Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL

TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN SITE


EIGNER PADA PROYEK SKALA MENENGAH
KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI KOTA
YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Sanfrancio Ximenes Asa
NIM 16310021

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR
ANALISIS FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN SITE
EIGNER PADA PROYEK SKALA MENENGAH
KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI KOTA
YOGYAKARTA

Diajukan guna melengkapi salah satu persyaratan untuk


mencapai derajat Sarjana Teknik Sipil pada
Fakultas Teknik Universitas Janabadra

Disusun Oleh :
Sanfrancio Ximenes Asa
No. Mhs : 16310021

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

1. Buddewi Sukindrawati, S.T., M.T. _____________________


Dosen Pembimbing Utama Tanggal

2. Dr. Ir. Sahadi, M.T. ______________________


Dosen Pembimbing Pendamping Tanggal
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan limpahan-Nya
penulisan tugas akhir dengan judul “Analisis Faktor Penunjang Keberhasilan Site
Eigineer Pada Proyek Skala Menengah Konstruksi Bangunan Gedung Di Kota
Yogyakarta” dapat selesai dengan baik.

Tugas akhir ini ditulis untuk memenuhi persyaratan program pendidikan strata
satu (S1) Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra. Selama
penyusunan tugas akhir ini, ada begitu banyak hambatan yang dihadapi.
Namun karena adanya bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak
sehingga semuanya itu dapat dilewati dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:

1. Dr. Ir. Edy Sriyono, M.T., selaku Rektor Universitas Janabadra Yogyakarta.
2. Titiek Widyasari, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Janabadra Yogyakarta.
3. Prasetya Adi, S.T, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Janabadra Yogyakarta sekaligus Dosen Penguji.
4. Buddewi Sukindrawati, S.T., M.T., sebagai Dosen Pembimbing Utama.
5. Dr. Ir. Sahadi, M.T., sebagai Dosen Pembimbing Pendamping.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Janabadra Yogyakarta.
7. Seluruh Staf pengajar dan karyawan di lingkungan Universitas Janabadra.
8. Keluarga dan teman-teman mahasiswa yang telah mendukung penulis.
Penulis berharap tugas akhir ini nantinya bisa menjadi referensi bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran serta
kritik yang membangun dari pembaca, penulis harapkan. Akhir kata, penulis
berharap semoga tugas akhir ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, November 2021

(Sanfrancio Ximenes Asa)


SURAT PERYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sanfrancio Ximenes Asa

NIM : 16310021

Jenjang : Strata I

Fakultas : Teknik

Program Studi : Teknik Sipil

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir dengan judul “Analisis


Faktor Penunjang Keberhasilan Site Eigineer Pada Proyek Skala Menengah
Konstruksi Bangunan Gedung Di Kota Yogyakarta” yang diajukan kepada
Universitas Janabadra Yogyakarta ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Serta telah ditelaah, dikoreksi,
dan diujikan untuk mencapai gelar Sarjana Teknik. Jika dikemudian hari terbukti
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain secara keseluruan
atau sebagian besar, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal
demi hukum.

Yogyakarta, Desember 2020

Yang Menyatakan

Sanfrancio Ximenes Asa


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULIAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proyek rekayasa sipil selama masa pembangunan bersifat dinamis, ditunjukkan
dengan selalu berubahnya sumber daya yang dibutuhkan, baik jenis mupun
jumlahnya, ini sejalan dengan tahapan dari proyek itu sendiri. Diawal proyek,
kebutuhan akan sumber daya relatif masih kecil dibandingkan tahap ditengah
masa pelaksanaan. [1]

Penyedia jasa konstruksi saat ini saling berkompetisi untuk memberikan kualitas
terbaik dalam pelayanannya. Persaingan tersebut terjadi akibat ketatnya
persaingan yang ada di lapangan. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset
yang paling berharga terutama dalam teknologi yang relatif rendah, industri padat
karya seperti konstruksi. Namun, SDM juga mewakili sumber daya yang paling
sulit untuk dikelola oleh organisasi (Loosemore et al., 2003). Berbeda halnya
dengan aset tetap, SDM memiliki kebutuhan individu yang harus dipenuhi seperti
sandang, pangan, dan papan. SDM proyek di lapangan (tukang dan buruh
bangunan) identik dengan pekerjaan sektor keras. Ekonomi merupakan faktor
yang sering menjadi latar belakang pekerja bangunan mengambil pekerjaan
tersebut. sehingga para pekerja bangunan mayoritas berasal dari kalangan kelas
bawah (Melati et al., 2011). Pekerjaan konstruksi yang relatif berat, serta faktor-
faktor seperti kedisiplinan, inisiatif, motivasi kerja, kemampuan, sarana, dan
lainnya dapat memengaruhi kinerja SDM secara langsung dan berpengaruh
terhadap kinerja proyek konstruksi. [2]

Untungnya, dalam beberapa tahun terakhir, banyak sarjana telah menemukan


pentingnya membahas kompleksitas manajemen proyek baru dan berusaha untuk
mengidentifikasi berbagai aspek kompleksitas proyek dan memberikan solusi
yang tepat bagi mereka (Lu et al., 2015). Namun, kematangan ilmu manajemen
proyek dalam hal kompleksitas masih sangat rendah dan, dibandingkan dengan
bidang pengetahuan manajemen proyek lainnya, belum cukup maju. Sebagian
besar studi dalam hal ini hanya menyediakan beberapa model konseptual dasar
atau mengidentifikasi sejumlah faktor kompleksitas dalam proyek. Oleh karena
itu, diperlukan lebih banyak studi dan upaya untuk menyediakan kerangka kerja
yang komprehensif untuk manajemen dan kontrol proyek kompleks terpadu
(Lessard et al., 2014). [3]

Proyek rekayasa sipil selama masa pembangunan bersifat dinamis, ditunjukkan


dengan selalu berubahnya sumber daya yang dibutuhkan, baik jenis mupun
jumlahnya, ini sejalan dengan tahapan dari proyek itu sendiri. Diawal proyek,
kebutuhan akan sumber daya relatif masih kecil dibandingkan tahap ditengah
masa pelaksanaan. Diakhir proyek, kebutuhan sumber daya berangsurangsur
menurun dan pada akhirnya tidak lagi dibutuhkan. Situasi ini berbeda dengan
situasi industri lainnya dimana jumlah dan jenis sumber daya yang dibutuhkan
mendekati konstan di setiap waktu.[1]

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana tingkat penunjang keberhasilan pada site eigner pada proyek


konstruksi bangunan?

