Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN BENDUNG

1. Jelaskan definisi bendung!


Jawab :
Bendung adalah pembatas yang dibangun melintas sungai yang dibangun untuk
mengubah karakteristik aliran sungai. Bendung merupakan sebuah konstruksi yang jauh
lebih kecil dari bendungan yang menyebabkan air menggenang membentuk kolam
tetapi mampu melewati bagian atas bendung.
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan elevasi
muka air dari sungai yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran
lewat bangunan pengambilan (intake structure).
2. Jelaskan beda Bendung, Bendungan dan Embung!
Jawab :
- Bendung merupakan bangunan air yang memiliki fungsi yang mirip dengan
bendungan, hanya saja ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan bendungan.
Bendung digunakan untuk menghalangi aliran air agar permukaannya naik hingga di
ketinggian tertentu, sesuai dengan ukuran bendung.
Tujuannya adalah agar air dapat mengalir lebih jauh dari daerah yang lebih tinggi ke
daerah yang lebih rendah. Bendung tidak memiliki pintu air seperti bendungan,
sehingga air yang ada dibiarkan meluap dan mengalir dari bagian atas bendung.
- Bendungan atau dam merupakan bangunan yang dibuat untuk menghalangi atau
menahan aliran air. Air yang ditahan ini akan terkumpul dalam satu tempat
penampungan air yang ukurannya besar. Inilah yang disebut dengan waduk.
Bendungan biasanya dilengkapi dengan pintu air yang berukuran raksasa, yang
fungsinya untuk mengendalikan air yang keluar dari waduk.
- Embung merupakan bangunan berbentuk cekung yang berfungsi untuk menampung
kelebihan air pada saat terjadi hujan. Air yang ditampung tadi digunakan sebagai
persediaan suatu desa saat musim kering tiba. Embung ini juga dapat digunakan
untuk meningkatkan kualitas air yang ada di sungai atau pun di danau.
Jadi perbedaan antara bendung, bendungan dan embung terletak pada fungsinya.
Bendung berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air, bendungan berfungsi untuk
menahan aliran air, sedangkan embung berfungsi untuk menampung kelebihan air pada
saat hujan untuk persediaan ketika musim kemarau.

3. Sebutkan dan jelaskan beberapa tipe bendung!


Jawab :
- Bendung Tetap. Bendung tetap dibagi menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Ambang tetap yang lurus dari tepi ke tepi kanan sungai artinya as ambang
tersebut berupa garis lurus yang menghubungkan dua titik tepi sungai.
2. Ambang tetap yang berbelok-belok seperti gigi gergaji. Tipe seperti ini diperlukan
bila panjang ambang tidak mencukupi dan biasanya untuk sungai dengan lebar
yang kecil tetapi debit airnya besar.
- Bendung gerak vertikal
Bendung ini terdiri dari tubuh bendung dengan ambang tetap yang rendah
dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan vertikal maupun radial. Tipe ini
mempunyai fungsi ganda, yaitu mengatur tinggi muka air di hulu bendung kaitannya
dengan muka air banjir dan meninggikan muka air sungai kaitannya dengan
penyadapan air untuk berbagai keperluan.
Tipe bendung gerak dibedakan berdasarkan bentuk pintu-pintunya yaitu :
1. Pintu geser atau sorong, banyak digunakan untuk lebar dan tinggi bukaan yang
kecil dan sedang. Diupayakan pintuk tidak terlalu berat karena akan memerlukan
peralatan angkat yang lebih besar dan mahal. Sebaiknya pintu cukup ringan
tetapi memiliki kekakuan yang tinggi sehingga bila diangkat tidak mudah
bergetar karena gaya dinamis aliran air.
2. Pintu radial, memiliki daun pintu berbentuk lengkung (busur) dengan lengan
pintu yang sendinya tertanam pada tembok sayap atau pilar. Konstruksi seperti
ini dimaksudkan agar daun pintu lebih ringan untuk diangkat dengan
menggunakan kabel atau rantai. Alat penggerak pintu dapat pula dilakukan
secara hidrolik dengan peralatan pendorong dan penarik mekanik yang tertanam
pada tembok sayap atau pilar.
- Bendung Karet (Bendung Gerak Horisontal)
Bendung ini berfungsi meninggikan muka air dengan cara mengembungkan tubuh
bendung dan menurunkan muka air dengan cara mengempiskannya. Tubuh
bendung yang terbuat dari tabung karet dapat diisi dengan udara atau air. Proses
pengisian udara atau air dari pompa udara atau air dilengkapi dengan instrument
pengontrol udara atau air (manometer).
- Bendung Saringan Bawah
Bendung ini berupa bendung pelimpah yang dilengkapi dengan saluran penangkap
dan saringan. Bendung ini meloloskan air lewat saringan dengan membuat bak
penampung air berupa saluran penangkap melintang sungai dan mengalirkan airnya
ke tepi sungai untuk dibawa ke jaringan irigasi.
- Pompa
Ada beberapa jenis pompa didasarkan pada tenaga penggeraknya, antara lain :
a. Pompa air yang digerakkan oleh tenaga manusia (pompa tangan)
b. Pompa air dengan penggerak tenaga air (air terjun dan aliran air)
c. Pompa air dengan penggerak berbahan bakar minyak
d. Pompa air dengan penggerak tenaga listrik

