Anda di halaman 1dari 25

Eksperimen Penentuan dari

Frekuensi Alami Dasar dan


Faktor Damping dari sebuah
sistem SDOF

Faktor damping ,  , umumnya diukur, dan bila


diinginkan, nilai efektif dari c dapat dihitung dari
persamaan
c
 
ccr

Frekuensi alami undamped dari sebuah sistem SDOF


sederhana dapat ditentukan dari pengukuran statis.

Main Menu
Contoh
Tentukan frekuensi alami dari sebuah sistem pegas
sederhana dengan menggunakan pengukuran statis
defleksi.
Penyelesaian :

k Lo k
fs=kust
ust
w
w
n2 = k/m 1

keseimbangan berat dari massa yang tergantung pada


pegas ditunjukkan pada

  F  0 k Lo k 2
fs=kust
ust
atau w
w
3
W  fs  0
dari persamaan gaya yang menyebabkan perpanjangan
pada pegas

f s  ku st 4

persamaan 3 dan 4 digabungkan mendapat f s  mg  ku st 5


jadi, dari persamaan 1 dan 5

g 6
n 2

u st

apabila the damping dalam sistem kecil (  < 0.2 ),


persamaan

 D  n  2  1

menunjukkan bahwa d kurang lebih sama dengan n.


Contoh selanjutnya menunjukkan bagaimana sebuah
eksperimen getaran bebas dapat digunakan untuk
menentukan frekuensi alami dari sebuah sistem SDOF.
Contoh
Frekuensi natural dari balok kantilever dengan massa
lumped (terpusat) bergerak dinamis. Massa bergerak
dengan amplitudo A = 1 in kemudian dilepaskan. Gerakan
yang terjadi ditunjukkan gambar di bawah yang
mengindikasikan bahwa redaman pada struktur sangat
kecil. Hitung frekuensi natural dalam radian per detik
dan hertz. Berapa periodenya?
Penyelesaian :

Pada titik a, beban telah bergerak 1¼ putaran

1.25 putaran
fn   3.125 Hz
0.4 s
 n  2f n  (6.28)(3.125)  19.6 rad/s
1 1
Tn    0.32 s
f n 3.125
Terdapat dua metode yang hampir sama untuk
menentukan the damping factor, , dengan
menggunakan rekaman melemahnya getaran bebas
dari sebuah sistem SDOF : metoda logarithmic
decrement dan metoda setengah amplitudo. Keduanya
berdasarkan pada persamaan,

u(t )  Ue  nt cos( d t   )


Dalam metoda logarithmic decrement , amplitudo
gerakan, uP, pada permulaan dari putaran dan
amplitudonya, uQ, pada akhir putaran , dihitung.
Pada akhir dari periode (misal satu putaran ) nilai dari
cos (dt -  ) kembali pada nilai yang didapat pada
permulaan dari putaran.
Karena itu, didapat persamaan

uP
 e nTd
uQ
the logarithmic decrement  dijelaskan sebagai berikut :

 uP 
  ln    nTd
 uQ 
dimana Td adalah periode natural damped , dijelaskan
sebagai berikut :

2 2
Td  
d n 1 2

jadi, kita mendapatkan

2
   nTd 
1 2
Untuk damping kecil (  < 0.2 ) , perkiraannya :

  2
dapat diterima, memungkinkan faktor damping untuk
didapat dari persamaan :

 1   U P 
    ln
 2   U Q 
Prosedur yang sama juga diterapkan pada metoda
setengah amplitudo, dimana hasilnya merupakan
perhitungan yang sederhana untuk faktor damping.
Metoda setengah amplitudo berdasarkan pada
amplitudo dari envelope curve (kurva envelope).

 n t
uˆ (t )  Ue
pada dua titik P dan R, dimana :

uˆ P
uˆ R 
2

Titik-titik tersebut adalah N periode damped yang


terpisah, dimana N tidak harus sebuah bilangan bulat.
Kemudian,

uˆ P  n NTd
e 2
uˆ R
Sehingga diperoleh persamaan
2N
 ln(2)
1 2

Gambar hubungan antara  dan N .