2. Bagaimana kinerja site engineer dan site manager proyek konstruksi di


Yogyakarta?

3. Bagaimana pengaruh keberhasilan site eigner pada kontruksi bangunan ?

1.3. Tujuan Penelitian


Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis dalam
penelitian ini adalah:

1. Mengetahui factor yang berpengaruh terhadap keberhasilan site eigner


pada pengelola proyek kontuksi bangunan gedung di Yogyakarta.
2. Mengetahui kinerja site eigneer pada kontruksi bangunan di Yogyakarta.

3. Mengetahui pengaruh keberhasilan site eigner pada kontruksi bangunan.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Bagi jasa konstruksi dapat mengetahui factor factor penunjang
keberhsasilan proyek konstruksi bangunan-bangunan gedung,
pelaksanaan pekerjaan bangunan-bangunan gedung dapat direncanakan
lebih rinci dan di usahakan memenuhi semua factor yang akan menunjang
keberhasilan proyek konstruksi tersebut.
2. Bagi akademisi: dapat memberi distribusi bagi pengembang ilmu
pengetahuan dalam penerapan cara berpikir atau logika ilmu dalam
menangani semua proyek konstruksi bangunan-bangunan Gedung.

1.5. Sistematika Penulisan


Laporan penelitian ini terdiri dari 5 (Lima) bab, yaitu pendahuluan, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, analisis dan pembahasan, serta kesimpulan dan
saran. Masing-masing bab diuraikan sebagai berikut :

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan dan
batasan masalah, tujuan tugas akhir, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan tinjauan pustaka yang berisi tentang uraian teori yang menjadi
landasan masalah yang hendak dipecahkan dan hal-hal lain yang dapat dijadikan
sebagai dasar teori yang berkaitan dengan penelitian.

Bab III merupakan metodologi penelitian yang berisi tentang berbagai tahap
penelitian atau metodologi yang ditempuh dalam pemecahan masalah untuk
mencapai tujuan penelitian.
Bab IV merupakan analisis data dan pembahasan yang berisi tentang pemaparan
data yang telah dikumpulkan serta beberapa analisis untuk mengolah data tersebut
sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah.
Bab V merupakan kesimpulan dari seluruh penelitian yang telah dilakukan dan
diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dikemukakan juga saran-saran yang
berhubungan dengan penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang jasa konstruksi. Sebuah proyek dikatakan berhasil apabila
proyek tersebut mampu diselesaikan dengan biaya yang kompetitif, mampu
diselesaikan dengan tepat waktu bahkan lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan,
dan dengan tercapainya mutu. Jika salah satunya tidak terpenuhi maka proyek
tersebut belum sepenuhnya dikatakan berhasil. [4]

Studi kasus sebelumnya adalah studi kasus yang dilakukan oleh orang. Kelompok
atau tim yang menganalisis topik sejenis tetapi lebih fokus terhadap keberhasilan
proyek konstruksi, penelitian dilakukan ditemapat yang berbeda dan pada waktu
yang berbeda.

2.1.1. Amri Gunasti (2015)


Penelitian Amri Gunasti (2015) dalam tugas akhir Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Manajer Proyek Pada Proyek Konstruksi menyatakan
bahwa faktor keungan merupakan faktor paling dominan yang mempengaruhi
keberhasilan dalam pengendalian biaya proyek perumahan di Daerah Istimewah
Yogyakarta yang disebabkan karena ketidaksiapan perusahaan atau kontraktor
terhadap modal awal yang akan mengantisipasi bila terjadi penyimpangan-
penyimpangan atau keterlambatan pembayaran oleh owner.

2.1.2. Dharmayanti (2020)


Peneliti Dharmayanti (2020) dalam tugas akhir pengaruh kinerja sumber daya
manusia terhadap kinerja proyek, pengelolaan SDM (tenaga kerja)
pada suatu proyek akan memberikan tantangan tersendiri juga, diantaranya terkait
masalah kurangnya dan bervariasinya pengetahuan dan keterampilan
(kemampuan) SDM, latar belakang dan budaya kerja SDM yang
bervariasi, serta kebutuhan individual pekerja yang sering tidak sejalan dengan
tujuan proyek. Tantangan tersebut mempengaruhi produktivitas tenaga kerja
sehingga berdampak pada pencapaian tujuan proyek.

2.1.3. Maisie (2020)


Penelitian Maisie (2020) dalam tugas akhir analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja waktu proyek konstruksi perumahan di surabaya dan di
madura menyatakan bahwa faktor paling Kinerja waktu dapat menjadi tolak ukur
kesuksesan sebuah proyek. Kinerja waktu adalah perbandingan jangka waktu
aktual pelaksanaan proyek terhadap jangka waktu estimasi pelaksanaan proyek..

2.1.4. Natalia (2017)


Peneliti Natalia (2017) dalam tugas akhir analisis critical success factors proyek
konstruksi di kota padang, Keberhasilan proyek merupakan sasaran
utama bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi
Sebuah proyek dikatakan berhasil apabila proyek tersebut mampu diselesaikan
dengan biaya yang kompetitif, mampu diselesaikan dengan tepat waktu bahkan
lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Jika salah
satunya tidak terpenuhi maka proyek tersebut belum sepenuhnya dikatakan
berhasil.

