAKULTAS TEKNIK
= (1,555-1,555) + 50 (1,677-1,433) Sin

2(90,491)
= -0,20396 meter
= (1,555-1,555) + 50 (1,689-1,421) Sin
2(90,260)
= -0,11906 meter
= (1,555-1,555) + 50 (1,688-1,422) Sin
2(90,625)
= -0,289 meter
= (1,555-1,555) + 50 (1,679-1,432) Sin
2(90,743)
= -0,31894 meter
= (1,555-1,555) + 50 (1,683-1,428) Sin
2(90,469)
= -0,18997 meter
= (1,555-1,555) + 50 (1,696-1,414) Sin
2(90,443)
= -0,16462 meter
= (1,555-1,5550 + 50 (1,645-1,465) Sin
2(90,048)
= -0,01465 meter
 ΔH10 = (Tp-Bt) + 50 (BA-BB) Sin 2ɑ
= (1,555-1,555) + 50 (1,645-1,465) Sin
2(90,016)
= -0,00468 meter
38
FAKULTAS TEKNIK
3) Menghitung fx dan fy
Diketahui : Semua Azimuth dan jarak titik pertama pada
masing-
masing pesawat
- azP1 = 214,239 - azP6 = 176,113
- azP2 = 201,106 - azP7 = 162,632
- azP3 = 188,944 - azP8 = 150,328
- azP4 = 188,117 - azP9 = 171.125
- azP5 = 176,619 - azP10 = 194,129
- D1miring = 28,8 - D6miring = 24,7
- D4miring = 26,8 - D9miring = 18
- D5miring = 26,6 - D10miring = 18
Ditanya : Berapa nilai fx dan fy?

Penyelesaian :
 Fx
 Fx1 = Sin azP1 x D1miring
= Sin 214,239 x 28,8
= -16,2042 meter
= Sin 201,106 x 25,4
= -9,14622 meter
39
FAKULTAS TEKNIK
= Sin 188,944 x 24,4

= -3,79363 meter
= Sin 188,117 x 26,8
= -3,78387 meter
= Sin 176,619 x 26,6
= 1,56854 meter
= Sin 176,113 x 24,7
= 1,6746 meter
= Sin 162,632 x 25,5
= 7,61197 meter
= Sin 150,328 x 28,2
= 13,9601 meter
= Sin 171,125 x 18
= 2,77703 meter
= Sin 194,129 x 18
= -4,39396 meter
 Fy
 Fy1 = Cos azP1 x D1miring
= Cos 214,239 x 28,8
= -23,8089 meter
= Cos 201,239 x 25,4
= -23,6961 meter
40
FAKULTAS TEKNIK
= Cos 188,944 x 24,4

= -24,1033 meter
= Cos 188,117 x 26,8
= -26,5315 meter
= Cos 176,619 x 26,6
= -26,5537 meter
= Cos 176,113 x 24,7
= -24,6432 meter
= Cos 162,632 x 25,5
= -24,3374 meter

= Cos 150,328 x 28,2
= -24,5022 meter
= Cos 171,125 x 18
= -17,7845 meter
= Cos 194,129 x 18
= -17,4555 meter
4) Menghitung koordinat titik X, Y, dan elevasi
Diketahui : Semua koordinat X, Y, dan elevasi perwakilan dari
titik pertama pada masing-masing pesawat
Ditanya : Berapa nilai koordinat X, Y, dan elevasi?
Penyelesaian :
K.X awal = 0
41
FAKULTAS TEKNIK
K.Y awal = 0
Elevasi awal = 250,898
 Koordinat X
 X1 = K.X awal + fx1
= 0 + (-16,2042)
= -16,2042 meter
= 0 + (-9,14622)
= -9,14622 meter
= 0 + (-3,79363)
= -3,79363 meter
= 0 + (-3,78387)
= -3,78387 meter
= 0 + (1,56854)
= 1,56854 meter
= 0 + (1,6746)
= 1,6746 meter
= 0 + (7,61197)
= 7,61197 meter
= 0 + (13,9601)
= 13,9601 meter
= 0 + (2,77703)
= 2,77703 meter
 X10 = K.X awal + fx10
42
FAKULTAS TEKNIK
= 0 + (-4,39396)
= -4,39396 meter
 Koordinat Y
 Y1 = K.Y awal + fy1
= 0 + (-23,8089)
= -23,8089 meter
= 0 + (-23,6961)
= -23,6961 meter
= 0 + (-24,1033)
= -24,1033 meter
= 0 + (-26,5315)
= -26,5315 meter
= 0 + (-26,5537)
= -26,5537 meter
= 0 + (-24,6432)
= -24,6432 meter
= 0 + (-24,3374)
= -24,3374 meter

