Anda di halaman 1dari 12

Muhammad Dani (41115010100)

Jawab :

1. Jelaskan mengapa terjadi siklus Hidrologi?


Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi yang
berjalan terus menerus. Siklus hidrologi dimulai dari permukaan air laut yang menguap
karena pemansan oleh matahari terus-menerus, sebagian ada yang mengendap kembali,
namun ada bagian yang terbawa angin ke arah daratan, naik ke atas, menjadi lebih dingin
dan menjadi awan. Kepadatan awan menjadi lebih tinggi dan akhirnya uap yang padat ini
turun ke bawah membentuk butiran-butiran air presipitasi (hujan, salju dan hujan es). Di
atas permukaan bumi air mengalir dari bagian yang tinggi ke bagian yang rendah
merupakan overland flow/surface flow surface run off, melalui palung sungai dan akhirnya
masuk ke laut lagi. Dalam pengaliran ini ada sebagian air tertahan dicekungan bumi (danau,
rawa, telaga) sebagai air retensi dan ada bagian lain yang meresap/infiltrasi ke dalam tanah
merupakan air perkolasi. Siklus tersebut akan terus-menerus berjalan karena penguapan
yang terjadi pada air laut dan yang pada akihirnya kembali ke laut lagi sebagian. Sirkulasi
ini dipengaruhi oleh kondisi meteorologi (suhu, tekanan atmosfir angin, dll).

(Gambar : Proses terjadinya siklus hidrologi)


Muhammad Dani (41115010100)

1.1 Faktor yang mempengaruhi siklus hidrologi :


 Lamanya penyinaran matahari dan matahari yang tidak selalu tegak lurus pada
permukaan bumi dan sertai perputaran bumi mengelilingi matahari.
 Perputaran udara akibat perputaran bumi.
 Perputaran udara akibat laut berbatasan dengan daratan
 Pengaruh benua pada perputaran udara dan lain-lain pengaruh daerah setempat.
 Keadaan setempat.

2. Jelaskan pengertian water balance (kesetimbangan air) untuk proses pengisian dan
pemakaian waduk?

Dalam proses sirkulasi air, penjelasan mengenai hubungan antara aliran ke dalam (inflow)
dan aliran keluar (outflow) di suatu daerah untuk suatu periode tertentu disebut neraca air
(water balance).

Umumnya terdapat hubungan keseimbangan sebagai berikut :

P=D+E+G+M (1)

Dimana :

P : Presipitasi

D : air permukaan dari bagian hulu (Drainage)

E : Evapotranspirasi

G : penambahan (supply) air tanah (ground water)

M : penambahan kadar kelembaban tanah (moisture content)

Jika periode perhitungan neraca air diambil 1 tahun dan daerah yang dipelajari itu luas,

maka mengingat variasi meteorologi itu berulang dalam sikius 1 tahun, kadar kebasahan

tanah itu juga berulang dalam siklus 1 tahun, harga M dalam persamaan dapat diabaikan

sehingga persamaan di atas menjadi :

P = D + E + G (1)
Muhammad Dani (41115010100)

Jika semua supply air tanah telah keluar ke permukaan di sebelah atas tempat pengukuran

dan mengalir ke bawah, maka persamaan neraca air tahunan menjadi :

P = D + E (1)

Jika perhitungan neraca air itu diadakan pada suatu daerah tertentu yang terbatas, maka

aliran ke dalam (inflow) dan aliran keluar (outflow) dari D dan G kira-kira akan berbeda.

Persamaan (1) menjadi :

P=(D2-DI)+E+(G2-GI)+H.Pa+M

Dimana :

D1 : Air permukaan dari bagian hulu yang mengalir ke dalam daerah yang ditinjau.

D2 : Air permukaan yang mengalir keluar dari daerah yang ditinjau ke bagian hilir.

GI : Air tanah yang mengalir dari bagian hulu kedalam daerah yang ditinjau. Air tanah

yang mengalir keluar dari daerah yang ditinjau kebagian hilir.

H : Perubahan/variasi muka air tanah rata-rata daerah yang ditinjau.

Pa : Laju menahan udara rata-rata (mean air holdingrate) di bagian lapisan variasi air tanah.

Untuk menemukan tinggi mercu bendung dan ukuran pelimpahan air banjir,
digunakan perhitungan besaran air masuk ke dalam waduk, daya tampung waduk dan
dikurangi besaran air yang hilang serta rencana penyebaran dan jalannya banjir
dari awal masuk ke daerah waduk hingga sampai ke bangunan pelimpah/pelepas
air lebih dari bendungan. Water balence debit anatara ketersediaan air dan
kebutuhan air sama.
Muhammad Dani (41115010100)

3. Uraikan prinsip cara bekerjanya alat ukur tinggi curah hujan otomatis?

1. Bucket atau cawan atau tempat penampungan air diletakkan di atas pegas yang dapat
bergerak turun apabila dibebani (air hujan).