2.1.5. Riswandi (2018)


Peneliti Riswandi (2018) dalam tugas akhir faktor penyebab kegagalan akibat
keterlambatan proyek konstruksi pada bangunan gedung di kota padang,
Keberhasilan proyek adalah tujuan akhir yang utama dari setiap pelaksanaan
proyek konstruksi gedung. Perbedaan keberhasilan proyek disebabkan karena tiap
proyek mempunyai faktor-faktor pengaruh yang berbeda-beda.
Amri Gunasti (2015) Faktor- Maisie (2020) analisis faktor-faktor
Dharmayanti (2020) pengaruh kinerja
Faktor Yang Mempengaruhi yang mempengaruhi kinerja waktu
sumber daya manusia terhadap kinerja
Kinerja Manajer Proyek Pada proyek konstruksi perumahan di
proyek
Proyek Konstruksi Surabaya dan di Madura

Riswandi (2018) faktor penyebab


kegagalan akibat keterlambatan
Natalia (2017) analisis critical proyek konstruksi pada bangunan
success factors proyek gedung di Kota Padang
konstruksi di Kota Padang

Faktor
Tenaga
Kerja
Penyelerasan
Kompensasi Keberhasilan Kinerja Ketergantungan tujuan Komprtetif
Kompeteti Komitmen
Motivasi f Tenaga Kerja Kontraktor Tenega Kerja
Lingkungan Waktu Keterampilan Manajemen Waktu
Orientasi kooperatif Bahan
Orientasi Biaya
Kepuasan Kerja Pengetahuan pemberdayaan Jasa
Mengetahui Keterlibata Peralatan
Orientasi Orientasi pekerja Konstruksi
Keberhasilan n Orang Keuangan
Performa
Inovasi Proyek Terhadap Budaya Mengetahui pengaruh Organisasi
Tekanan Kinerja Konstruksi Komunikasi
Managemen kegagalan dan Kesuksesan
Kontruksi keterlambatan proyek Kecekatan Site
konstruksi. Metode Kerja
Menyajikan serangkaian
mengetahui pentingnya Perubahan
Mengetahui Kinerja pengelolaan SDM dan
kompetensi, dalam
Manajer Proyek Pada bervariasinya pengetahuan
kesuksesan pembangunan
Proyek Konstruksi dan keterampilan
konstruksi proyek
Gambar 2.1. Diagram Fishbone Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian
Perbedaan
Judul Penelitian Isi Penelitian Isi Penelitian Penulis
Sebelumnya
Analisis akhir Faktor- Peneleiti ini meneiliti Penelitian ini berfokus
Faktor Yang tentang keberhasilan pada keberhasilan proyek
Mempengaruhi Proyek pada kontruksi proyek
Kinerja Manajer faktor paling dominan bangunan Dan bertujuan
Proyek Pada yang mempengaruhi untuk mengetahui faktor
Proyek Konstruksi keberhasilan dalam keberhasilan yang paling
(Amri Gunasti) pengendalian biaya proyek dominan
perumahan di Daerah berpengaruh terhadap
Istimewah Yogyakarta kinerja proyek
konstruksi.
Pengaruh Kinerja Penelitian ini bertujuan Penelitian ini berfokus
Sumber Daya untuk mengetahui pada keberhasilan proyek
Manusia Terhadap pengaruh kinerja sumber pada kontruksi proyek
Kinerja Proyek daya manusia terhadap bangunan dan bertujuan
Dharmayanti (2020) kinerja proyek factor untuk mengetahui faktor
dominan merupakan keberhasilan yang paling
sasaran utama bagi dominan berpengaruh
perusahaan-perusahaan terhadap kinerja proyek
yang bergerak di bidang konstruksi.
jasa konstruksi sebuah
proyek
Analisis Faktor-Faktor Penelitian ini bertujuan Penelitian ini berfokus
Yang Mempengaruhi untuk menganalisis faktor- pada keberhasilan proyek
Kinerja Waktu Proyek faktor yang mempengaruhi pada kontruksi proyek
Konstruksi kinerja waktu proyek bangunan Dan bertujuan
Perumahan Di konstruksi perumahan di untukmengetahui faktor
Surabaya Dan Di surabaya dan di madura keberhasilan yang paling
Madura Maisie (2020) dominan berpengaruh
terhadap kinerja proyek
konstruksi.
Analisis Critical Penelitian ini bertujuan Penelitian ini berfokus
Success Factors untuk mengetahui critical pada keberhasilan proyek
Proyek Konstruksi Di success factors proyek pada konstruksi proyek
Kota Padang Natalia konstruksi di Kota Padang bangunan.
(2017)
Penyebab Kegagalan Penelitian ini bertujuan Penelitian ini berfokus
Akibat Keterlambatan untuk mengetahui pada keberhasilan proyek
Proyek Konstruksi penyebab kegagalan akibat pada kontruksi proyek
Pada Bangunan keterlambatan proyek bangunan Dan bertujuan
Gedung Di Kota konstruksi pada bangunan untukmengetahui faktor
Padang Riswandi gedung di kota padang keberhasilan
(2018)
2.2 Pembaharuan Penelitian
Penelitian yang akan peneliti laksanakan variabel - variabel nya sebagai berikut:
Faktor Bahan (X1), Faktor Peralatan (X2), Faktor Keuangan (X3), Faktor Metode
Kerja (X4), Faktor Perubahan (X5), Faktor Lingkungan (X6).

Faktor
Bahan
(X1)

Faktor Faktor
Lingkun Peralatan
gan (X6) (X2)
Faktor
Tenaga
Kerja
(Y)
Faktor Faktor
Perubaha Keungan
n (X5) (X3)

Faktor
Kerja
(X4)

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Proyek Konstruksi

Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang memiliki tujuan dan sasaran yang
jelas, berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi biaya tertentu.
(Rovel Biandon Pollo, D.R.O Walangitan, dan Jermias Tjakra.2017.