= 0 + (-24,5022)
= -24,5022 meter
= 0 + (-17,7845)
43
FAKULTAS TEKNIK
= -17,7845 meter
 Y10 = K.Y awal + fy10
= 0 + (-17,4555)
= -17,4555 meter
 Elevasi
 E1 = elevasi awal + ΔH1
= 250,898 + (-0,166)
= 250,732
= 250,898 + (-0,157)
= 250,741
= 250,898 + (-0,204)
= 250,694
= 250,898 + (-0,119)
= 250,779

= 250,898 + (-0,289)
= 250,609
= 250,898 + (-0,319)
= 250,579
= 250,898 + (-0,190)
= 250,708
= 250,898 + (-0,165)
= 250,733
44
FAKULTAS TEKNIK

= 250,898 + (-0,015)
= 250,883
= 250,898 + (-0,005)
= 250,893
 Perhitungan tacheometry pada titik-titik selanjutnya dapat dilihat pada
tabel
45
Tabel 4.2 Perhitungan Tacheometry 1
Dalam meter
Sudut Horizontal Sudut Vertikal Bacaan Benang Bd. Tinggi fx fy Koordinat Elevasi
Pesawat Titik DD Azimuth DD D. Miring D. Datar
˚ ' " ˚ ' " BA BT BB (m) (m) (m) X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
U 0 0 0 0
P1 0 0 250.898
1.555 1 214 14 20 214.239 214.239 90 29 0 90.4833 1.699 1.555 1.411 28.8 19.6828 -0.16603 -16.204 -23.809 -16.204 -23.809 250.732
2 200 66 20 201.106 201.106 90 24 22 90.4061 1.682 1.555 1.428 25.4 22.1066 -0.15669 -9.1462 -23.696 -9.1462 -23.696 250.741
3 188 56 40 188.944 188.944 90 29 27 90.4908 1.677 1.555 1.433 24.4 23.8102 -0.20396 -3.7936 -24.103 -3.7936 -24.103 250.694
4 188 7 0 188.117 188.117 90 15 35 90.2597 1.689 1.555 1.421 26.8 26.2658 -0.11906 -3.7839 -26.532 -3.7839 -26.532 250.779
5 176 37 10 176.619 176.619 90 37 29 90.6247 1.688 1.555 1.422 26.6 26.5075 -0.289 1.56854 -26.554 1.56854 -26.554 250.609
6 176 6 45 176.113 176.113 90 44 36 90.7433 1.679 1.555 1.432 24.7 24.5865 -0.31894 1.6746 -24.643 1.6746 -24.643 250.579
7 162 37 55 162.632 162.632 90 28 7 90.4686 1.682 1.555 1.428 25.4 23.1367 -0.18922 7.58212 -24.242 7.58212 -24.242 250.709
8 150 18 100 150.328 150.328 90 26 35 90.4431 1.696 1.555 1.414 28.2 21.2892 -0.16462 13.9601 -24.502 13.9601 -24.502 250.733
9 171 7 30 171.125 171.125 90 2 52 90.0478 1.645 1.555 1.465 18 17.5716 -0.01465 2.77703 -17.784 2.77703 -17.784 250.883
10 194 7 45 194.129 194.129 90 0 57 90.0158 1.645 1.555 1.465 18 16.9274 -0.00468 -4.394 -17.455 -4.394 -17.455 250.893
Rumus Perhitungan
Dmiring : (kolom 12 - kolom 14)*100
Ddatar : cos² x kolom 7 x kolom 15
Beda Tinggi : (kolom 1- kolom 12) + 50 (kolom 12-kolom 14) x Sin 2 (kolom 11)
fx : sin x kolom 7 x kolom 15
fy : cos x kolom 7 x kolom 15
46
X : kolom 20;4 + kolom 18
Y : kolom 21;4 + kolom 19
Elevasi : kolom 22;4 + kolom 17
47
Dalam meter
˚ ' " ˚ ' " BA BT BB (m) (m) (m) X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
U 0 0 0 0
P2 24.8645 -0.2018 250.938
1.455 1 202 54 25 202.907 202.907 90 20 30 90.3417 1.601 1.455 1.309 29.2 24.77607 -1.602741 -11.3657 -26.8972 13.4989 -27.099 249.336
2 202 8 7 202.135 202.135 90 25 47 90.4297 1.613 1.455 1.298 31.5 27.02781 -1.657703 -11.869 -29.1783 12.9955 -29.38 249.281
3 200 10 30 200.175 200.175 90 24 54 90.415 1.611 1.455 1.299 31.2 27.48882 -1.654098 -10.7605 -29.2857 14.104 -29.488 249.284
Rumus Perhitungan
48
49
Dalam meter
˚ ' " ˚ ' " BA BT BB (m) (m) (m) X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
P3
U 0 0 0 0
P3 23.94656 -27.6181 250.8994
1.72 1 251 43 24 251.7233 251.7233 92 7 8 92.11889 1.772 1.72 1.668 10.4 1.022825 -1.75779 -9.87535 -3.2615 14.07121 -30.8796 249.1416
2 239 33 36 239.56 239.56 92 12 17 92.20472 1.778 1.72 1.662 11.6 2.977486 -1.83446 -10.0011 -5.87698 13.9455 -33.495 249.0649
3 231 12 48 231.2133 231.2133 92 20 32 92.34222 1.784 1.72 1.656 12.8 5.022785 -1.9251 -9.97739 -8.01821 13.96917 -35.6363 248.9743
4 254 55 26 254.9239 254.9239 92 30 18 92.505 1.759 1.72 1.681 7.8 0.527694 -1.74304 -7.53153 -2.0288 16.41503 -29.6469 249.1563
5 244 38 4 244.6344 244.6344 92 15 32 92.25889 1.762 1.72 1.678 8.4 1.541566 -1.78071 -7.59018 -3.59849 16.35638 -31.2165 249.1186
6 232 55 59 232.9331 232.9331 91 42 21 91.70583 1.767 1.72 1.673 9.4 3.415065 -1.82161 -7.50056 -5.66583 16.446 -33.2839 249.0777
7 223 56 55 223.9486 223.9486 91 0 56 91.01556 1.775 1.72 1.673 10.2 5.28713 -1.81369 -7.07893 -7.34362 16.86763 -34.9617 249.0857
