Anda di halaman 1dari 201

STRUKTUR BETON

BERTULANG 1
DOSEN PENGAMPU : ANITA INTAN NURA DIANA, MT
KODE MATA KULIAH :
MINGGU KE-1
PERTEMUAN MINGGU KE-1
1. Konsep dasar dan problematika beton dalam kehidupan
sehari-hari
2. Sifat semen portland
3. Sifat agregat kasar dan agregat halus
4. Air campuran
Bahan Campuran Beton

pasir kerikil
semen

bahan Besi
tambah tulangan
KONSEP DASAR...

 Kata beton berasal dari bahasa inggris yaitu concrete dan


berasal latin yaitu concretus yang artinya menggabungkan
menjadi satu
Unsur terurai Matriks Komposit
Semen
Pasta
+ semen/
Air Grout Mortar
+ Beton
Agregat halus, misalnya pasir
+
Agregat Kasar, misalnya kerikil
Gambar 1. Unsur-unsur pembuat beton
PROBLEMATIKA...
 Kesederhanaan pembuatan beton menyebabkan banyak
orang yang dengan mudah meproduksi beton tanpa
mengetahui ilmu tentang beton teknologi

Menghasilkan persoalan pada produk


“REPUTASI BETON JELEK”
SIFAT DASAR BETON
 Beton mempunyai kuat tekan besar dan kuat tariknya kecil
 Beton yang ditambah dengan tulangan baja, disebut beton
bertulang (reinforced concrete)
 Beton yang ditambahkan dengan baja prategang disebut beton
pratekan (prestressed concrete)

Reinforced concrete = Beton + Baja Tulangan

Prestressed concrete = Beton bertulang + Baja Prategang

Gambar 2. Baja sebagai komplemen beton


Beton dan Beton Bertulang

Gambar 3. Aplikasi beton pada bangunan


PERSENTASE KOMPOSISI...
 Setiap butir agregat harus tertutup dengan mortar.
Kualitas pasta / mortar menentukan kualitas beton
 Persentase jumlah semen dalam beton adalah 7-15%
 Beton dengan jumlah semen sedikit (sampai 7%), disebut
lean concrete
 Beton dengan jumlah semen banyak (sampai 15%) disebut
rich concrete
 Jumlah agregat dalam campuran beton berkisar 61-76%
..... Keberhasilan penggunaan beton tergantung pada perencanaan yang
baik, pemilihan dan pengadaan material yang baik, dan proses
produksi yang baik
Prosentase Komposisi Beton

Pasta Semen
20%-35%

Mortar

Gambar 4. Prosentase Komposisi Beton


KEUNGGULAN BETON...
Ketersediaan (availability) material dasar
Menurut Paul Nugraha &
Kemudahan untuk digunakan (versatility) Antoni dalam bukunya
teknologi beton
Kemampuan beradaptasi (adaptability)

a. Lebih murah.
b. Mudah dibentuk (memudahkan arsitek
untuk berkreasi).
c. Tahan terhadap api yang tinggi. Menurut Ir Resmi
Bestarin Muin dalam
d. Mempunyai kekakuan yang tinggi. buku ajar teknologi beton
e. Biaya perawatan yang rendah.
f. Bahan bakunya mudah didapat.
Kelemahan Beton...
a. Berat sendiri beton yang besar yaitu 2400 kg/m3
b. Kuat tariknya rendah, meskipun kekuatan tekannya besar
c. Beton cenderung retak, dan baja tulangan bisa berkarat
meskipun tidak terekspos separah struktur baja
d. Kualitas sangat tergantung pada cara pelaksanaan dilapangan,
beton yang baik dan buruk dapat terbentuk dari rumus
campuran (mix design) yang sama
e. Struktur beton sulit untuk dipindahkan, pemakaian kembali/
daur ulang sulit dan tidak ekonomis

Menurut Paul Nugraha & Antoni dalam bukunya teknologi beton


Kelemahan beton...
a. Kekuatan tariknya rendah.
b. Membutuhkan bekisting dan penumpu sementara selama
konstruksi.
c. Rasio kekuatan terhadap berat yang rendah.
d. Stabilitas volumenya relatif rendah.

Menurut Ir Resmi Bestarin Muin dalam


buku ajar teknologi beton
Sejarah Penemuan Semen Alami
Era sebelumnya : Batu Gamping Disempurnakan oleh orang romawi
Era 300 SM
Bangunan kolesum, jaringan aquaduct
Bahan seperti pasir, berwarna merah
Lebih Kuat jambu dari sumber Pozzuoli, italia
+
Bahan ini bukan pasir merupakan abu gunung KAPUR
yang mengandung silika dan alumina Campuran ini dikenal sebagai
Pozzolan cement
400 tahun berikutnya

Gambar 5. Gedung Teater di Pompeii


SEMEN PORTLAND
 Semen, adalah suatu campuran yang terbuat dari pembakaran
batu kapur dan lempung bersama-sama pada temperatur yang
sangat tinggi yang berkisar antara 1400oC sampai 1600oC.
 Jenis-jenis semen :
1. Semen portland Semen Portland
2. Water proofed cement
3. Semen putih
4. High Alumina Semen
5. Semen anti bakteri
6. Oil well cement
7. Semen campur (Blended cement)
Diagram Alir Pembuatan Semen Portland
DIAGRAM ALIR PEMBUATAN SEMEN PORTLAND

Material
Pembentuk
1.BATU KAPUR 2. LEMPUNG

PROSES PENGGALIAN

PROSES PENGHANCURAN

PECAHAN BATU KAPUR + LEMPUNG


DICAMPUR DAN DIGILING BERSAMA

Suspensi pra-pemanasan dengan CAMPURAN DIPANASKAN DALAM KILN


suhu berkisar 800-900ºC
Dibakar hingga suhu 1450ºC
CLINKER

PENAMBAHAN GYPSUM DAN CAMPURAN


DIGILING MENJADI TEPUNG DAN
DISEBUT SEMEN PORTLAND
Kondisi dan Reaksi Dalam Kiln...

Penguapan air
Penguraian tanah liat
Penguraian batu kapur
Pembentukan komponen awal
Pembentukan Dicalcium silicate

Pembentukan
Tricalcium silicate

Zona
Pengeringan Gambar 6. Kondisi
& Reaksi dalam Kiln
Zona
dekalsinasi
Zona
pembentukan
klinker
Zona
pendinginan
TIPE-TIPE SEMEN kelas sore

A. Tipe I :
Dipakai untuk keperluan konstruksi yang tidak
memerlukan persyaratan khusus terhadap panas hidrasi
dan kekuatan tekan awal. Cocok dipakai pada tanah dan
air yang mengandung sulfat antara 0,0 - 0,10 % dan
dapat digunakan untuk bangunan rumah pemukiman,
gedung-gedung bertingkat dan lain-lain.
B. Tipe II:
Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa
yang memerlukan ketahanan sulfat (pada lokasi tanah
dan air yang mengandung sulfat antara 0,10 – 0,20 %)
dan panas hidrasi sedang, misalnya bangunan di pinggir
laut, bangunan di bekas tanah rawa, saluran irigasi, beton
massa untuk dam-dam dan landasan jembatan .
Lanjutan...
A. Tipe III:
Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan
tekan awal tinggi pada fase pemulaan setelah pengikatan terjadi,
misalnya untuk pembuatan jalan beton, bangunan tingkat tinggi,
bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap
serangan sulfat.
B. Tipe IV :
Dipakai untuk kebutuhan pengecoran yang tidak menimbulkan
panas, pengecoran dengan penyemprotan (setting time lama) yang
dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi yang rendah.
C. Tipe V
Dipakai untuk konstruksi bangunan pada tanah/air yang mengandung
sulfat melebihi 0,20 % dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan
limbah pabrik, konstrksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan
dan pembangkit tenaga nuklir
Cara Penimbunan Semen
Syarat Utama :
Disimpan dalam gudang, sedapat mungkin yang tidak lembab
udara, dan tidak dapat kemasukan air baik dari hujan maupun
air tanah yang merembes atau tembus kedalam gudang.

Jika persyaratan ini sudah dipenuhi cara menimbun adalah sbb. :


1. maximum tinggi tumpukan = 18 kantong
2. dari dinding gudang berjarak 0,5 m
3. dari lantai diberi udara/angin-angin berjarak 10 cm
4. sebagai alasnya sebaiknya dari kayu kering
5. umur semen dalam gudang 3 bulan
6. selebihnya 3 bulan berakibat mutu semen akan turun
MINGGU KE-2
SIFAT SEMEN PORTLAND Kelas Pagi

1. Kekuatan awal tinggi


2. Cepat mundurnya mutu semen jika dipengaruhi cuaca
3. Reaksi kuat dengan bahan agregat reaktif
4. Retak-retak
5. Daya penyusutan tinggi
6. Pengikatan yang cepat
7. Kebutuhan air yang banyak
8. Mengurangi bleeding
AGREGAT DAN PERSYARATANNYA

 Agregat : butiran mineral alami yang berfungsi


sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar
atau beton
 Mengisi 61% - 76% volume beton sangat
berpengaruh terhadap sifat mortar/betonnya
pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting

 Agregat terdiri dari :


a. Agregat Halus (< 5 mm atau lolos ayakan 4,8 mm)
b. Agregat Kasar (>5 mm atau tertahan ayakan 4,8 mm)
Asal Agregat

Agregat halus : pasir


sungai
tanah galian
} Pasir alami

pemecahan batu

Alami: kerikil, kericak


Agregat kasar :
Buatan: batu pecah, split
AGREGAT HALUS
Agregat halus dapat berupa pasir alam, atau pasir hasil
pengolahan dari batuan.