Gambar 3.1. Batang Tabel Proyek

Seperti di perlihatkan pada gambar di atas parameter penting bagi penyelenggara


proyek yang sering di alokasikan sasaran proyek. Ketiga batas tersebut saling tarik
menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati
dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikan mutu, yang
berakibat pada kenaikan biaya yang melebihi anggaran. Sebaliknya jika ingin
menekan biaya maka biasanya harus berkompromi dengan mutu dan jadwal.
Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang
sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batas diatas disebut kendala
tiga (triple constraint). [9]
Sedangkan konstruksi berarti model atau tata letak suatu bangunan, seperti
jembatan, rumah, dan lain sebagainya. Menurut para ahli, konstruksi adalah suatu
kegiatan pembangunan sarana maupun prasarana. Selain itu konstruksi juga dapat
diartikan sebagai bangunan maupun satuan infrastruktur dalam satu atau beberapa
area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan
yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misalnya, Konstruksi Struktur Bangunan
adalah bentuk atau bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. Contoh
lainnya adalah Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal
dan lain-lain. [10]

3.2 Pengertian Keberhasilan Proyek

Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaan-perusahaan yang


bergerak di bidang jasa konstruksi. Sebuah proyek dikatakan berhasil apabila
proyek tersebut mampu diselesaikan dengan biaya yang kompetitif, mampu
diselesaikan dengan tepat waktu bahkan lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan,
dan dengan tercapainya mutu. Jika salah satunya tidak terpenuhi maka proyek
tersebut belum sepenuhnya dikatakan berhasil. [4]

3.3 Pengertian Site Eigneer

Site engineer adalah pembantu tugas Project Manager (manager proyek) yang
bertanggunjawab dalam perencanaan teknis dan material konstruksi, termasuk
menyediakan seluruh shop drawing, membuat perhitungan konstruksi yang
diperlukan, dan menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume pekerjaan
konstruksi. Site engineer bertanggungjawab kepada direksi, project manager
(PM), dan Site Manager (SE). Kedudukannya dalam struktur organisasi
proyek adalah membawahi drafter, safety control, dan administrasi sekretariat. 
Site engineer ini dipekerjakan untuk mempersiapkan atau
menentukan site sebelum dimulainya pekerjaan konstruksi, merencanakan proyek
dan memastikan bahan material yang akan digunakan telah memenuhi spesifikasi
yang disepakati. Selain itu, site engineer melakukan koordinasi dalam penyusunan
anggaran dan rentang waktu pekerjaan konstruksi, dan yang terkahir adalah
mengawasi pekerjaan pada bidang masing-masing di lapangan.
Site engineer bertugas memberikan bantuan dan pertimbangan teknis kepada
project manager terhadap masalah teknis yang dihadapi di lapangan. Berikut ini
selangkapnya mengenai tugas fungsi site engineering adalah:
1. Menyusun schedule, metode pelaksanaan dan breakdown aktivitas bulanan
dan mingguan.
2. Mengkoordinasikan kepada pemilik proyek (owner) mengenai
penentuan schedule material dan persetujuan bahan material apa saja yang
akan digunakan dalam pekerjaan.
3. Menyusun dan menyediakan shop drawing.
4. Menentukan cara pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan murah.
5. Melakukan supervisi di lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan.
6. Menginformasikan adanya penyimpangan waktu dan biaya yang terjadi
kepada Project Manager.
7. Mempersiapkan prosedur pelaksanaan untuk menjamin pencapaian sasaran
kerja.
8. Mengajukan daftar kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk pencapaian sasaran kerja kepada Pemilik Proyek.
9. Melakukan monitoring secara intensif terhadap tahapan pelaksanaan
kegiatan harian mingguan dan laporan keuangan.
10. Melakukan koordinasi pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek
secara periodik.
11. Mengevaluasi kualitas mutu dan menetapkan cara agar tidak terjadi
penyimpangan yang kemungkinan akan terjadi.
12. Mempersiapkan data untuk menyusun schedule, meliputi item aktivitas
kegiatan, jangka waktu, bahan dan peralatan.
13. Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan value engineering (VE).
Terdapat beberapa skill atau keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang site
engineer, yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Site engineer nantinya
banyak melakukan komunikasi dengan Konsultan Perencana mengenai
pelaksanaan kontruksi secara teknis.
2. Memiliki keterampilan analisis dan problem solving (pemecahan masalah)
yang baik seperti mengajukan usulan atas alternatif pemecahan masalah
terkait dengan dokumen kontrak ataupun yang lainnya.
3. Memiliki naluri bisnis yang tajam (kesadaran komersial).
4. Memiliki kemampuan untuk memotivasi orang lain.
5. Mampu bekerja dalam tim. [11]