Gambar Soal Main Menu


Tetapi, untuk nilai damping yang kecil, 2 << 1,
menghasilkan:

2N  ln(2)
atau

0.11
 
N

Persamaan diatas menyediakan cara yang mudah


untuk memperkirakan the damping dalam sebuah
sistem yang damped secara ringan (  < 0.1, misal N >
1)
Contoh
Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 10 lb dan pegas
dengan kekakuan K = 20 lb/in. Akibat redaman viskous (liat)
sehingga terjadi amplitudo puncak 1,0 dan 0,85.
a). Frekuensi natural tak teredam (ωn)
b). Pengurangan logaritmis ( )
c). Rasio redaman(ζ)
d). Koefisien redaman(c)
e). Frekuensi natural redaman (ωn)
Penyelesaian :

a). Frekuensi natural tak teredam (ωn)

K W 10 lb
n  K = 20 lb/in , m  
m g 386 in/sec2
20 atau  27,78
n   27,78 rad f    4,42 sps
10 386 sec 2 2
b). Pengurangan logaritmis
y1
  ln y1 = 1,00
y2 y2 = 0,85

1,0
  ln  0,165
0,85
c). Rasio redaman(ζ)

 0,163
     0,026
2 2
d). Koefisien redaman(c)
c
  ccr  2 k  m  2 10  20
386
ccr
c    ccr

 0,026 2 10  20 
 386 
lb  dt
 0,037
in
e). Frekuensi natural redaman (ωD)

D   1   2 ,
D  27.78 1  (0.026) 2  27.77 rad/det
Contoh
Gunakan metode setengah amplitudo untuk
memperkirakan the damping dari sebuah sistem yang
gerakannya terekam dalam gambar berikut,
Penyelesaian :
• Gambar sketsa dari the envelope curve ( terdapat
pada gambar)

• Ambil titik P pada puncak dan ukur uP; uP = 0.44 in.


• Cari titik R , dimana amplitudo dari the envelope
curve adalah uP/2 = 0.22 in.
• Perkirakan jumlah putaran antara P dan R : N =
2.25 putaran
• Gunakan persamaan dibawah ini untuk
memperkirakan  :
0.11
 
0.11    0.049
2.25
N
Level dari damping dari sebuah sistem juga
tercermin dalam jumlah yang disebut time
constant, .
Yang artinya waktu yang diperlukan bagi
amplitudo untuk berkurang dengan faktor 1 / e.
Dengan perlakuan yang sama ketika formula
setengah amplitudo didapat, persamaan untuk
time constant bisa didapat.
Gunakan the envelope curve dan S menjadi titik
seperti :

uP uP
 e
u S u P (1 / e)

jadi,

uP U exp(  n t P )
 e
u S U exp[  n (t P   )]
atau,

 n
e e
dengan mengeliminasi logaritma pada kedua sisi, kita
dapatkan

 n  1
kemudian, time constant , , diberikan sebagai :

1 Tn
 
 n 2

dengan mengetahui bahwa 1 /e = 1 / 2.718 = 0.368. Oleh


karena itu, time constant, , adalah waktu yang
diperlukan bagi amplitudo gerakan untuk berkurang
sekitar 63%.
Getaran Bebas dari sebuah sistem
SDOF dengan Coloumb Damping

Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah benda


meluncur pada permukaan yang kasar yang
menghasilkan gaya gesekan.

Main Menu
f D   k N   k mg
dimana
k adalah koefisien gesekan kinetik, atau
koefisien gesekan luncur.

Gaya gesek selalu berlawanan dengan gerakan,


yakni berlawanan gaya yaitu u. Dengan
menggunakan hukum Newton II, kita
mendapatkan

 f s  f D  mu
tapi
fs = ku
dan

f D   k mg sgn(u )
Main Menu
kemudian

mu  ku    k mg , u  0
mu  ku    k mg , u  0

dengan

 1  k g
uD  f D  
 
k  n
2

Maka didapat

u   n u   n u D u  0
2

u   n u   n u D u  0
2

Main Menu
Gerakan hasil di plot dalam gambar diatas. Catatan pada gambar,
bahwa sistem coulomb-damped berlaku seperti sistem undamped
SDOF yang posisi seimbangnya berubah di akhir pada setiap
setengah putaran.
Tampilan yang membedakan dari respon , seperti yang tampak pada
gambar, adalah amplitudo berkurang secara linear dengan waktu,
tidak secara eksponen seperti pada kasus viscous damping.

Anda mungkin juga menyukai