Sesuai dengan SNI 03 – 2847 – 2002, bahwa agregat halus


merupakan agregat yang mempunyai ukuran butir
maksimum sebesar 5,00 mm
Persyaratan Agregat Halus
A. Kadar lumpur atau bagian butir yang lebih kecil dari 75
mikron (ayakan no 200) dalam % berat maksimum:
- Untuk beton yang mengalami abrasi, 3 %.
- Untuk beton jenis lainnya, 5.0 %.
B. Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah
direpihkan, maksimum 0,5 %.
C. Kandungan arang dan lignit
D. Bebas dari zat organik yang merugikan beton.
E. Tidak boleh mengandung bahan yang reaktif terhadap alkali
jika agregat halus digunakan untuk membuat beton yang akan
mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang akan
berhubungan dengan tanah basah.
Lanjutan ...
F. Sifat kekal, diuji dengan larutan garam sulfat
 Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian hancur maksimum 10 %.
 Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian hancur maksimum
15 %.
G. Susunan besar butir (grading)
AGREGAT KASAR

Agregat kasar dapat berupa kerikil, pecahan kerikil, batu


pecah, terak tanur tiup atau beton semen hidrolis yang
dipecah.

Sesuai dengan SNI 03 – 2847 – 2002, bahwa agregat


kasar merupakan agregat yang mempunyai ukuran butir
antara 5,00 mm sampai 40 mm.
Persyaratan Agregat Kasar
A. Kerikil atau batu pecah harus terdiri dari butir-butir yang
keras dan tidak berpori serta mempunyai sifat kekal . Agregat
yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila
jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20% dari
berat agregat seluruhnya.
B. Tidak boleh mengandung bahan yang reaktif terhadap alkali
jika agregat kasar digunakan untuk membuat beton yang akan
mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang akan
berhubungan dengan tanah basah.
C. Sifat kekal dari agregat kasar dapat diuji dengan larutan jenuh
garam sulfat sebagai berikut :
1. Jika dipakai natrium sulfat (Na2SO4), bagian yang hancur
maksimum 12% berat agregat.
2. Jika dipakai magnesium sulfat (MgSO4), bagian yang hancur
maksimum 12% berat agregat.
Lanjutan ...
D. Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan- bahan yang
dapat merusak beton seperti bahan- bahan yang reaktif sekali
dan harus dibuktikan dengan percobaan warna dengan larutan
NaOH.
E. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
(terhadap berat kering) dan apabila mengandung lebih dari 1%,
agregat kasar tersebut harus dicuci.
F. Kekerasan dari agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji
dari Rudeloff dengan beban penguji 20 ton dan harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih
dari 24% berat.
2. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi19-30 mm lebih
dari 22% berat.
Lanjutan...
G. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka
ragam besarnya dan apabila diayak dengan ayakan standard
ASTM harus memenuhi syarat tertentu (grading).
H. Besar butir agregat kasar maksimum tidak boleh lebih
daripada:
1. 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan,
2. 1/3 dari tebal pelat atau
3. ¾ dari dari jarak bersih minimum antara batang-batang
atau berkas tulangan.
Kandungan Air Dalam Agregat

Kering oven Kering udara

SSD/jenuh perm. kering basah


Gambar 7. Kandungan air dalam agregat
Cara Penilaian Agregat

Menilai jenis agregat yang akan digunakan sebagai bahan


campuran beton, bergantung kepada :
A. Mutu dari agregat
B. Tersedianya agregat dari quarry
C. Harga agregat
D. Jenis konstruksi yang akan menggunakan bahan tersebut
Penilaian Cocok Tidaknya Agregat Untuk
Bahan Beton

A. Gradasinya

B. Kebersihan agregat

C. Kekerasan Agregat

D. Kemulusan Agregat

E. Bentuk butiran agregat

F. Bentuk Permukaan Agregat


A. Gradasi Agregat

A. Agregat bergradasi baik

B. Agregat bergradasi celah (gap graded)

C. Agregat bergradasi seragam (uniform)


B. Kebersihan agregat

Agregat pada umumnya tidak bebas dari bahan-bahan


kotoran yang dapat :
A. Menyukarkan pembuatan serta pengecoran beton
B. Menghasilkan beton yang tidak awet atau memperlihatkan
beton yang permukaannya jelek
C. Mengurangi kekuatan tekan
C. Kekerasan Agregat

 Kekerasan agregat diperlukan oleh karena pada waktu


pembuatan beton bahan-bahan ini harus mengalami
gerakan-gerakan yang keras dalam mixer, demikian juga
harus menerima gesekan pada saat pengecoran dan
pemadatan. Agregat harus dapat menahan pengausan,
pemecahan degradasi (penurunan mutu) serta disintegrasi
(penguraian).
D. Kemulusan Agregat

Suatu jenis agregat dianggap mulus secara fisik, apabila


agregat itu tidak mengalami perubahan volume besar atau
tetap akibat pemanasan atau pendinginan atau pembasahan
dan pendinginan

Yang dapat dimasukkan kedalam kategori bahan yang tidak


mulus adalah
 Batu tulis
 Jenis batu pasir yang mudah terurai
 Batuan yang mengandung lempung
 Batuan yang mengandung mika dalam jumlah banyak
E. Bentuk butiran agregat

 Bentuk butiran agregat menempati kedudukan yang sangat


penting dalam perencanaan suatu campuran beton.
Hampir semua sifat-sifat teknis dari beton ditentukan oleh
sifat fisik dan kimia bahan agregat, sedangkan sifat
ekonomis beton ditentukan oleh bentuk butiran dan
gradasi dari agregat.
F. Bentuk Permukaan Agregat

 Bentuk permukaan yang kasar dari jenis-jens agregat


tertentu dapat menghasilkan beton dengan “slip
resistance” yang besar.
TEKNIK PENYIMPANAN AGREGAT

 Agregat harus diletakan pada tempat yang kering, jika


tidak ada buatlah lantai kerja
 Pisahkan berdasarkan jenis ukuran agregat dengan
memberi partisi, misalnya dari bata, batako
 Masing-masing tumpukan diberi kode/tanda sesuai jenis
ukuran agregat agar operator pengeruk dengan mudah
dapat melihatnya
 Jangan jadikan tumpukan agregat sebagai tempat sampah,
karena akan mempengaruhi kualitas produksi beton
PERAN AIR DALAM PRODUKSI BETON

 Proses Hidrasi
Hidrasi adalah suatu reaksi kimia di mana campuran
yang utama di (dalam) semen membentuk ikatan kimia
dengan molekul air dan menjadi hidrat atau produk
hidrasi
 Mengubah semen menjadi pasti sehingga betonnya
lecak (workable)
Lanjutan...

P jam
TE
I R P jam
NU A Gambar 8. Proses Hidrasi Beton
GB N
KA A
AH S
TAN
jam

MENIT JAM HARI


Tahap I hidrolisis campuran semen terjadi dengan cepat dengan suatu peningkatan temperatur
sampai beberapa derajat.
Tahap II dikenal sebagai dormancy period. Evolusi panas melambat. Beton masih bersifat plastis,
dapat diangkut/ditempatkan tanpa kesukaran berarti. Pada ujung tahap II ini dimulainya
waktu ikat awal.
III dan IV beton mulai mengeras dan terjadi perubahan panas dimana panas meningkat terutama
karena proses hidrasi dari trikalsium silikat.
Tahap V akan terjadi setelah 36 jam. Pembentukan yang lambat dari produk-produk hidrat akan
terjadi dan berlangsung terus sepanjang masih tersedianya air dan masih adanya silikat-
silikat yang belum terhidrasi.
Syarat Kimiawi Air

 Air tidak boleh mengandung kotoran (dinilai dari rasa, bau,


dan warna)
 Tidak mengandung garam misal air laut, karena apabila
digunakan untuk memproduksi beton bertulang akan
menyebabkan korosi pada tulangan baja dan menyebabkan
retak
PENGARUH KOTORAN
 Air Yang Mengandung Kotoran Berpengaruh Pada :
a. Gangguan pada hidrasi dan pengikatan beton
b. Gangguan pada kekuatan dan ketahanan beton
c. Perubahan volume yang dapat menyebabkan keretakan
d. Korosi pada tulangan baja maupun kehancuran beton
e. Bercak-bercak/ permukaan beton yang tidak mulus
MINGGU KE-3
PERTEMUAN KE-3
1. Prosedur Umum Campuran (Mix Design)
2. Kerangka Perhitungan Campuran (Mix Design)
3. Metode Department Of Environment (DOE)
4. Metode American Concrete Institute (ACI)
Prosedure Umum
 Prosedur umum perencanaan campuran beton (mix
design) meliputi 3 tahap, yaitu :