Rumus Perhitungan
50
Dalam meter
Pesawat Titik Azimuth D. Miring D. Datar
˚ ' " DD ˚ ' " DD BA BT BB (m) (m) (m) X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
U 0 0 0
P4 20.933 -49.766 250.859
1.560 1 326 39 5 326.651 326.651 90 52 47 90.880 1.645 1.560 1.475 17.0 11.9 -1.742 -9.345 14.201 11.588 -35.565 249.117
2 320 33 0 320.550 320.550 90 59 35 90.993 1.635 1.560 1.485 15.0 8.9 -1.715 -9.531 11.583 11.402 -38.183 249.144
3 311 1 35 311.026 311.026 91 7 7 91.119 1.623 1.560 1.497 12.6 5.4 -1.666 -9.506 8.271 11.428 -41.495 249.193
4 298 32 10 298.536 298.536 90 46 47 90.780 1.650 1.560 1.470 18.0 4.1 -1.616 -15.813 8.599 5.120 -41.167 249.243
5 311 30 5 311.501 311.501 90 6 44 90.112 1.606 1.560 1.514 9.2 4.0 -1.568 -6.890 6.096 14.043 -43.670 249.291
6 329 55 5 329.918 329.918 90 14 33 90.243 1.625 1.560 1.495 13.0 9.7 -1.601 -6.516 11.249 14.417 -38.517 249.258
Rumus Perhitungan
51
52
Dalam meter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
U 0 0 0 0.000
P5 -5.165 -47.934 250.830
1.56 1 51 38 22 51.639 51.639 91 35 49 91.597 1.615 1.560 1.505 11.0 4.2 -0.118 8.625 6.827 3.461 -41.107 250.712
2 21 57 58 21.966 21.966 91 43 6 91.718 1.599 1.560 1.521 7.8 6.7 -0.201 2.92 7.234 -2.25 -40.700 250.629
3 335 58 4 335.968 335.968 91 13 26 91.224 1.601 1.560 1.519 8.2 6.8 -0.146 -3.34 7.489 -8.50 -40.445 250.684
4 308 48 46 308.813 308.813 90 50 29 90.841 1.624 1.560 1.496 12.8 0.0 0.000 -9.97 8.023 -15.138 -39.911 250.830
5 321 21 50 321.364 321.364 90 4 49 90.080 1.596 1.560 1.524 7.2 4.4 -0.006 -4.495 5.624 -9.660 -42.310 250.823
6 3 11 50 3.197 3.197 90 1 9 90.019 1.587 1.560 1.533 5.4 5.4 -0.002 0.3 5.39 -4.9 -42.542 250.828
7 39 35 54 39.59833 39.59833 89 48 32.45 89.80901 1.593 1.56 1.527 6.6 3.918547 0.013061739 4.20685 5.08551 -0.95768 -42.8484 250.8426
8 63 12 2 63.20056 63.20056 90 0 0 90 1.613 1.56 1.507 10.6 2.154797 1.31997E-16 9.461456 4.77921 4.296923 -43.1547 250.8296
Rumus Perhitungan
53
Dalam meter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
U 0 0 0 0.000
P6 -35.312 -46.890 250.862
1.57 1 63 30 45 63.513 63.513 90 52 34.39 90.876 1.655 1.570 1.485 17.0 3.4 -0.052 15.216 7.582 -20.096 -39.308 250.811
2 54 9 45 54.163 54.163 91 6 1.97 91.101 1.665 1.570 1.475 19.0 6.5 -0.125 15.403 11.124 -19.909 -35.766 250.737
3 47 52 20 47.872 47.872 90 48 13 90.804 1.673 1.570 1.468 20.5 9.2 -0.129 15.204 13.751 -20.108 -33.139 250.733
4 44 0 10 44.003 44.003 90 38 20.55 90.639 1.668 1.570 1.473 19.5 10.1 -0.113 13.547 14.026 -21.765 -32.863 250.750
5 42 52 35 42.876 42.876 90 10 30.25 90.175 1.660 1.570 1.480 18.0 9.7 -0.030 12.248 13.191 -23.064 -33.699 250.833
6 52 2 35 52.04306 52.04306 90 12 53.49 90.21486 1.65 1.57 1.49 16 6.052961 -0.0227 12.61557 9.841106 -22.6961 -37.0487 250.8397
7 60 25 45 60.42917 60.42917 90 14 43.99 90.24555 1.64 1.57 1.5 14 3.40958 -0.01461 12.17645 6.908989 -23.1352 -39.9808 250.8478
54
Rumus Perhitungan
Tabel 4.8 Perhitungan Tacheometry7
55
Dalam meter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
U 0 0 0 0.000
P7 -35.964 -31.594 250.870
1.575 1 92 59 20 92.989 92.989 90 56 39.29 90.944 1.643 1.575 1.508 13.5 0.0 -0.001 13.482 -0.704 -22.482 -32.298 250.870
2 79 45 0 79.750 79.750 90 51 33.74 90.859 1.648 1.575 1.503 14.5 0.5 -0.007 14.269 2.580 -21.695 -29.014 250.863
3 80 14 35 80.243 80.243 90 59 53.64 90.998 1.658 1.575 1.493 16.5 0.5 -0.008 16.261 2.796 -19.703 -28.798 250.862
4 64 35 20 64.589 64.589 90 55 22.87 90.923 1.665 1.575 1.485 18.0 3.3 -0.053 16.259 7.724 -19.706 -23.870 250.817
5 70 47 40 70.794 70.794 90 3 26.26 90.057 1.650 1.575 1.500 15.0 1.6 -0.002 14.165 4.934 -21.799 -26.660 250.869
6 79 10 10 79.169 79.169 90 12 43.94 90.212 1.643 1.575 1.508 13.5 0.5 -0.002 13.260 2.537 -22.705 -29.057 250.868
Rumus Perhitungan
56
FAKULTAS TEKNIK
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik
kesimpulan antara lain:
1. Pengukuran yang digunakan adalah pengukuran polygon