3.4 Kriteria Keberhasilan Proyek

Berikut ini masing-masing pembahasan terhadap faktor-faktor yang paling


signifikan pengaruhnya terhadap keberhasilan suatu proyek:
1. Rencana dan jadwal yang digunakan Dalam suatu proyek perlu adanya
rencana dan jadwal yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan. Apabila dalam perencanaan jadwal yang akan
digunakan tidak matang perhitungannya tentu akan mengakibatkan
pekerjaan tidak berjalan sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu
diperlukan perencanaan jadwal yang sangat matang agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan oleh pemilik proyek.
2. Jadwal pelaksanaan tidak sesuai schedule Dalam suatu proyek,
perencanaan biasanya dilakukan untuk memastikan bahwa suatu
pekerjaan dilakukan sesuai dengan kualitas yang diinginkan, dalam
jangka waktu yang diberikan, dan sesuai dengan target biaya. Oleh karena
itu, apabila jadwal pelaksanaan tidak sesuai schedule maka dapat
mengakibatkan terjadinya penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan dan
seterusnya akan menimbulkan kenaikan biaya dari anggaran biaya yang
telah ditentukan sebelumnya serta mengakibatkan proyek yang
dilaksanakan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
3. Metode penawaran proyek juga merupakan faktor keberhasilan proyek
konstruksi karena apabila kontraktor melakukan penawaran dengan hanya
memikirkan bagaimana menjadi pemenang dalam suatu tender tanpa
memikirkan kompetensi yang dimiliki, maka akan terjadi permasalahan
dalam pelaksanaan proyek tersebut seperti tidak memahami spesifikasi
teknis proyek yang akan dilaksanakan. Karena terjadinya berbagai
pemasalahan maka akhirnya proyek yang dilaksanakan tidak berhasil
terlaksana dengan baik.
4. Jumlah tenaga kerja yang direncanakan Jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan dalam tiap tahapan pelaksanaan proyek berbeda-beda,
tergantung dari besar dan jenis pekerjaannya. Perencanaan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan di lapangan dapat menimbulkan persoalan
karena tenaga kerja adalah sumber daya yang tidak mudah didapatkan.
Hal tersebut juga mengibatkan pelaksanaan proyek menjadi tidak berhasil
atau tidak sesuai dengan yang direncanakan..
5. Spesifikasi teknis bahan/material yang digunakan Spesifikasi teknis
bahan/material sudah ditentukan sebelum proyek dilaksanakan. Untuk itu
pelaksana proyek perlu memprioritaskan ketepatan mutu baik pada mutu
hasil proyek maupun mutu bahan/material yang digunakan dalam proyek.
Kualitas bahan/material tentu berpengaruh pada kualitas hasil akhir
proyek. Jika material tidak sesuai dengan spesifikasi yang sudah ada
didalam kontrak, m a k a hasil akhir tentu tidak akan maksimal atau tidak
berhasil. Untuk itu perlu ada pengelolaan kualitas bahan baku seperti
kontrol kualitas yang dilakukan di laboratorium perusahaan terhadap
bahan baku yang digunakan dalam proyek.
6. Kapasitas peralatan yang digunakan Peralatan merupakan salah satu
sumber daya yang digunakan secara langsung didalam pelaksanaan
proyek.Perencanaan jenis peralatan harus disesuaikan dengan
karakteristik dan besarnya proyek baik dari segi kapasitas peralatan,
spesifikasi peralatan, model peralatan, dll. Sehingga tujuan dari pekerjaan
proyek dapat tercapai atau berhasil terlaksana dengan baik.
7. Komitmen semua pihak terhadap proyek Setiap proyek memiliki
tantangan berbeda yang harus dihadapi oleh semua pihak. Semua pihak
yang terlibat dituntut berkomitmen untuk mampu menjalankan proyek
dalam berbagai situasi dan kondisi. Maka penting bagi setiap perusahaan
untuk memiliki tim proyek yang berkualitas agar pengerjaan proyek selalu
prima. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan manajemen dalam
pembentukan tim proyek yaitu penempatan anggota tim dibagian yang
sesuai dengan keahliannya, pemilihan individu dalam tim proyek yang
loyal kepada perusahaan, dan kerja tim yang solid dalam pengerjaan
proyek. Jika perusahaan gagal membentuk tim proyek dengan kualifikasi
diatas, maka proyek juga akan gagal terlaksana dengan baik.
8. Intensitas curah hujan Tidak dapat dipungkiri bahwa hujan merupakan
salah satu penyebab masalah yang cukup signifikan dalam semua jenis
pekerjaan konstruksi. Pekerjaan dengan dampak hujan yang cukup besar
adalah pekerjaan pengecoran. Apabila pekerjaan pengecoran tidak
terlaksana maka akan mengakibatkan mundurnya waktu pelaksanaan
proyek. Hujan juga mengakibatkan berkurangnya produktivitas tenaga
kerja yang berakibat pelaksanaan proyek juga akan terlambat. Hal ini
akhirnya akan mengakibatkan pelaksanaan proyek tidak berhasil
mencapai target yang diinginkan. [4]

3.5 Faktor-faktor Keberhasilan Proyek

3.5.1 Pengertian Keberhasilan Proyek


proyek, dalam artian sukses mengelola jalannya proyek mulai dari tahap inisiasi
hingga ke tahap penutupan proyek, sering dianggap sebagai konsep yang samar
karena pihak-pihak yang terlibat dengan proyek bisa saja memiliki pengertian dan
penafsiran yang berbeda tentang suksesnya proyek tersebut. Sebagai contoh, pihak
pelaksana proyek sering melihat kesuksesan dari keberhasilan tim melaksanakan
proyek sesuai dengan perencanaan dan tujuan proyek yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Proyek dianggap sukses apabila dikerjakan sesuai waktu, sesuai ruang lingkup
dan sesuai budget. Kadang definisi sukses hanya dilihat dari yang sifatnya sepihak
untuk karir seorang Manajer Proyek atau Sponsor Proyek. Dilain pihak, pengguna
melihat kesuksesan dari tingkat kepuasan mereka. [12]

3.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan proyek


1. Misi Proyek
Misi Proyek Berupa penentuan tujuan utama proyek dan menentukan arahan serta
aturan umum yang akan digunakan dalam operasionalisasi proyek.
Tujuan :
Memberikan penjelasan kepada seluruh tim anggota proyek yang terlibat dalam
operasional proyek

2. Dukungan Top Manajemen


Berupa kesediaan untuk menyediakan sumber daya dan wewenang demi
kesuksesan proyek, karena top manajemen berperan sebagai tutor dan fasilitator
dalam mengimplementasikan rencana terhadap tujuan organisasi
Tujuan :
Top manajemen mempunyai komitmen terhadap kesuksesan proyek

3. Rencana Proyek
Penjadwalan dan rencana kerja yang berupa uraian rincian tentang spesifikasi
keahlian tenaga kerja yang dibutuhkan serta rencana kerja rinci dari tahap ke tahap
dalam operasional proyek
Tujuan :
a. Untuk menjamin proyek dapat terlaksana dengan efektif
b. Sebagai alat ukur kemajuan oparionalisasi proyek
c. Untuk mengetahui unsur kelayakan secara teknis maupun ekonomis

4. Konsultasi Pelanggan
Memberikan gambaran hasil yang dibutuhkan oleh pelanggan yang akan menjadi
pemakai hasil proyek
Tujuan :
Untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan proyek

5. Pelaksana
Merupakan suatu peran yang menentukan keberhasilan suatu proyek
Tujuan :
Untuk melakukan rekrutmen dan seleksi tenaga kerja sesuai dengan keterampilan
pelaksanaan proyek

3.5.3 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan proyek


1. Teknologi
Teknologi merupakan bagian dari proyek yang mempunyai dampakbesar pada
kesuksesan proyek
Teknologi yang digunakan manajemen atau tim proyek antara lain :
a. Mengukur kemajuan proyek
b. Mempunyai ide-ide umum dari teknologi yang dapat mewujudkan sesuatu
yang diharapkan
c. Tidak menjadi halangan ketika langkah dan perkembangannya lambat