1. Jenis Kondisi Kualitas


Persyarataan Struktur Lingkungan Material

2. Dasar Ukuran
Kekuatan
butir Slump
Perencanaan terbesar
Rencana

3. Faktor Air Faktor Proporsi


Semen Jumlah air Semen- semua
Perhitungan (Fas) Agregat material
Kerangka Perhitungan
Jenis semen, agregat
Kuat tekan yang disyaratkan
Kuat tekan rata-rata target Faktor air semen
Umur beton 28 hr

Mutu pelaksanaan 2
1
Kelecakan Jumlah air atau Kadar air bebas Jumlah semen/
Kadar Semen
Karakteristik agregat

Slump, ukuran agregat maksimum Persen agregat halus

3
Kadar agregat halus
Berat isi beton Kadar agregat Kasar

Diagram alir perhitungan proporsi material


Metode Department Of Environment
(DOE)
 Metode DOE disusun oleh British Departement Of
Environment pada tahun 1975 untuk menggantikan Road
Note No.4 di Inggris.
 Untuk kondisi di Indonesia telah diadakan penyesuaian
pada besarnya variasi kuat tekan beton.
Cara Pengerjaan Dengan Metode DOE
Perencanaan Beton Normal
1. Tentukan kuat tekan beton f ’c yang dibutuhkan pada umur tertentu
Misal : K175-K225 untuk beton normal
K500-K750 untuk beton mutu tinggi
2. Tentukan besar standar deviasi yang dipakai
Penentuan besar standar deviasi :
7 Mpa jika kuat tekan beton f ’c dapat mewakili dari data hasil uji lapangan dari nilai
fcr yang ditentukan
bila data lapangan ada sebanyak 15 sampai 29, dengan kata lain tidak dalam jumlah
30 buah maka menggunakan faktor pengali sbb :
Jumlah Faktor Pengali Deviasi
Pengujian Standar (Sr)
15 1,16
20 1,08
25 1,03
30 atau lebih 1,00
Lanjutan...
3. Tentukan Kuat tekan target fcr
fcr = f ’c + M ............ .......Pers 1
fcr = f ’c + 1,64 Sr .......... Pers 2
bila data lapangan tidak tersedia sebelumnya, atau data lapangan kurang dari 15
buah benda uji, maka nilai tambah (Margin) diambil 12 Mpa
fcr = f ’c + 12 Mpa .........Pers 3
4. Pemilihan faktor air-semen (FAS)
5. Penentuan kadar air bebas lihat tabel 6
6. Penentuan berat jenis relatif agregat
diperoleh dari data hasil uji atau
bila tidak tersedia, dapat digunakan nilai dibawah ini :
a. Agregat tak di pecah : 2,5
b. Agregat pecah : 2,6 atau 2,7
7. Koreksi Proporsi campuran
CONTOH KASUS
 Rencanakan campuran beton untuk mutu 17,5 Mpa pada
umur 28 hari, dimana beton tersebut akan berada pada
lingkungan normal.
Agregat kasar yang dipakai : batu pecah (alami)
agregat halus yang dipakai : pasir
diameter agregat maksimum : 20 mm
mutu semen yang dipakai : Tipe 1
Slump tes : 60-180
zona agregat halus : zona 2
pemilihan standar deviasi : 7 Mpa diperoleh dari
hasil percobaan dilapangan dengan metode dan bahan
yang sama
Formulir Mix Design Beton
Lanjutan....

Lihat Buku Pedoman Praktikum


MINGGU KE-4
Cara Pengerjaan Dengan Metode ACI
 Perencanaan dengan metode ini digunakan untuk daerah
yang mungkin mengalami beku dan cair
 Langkah-langkah perhitungan :
1. Tentukan kuat tekan yang disyaratkan berdasarkan nilai
margin f’cr = f’c + m nilai m = 1,64 x Sd (tabel 1)
2. Informasi material harus jelas
ukuran maks agregat kasar
jenis semen yang digunakan
berat jenis agregat kasar dan agregar halus
modulus kehalusan, dll
3. Penentuan nilai slump (Lihat pada tabel 2 dibawah ini)
 Tabel 1. Nilai Sd (Standar Deviasi)
Lanjutan .....
 Tabel 2
Slump (mm)
Jenis Konstruksi
Maksimum Minimum
Dinding pondasi dan kaki
75 25
bertulang
Pondasi sederhana, sumuran dan
75 25
dinding sub struktur
Balok dan dinding bertulang 100 25
Kolom bangunan/ struktural 100 25
Pavement (perkerasan) dan lantai 75 25
Beton massal 50,8 25
Lanjutan .....
4. Penentuan ukuran agregat maksimum
5. Estimasi jumlah air dan udara. Lihat pada tabel 3
Lanjutan .....
6. Mencari faktor air semen. Lihat pada tabel 4

Hal ini tidak boleh lampaui


batas berdasarkan tabel 5
dan tabel 6

Tabel 5. FAS maksimum yang diijinkan untuk beton yang terekpos berat
Lanjutan .....
Tabel 6. FAS Maksimum yang diijinkan (beton biasa) dan kuat tekan minimum
(beton air entrain)

7. Hitunglah jumlah semen. Dari langkah 5 dan 6


8. Estimasi jumlah agregat kasar. Interpolasi dari tabel 7 berikut ini
Lanjutan .....
Tabel 7.Volume agregat kasar per unit volume beton
Lanjutan .....
9. Estimasi jumlah agregat halus bisa diperoleh dari perhitungan berat atau dari
volume absolut.
9(a) Metode Berat U = 10 Ga (100-A) + C (1-Ga/Gc) – W (Ga-1)
Keterangan :
U = Berat beton segar (kg/m3)
Ga = berat kombinasi agregat gabungaan dalam kondisi SSD
Gs = BJ Semene (umumnya 3,15)
A = Jumlah udara (%)
W = Jumlah air (kg/m3)
C = Jumlah semen (Kg/m3)

9(b) Metode Volume absolut, hitung volume absolut per m3

Perkiraan berat beton segar dapat dilihat pada tabel 8

10. Koreksi proporsi campuran


Lanjutan .....
Tabel 8. Perkiraan pertama berat beton segar
Contoh Kasus !!!
Rencanakan campuran beton dengan menggunakan data-
data sebagai berikut :
Direncanakan sebuah balok struktur untuk pekerjaan
beton dengan volume pekerjaan sekitar 800 m3,
dengan mutu beton 25 Mpa. Pengawasan pelaksanaan
baik. Direncanakan menggunakan butir agregat sebesar
40 mm. Data analisis saringan tercantum dalam tabel
berikut. Hasil pengujian laboratorium memberikan berat
satuan agregat kering sebesar 1600 kg/m3. daya
serap air agregat kasar sebesar 3,419% dan agregat
halus sebesar 2,004%.
Modulus halus
butirannya yaitu
279,2/100 = 2,792
dibulatkan menjadi 2,8
Penyelesaian...
 Langkah Pertama
Menghitung kuat tekan rata-rata (f’cr)
Volume pekerjaan 800 m3 < 1000 m3
pengawasan mutu pelaksanaan “baik”  lihat tabel 1
standar deviasi 5,5 < s.d <= 6,5 diambil sd = 6 Mpa
m = 1,64 x Sd = 1,64 x 6 = 9,84 Mpa
f’cr = f’c + m = 25 + 9,84 = 34,84 Mpa
 Langkah Kedua
menentukan nilai slump dan agregat maksimum lihat tabel 2. nilai slump
100 mm dan agregat maksimum 40 mm.
 Langkah ketiga
jumlah air yang dibutuhkan 173 kg/m3  lihat tabel 3
 Langkah keempat
FAS yang dibutuhkan sesuai dengan nilai kuat tekan beton 28 hari dengan
f’cr 34,84 Mpa dibulatkan 35 Mpa  lihat tabel 4, FAS = 0,47
 Langkah kelima
semen yang dibutuhkan (jumlah air : FAS) atau (3):(4) = 173/0,47 =
368,0851 Kg/m3
Penyelesaian ...
 Langkah keenam
tentukan volume agregat kasar berdasakan modulus kehalusan
2,8 dan ukuran agregat maksimum 40 mm  lihat tabel 7 =
0,72.
berat agregat kasar = 0,72 x 1600 kg/m3 = 1152 kg/m3
 Langkah ketujuh
estimasi beton segar berdasarkan ukuran maksimum agregat
40 mm  lihat tabel 8, diperoleh 2420 kg/m3
agregat halus = beton segar – (semen+air+agregat kasar) =
2420- (368,0851+173+1152) = 726,9149 Kg/m3
 Langkah kedelapan
Proporsi campuran beton per meter kubik
semen = 368,0851 kg = 368 Kg
air = 173 lt = 173 Lt
agregat kasar = 1152 kg = 1152 Kg
agregat halus = 726,9149 kg = 727 Kg
 Langkah kesembilan
koreksi proporsi campuran beton per meter kubik
daya serap air agregat kasar sebesar 3,419% dan agregat halus
sebesar 2,004%.
Semen = 368 Kg
Agregat kasar = 1152 +(1152 x 3,419%) =1191,387 Kg =
1191 Kg
agregat halus = 726,9149 +(726,9149 x 2,004%) =
741,482
= 741 Kg
air = 173–((1152x3,419%)+(726,9149x2,004%))
= 119,046 lt
= 119 Lt
Perbandingan ...
Memahami Mutu Beton fc (Mpa) dan Mutu
Beton K (Kg/cm2)
 Mutu Beton fc’ mufu fc' 25 menyatakan kekuatan tekan
minimum adalah 25 MPa pada umur beton
28 hari, dengan menggunakan silinder
beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm

MPa = Mega Pascal ; 1 MPa = 1 N/mm2 =


10 kg/cm2.