Pompa digunakan bila bangunan-bangunan pengelak yang lain tidak dapat


memecahkan permasalahan pengambilan air dengan gravitasi, atau jika
pengambilan air relative sedikit dibandingkan dengan lebar sungai. Dengan instalasi
pompa pengambila air dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Namun dalam
operasionalnya memerlukan biaya operasi dan pemeliharaannya cukup mahal
terutama dengan makin mahalnya bahan bakar dan tenaga listrik.

- Pengambilan Bebas
Pengambilan air untuk irigasi ini langsung dilakukan dari sungai degnan meletakkan
bangunan pengambilan yang tepat ditepi sungai, yaitu pada tikungan luar dan tebing
sungai yang kuat atau massive. Bangunan pengambilan ini dilengkapi pintu, ambang
rendah dan saringan yang pada saat banjir pintu dapat ditutup supaya air banjir
tidak meluap ke saluran induk.
- Bendung Tipe Gergaji
Diperkenankan dibangun dengan syarat harus dibuat di sungai yang alirannya stabil,
tidak ada tinggi limpasan maksimum, tidak ada material hanyutan yang terbawa oleh
aliran.
4. Jelaskan pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan lokasi As bendung!
Jawab:
Dalam menentukan lokasi As bendung terdapat beberapa pertimbangan-pertimbangan
agar lokasi sesuai dengan harapan perencanaan yang baik yaitu dengan memilih bagian
sungai yang lurus dan tidak ada gerusan, memilih lembah yang sempit agar biayanya
lebih murah, fondasi bnedung kokoh, keperluan elevasi muka air, pelaksanaan yang
mudah, dan ketersediaan bahan bangunan.
5. Sebutkan data sekunder yang diperlukan untuk merencanakan Bendung dan jelaskan
guna masing-masing data!
Jawab :
1. Data kebutuhan air multisektor : merupakan data kebutuhan air yang diperlukan dan
meliputi jumlah air yang diperlukan untuk irigasi pertanian, jumlah kebutuhan air
minum, jumlah kebutuhan air baku untuk rumah tangga, penggelontoran limbah
kota dan air untuk stabilitas aliran sungai dan kehidupan biota alami.
2. Data Topografi : peta yang meliputi seluruh daerah aliran sungai peta situasi untuk
letak bangunan utama; gambar-gambar potongan memanjang dan melintang sungai
di sebelah hulu maupun hilir dari kedudukan bangunan utama.
3. Data Hidrologi : data aliran sungai yang meliputi data banjir yang andal. Data ini
harus mencakup beberapa periode ulang, daerah hujan, tipe tanah dan vegetasi
yang terdapat di daerah aliran. Elevasi tanah dan luas lahan yang akan didrain
menyusut luas.
4. Data Morfologi Sungai : kandungan sedimen, kandungan sedimen dasar (bedload)
maupun layang (suspende load) termasuk distribusi ukuran butir, perubahan-
perubahan yang terjadi pada dasar sungai, secara horizontal maupun vertikal,
unsure kimiawi sedimen.
5. Data Geologi Teknik : kondisi umum permukaan tanah daerah yang bersangkutan;
keadaan geologi lapangan, kedalaman lapisan keras, sesar, kelulusan (permeabilitas)
tanah, bahaya gempa bumi, parameter yang harus dipakai.
6. Data mekanika tanah : bahan pondasi, bahan konstruksi, sumber bahan timbunan,
batu untuk pasangan batu kosong, agregat untuk beton, batu belah untuk pasangan
batu, parameter tanah yang harus digunakan.
7. Standar untuk perencanaan : peraturan dan standar yang telah ditetapkan secara