2. Organisasi
Faktor-faktor organisasional yang berdampak pada kelangsungan hidup proyek
Faktor-faktor organisasional yang dimaksud diantaranya adalah :
a. Internal competition
Untuk memberikan motivasi tim proyek dan juga sumber daya yang
berkualitas
b. Managemen support and the Company’s market strategi
Berperan sebagai penyedia sumber daya, pengarah pelaksanaan proyek
dan fasilitator dalam mengimplementasikan tujuan organisasi.[13]

3.4. Manajemen Konstruksi

Manajemen Konstruksi adalah suatu proses nyata yang terdiri dari


perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(Actuating), dan pengawasan (Controlling), yang masing- masing saling
memanfaatkan dalam bidang ilmu pengetahuan (Science) maupun seni
(art), dalam rangka untuk mencapai tujuan sasaran yang telah ditetapkan
(Irika Widiasanti,2013) [14]
3.6 Kinerja Proyek Konstruksi

Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014), tujuan akhir proyek adalah mendapatkan
kinerja proyek paling maksimal, seperti biaya, mutu, waktu dan keselamatan
kerja, dengan melakukan tahapan-tahapan pekerjaan, dimulai dari persiapan,
perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan pengendalian yang lebih teliti serta
mendetail. Untuk memenuhi tujuan akhir proyek, khususnya pada proyek
pemerintah, terdapat juga batasan-batasan kerja yang tidak boleh dilanggar
kontraktor dalam menyelesaikan proyek. UU Jasa Konstruksi Tahun 2017 No.11,
Pasal 47-48 menyebutkan cakupan kontrak kerja konstruksi untuk penyedia jasa
yang harus dipenuhi, diantaranya adalah pertanggungjawaban penyedia jasa akan
bangunan yang akan di bangun, memperkerjakan tenaga kerja konstruksi yang
bersertifikat dan sesuai dengan ketentuan, kejelasan metode kerja, standar K3L,
pembuktian alat dan bahan yang harus memenuhi standar yang berlaku, dan
jaminan atas risiko.
Tujuan akhir proyek tidak hanya terbatas pada pencapaian profit saja, masih
banyak aspek yang perlu diperhatikan kontraktor, seperti produk yang dihasilkan
kontraktor harus sesuai dengan mutu yang tertera pada kontrak, durasi waktu
pengerjaan sesuai kesepakatan dalam kontrak, prosedur K3 dalam site berjalan
dengan baik, dan lingkungan hidup disekitaran proyek tetap terjaga. Kontraktor
yang hanya memperhatikan dari segi keuangan tanpa memperhatikan aspek
kinerja proyek lainnya hanya akan merugikan pihak owner/user, dan hubungan
mutualisme antara pihak owner dan kontraktor tidak akan terjalin dengan baik dan
bersifat sustainable. [15]
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Uraian Umum
Penelitian yang akan dilakukan adalah termasuk dalam penelitian deskriptif untuk
mengetahui faktor penunjang keberhasilan site eigner pada proyek skala
menengahkonstruksi bangunan. Peneliti ini menggunakan metode survey dengan
cara mencari pendapat, pengalaman dan sikap responden untuk mendapatkan data
primer dan data skunder melalui kusioner.

4.2 Populasi dan Sampel


4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas Obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda – benda alam yang lain. Populasi bukan hanya jumlah
obyek atau subyek, tetapi meliputi seluruh karakteristik dimiliki oleh obyek atau
subyek tersebut.

4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, karena mempunyai keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi yang
mewakili.
Menurut Darmanah (2019) terdapat dua teknik sampling yang dapat digunakan
yaitu:
4.2.1.1 Probability Sampling
Adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Teknik ini meliputi:
1. Simple Random Sampling
2. Proportionate stratified random sampling
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
4. Cluster Sampling (Area Sampling)

4.2.1.2 Nonprobability Sampling


Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi
setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini
meliputi :
1. Sampling Sistematis
2. Sampling Kuota
3. Sampling Aksidental
4. Sampling Purpasive
5. Sampling Jenuh
6. Snowball Sampel [16]
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu non probability
sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut (Sugiyono, 2016) bahwa: ”
purposive sampling” adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. [17]
Alasan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah karena tidak semua
sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena
itu penulis memilih teknik purposive sampling yang menetapkan pertimbangan -
pertimbangan atau kriteria - kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel -
sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik
Slovin dalam (Supriyanto & Iswandari, 2017) dengan rumus sebagai berikut:
N
n= ............................................................................................ ( 4.1)
1+ Ne2
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
e = Perkiraan tingkat kesalahan [18]
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku konstruksi perusahaan
kontraktor di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

4.3 Variabel Penelitian


Menurut (Sugiyono, 2016) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel saja yakni variabel independen
(bebas) dan variabel dependen (terikat).
1. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
1) Faktor Bahan (X1)
2) Faktor Peralatan (X2)
3) Faktor Komunikasi (X3)
4) Faktor Keputusan Oleh Site Engineer (X4)
5) Faktor Keungan (X5)
6) Faktor Metode (X6)
7) Faktor Perubahan (X7)
2. Variable Dependen (terikat) adalah variable output, kriteria konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable terikat yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel dependen penelitian ini adalah Faktor tenaga kerja (Y).

4.4 Jenis Data


1. Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013:225) Pada penelitian ini data
primer diperoleh dari penyebaran kuesioner. Kuesioner ditujukan
kepada para responden yang berkaitan dengan kegiatan konstruksi
tersebut.
2. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, tetapi melihat orang lain atau dengan
dokumen (Sugiyono, 2013:225). [19]

4.5 Teknik Pengumpulan Data


4.5.1 Teknik Pengumpulan Data Primer
Metode pengumpulan data terbagi sebagai berikut :
4.4.1.1 Wawancara (Interview)
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara Tanya jawab sambil bertahap maka antara sipewawancara dengan sipenjawab
(responden) dengan menggunakan alat yang disebut interview gulde (panduan
wawancara). Sutrisno Hadi (1986) mengemukan bahwa anggap yang perlu
dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan kuesioner
(angket) atau sebagai berikut:
1. Bahwa subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya
3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan – pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur,
dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan
menggunakan telepon.
4.5.1.2 Kusioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau tertulis kepada responden untuk dijwabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu
dengan hasil pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bias diharapkan
oleh responden.