Beton dengan mutu K-250 menyatakan


PENTING kekuatan tekan karakteristik minimum
adalah 250 kg/cm2 pada umur beton 28
 Mutu Beton K hari, dengan menggunakan kubus beton
ukuran 15x15x15 cm.

fc. 5 Mpa setara dengan = (5x10) / 0,83


= 50 / 0,83 = 60,24 kg/cm2
K. 100 kg/cm2 setara dengan = (100/10) x
0.83 = 10 x 0,83 = 8,3 Mpa
SOAL DISKUSI !!!
Data pengujian laboratorium sebagai berikut :
1. Kuat tekan yang disyaratkan untuk mutu beton K-300 (beton
massal)
2. Volume Pekerjaan sekitar 1500 m3
3. Mutu pelaksanaan cukup baik
4. Butir agregat kasar 20 mm
5. Berat satuan agregar kering 1530 Kg/m3
6. Penyerapan agregat kasar 1,01 %
7. Penyerapan agregat halus 4,01 %
8. Volume agregat kasar per unit volume beton 2,75 Kg/m3
9. Benda uji yang akan dibuat adalah silinder sebanyak 3 buah
Hitunglah proporsi campuran beton dengan menggunakan
metode ACI
MINGGU KE-5
Minggu Ke-5
1. Peranan bahan kimia pembantu
2. Jenis-jenis bahan kimia pembantu
3. Jenis serta pengaruh bahan mineral pembantu
ISTILAH...
 Zat Additive  zat atau material yang ditambahkan saat
pembuatan semen di pabrik

 Admixture  adalah bahan tambahan yang ditambahkan


saat pelaksanaan pembuatan beton di lapangan.
PERAN BAHAN KIMIA PEMBANTU
 Menurut ASTM (American Standart Testing and Material),
bahan kimia pembantu adalah material disamping agregat
dan semen yang ditambahankan ke dalam adukan beton
sebelum atau selama proses pengecoran.
 Menurut ISO (International Standard Organization) dan
Federasi Asosiasi Admixture beton Eropa, bahan kimia
pembantu adalah material yang ditambahkan selama
proses pencampuran beton dalam kuantitas tidak lebih
dari 5% dari berat semen dalam beton untuk mengubah
sifat campuran dan/atau keadaan keras.
JENIS BAHAN KIMIA PEMBANTU
Menurut ASTM bahan kimia pembantu terbagi menjadi 7 jenis
yaitu :
1. Jenis A : Mengurangi air (Water Reducer)
2. Jenis B : Memperlambat pengikatan (Retarder)
3. Jenis C : Mempercepat pengikatan (Accelerator)
4. Jenis D : Jenis A+B (Water Reducer dan Retarder)
5. Jenis E : Jenis A+C (Water Reducer dan Accelerator)
6. Jenis F : Superplasticizer (Water Reducer dan High Range) –
mempermudah proses pelaksanaan/ kelecakan (workability)
7. Jenis G : Water Reducer dan High Range dan Retarder
Selain itu adapula
a. Menambah buih udara (air entrainment)
b. Membuat kedap air (Waterproofing)
https://khedanta.wordpress.com/2012/06/11/bahan-
tambah-untuk-campuran-beton/
Lanjutan...
 Menurut standar Eropa, ada beberapa jenis lain yang
belum disebutkan di ASTM, yaitu :
1. Hardening accelerating : mempercepat pengembangan
kekuatan dini beton
2. Water retaining : mengurangi terjadinya
kehilangan air saat proses hidrasi
3. Corrosion Inhibiting : mengurangi resiko korosi
elemen logam yang tertanam dengan reaksi kimia.
TUJUAN PENGGUNAAN ADMIXTURE
 Penampilan (Performance)
 Mutu (Quality)
 Keawetan (Durability)
 Kemudahan pekerjaan (Workability)
CARA PENGGUNAAN BAHAN KIMIA
PEMBANTU
 Periksa terlebih dahulu apakah di RKS (Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat) memperbolehkan penggunaan bahan kimia
pembantu.
 Pemilihan bahan kimia harus tepat, sesuai dengan fungsi
dan penggunaannya, agar tidak membahayakan.
 Pakailah produk yang sudah dikenal atau mendapat
rekomendasi.
 Jangan menggunakan bahan kimia pembantu yang tanpa
label
 Perhatikan batas kadaluarsa (expired date)
 Periksa mix design terhadap dampak penggunaan bahan
kimia pembantu tersebut
Lanjutan...
 Dalam perhitungan campuran, pemakaian bahan kimia
tambahan harus mempertimbangkan :
a. Kelecakan, adalah kadar air, misalnya pengurangan 20%
berarti kadar air bebas yang ditimbang hanyalah 80% dari
yang tertera di tabel perencanaan untuk campuran
b. Kekuatan yang diharapkan didasarkan pada FAS yang
diperoleh dari kadar air bebas dan kadar semen.
BAHAN TAMBAH MINERAL
 Tujuan penggunaan bahan mineral tambahan, yaitu :
1. Mengurangi pemakaian semen
2. Mengurangi temperatur akibat reaksi hidrasi
3. Mengurangi terjadinya bleeding
4. Menambah kelecakan beton segar
POZZOLAN ALAM (TRASS)
 Merupakan bahan alam yang berasal dari sedimentasi dari
abu atau lava gunung berapi yang mengandung silika aktif
bila dicampur dengan kapur akan mengadakan proses
sedimentasi
 Sifat pozzolan alam terhadap beton, yaitu memperlambat
waktu setting (setting time) beton sehingga kekuatan awal
beton rendah, membuat beton tahan terhadap air laut dan
sulfat Pozolan alam
dapat diperoleh
dari abu vulkanis
ABU TERBANG (FLY ASH)
 Material yang berasal dari sisa pembakaran batu bara yang
tidak terpakai.
 Keunggulan penggunaan abu terbang (fly ash), yaitu :
a. Pada beton segar
• Kehalusan dan bentuk partikel fly ash yang bulat dapat
meningkatkan workability
• Mengurangi terjadinya bleeding dan segregasi
a. Pada beton keras
 Kontribusi peningkatan kuat tekan beton pada umur setelah
52 hari
 Meningkatkan durabilitas beton
 Meningkatkan kepadatan (density) beton
 Mengurangi terjadinya penyusutan beton
KERAK TANUR TINGGI (GROUND
GRANULATED BLAST FURNACE)
 Bahan sisa dari pengecoran besi,
dimana prosesnya memakai dapur
yang bahan bakarnya dari udara yang
ditiupkan  kompor kayu/ tungku

UAP SILIKA (SILIKA FUME)


 Produk samping dari proses smelting (fusi) dalam produksi silikon
metal dan amalgamferrosilikon (pada pabrik pembuat mikrochip
untuk komputer)
 ISTILAH  Silika fume (SF) = microsilica = silika fume dust =
amorphous silica
 Beton dari silka fume memperlihatkan kekuatan awal rendah,
namun perawatan temperature tinggi memberikan pengaruh
percepatan yang besar
 Kekuatan beton dari silika berkisar 3-5 x lebih tinggi
dibandingkan dengan beton dari semen portland.
ABU KULIT GABAH (RICE HUSK ASH)
 Berasal dari penggilingan bulir padi. Ketika bulir padi digiling, 78%
dari bertanya akan menjadi beras, dan 22% dari bertanya adalah
gabah.
 Untuk membuat abu kulit gabah menjadi silika reaktif yang dapat
digunakan sebagai material pozzolan dalam beton maka diperlukan
kontrol pembakaran yang baik.
 Pembakaran tungku yang baik, tidak boleh melebihi 800ºC dan waktu
pembakaran selama 15 jam. Setelah proses pembakaran yang baik,
akan menghasilkan abu kulit gabah (RHA) berwarna putih keabu-
abuan
Minggu Ke-6
Perawatan Beton :
1. Perawatan Dengan Pembasahan
2. Perawatan Dengan Penguapan
3. Perawatan Dengan Membran
4. Perawatan Lainnya
PERAWATAN BETON
 Perawatan beton (curing) dilakukan setelah beton
mencapai final setting, artinya beton telah mengeras.
 Perawatan beton dilakukan agar proses hidrasi
selanjutnya tidak mengalami gangguan.
 Jika proses hidrasi mengalami gangguan, beton akan
mengalami keretakan karena beton mengalami tegangan
tarik akibat kehilangan air yang begitu cepat.
 Curing dilakukan minimal selama 7 hari dan untuk beton
berkekuatan awal tinggi minimal selama 3 hari serta harus
dipertahankan dalam kondisi yang lembab.
PERAWATAN DENGAN PEMBASAHAN
 Pekerjaan perawatan dengan pembasahan ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab
b. Menaruh beton segar dalam genangan air Untuk contoh uji