tertutup, dimana titik awal dan titik akhirnya terletak pada
titik yang sama.
2. Hal pertama dalam penggunaan alat theodolit digital adalah
centering yaitu dengan mengatur posisinya sedemikian rupa
hingga posisi alat rata, ditandai dengan posisi nivo yang
berada di tengah tabung.
3. Centering dilakukan dengan langkah yang sama, berturut-
turut pada 6 titik selanjutnya yang merupakan titik
penempatan rambu ukur saat pengukuran sebelumnya.
Selain menembak poligon dilakukan juga penembakan
tacheometry.
4. Cara kerja poligon ada dua macam cara yaitu dengan cara
pengukuran jarak mendatar dan pengukuran sudut mendatar.
5. Perhitungan hasil pengukuran di lapangan mempunyai
beberapa kekurangan, diantaranya pada waktu pengukuran
pengamatan harus teliti untuk mencapai hasil yang akurat,
membutuhkan waktu yang lama untuk pemasangan alat
sehingga perlu keterampilan untuk menggunakan
theodolit. Sedangkan kelebihannya adalah, ketelitian
theodolit sangat akurat.
5.2 Saran
Dalam melakukan pemetaan suatu wilayah terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan keinginan, antara lain:
57
FAKULTAS TEKNIK
1. Hendaknya dalam proses pembacaan sudut dan pengukuran