4.5.1.3 Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga obyek – obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi (1986) observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan phikhologis. [16]
Adapun teknik pengumpulan data primer pada penelitian ini menggunakan teknik
kuesioner. Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk dapat mengetahui data dan
penilaian dari responden. Setiap poin jawaban pada kuesioner ditentukan skornya
menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang dapat digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau
fenomena tertentu. Bobot yang digunakan dalam setiap pernyataan adalah:
1 = Sangat Tidak Berpengaruh
2 = Tidak Berpengaruh
3 = Netral
4 = Berpengaruh
5 = Sangat Berpengaruh

4.5.2 Teknik Pengumpulan Data Skunder


Adapun teknik pengumpulan data sekunder penelitian ini menggunakan studi
kepustakaan. Studi kepustakaan, yaitu memperoleh informasi yang akan
digunakan dalam penelitian ini dan diambil dari literatur literatur yang berkaitan
dengan masalah penelitian untuk mendukung penelitian ini, baik dari buku-buku,
situs internet, artikel, jurnal, skripsi, tesis dan laporan - laporan penelitian
terdahulu..

4.6 Uji Validitas


Menurut (Sugiyono, 2016) valid adalah menunjukan derajat ketepatan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh
peneliti. Berdasarkan definisi diatas maka validasi dapat diartikan sebagai suatu
karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat ukuran sebuah alat tes (kuesioner)
dengan mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu
alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengujian validitas dapat dilakukan dengan mengkorelasikan masing - masing
skor item dengan skor total. [20]

N ∑ XY −∑ X ∑ Y
r XY = .............................................. (4.2)
√¿ ¿ ¿

Suatu instrumen dinyatakan valid jika memiliki koefisien korelasi atau nilai r
hitung dicocokkan dengan nilai r tabel Pearson Product Moment pada taraf
signifakansi (α) 5 % atau 0,05. Jika r hitung > r tabel maka variabel tersebut valid.
Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson Product Moment
dengan bantuan komputer program SPSS 23.0.

4.7 Uji reliabilitas


Uji reliabilitas digunakan guna menentukan reliabilitas serangkaian item
pertanyaan dalam kehandalannnya mengukur variable. Uji reliabilitas dilakukan
dengan bantuan program SPSS versi 23.00 yaitu dengan melihat nilai kefisien
cronbach alpha. Kriteria pengujian ini adalah jika nilai koefisien cronbach alpha
(r11) > 0.90 maka reliabilitas sempurna.
Jika nilai koefisien cronbach alpha antara 0.70-0.90 maka reliabilitas
dikatakan tinggi. Jika nilai koefisien cronbach alpha antara 0.50-0.70 maka
reliabilitas moderat/sedang. Jika alpha < 0.50 mka reliabilitas rendah. [21]

4.8 Uji Regresi Linier Berganda


Model regresi linier berganda merupakan suatu persamaan yang menggambarkan
hubungan antara dua atau lebih variabel bebas/ predictor (X1, X2,…Xn) dan satu
variabel tak bebas/ response (Y). Tujuan dari analisis regresi linier berganda
adalah untuk memprediksi nilai variabel tak bebas/ response (Y) jika nilai
variabel-variabel bebas/ predictor (X1, X2, ..., Xn) diketahui. Disamping itu juga
untuk mengetahui arah hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel-
variabel bebas. [22]
Persamaan regresi linier berganda secara matematik diekspresikan oleh :
Y = a + b1. x1 + b2. x2 ... + bn. xn. ...............................................................(4.3)
Keterangan:
X = Variabel independen (bebas)
Y = Variabel dependen (terikat)
a = Konstanta
b = Koefisien regresi

4.9 Uji Statistik t (Secara Persial)


Uji signifikasi individual atau yang lebih dikenal dengan uji statistik T merupakan
proses analisis data secara parsial. Uji T ini nantinya akan menunjukkan berapa
banyak pengaruh variabel independen secara parsial, terhadap variabel dependen.
Uji T tujuannya untuk melihat sejauh mana pengaruh secara parsial dari variabel
bebas terhadap variabel terikat. [23]

4.10 Uji Hipotesis F


Uji F bertujuan untuk mencari apakah variabel independen secara bersama – sama
(stimultan) mempengaruhi variabel dependen. Uji F dilakukan untuk melihat
pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel
terikat. Tingakatan yang digunakan adalah sebesar 0.5 atau 5%, jika nilai
signifikan F < 0.05 maka dapat diartikan bahwa variabel independent secara
simultan mempengaruhi variabel dependen ataupun sebaliknya (Ghozali, 2016).
Adapun ketentuan dari uji F yaitu sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikan F < 0,05 maka H0ditolak dan H1 diterima. Artinya
semua variabel independent/bebas memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen/terikat.
2. Jika nilai signifikan F > 0,05 maka H 0 diterima dan H1 Artinya, semua
variabel independent/bebas tidak memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen/terikat. [24]
4.11. Flowchart Penelitian
Proses penelitian dimulai dari perumusan masalah dan penetapan tujuan
penelitian, dilanjutkan dengan tinjauan pustaka kemudian mengidentifikasi
variabel - variabel

Penelitian berdasarkan hasil dari tinjauan pustaka, perumusan kuesioner,


kemudian dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner kepada responden dan
pengumpulan kembali kuesioer setelah diisi oleh responden, lalu analisis data dan
yang terakhir menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Untuk diagram
alir penelitian lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1. dibawah ini.
Mulai

Perumusan Masalah
1. Faktor - Faktor apakah yang mempengaruhi terhadap keberhasilan proyek pada
bangunan gedung
2. Faktor - faktor apakah yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja proyek

Penetapan Tujuan Penelitian


1. Mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi terhadap terhadap
keberhasilan proyek pada bangunan gedung
2. Mengetahui pengaruh faktor - faktor terhadap kinerja proyek bangunan

Data Primer Data Sekunder


Kuesioner (beberapa Jurnal,
variabel dan indikator Buku
yang digunakan)

Pengolahan
data primer disertai:
Uji Validitas dan Reali
bilitas, Uji Analisis
Regresi Linear
Berganda, Uji
Hipotesis F

Pembahasan hasil penelitian

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 4.2. Flowchart Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Gunasti, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Manajer Proyek

pada Proyek Konstruksi,” J. Media Tek. Sipil, vol. 13, no. 1, p. 31, 2015,

doi: 10.22219/jmts.v13i1.2540.