c. Menyelimuti permukaan beton dengan air


Untuk beton
d. Menyelimuti permukaan beton dengan karung lapangan permukaan
datar >> pavement
basah, pasir basah, jerami atau terpal basah
e. Menyirami permukaan beton secara kontinyu
Untuk beton
f. Melapisi permukaan beton dengan air, dengan lapangan permukaan
melakukan compound vertikal
PERAWATAN DENGAN PENGUAPAN
 Perawatan dengan penguapan dapat digunakan untuk
daerah yang memiliki musim dingin.
 Perawatan dengan uap harus diikuti dengan perawatan
pembasahan setelah 24 jam, minimal selama 7 hari agar
kuat tekan yang disyaratkan dapat tercapai.
 Perawatan dengan penguapan dapat dibagi menjadi 2
macam :
a. Penguapan dengan suhu tinggi 10-12 jam, suhu 40ºC-
55ºC
b. Penguapan dengan suhu rendah 10-16 jam, suhu 65ºC-
95ºC
PERAWATAN DENGAN MEMBRAN
 Membran yang digunakan merupahan bahan yang dapat
menghalangi penguapan air >> dipasang sesegera mungkin
setelah beton cukup keras.
 Bahan yang digunakan harus kering dalam waktu 4 jam
(sesuai final setting time), tidak beracun, tidak selip, bebas
dari lubang-lubang halus dan tidak membahayakan beton
 Perawatan dengan membran dapat digunakan untuk
perawatan pada lapisan perkerasan beton (rigid pavement)
 Perawatan dengan membran harus diikuti dengan
perawatan pembasahan.
 Perawatan jenis ini dapat dilakukan sebelum/ sesudah
dilakukan perawatan pembasahan.
PERAWATAN DENGAN CARA
DIPERCEPAT
 Perawatan yang dipercepat untuk menghasilkan kuat awal yang
tinggi, dapat dibagi menjadi 2 cara yaitu :
a. Perawatan pemanasan
b. Perawatan steam curing
 Perawatan pemanasan ini dilakukan dengan menaikan
temperatur menggunakan coil pemanas atau bekisting yang
dipanaskan secara elektris.
 Panas yang diberikan dengan uap air sehingga beton tetap
dalam keadaan jenuh air
 Perawatan jenis ini biasanya digunakan pada pabrik pracetak
dan pratekan, dengan pertimbangan agar cepat membongkar
acuan dan penggunaan acuan bisa lebih efisien.
PERAWATAN DENGAN CARA
DIPERCEPAT
 Steam curing dilakukan dalam ruang tertutup, biasanya
menggunakan terpal.
 Pengaturan suhu ruangan ditahan pada suhu 65°C, apabila
menggunakan tekanan atmosfir, kenaikan dan penurunan
suhu tidak boleh drastis atau kurang dari 22ºC per jam.
Minggu Ke-7
1. Konsep awal balok persegi bertulangan tunggal
2. Analisis penampang balok persegi bertulangan tunggal
3. Desain Balok persegi bertulangan tunggal
4. Contoh kasus balok persegi bertulangan tunggal
Philosophy Perencanaan
 Struktur harus direncanakan untuk menerima/ menahan
semua beban-beban yang mungkin terjadi
 Jenis beban yang terjadi pada struktur bangunan :
Beban Layan
a. Beban mati (DL = Dead Load)
b. Beban hidup (LL = Live Load)
c. Beban Angin (W = Wind Load)
d. Beban Gempa (E = Erthquake Load)
e. Beban Tumbukan
 Beban angin dan Seismic/ gempa menyebabkan gaya-gaya
lateral dan bisa menyebabkan tegangan bolak balik
Tension Compresion
PEMBEBABAN UNTUK GEDUNG
 Beban Mati (Beban Tetap = Dead Load)
--- semua beban yang berasal dari berat bangunan itu
sendiri, termasuk unsur tambahan yang melekat pada
bangunan/ konstruksi.
--- contoh berat sendiri bahan bangunan dan komponen
gedung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Tahun
1983
1. Yang tergolong terhadap bahan bangunan misal :
Baja 7850 Kg/m3
Batu Alam 2600 Kg/m3
Beton 2200 Kg/m3
Beton bertulang 2400 Kg/m3
----- dll
2. Yang tergolong komponen gedung misal :
Dinding Pasangan Bata Merah
Satu Batu 450 Kg/m3
½ bata 250 Kg/m3
Penggantung langit-langit dari kayu dengan bentang
maksimum 5 meter dan jarak minimum 0,80 meter
--- dll
 Beban Hidup (Beban berguna = Live Load)
--- semua beban sebagai akibat dari penghunian atau
penggunaan/ fungsi bangunan dan termasuk beban-beban pada
lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah,
misal :
1. Lantai dan tangga 200 Kg/m2
2. atap/ canopy yang dapat di capai dan dibebani oleh orang
100 Kg/m2
 Beban Angin
-- semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan
udara
-- semua beban yang diakibatkan oleh bertiupnya angin
-- beban angin ditentukan dengan menganggap adanya
tekanan positif dan tekanan negatif (hisap) yang
bekerja tegak lurus pada bidang-bidang yang ditinjau
-- tekanan tiup harus diambil minimum 25 Kg/m2
 Beban Gempa
semua beban statik ekuivalen yang bekerja pada gedung
atau bagian gedung yang menirukan pengaruh gerakan
tanah akibat gempa
Konsep Awal Balok Persegi Bertulangan
Tunggal
Perlakuan Terhadap Bentang Balok
1. Jika bentang balok dikenai beban, akan mengalami lentur
dan deformasi.
2. Lentur terjadi akibat adanya gaya regangan akibat beban dari
luar
3. Bila beban luar terus ditambah, maka balok akan
mengalami deformasi dan regangan tambahan yang
mengakibatkan retak lentur disepanjang bentang
balok
4. Bila beban terus bertambah sampai batas kapasitas balok,
maka balok akan runtuh
5. Taraf pembebanan seperti ini disebut sebagai keadaan
limit yang ditunjukan dengan keadaan runtuh pada lentur
Lanjutan ...
Jenis Keruntuhan Pada Balok Beton Bertulang :
1. Keruntuhan tarik (Under reinforced), jenis keruntuhan ini
terjadi pada balok dengan rasio tulangan kecil (jumlah tulangan
sedikit), sehingga saat beton mencapai kapasitas limit, baja
tulangan sudah mencapai regangan lelehnya sedangkan beton
belum hancur. Balok dengan jenis keruntuhan ini disebut ductile
regangan tulangan > regangan beton (0,003)
2. Keruntuhan tekan (Over reinforced), jenis keruntuhan ini terjadi
pada balok dengan rasio tulangan besar (jumlah tulangan
banyak), sehingga saat beton mencapai kapasitas limit, baja
tulangan belum mencapai regangan lelehnya sedangkan beton
sudah hancur. Balok dengan jenis keruntuhan ini disebut getas
regangan tulangan < regangan beton (0,003)
Lanjutan ...
Jenis Keruntuhan Pada Balok Beton Bertulang :
3. Keruntuhan seimbang (balanced), jenis keruntuhan ini terjadi pada
balok dengan rasio tulangan seimbang, sehingga saat beton
mencapai kapasitas limit, baja tulangan dan beton hancur secara
bersamaan. Balok dengan jenis keruntuhan ini disebut getas
regangan tulangan = regangan beton (0,003)
Dari ketiga jenis keruntuhan diatas yang dipilih adalah
Tulangan Lemah (Under Reinforced), Why ???

Philosofhy Perencanaan
Daktail Getas
 Mampu menerima Keruntuhsn secara
deformasi/ lendutan tiba-tiba tanpa ada
besar peringatan
 Keruntuhan dengan peringatan

Tujuan Utama Dari Peraturan Yang Ada :


Merencanakan Struktur Beton Dengan Daktalitas Yang
Cukup
Distribusi Regangan Tegangan Pada
Balok Beton Bertulang

Berbentuk parabola, ACI


1956 menyederhanakan
distribusi tegangan, menjadi
bentuk blok tegangan
(equivalent stress block)
Distribusi Regangan Tegangan Pada
Balok Beton Bertulang
Ketrangan Gambar :