nasional, seperti PBI beton, daftar baja, konstruksi kayu Indonesia, dan sebagainya.
8. Data lingkungan dan geologi
9. Data elevasi bendung sebagai hasil perhitungan muka air saluran dan dari luas
sawah yang diairi.
6. Jelaskan kegiatan survey topografi dalam tahapan perencanaan Bendung!
Jawab :
Survey topografi adalah survey yang bertujuan untuk mencari informasi permukaan
tanah. Informasi tersebut dapat berupa tinggi rendah hingga keadaan fisik dan posisi
suatu benda, baik yang berupa alamiah maupun buatan manusia, di permukaan lahan
yang akan dipetakan.
Survey topografi adalah suatu metode untuk menentukan posisi tanda-tanda buatan
manusia dan alamiah dipermukaan tanah. Pengukuran topografi dilakukan dengan
metode tachymetry mencakup objek yang dibentuk oleh alam dan buatan manusia.
Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur titik-titik yang terdapat pada area
pengukuran, sehingga gambaran umum dari keadaan topografi pada suatu area dapat
dipresentasikan dengan baik.
7. Sebutkan data hidrologi yang diperlukan dalam perencanaan bendung dan jelaskan guna
data tersebut!
Jawab :
1) Debit banjir
Debit banjir diperlukan untuk perhitungan banjir rencana, perhitungan debit rendah
andalan, perhitungan neraca air. Debit banjir dihitung dengan periode ulang (th) :
1000, 100, 50, 25, 5. Bangunan pengelak Q100, Tanggul banjir Q1000, Elevasi
tanggul hilir Q5-25, saluran pengelak atau bangunan cofferdam Q5-25, usahakan
data aliran sungai (AWLR), tapi sering kali tidak ada. Data hujan di konversi ke debit.
2) Debit andalan
Debit andalan dihitung berdasarkan data debit aliran rendah, dengan panjang data
minimal 20 tahun, debit andalan dibutuhkan untuk menilai luas daerah potensial
yang dapat diairi dari sungai yang bersangkutan.
Perhitungan debit rendah andalan dengan periode ulang yang diperlukan (biasanya
5 tahun), dibutuhkan untuk menilai luas daerah potensial yang dapat diairi dari
sungai yang bersangkutan.
3) Neraca Air
Neraca air (water balance) seluruh sungai harus dibuat guna mempertimbangkan
perubahan alokasi/penjatahan air akibat dibuatnya bangunan utama.
Hak atas air, penyadapan air di hulu dan hilir sungai pada bangunan bendung serta
kebutuhan air di masa datang, harus ditinjau kembali.
8. Jelaskan fungsi Bangunan Pengambilan!
Jawab :
Bangunan pengambilan adalah sebuah bangunan yang berupa pintu air. Air irigasi
dibelokkan dari sungai melalui bangunan tersebut. Pertimbangan yang digunakan dalam
merencanakan adalah debit rencana dan pengelakan sedimen.
Bangunan pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan
mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran. Pada bendung,
tempat pengambilan bisa terdiri dari dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan bisa juga hanya
sebuah, tergantung dari letak daerah yang akan diairi. Bila tempat pengambilan dua
buah menuntut adanya bangunan penguras dua buah pula. Kadang-kadang bila salah
satu pengambilan debitnya kecil, maka pengambilannya lewat gorong-gorong yang
dibuat pada tubuh bendung.
9. Jelaskan bagaimana merencanakan dimensi Bangunan Pengambilan!
Jawab :