dibutuhkan ketelitian agar meminimalisir kesalahan.
2. Dalam penggambaran dan pencatatan harus dilakukan dengan
kecermatan dan ketelitian yang tinggi, supaya tidak terjadi
kesalahan dan hasilnya maksimal.
3. Harus menguasai materi tentang polygon dan tacheometry agar
dapat mengolah data dengan baik dan benar.
4. Kerja tim sangat dibutuhkan pada praktikum seperti ini.
58

UKUR TANAH

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

UKUR TANAH

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

b. Bagaimana cara mengolah data lapangan?

1.5 Waktu dan Tempat Praktikum

Gambar 1.1 Lokasi Praktikum Theodolite

Gambar 2.1 Alat Theodolit Reiterasi

Konstruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi,

Gambar 2.3 Alat Theodolit Elektro Optis

Gambar 2.4 Theodolit beserta nama-nama bagian

Theodolit adalah alat pengukuran sudut mendatar

Gambar 2.5 Theodolit

Gambar 2.6 Tripod/Statif

Alat yang terbuat dari alumunium yang di dalamnya

Gambar 2.8 Payung

Gambar 2.9 Pita

Gambar 2.10 Pylox

Gambar 2.11 Kompas

2.3 Fungsi Alat Theodolit

Theodolit merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang

Survey dengan menggunakan theodolit dilakukan apabila situs yang akan

3.1 Lokasi Pelaksanaan Praktikum Theodolit

Gambar 3.1. Site Plan Pengukuran

3.2 Prosedur Penggunaan Alat

1. Pasang tripod pada posisi yang tepat dan kunci kaki-kakinya.

3.3 Cara Centering Alat Theodolit

Pelaksanaan adalah sebagai berikut:

Penggambaran garis kontur ini merupakan bagian yang menyatakan

Penentuan interval kontur tergantung dari:

Untuk menggambarkan kontur tersebut diatas kita harus mengetahui dan

1. Garis selalu merupakan suatu loop (akan kembali ke ketinggian semula)

3.5 Prosedur Pengukuran

3.5.2 Cara Repetisi :

4.1. Perhitungan Theodolit

Pengolahan data ukur Theodolit untuk gambar poligon dan

4.2. Perhitungan Polygon

1) Menghitung sudut dalam

Diketahui : P1 : αmuka = 91°38’5’’

Ditanya : Sudut dalam pada titik – titik pesawat yang diketahui ?

Penyelesaian : β1 = αbelakang – αmuka

= 131°41’35’’ / 131,693 (DD)

= 90°8’46’’ / 90,146 (DD)

= 180°22’5’’ / 180,368 (DD)

β4 = 360o + αbelakang - αmuka

= 360° + 2°43’20’’ - 272°52’0’’

= 89°51’22’’ / 89,856 (DD)

β5 = 360o -(αbelakang + αmuka)

= 360o – (91°0’20’’ - 270°49’20’’

= 180°10’59’’ / 180,183 (DD)

β6 = 360o +(αbelakang – αmuka)

= 360o + (90°39’0’’ - 357°47’40’’

= 92°51’22’’ / 92,856 (DD)

= 129°48’54’’ / 129,815 (DD)

2) Menghitung Jumlah Sudut Dalam

β2 = 90°8’46’’ / 90,146 (DD)

β3 = 180°22’5’’ / 180,368 (DD)

β4 = 89°51’22’’ / 89,856 (DD)

β5 = 180°10’59’’ / 180,183 (DD)

β6 = 92°51’22’’ / 92,856 (DD)

β7 = 129°48’54’’ / 129,815 (DD)

= 131,693 + 90,146 + 180,368 + 89,856 + 180,183 +

3) Menghitung besar koreksi kesalahan penutup sudut

Ditanya : Besar koreksi kesalahan penutup sudut?