Jd = Z = lengan momen
Fy = Tegangan leleh baja tulangan/ Mutu baja
C = Compresion/ tegangan tekan beton
T = Tension/ tegangan tarik baja
fs = tegangan baja sebelum leleh
Analisis Penampang Balok Persegi
Bertulangan Tunggal
 Keseimbangan gaya horisontal (H)
∑H = 0
Tension = Compression p = perbandingan luas
tulangan terhadap luas
As x fy = 0,85. f’c. a.b
efektif beton
a = [As x fy]/[0,85. f’c. b] p = As/[b.d]
 Maka momen nominal (Mn)
Mn = T x Jd atau Mn = T x Z  Jd atau Z = d-1/2.a
Mn = As x fy x [d-1/2.a]  As = p.b.d
Mn = p.b.d.fy x [d-1/2([As x fy]/[0,85. f’c. b]
Mn = p.b.d.fy x [d- 0,59([p.b.d x fy]/[f’c. b]
Mn = p.b.d^2.fy [1-0,59 ([p.fy]/f’c)
 Momen ultimate (Mu) yang dapat dipikul oleh balok
Mu < 𝜙.Mn
Mu = 0,8 Mn
Batasan Tulangan Tarik
 Batasan tulangan tarik pada balok bertulangan tunggal agar
bersifat under reinforced
 P min = 1,4/[fy]  fy dalam Mpa
 P balance = [(0,85.f ’c.β1)/fy] x [600/(600+fy)]
 P max = 0,75. p balance
 Sehingga : p min < p hitung < p max
CONTOH KASUS
Pemeriksaan
Sistem balok diatas dua tumpuan berikut :
Data balok :
Beban mati (qDL) = 17 kN/m
Beban hidup (qLL) = 25 kN/m
Ukuran penampang balok 350 x 600 mm dengan susunan
tulangan utama 5ϕ25 mm dan sengkang ϕ12 mm
Mutu beton (f’c) yang dipakai 27,5 N/mm2
Mutu baja (fy) yang dipakai 410 N/mm2
Selimut beton 50 mm

Periksa kekuatan nominal penampang balok terhadap beban


terfaktor
PERHITUNGAN
 Berat sendiri balok = 0,35 x 0,6 x 24 = 5,04 kN/m
 Momen maksimum akibat beban :
MDL = 1/8. qDL.L^2 = 1/8. (17+5,04). 6^2 = 99,18 kN.m
MLL = 1/8. qLL.L^2 = 1/8. (25), 6^2 = 112,5 kN.m
Momen terfaktor Mud = 1,2 MDL + 1,6 MLL
= 1,2 (99,18) + 1,6 (112,5)
= 229,02 kN.m
Momen nominal rencana Mnd
Mu/𝜙 = 229,02/0,80 = 373,77 kN.m
 Periksa momen nominal kapasitas > momen nominal rencana (Mnk
> Mnd)
T = As x fy = 2454,4 x 410 = 1006304 N
C = 0,85 x f’c x a x b = 0,85 x 27,5 x a x 350, dari kesetimbangan
nilai ∑H = 0, diperoleh a = 1006304/8181,25 = 123 mm. Jarak garis
netral ke serat paling atas adalah y = a/0,85 = 123/0,85 = 144,71 mm
PERHITUNGAN
Tinggi efektif (d )= h – (selimut beton+diameter
sengkang+1/2 diameter tulangan utama)
Tinggi efektif (d) = 600 – (50+12+1/2.25) = 525,5 mm
Mn = T x Z
Mn = T x (d-1/2a)
Mn = 1006304 x (525,5 – ½.123) = 466925056 N.mm =
466,93 kN.m
Maka Mn > Mnd = 466,93 kN.m > 373,77 kN.m
Disimpulkan penampang balok kuat menerima beban
PERHITUNGAN
Perhitungan batas penulangan
P min = 1,4/ fy = 1,4/410 = 0,0034
P balance = [(β1. 0,85. f’c)/fy ] x [600/(600+fy)]
P balance = [(0,85. 0,85.27,5)/410] x [600/(600+410)]
P balance = 0,0288
P max = 0,75. P balance = 0,75 x 0,0288 = 0,0216
Jadi 0,0034 < p < 0,0216
As = 5. ¼.3,14.25^2 = 2454,4 mm2
p hitung = As/[b.d] = 2454,4/[350 x 600] = 0,012
0,0034 < 0,012 < 0,0216 ...... Oke !!! Menunjukan sifat
penampang tulangan lemah (under reinforced)
CONTOH KASUS
Desain Balok Bertulang
 Dengan beban mati (qDL) = 17 kN/m dan beban hidup (qLL) = 25 kN/m,
panjang bentang balok 4,5 meter.
Mutu beton (f’c) = 25 N/mm2 dan mutu tulangan baja (fy) = 390 N/mm2
 Hitung :
1. Berapa jumlah dan diameter tulangan baja
2. Bagaimana momen nominal

Analisis Balok Bertulang


 Balok dengan penampang persegi b = 350 mm, h = 650 mm, d = 590 mm,
selimut beton (d’) = 50 mm dengan tulangan tunggal 4D22 mm, beban mati
(qDL) = 17 kN/m dan beban hidup (qLL) = 25 kN/m
 Mutu beton (f’c) = 30 Mpa
 Mutu tulangan baja (fy) = 400 Mpa
 Hitung :
1. Kapasitas momen terfaktor 𝜙Mn
2. Bila bentang balok 8 meter dan balok menerima beban akibat berat
sendiri balok, beban mati dan beban hidup
Minggu Ke-10
1. Desain Balok persegi bertulangan tunggal
2. Contoh kasus balok persegi bertulangan tunggal
3. Konsep awal balok persegi bertulangan rangkap
4. Analisa balok persegi bertulangan rangkap
5. Contoh Kasus balok persegi bertulangan rangkap
BATASAN SPASI TULANGAN
 Menurut pasal 7.6 SNI 2847-2002 tentang “tata cara
perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung” adalah :

1. Jarak bersih tulangan sejajar dalam lapisan yang sama tidak


boleh kurang dari 25 mm
2. Jarak tulangan terdiri dari lebih dari satu lapis (baris), maka
jarak bersih antar baris tulangan adalah 25 mm
3. Untuk kolom, dinding yang mempunyai sengkang pengikat, jarak
bersih antar tulangan utamanya adalah minimal 1,5db atau 40
mm
4. Pada dinding dan plat lantai, tulangan lentur utama jaraknya
harus kurang dari 3x tebal pelat (dinding) atau 500 mm
DESAIN BALOK PERSEGI BERTULANGAN
TUNGGAL
BERI CONTOH PERHITUNGAN LANGSUNG
LATIHAN SOAL 1
BALOK BERTULANGAN RANGKAP
BALOK BERTULANGAN RANGKAP

e. Meningkatkan kapasitas momen nominal


Analisa Balok Bertulangan Rangkap
Analisa Balok Bertulangan Rangkap
 Dengan Menganggap Tulangan tekan sudah leleh; C=T
Analisa Balok Bertulangan Rangkap

Gambar diagram regangan


Analisa Balok Bertulangan Rangkap
 Tulangan tekan belum leleh
Untuk kondisi tulangan tekan belum leleh jika

Diagram Alir
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
LATIHAN SOAL 2

Hitung momen ultimate yang dapat dipikul balok tersebut


Minggu Ke-11
1. Desain Balok persegi bertulangan tunggal
2. Contoh kasus balok persegi bertulangan tunggal
3. Konsep awal balok persegi bertulangan rangkap
4. Analisa balok persegi bertulangan rangkap
5. Contoh Kasus balok persegi bertulangan rangkap
DESAIN BALOK BERTULANGAN
RANGKAP
Penyelesaian
Penyelesaian
Penyelesaian
Penyelesaian

Sangat kritis
LATIHAN SOAL 3
BEBAN BALOK DARI PELAT
 Distribusi beban pada balok dapat dilihat dari fenomena
pembebanan pelat.
 Bentuk beban pelat dapat berupa segitiga dan trapesium
 Beban ini diteruskan ke balok yang digunakan sebagai
dasar mencari gaya dalam balok
 Perhitungan gaya dalam balok bila menggunakan peraturan
SNI yaitu beban harus terbagi merata
KONVERSI PEMBEBANAN

400 cm
Segitiga Beban merata

600 cm

Trapesium Beban merata

 Konversi beban segitiga ke beban merata sebesar 2/3


 Konversi beban trapesium ke beban merata sebesar 0,9
CONTOH SOAL
 Diketahui balok dengan dimensi (50 x 30) cm, tebal pelat
lantai 12 cm, beban guna bangunan sebesar 250 kg/m, fc’
25 Mpa dan fy 300 Mpa. Sesuai gambar dibawah hitunglah
beban terfaktor balok tersebut !