2. Pinsil atau alat tulis dikaitkan pada bucket dan dihubungkan dengan gulungan kertas
grafik.

3. Gulungan kertas grafis dapat selalu berputar dari tenaga baterai/accu.

4. Bila terjadi hujan, bucket akan bergerak turun karena beban air dan pinsil akan
menggores kertas grafis sehingga membentuk garis gratis turun sesuai dengan tingkat
kederasan hujan.

5. Intensitas hujan adalah perbandingan antara tinggi hujan dengan waktu hujan
Intensitas hujan a = A h / A t ( mm/jam )

Gambar 1. Prinsip Kerja Penakar Hujan Automatik.

4. Dasar pertimbangan atau krateria pemilihan lokasi stasiun pencatatan data klimatologi
curah hujan,kecepatan angin, kelembaban, tempratur, penguapan dll.
 Pengukuran Penguapan
Syarat penampilan stasiun evaporasi (Penguapan) adalah lokasi stasiun harus datar
dan bebas dari halangan (jarak alat terhadap obyek terdekat harus cukup).
 Temperatur Suhu Udara
Untuk mengukur udara thermometer ditaruh ditempat dimana aliran udara tidak
terganggu, pada ketinggian 1,25 - 2 m di atas permukaan tanah/air dan diusahakan
lebih lanjut bebas dari pengaruh pengaruh lain.
 Pengukuran Kelembaban
Pengukuran kelembaban udara dilakukan pada lokasi yang sama dengan
Muhammad Dani (41115010100)

pengukuran temperatur udara.


 Kecepatan Angin
Kecepatan angin diukur dekat dengan pengukuran evaporasi, pada ketinggian 2
meter di atas permukaan air/tanah.
 Curah Hujan
1) Harus diletakan di tempat yang bebas halangan, supaya tidak ada pengaruh hujan
tidak langsung misalnya : pengaruh air tumbuh-tumbuhan yang terbawa angin.
Umumnya 45% terhadap horizontal tidak ada halangan, atau alat tersebut di
tempatkan pada jarak antara 2 sampai 4 x tinggi objek terdekat.
2) Mulut penakar diletakkan + 120 cm dari permukaan tanah, untuk mencegah adanya
air hujan yang terpantul dan tidak boleh miring, sebab dengan miringnya mulut
penakar berarti lebih sedikit air yang tertampung dan makin tinggi mulut penakar
makin banyak koreksi yang harus dilakukan terhadap hasil pengukuran.
3) Alat pengukur hujan tidak pernah di etakkan pada tepi atau di atas bukit, apabila
masih bisa memilih lokasi yang datar, pilihan lokasi pada tepi/di atas bukit dapat
dilakukan asal di tempat terlindung dari angin kencang/puyuh.
4) Harus dipagari, supaya tidak terganggu oleh binatang/manusia. Jarak alat terhadap
pagar lebih kurang 2 sampai 4 kali tinggi pagar.
5) Diusahakan dekat dengan tenaga pengamat.
6) Syarat-syarat teknis alat harus dipenuhi (harus standard).
5. Jelaskan pengertian daerah aliran sungai (DAS) atau daerah tangkapan air (DTA)?
 DAS (Daerah Aliran Sungai)
Suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungai nya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal
dari curah hujan ke danau ataupun lautan.
 DTA (Daerah Tangkapan Air)
Adalah suatu kawasan yang berfungsi sebagai daerah penadah air yang nantinya akan
masuk ke sungai atau anak-anak sungai. Daerah tangkapan air tergantung dengan
luasan dan elevasi permukaan dari daratan, pemisah antar DTA adalah elevasi. Yang
mana elevasi menyebabkan arah dari aliran air.
Muhammad Dani (41115010100)

6. Jelaskan penyebab kesalahan data hidrologi dan mengatasinya?

Penyebab kasalahan data dapat terjadi diantaranya disebabkan oleh :