[2] Gusti Ayu, “PENGARUH KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA

TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN

BADUNG,” vol. 148, pp. 148–162.

[3] A. Makui, P. Moein Zadeh, M. Bagherpour, and A. Jabbarzadeh, “A

structural equation modeling approach to examine the relationship between

complexity factors of a project and the merits of project manager,” J. Proj.

Manag., vol. 3, pp. 1–12, 2018, doi: 10.5267/j.jpm.2017.12.001.

[4] M. Natalia, Y. Partawijaya, . M., and . S., “Analisis Critical Success

Factors Proyek Konstruksi Di Kota Padang,” J. Fondasi, vol. 6, no. 2,

2017, doi: 10.36055/jft.v6i2.2632.

[5] Y. J.-T. Zidane, B. A. Hussein, J. O. Gudmundsson, and A. Ekambaram,

“Categorization of Organizational Factors and Their Impact on Project

Performance,” Procedia - Soc. Behav. Sci., vol. 226, no. 1877, pp. 162–

169, 2016, doi: 10.1016/j.sbspro.2016.06.175.

[6] L. H. Nguyen and T. Watanabe, “The impact of project organizational

culture on the performance of construction projects,” Sustain., vol. 9, no. 5,

pp. 19–25, 2017, doi: 10.3390/su9050781.

[7] S. O. Cheung, P. S. P. Wong, and A. L. Lam, “An investigation of the

relationship between organizational culture and the performance of


construction organizations,” J. Bus. Econ. Manag., vol. 13, no. 4, pp. 688–

704, 2012, doi: 10.3846/16111699.2011.620157.

[8] M. S. Ahmad, “Impact of Organizational Culture on Performance

Management Practices in Pakistan,” Bus. Intell. J., vol. 5, no. 1, pp. 50–55,

2012.

[9] R. Ramadhani, “Analisis Manajemen Konstruksi Bore Pile Pada Jembatan

Cinapel Pada Jalan Tol CISUMDAWU Kabupaten Sumedang,” vol. VIII,

no. 2, pp. 582–595, 2019.

[10] U. Tanoto, “Pengertian Konstruksi Beserta Jenisnya yang Perlu Anda

Ketahui,” PT. JOJO NOMIC INDONESIA, 2021.

https://www.jojonomic.com/blog/pengertian-konstruksi/.

[11] Pengadaan, “Tugas Site Engineering dalam Pekerjaan Proyek Konstruksi,”

2021 Pengadaan (Eprocurement, 2020.

https://www.pengadaan.web.id/2020/04/tugas-site-engineering-dalam-

pekerjaan.html.

[12] 2018, “Mencapai Keberhasilan Proyek,” Admin.

https://proyeksukses.com/2018/01/05/mencapai-keberhasilan-proyek/.

[13] Unknwon, “Materi Kuliah Teknik dan Manajemen Industri,” Unknwon,

2016. http://saidahteknikindustri.blogspot.com/2016/11/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi.html.

[14] K. H. Nurcahya, “Analisis Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung

Rawat Inap Kelas Iii Rsud Waled Kabupaten Cirebon,” CIREBON J.

Konstr., vol. 9, no. 2, pp. 125–138, 2020.


[15] A. Agung, G. Agung, A. Agung, D. Parami, and K. K. Harefa, “FAKTOR-

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROYEK ( STUDI

KASUS : PROYEK PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG )

FACTORS AFFECTING PROJECT PERFORMANCE ( CASE STUDY :

BADUNG REGENCY GOVERNMENT PROJECT ),” vol. 8, no. 2, pp.

215–221, 2020.

[16] Darmanah, METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Selatan: CV. HIRA

TECH, 2019.

[17] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (23rd ed.).

Bandung: Alfabeta, 2016.

[18] W. Supriyanto, R. Iswandiri, P. Universitas, G. Mada, K. Saintek, and K.

Sosio, “Kecenderungan sivitas akademika dalam memilih sumber referensi

untuk penyusunan karya tulis ilmiah di perguruan tinggi 1,” vol. 13, no. 1,

pp. 79–86, 2017.

[19] R. Singestecia, E. Handoyo, and N. Isdaryanto, “Partisipasi Politik

Masyarakat Tionghoa dalam Pemilihan Kepala Daerah di Slawi Kabupaten

Tegal,” JPPUMA J. Ilmu Pemerintah. dan Sos. Polit. UMA (Journal Gov.

Polit. Soc. UMA), vol. 2, no. 1, pp. 63–72, 2018, [Online]. Available:

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upsj%0APartisipasi.

[20] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2016.

[21] B. University, “UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS,” Quality

Management Center, 2014. https://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-


d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/.

[22] I Made Yuliara, “Regresi linier berganda 1.,” J. Artic., pp. 1–6, 2016,

[Online]. Available: http://www.mendeley.com/research/regresi-linier-

berganda-1/.

[23] Laili, “Mengenal Uji F dan Uji T dalam Penelitian Kuantitatif,”

TambahPintar.Com, 2020. https://tambahpinter.com/uji-f-uji-t/.

[24] B. University, “MEMAHAMI UJI F (UJI SIMULTAN) DALAM

REGRESI LINEAR,” BINUS Higher Education, 2021.

https://accounting.binus.ac.id/2021/08/12/memahami-uji-f-uji-simultan-

dalam-regresi-linear/.

Anda mungkin juga menyukai