Tinjau 400 cm

600 cm
 Penyelesaian :
hitung beban mati dengan bentang (600x400) cm
 Beban mati berasal dari :
Pelat = (tebal x bv. beton x konversi x tinggi). n
= (0,12 x 2400 x 2/3 x 2). 2
= 768 kg/m
Balok = (0,3 x 0,5 x 2400)
= 360 kg/m
∑D = 768 kg/m + 360 kg/m
= 1.128 kg/m
 Beban hidup berasal dari :
beban guna bangunan = (250 x 2/3 x 2).2
= 666,667 kg/m
∑L = 666,667 kg/m
 Beban terfaktor
U = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2.(1.128) + 1,6.(666,667)
= 2.420,27 kg/m
BALOK BETON BERTULANGAN RANGKAP
 Contoh Perencanaan
Hitung penulangan balok bila ditentukan b = 20 cm, h =
40 cm. Beban guna = 1000 kg/m, fc’ = 225 kg/cm2, fy =
3200 kg/cm2
B A

d = 34 cm
40 cm
B A

20 cm
15 400 15
POT. A-A dan POT.B-B
BALOK BETON BERTULANGAN RANGKAP
 Pembebanan
- Beban mati
Balok, D = 0,2 x 0,4 x 2400 = 192 kg/m
- Beban hidup
Beban guna, L = 1000 kg/m
- Beban terfaktor
U = 1,2 D + 1,6 L
= 1,2 (192) + 1,6 (1000)
= 1830 kg/m MuL = 1/8 x q x L^2
MuL = 1/8 x 1830 x 4^2
 Statika MuL = 3660 kg.m
q = 1830 kg/m
MuT = 1/24 x q x L^2 Atau MuT = 1/3 x MuL
MuT = 1/24 x 1830 x 4^2 MuT = 1/3 x 3660
MuT = 1220 kg.m MuT = 1220 kg.m
400
BALOK BETON BERTULANGAN RANGKAP
 Batasan Penulangan
p min = 1,4/fy = 0,0044
p balance = 0,85 x 22,5 x 0,85 x 600
320 600 + 320
= 0,033
p max = 0,75 x 0,033 = 0,0248
 Penulangan Lapangan
MuL = 3660 kg.m = 3660 x 10^4 N.mm
d efektif = 400 – selimut beton = 400 – 60 = 340 mm
b = 200 mm
𝜙 = 0,8 ( untuk balok)
m = fy/ (0,85 x fc’) = 16,73
Rn = Mu = 1,979 Mpa
𝜙.b.d^2
p hitung = 1/m (1- 1- 2.m.Rn) = 0,0065 > p min
fy < p max
 Hitung kebutuhan tulangan Tulangan Tarik/ Tulangan Bawah
As = p . b . d efektif = 0,0065 . 200 . 340 = 442 mm2 (digunakan tulangan 4ϕ12)
As’ = (p hitung/ p max) x As = 115,85 mm2 (digunakan tulangan 2ϕ12)
Tulangan Tekan/ Tulangan Atas
BALOK BETON BERTULANGAN RANGKAP
 Penulangan Tumpuan ???
Minggu Ke-12
1. Konsep Awal Balok T (Balok Bersayap)
2. Analisa Balok T (Analisa Badan Balok dan Sayap Balok)
3. Konsep awal geser pada balok
4. Jenis-jenis tulangan geser
5. Perencanaan penampang geser
6. Kuat geser yang disumbangkan beton dan tulangan geser
BALOK T
BALOK T
 Cek apakah balok T atau Balok Persegi
1. Diasumsikan bahwa a=hf ; lebar= be
MR1 = 𝜙.T.Z
= 0,8 x 0,85 x fc’ x a x be x (d – ½ a) > Mu Balok T,
Persegi
Diasumsikan bahwa a=hf ; lebar= b
MR2 = 𝜙.T.Z
= 0,8 x 0,85 x fc’ x a x b x (d – ½ a) > Mu  Balok
Persegi
2. Diasumsikan bahwa a=hf ; lebar= be
MR1 = 𝜙.T.Z
= 0,8 x 0,85 x fc’ x a x be x (d – ½ a) > Mu Balok T,
Persegi
Diasumsikan bahwa a=hf ; lebar= b
MR2 = 𝜙.T.Z
= 0,8 x 0,85 x fc’ x a x b x (d – ½ a) < Mu Balok T
BALOK T
3. Diasumsikan bahwa a=hf ; lebar= be
MR1 = 𝜙.T.Z
= 0,8 x 0,85 x fc’ x a x be x (d – ½ a) < Mu Balok T
Diasumsikan bahwa a=hf ; lebar= b
MR2 = 𝜙.T.Z
= 0,8 x 0,85 x fc’ x a x b x (d – ½ a) < Mu Balok T
BALOK T

Persyaratan
Balok T, diambil nilai terkecil dari :
* be ≤ ¼ Lo Dengan :
* be ≤ 8. hf be = lebar efektif
* be ≤1/2. bo hf = tebal plat
bw = b = lebar balok
Persyaratan bo = jarak bersih dari
Balok L, diambil nilai terkecil dari : balok ke balok
* be ≤ 1/12 Lo Lo = bentang balok
* be ≤ 6. hf
* be ≤1/2. bo
BALOK T
 Analisis Balok T
Dalam analisis balok T, ada dua kondisi yaitu :
1. Kondisi 1, bila garis netral terletak dalam flens (sayap)
c ≤ hf, maka analisa penampang dapat dilakukan sama
dengan balok persegi. Lebar balok (b) = lebar efektif
(be)
2. Kondisi 2, bila garis netral memotong badan c ≥ hf,
maka balok diperlakukan sebagai balok T murni
BALOK T
 Kondisi 1
BALOK T
Kondisi 1
BALOK T
 Kondisi 2
BALOK T
 Kondisi 2
BALOK T
BALOK T
 Contoh Soal
BALOK T
 Penyelesaian
BALOK T
BALOK T
BALOK T
CONTOH SOAL
 Struktur pelat lantai untuk jemuran, mempunyai data-data
sbb :
tebal pelat = 12 cm
tebal spesi = 3 cm
tegel keramik = 24 kg/m2
tinggi air hujan = 5 cm
beban guna = 250 kg/m2
mutu beton (fc’) = 200 kg/cm2
mutu baja (fy) = 2400 kg/cm2
 Denah struktur pelat lantai untuk jemuran adalah sbb
A D B

1
D
120

180
2500 mm

BALOK
PELAT 150
POT. C-C
C
5450 mm

2 120
C
180

150
2500 mm

PELAT
POT. D-D

GAMBAR DENAH DAN DETAIL POTONGAN


3
2700 mm
PENYELESAIAN
 BALOK 1-A-B
a. Beban mati
pelat = 0,12 x 2400 x 0,9 x 1,25 = 324 kg/m
spesi = 3 x 21 x 0,9 x 1,25 = 71 kg/m
keramik = 1 x 24 x 0,9 x 1,25 = 27 kg/m
balok = 0,15 x 0,30 x 2400 = 108 kg/m
jumlah = 530 kg/m
b. Beban hidup
air hujan=0,05 x 1000 x 0,9 x 1,25 = 56 kg/m
beban guna = 250 x 0,9 x 1,25 = 281 kg/m
jumlah = 337 kg/m
c. Beban berfaktor = 1,2.D + 1,6.L
= 1,2. 530 + 1,6. 337
= 1175 kg/m
PENYELESAIAN
 BALOK 2-A-B
a. Beban mati
pelat = 0,12 x 2400 x 0,9 x 1,25 x 2 = 648 kg/m
spesi = 3 x 21 x 0,9 x 1,25 x 2 = 142 kg/m
keramik = 1 x 24 x 0,9 x 1,25 x 2 = 54 kg/m
balok = 0,15 x 0,30 x 2400 = 108 kg/m
jumlah = 952 kg/m
b. Beban hidup
air hujan=0,05 x 1000 x 0,9 x 1,25 x 2 = 112 kg/m
beban guna = 250 x 0,9 x 1,25 x 2 = 562 kg/m
jumlah = 674 kg/m
c. Beban berfaktor = 1,2.D + 1,6.L
= 1,2. 952 + 1,6. 674
= 2220 kg/m
PENYELESAIAN
 STATIKA BALOK 1-A-B
MuL = 1/8 x q x L^2
q = 1175 kg/m MuL = 1/8 x 1175 x 2,70^2
MuL = 1071 kg.m
MuT = 1/24 x q x L^2
MuT = 1/24 x 1175 x 2,70^2
270 cm
MuT = 357 kg.m