1) Sumber Data
Badan nasional yang menangani data hidrologi adalah Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Departemen Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Direktorat Sumber Daya Air (SDA) – Pusat Penelitian dan
Pengembangan SDA Jumlah stasiun hujan sebagai pencatat data curah hujan di
Indonesia penyebarannya belum merata. Kesulitan memperoleh data disebabkan
diantaranya adalah :
 Akses untuk memperoleh data belum seragam.
 Ketersediaan data belum sesuai dengan durasi waktu data yang dibutuhkan.
 Bentuk laporan dari masing masing instansi belum seragam.
 Data yang tersedia belum sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki.
2) Kontinuitas data.
Data belum selalu tercatat secara tertib, hal ini disebabkan diantaranya adalah :
 Kelalaian petugas pelaksana pencatatan dan pengambilan data lapangan.
 Data rusak dan tidak terbaca.
 Data hilang atau terselip.
3) Kesalahan Administrasi
Kesalahan dapat diketahui karena diketemukan data yang ganjil (tidak
selayaknya), hal ini dapat diketahui oleh hidrolog/peneliti yang berpengalaman
dan mempunyai kepekaan dalam pengelolaan data, Kesalahan tersebut
diantaranya adalah :
 Kesalahan pemindahan/pengetikan data awal ke arsip.
 Kesalahan saat pengolahan data primer ke perhitungan.
 Kesalahan pengetikan nama stasiun pencatat data.
4) Kualitas data.
Perubahan kualitas data, disebabkan diantaranya adalah :
 Alat penakar data hidrologi yang tidak memenuhi persyaratan teknis.
 Perubahan lokasi penempatan stasiun alat penakar data hidrologi.
 Perubahan spesifikasi alat penakar data hidrologi.
Muhammad Dani (41115010100)

5) Kepanggahan (Consistency)
Data yang diperoleh tidak konsisten, karena diantaranya adalah :
 Kondisi lingkungan tempat stasiun alat penekar mengalami perubahan
 Lokasi Stasiun pencatat data di pindahkan.
 Pergantian alat dengan spesifikasi yangberbeda.
6) Jaringan (Networks)
Julah penenpatan stasiun pengamat data hidrologi sangat penting untuk
mendapatkan data yang akurat. Kerapatan dan penyebaran pemasangan alat
penakar data hidrologi masih belum baik dari masing masing wilayah. Di Pulau
Jawa lebih tertib bila dibandingkan dengan di luar Pulau Jawa.
Kesmpurnaan data yang diperoleh juga tergantung dari :

 Kerapatan pemasangan di suatu wilayah dan.


 Pola Penyebaran dalam suatu wilayah.
7) Data yang diketahui :

Luas DAS = 600 km2, masing-masing stasiun curah hujan mempunyai pengaruh
pencatatan data untuk luasan. Pada ST-A = 180 km2, ST-B = 150 km2, ST-C = 110 km2,
ST-D = 160 km2.

Hitung : Tinggi curah hujan rata-rata wilayah/DAS. Cara rata-rata matematis dan cara
Theison?

1) Cara Matematis adalaha cara dengan menjumlahkan data setiap STA pada tanggal
yang sama dibagi dengan jemlah STA:

2) Cara THIESSEN merupakan curah hujan rata-rata didapatkan dengan membuat


poligon yang memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung dua
stasiun hujan.

Dimana :
A1, A2, A3,A4 = Luasan curah hujan.
Xa, Xb, Xc, Xd = curah hujan pada setiap stasiun
Muhammad Dani (41115010100)

Cara Cara
No Tanggal ST – A ST – B ST – C ST – D Matematis Thiessen
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

1 15 30 20 25 22.5 23.33

2 40 60 20 30 37.5 38.67

3 45 35 25 35 35 36.17

4 50 65 35 20 42.5 43

8. Jelaskan langkah-langkah perhitungan pengecekan data curah hujan dengan metode


Double Mass Curve?
Pengetian :
Kurva massa ganda (Double Mass Curve) dibuat dengan cara memplot akumulasi data
curah hujan salah satu stasiun sebagai salah satu stasiun ordinat dan akumulasi nilai rata-
rata curah hujan stasiun – stasiun terdekat sebagai absis.
Prinsip metoda analisis massa ganda adalah sejumlah tertentu stasiun dalam wilayah
iklim yang sama diseleksi sebagai stasiun dasar. Rata-rata aritmatika dari semua stasiun
dasar dihitung untuk setiap periode yang sama. Rata-rata hujan tersebut ditambahkan atau
diakumulasikan, mulai dari periode awal pengamatan. Demikian pula halnya dengan data
stasiun utama. Data curah hujan akumulatif stasiun dasar dan stasiun utama untuk setiap
periode diplot pada kurva massa ganda. Apabila data stasiun utama dicek konsistensinya
dengan stasiun dasar adalah konsisten, maka kurva gandanya hampir merupakan garis
lurus. Jika terdapat patahan atau belokan yang menyimpang dari garis lurus pada titik
tertentu, maka mulai dari titik tersebut sampai dengan tahun pengamatan berikutnya
dianggap tidak akurat.
Contoh langkah-langkah adalah sebagai berikut :
Muhammad Dani (41115010100)