 STATIKA BALOK 2-A-B


MuL = 1/8 x q x L^2
q = 2220 kg/m MuL = 1/8 x 2220 x 2,70^2
MuL = 2023 kg.m
MuT = 1/24 x q x L^2
MuT = 1/24 x 2220 x 2,70^2
270 cm
MuT = 674 kg.m
PENYELESAIAN
 Batasan Penulangan
p min = 1,4/fy = 1,4/240 = 0,0058
p balance = 0,85 x 20 x 0,85 x 600
240 600 + 240
= 0,0430
p max = 0,75 x 0,0430 = 0,0323
 Perhitungan Tulangan Balok 1-A-B
a. Lapangan
Mu = 1071 kg.m = 10,71 kN.m
bw = 150 mm
d = 300 – 50 = 250 mm
𝜙 = 0,8
Lebar Efektif (be)
be1 = 1/12.Lo = 1/12. 2850 = 237,5 mm *
be 2 = 6.hf = 6 x 120 = 720 mm
be 3 = ½. Bo = ½. 2650 = 1325 mm (pilih yg terkecil)
PENYELESAIAN
Cek Balok
Asumsi a = hf = 120 mm
MR1 = 𝜙.C.Z ; lebar be
= 0,8. 0,85. fc’. a. be. (d-1/2a)
= [0,8. 0,85. 20. 120. 237,5 (250-1/2.120)]. 10^-4
= 7364,4 kg.m > Mu = 1071 kg.m – Balok L, Persegi
MR2 = 𝜙.C.Z ; lebar bw
= 0,8. 0,85. fc’. a. b. (d-1/2a)
= [0,8. 0,85. 20. 120. 150 (250-1/2.120)]. 10^-4
= 4651 kg.m > Mu = 1071 kg.m – Balok Persegi
m = fy/ (0,85 x fc’) = 14,12
Rn = Mu = 1071.10^4 = 1,428 MPa
𝜙.b.d^2 0,8.150. 250^2
p hitung = 1/m (1- 1- 2.m.Rn) = 0,0062 > p min
fy < p max
PENYELESAIAN
As = P.b.d = 0,0062.150.250 = 233 mm2
As’ = (0,0062/0,032). 233 = 43 mm2
Tulangan yang digunakan :
Tulangan bawah 2-D13 = 265,33 mm2 (Tulangan Tarik)
Tulangan atas 2-D13 (Tulangan Tekan)
Minggu Ke-13
1. Konsep Awal Balok T (Balok Bersayap)
2. Analisa Balok T (Analisa Badan Balok dan Sayap Balok)
3. Konsep awal geser pada balok
4. Jenis-jenis tulangan geser
5. Perencanaan penampang geser
6. Kuat geser yang disumbangkan beton dan tulangan geser
PENYELESAIAN
b. Tumpuan
Mu = 357 kg.m
d = 250 mm
bw = 150 mm
𝜙 = 0,8
m = fy/ (0,85 x fc’) = 14,12
Rn = Mu =357.10^4 = 0,476 MPa
𝜙.b.d^2 0,8.150. 250^2
p hitung = 1/m (1- 1- 2.m.Rn) = 0,002 < p min
fy
gunakan p min = 0,0058
As = 0,0058.150.250 = 218 mm2
As’ = (0,0058/0,0323). 218 = 44 mm2
tulangan yang digunakan
tulangan atas 2-D13
tulangan bawah 2-D13
PENYELESAIAN
 Perhitungan Tulangan Balok 2-A-B
a. Lapangan
Mu = 2023 kg.m = 20,23 kN.m
bw = 150 mm
d = 300 – 50 = 250 mm
𝜙 = 0,8
Lebar Efektif (be)
be1 = 1/4.Lo = 1/12. 2850 = 712,5 mm *
be 2 = 8.hf = 8 x 120 = 960 mm
be 3 = ½. Bo = ½. 2650 = 1325 mm (pilih yg terkecil)
PENYELESAIAN
Cek Balok
Asumsi a = hf = 120 mm
MR1 = 𝜙.C.Z ; lebar be
= 0,8. 0,85. fc’. a. be. (d-1/2a)
= [0,8. 0,85. 20. 120. 712,5 (250-1/2.120)]. 10^-4
= 22093,2 kg.m > Mu = 2023 kg.m – Balok T, Persegi
MR2 = 𝜙.C.Z ; lebar bw
= 0,8. 0,85. fc’. a. b. (d-1/2a)
= [0,8. 0,85. 20. 120. 150 (250-1/2.120)]. 10^-4
= 4651 kg.m > Mu = 2023 kg.m – Balok Persegi
m = fy/ (0,85 x fc’) = 14,12
Rn = Mu = 2023.10^4 = 2,697 MPa
𝜙.b.d^2 0,8.150. 250^2
p hitung = 1/m (1- 1- 2.m.Rn) = 0,012 > p min
fy < p max
PENYELESAIAN
As = P.b.d = 0,012.150.250 = 450 mm2
As’ = (0,012/0,032). 450 = 169 mm2
Tulangan yang digunakan :
Tulangan bawah 4-D13 = 531 mm2 (Tulangan Tarik)
Tulangan atas 2-D13 (Tulangan Tekan)
PENYELESAIAN
b. Tumpuan
Mu = 674 kg.m
d = 250 mm
bw = 150 mm
𝜙 = 0,8
m = fy/ (0,85 x fc’) = 14,12
Rn = Mu =674.10^4 = 0,899 MPa
𝜙.b.d^2 0,8.150. 250^2
p hitung = 1/m (1- 1- 2.m.Rn) = 0,0038 < p min
fy
gunakan p min = 0,0058
As = 0,0058.150.250 = 218 mm2
As’ = (0,0058/0,0323). 218 = 44 mm2
tulangan yang digunakan
tulangan atas 2-D13
tulangan bawah 2-D13
 Gambar Tulangan 1-A-B Gambar Tulangan 2-A-B

Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan


LATIHAN SOAL !!!
KONSEP AWAL GESER PADA BALOK
KONSEP AWAL GESER PADA BALOK
JENIS TULANGAN GESER

1
JENIS TULANGAN GESER
PERENCANAAN TULANGAN GESER
PERENCANAAN TULANGAN GESER
KUAT GESER YANG DISUMBANGKAN OLEH BETON
PERENCANAAN TULANGAN GESER
PERENCANAAN TULANGAN GESER
KUAT GESER YANG DISUMBANGKAN OLEH BETON
PERENCANAAN TULANGAN GESER
CONTOH SOAL
PENYELESAIAN
PENYELESAIAN
PENYELESAIAN
CONTOH SOAL
 Struktur pelat lantai untuk jemuran, mempunyai data-data
sbb :
tebal pelat = 12 cm
tebal spesi = 3 cm
tegel keramik = 24 kg/m2
tinggi air hujan = 5 cm
beban guna = 250 kg/m2
mutu beton (fc’) = 200 kg/cm2
mutu baja (fy) = 2400 kg/cm2
 Denah struktur pelat lantai untuk jemuran adalah sbb
A D B

1
D
120

180
2500 mm

BALOK
PELAT 150
POT. C-C
C
5450 mm

2 120
C
180

150
2500 mm

PELAT
POT. D-D

GAMBAR DENAH DAN DETAIL POTONGAN


3
2700 mm
PENYELESAIAN
 BALOK 1-A-B
a. Beban mati
pelat = 0,12 x 2400 x 0,9 x 1,25 = 324 kg/m
spesi = 3 x 21 x 0,9 x 1,25 = 71 kg/m
keramik = 1 x 24 x 0,9 x 1,25 = 27 kg/m
balok = 0,15 x 0,30 x 2400 = 108 kg/m
jumlah = 530 kg/m
b. Beban hidup
air hujan=0,05 x 1000 x 0,9 x 1,25 = 56 kg/m
beban guna = 250 x 0,9 x 1,25 = 281 kg/m
jumlah = 337 kg/m
c. Beban berfaktor = 1,2.D + 1,6.L
= 1,2. 530 + 1,6. 337
= 1175 kg/m
PENYELESAIAN
 BALOK 2-A-B
a. Beban mati
pelat = 0,12 x 2400 x 0,9 x 1,25 x 2 = 648 kg/m
spesi = 3 x 21 x 0,9 x 1,25 x 2 = 142 kg/m
keramik = 1 x 24 x 0,9 x 1,25 x 2 = 54 kg/m
balok = 0,15 x 0,30 x 2400 = 108 kg/m
jumlah = 952 kg/m
b. Beban hidup
air hujan=0,05 x 1000 x 0,9 x 1,25 x 2 = 112 kg/m
beban guna = 250 x 0,9 x 1,25 x 2 = 562 kg/m
jumlah = 674 kg/m
c. Beban berfaktor = 1,2.D + 1,6.L
= 1,2. 952 + 1,6. 674
= 2220 kg/m
PENYELESAIAN
 STATIKA BALOK 1-A-B

q = 1175 kg/m
Vu = ½ . 1175. 2,70 = 1586 kg

270 cm

 STATIKA BALOK 2-A-B

q = 2220 kg/m
Vu = ½ . 2220. 2,70 = 2997 Kg

270 cm
PENYELESAIAN
Vs
Vs1

Vs2

L1 L2 L3

 Vu = 2997 kg
 Vc = = 2795 kg

 Vn = Vu/𝜙 = 4995 kg > Vc perlu tulangan geser


Gaya-gaya geser yang ditanggung tulangan
 Vs = Vn – Vc = 4995 – 2795 = 2200 kg
 Vs1 = 2200 x (90/135) = 1466,667 kg
 Vs2 = 2200 x (45/135) = 733,333 kg
PENYELESAIAN
 Menghitung jarak tulangan sengkang
1. Vs = 2200 kg
L1 = 45 cm
d = 25 cm
fy = 2400 kg/cm2
digunakan diameter sengkang Ø6 Av = 0,57 cm2 (2 kaki)
S1 = Av x fy x d = 0,57. 2400. 25 = 15 cm  Ø6 - 150
Vs 2200
2. VS1 = 1467 kg
L2 = 45 cm
digunakan diameter sengkang Ø6 Av = 0,57 cm2 (2 kaki)
S2 = Av x fy x d = 0,57. 2400. 25 = 23,3 cm  Ø6 - 175
Vs 1467
3. VS2 = 733 kg
L3 = 45 cm
digunakan diameter sengkang Ø6 Av = 0,57 cm2 (2 kaki)
S2 = Av x fy x d = 0,57. 2400. 25 = 46,7 cm  Ø6 - 200
Vs 733
GAMBAR TULANGAN
A B

Balok 2-A-B

A B 2700 mm
450 450 450

2-Ø13 2-Ø13

2-Ø13 4-Ø13

POT. A-A POT. B-B


Minggu Ke-14
1. Konsep awal pelat lantai
2. Analisa pelat beton bertulang
a. Pelat satu arah
b. Pelat dua arah
KONSEP AWAL PELAT LANTAI

Anda mungkin juga menyukai