Stasiun Utama Stasiun


Tahun Pembanding
ST-C Komulatif ST-A ST-B Komulatif
(mm) (Y) (mm) (mm) (mm) (X)
1997 80 340 90 70 80 345
1998 80 260 80 60 70 265
...
2001 70 180 70 70 70 195
... ... ... ... ... ... ...
2010 60 110 60 50 55 125
... ... ... ... ... ... ...
2014 50 50 50 90 70 70
Jmlah 340 350 340 345
(

1) Data ST-C dilakukan pengecekan konsistensi data tahun 2 stasiun yang lain.
2) Jumlahkan curah hujan ST-C dan hitung komulatif nya. Komulatif menjadi
sumbu ordinat (Y).
3) Hitung rata-rata data stasiun pembanding (ST-A ST-B) dan hitung komulatifnya.
Komulatif data stasiun pembanding (ST-A ST-B) menjadi sumbu ordinat (X).
4) Membuat grafik konsistensi.
5) Hitung penyimpangan data (belum konsisten).

= = = 1.06

= = =1

= = = 1.09

5) Perhitungan uji konsistensi menggunakan faktor koreksi


= = 0.98

= = 1.11
Muhammad Dani (41115010100)

Stasiun Komulatif Komulatif st.


Tahun Utama Hz pembanding
Fk1 Fk2 Hz
ST-C
(mm)
1997 80 0.98 1.11 79.03 357.86 345
1998 80 0.98 1.11 79.03 278.83 265
... ... ... ... ... ... ...
2001 70 1 1.11 77.7 195
... ... ... ... ... ...
2010 60 1 1.11 66.6 125
... ... ... ... ...
2014 50 1 1.11 55.5 70
Jmlah 340 357.86
(

6) Selanjutnya membuat grafik uji konsistensi dengan faktor koreksi

9. Jelaskan pengertian saudara tentang:


 Intensitas curah hujan.
Adalah besarnya jumlah hujan yang turun yang dinyatakan dalam tinggi curah hujan
atau volume hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan berbeda-beda
tergantung dari lamanya curah hujan. Rumus perhitungan intensitas curah hujan
menggunakan monobe :

( )

I = Intensitas hujan (mm/jam)


= curah hujan maksimum harian dalam dalam 24 jam (mm/jam)
= lama hujan (jam)
 Tinggi curah hujan rata-rata wilayah.
Adalah hasil dari tes Intensitas curah hujan dari beberapa sample yang telah di lakukan
dari suatu luasan wilayah, yang mana hasil dari beberapa test sampel Intensitas curah
hujan tersebut di jumlahkan dan dibagi dengan jumlah sample.
 Tinggi curah hujan rencana 10 tahun.
Muhammad Dani (41115010100)

Hujan harian maksimum yang akan digunakan untuk menghitung intensitas hujan
untuk mendapatkan curah hujan rancangan yang terjadi dengan kala ulang 10 tahun.
10. Bila diketahui data curah hujan harian maksimum tahunan selama 20 tahun dari 3 stasiun
curah hujan ST-A, ST-B, dan ST-C.
Hasil perhitungan tabel parameter statistik di peroleh :
∑ = 1095,0 mm
 ∑ = 10.749
 ∑ = 620.882
 ∑ = 58951.249

Jawab :

1) Nilai rata-rata data curah hujan ( ).

= = = 54.75

2) Standart Deviasi ( ).

√ =√ = 0.75

3) Koefisient Skewness (Cs).



= = 86.06

4) Koefisient Variasi (Cv).

= = 0.013

5) Koefisient Kurtosis (Ck).


= = 12818.37
Muhammad Dani (41115010100)

11. Hitung tinggi curah hujan yang hilang di ST-B tangggal Metode (Double Mass
Curve).

Data hujan yang hilang di stasium ST – B tanggal .

Tabel Data hujan stasiun A, C, dan D.

No Tanggal ST – A ST – B ST – C ST – D
(mm) (mm) (mm) (mm)
1 15 30 20 25
2 40 60 20 30
3 45 0 25 35
Jumlah 100 90 65 90

Tabel Data hujan stasiun stasiun A, C, D dan hujan tahunan

Tinggi Hujan Hujan Tahunan


Pos Hujan (mm) (mm)
A 45 100
B 0 90
C 25 65
D 35 90

Analisis perhitungan data yang hilang di stasiun hujan ST-B tangggal :

*( ) ( ) ( )+

Anda mungkin juga menyukai