10. Jelaskan fungsi Bangunan Pembilas!


Jawab :
Bangunan pembilas adalah bangunan yang berfungsi untuk mencegah bahan sedimen
kasar kedalam saluran irigasi. Bangunan pembilas ini terletak tepat disebelah hilir pintu
pengambilan. Jika pada kedua sisi bendung dibuat dua bangunan pengambilan maka
bangunan pembilas juga dibuat pada kedua sisinya.
Bangunan pembilas dapat direncakan sebagai pembilas pada tubuh bendung, pembilas
bawah, shunt undersluice, pembilas bawah tipe boks.
11. Jelaskan bagaimana menentukan lebar bangunan pembilas!
Jawab :
12. Bagaimana menentukan Elevasi Mercu bendung, jelaskan!
Jawab :
Muka air rencana di depan pengambilan bergantung pada :
a. Elevasi muka air yang di perlukan untuk irigasi (eksploitasi normal).
b. Beda tinggi energi pada kantong lumpur (kalau ada) yang diperlukan untuk membilas
sedimen dari kantong.
c. Beda tinggi energi pada bangunan pembilas yang diperlukan untuk membilas
sedimen dekat pintu pengambilan.
d. Beda tinggi energi yang diperlukan untuk meredam energi pada kolam olak.

Jadi untuk merencanakan tinggi muka air rencana, harus di pertimbangkan pula :

- Elevasi sawah tertinggi yang akan diairi.


- Tinggi air di sawah.
- Kehilangan tinggi energi di saluran dan boks tersier.
- Kehilangan energi di bangunan sadap.
- Variasi muka air untuk eksploitasi di jaringan primer.
- Kemiringan saluran primer.
- Kehilangan energi di bangunan-bangunan pada jaringan primer : sipon, pengatur,
flum, dan sebagainya.
- Kehilangan energi di bangunan utama.
13. Bagaimana menentukan tinggi bendung?
Jawab :
14. Bagaimana menentukan lebar bendung?
Jawab :
Lebar bendung, yaitu jarak antara pangkal-pangkalnya (abutment), sebaiknya sama
dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil. Dibagian ruas bawah sungai,
lebar rata-rata ini dapat diambil pada debit penuh (bankful discharge) di bagian ruas
atas mungkin sulit untuk menentukan debit penuh. Dalam hal ini banjir mean tahunan
dapat diambil untuk menentukan lebar rata-rata bendung.
Lebar maksimum bendung hendaknya tidak lebih dari 1,2 kali lebar rata-rata sungai
pada ruas yang stabil.
Untuk sungai-sungai yang mengangkut bahan-bahan sedimen kasar yang berat, lebar
bendung tersebut harus lebih disesuaikan lagi terhadap lebar rata-rata sungai, yakni
jangan diambil 1,2 kali lebar sungai tersebut.
Agar pembuatan bangunan peredam energy tidak terlalu mahal, maka aliran per satuan
lebar hendaknya dibatasi sampai sekitar 12-14 m3/dt.m1. yang memberikan tinggi
energy maksimum sebesar 3,5-4,5 m.
Lebar efektif mercu (Be) dihubungkan dengan lebar mercu yang sebenarnya (B), yakni
jarak antara pangkal-pangkal bendung dan/atau tiang pancang, dengan persamaan :
Be = B – 2 (n.Kp + Ka)H1
Dengan :
Be = lebar efektif bendung
B = lebar bendung ( lebar total – lebar pilar )
n = jumlah pilar
Kp = koef. Kontraksi pilar
Ka = koef. Kontraksi pangkal bd.
H1 = tinggi energi
Pilar Kp
Berujung segi empat dengan ujung yang dibulatkan dengan r ≈ 0,1 t 0,002
Berujung bulat 0,01
Berujung runcing 0,00
Pangkal Tembok Ka
Segi empat bersudut 90° ke arah aliran 0,20
Bulat bersudut 90° ke arah aliran dengan 0,5 He > r > 0,15 He 0,10
Bulat bersudut 45° ke arah aliran dengan r > 0,5 He 0,00

15. Jelaskan bagaimana menentukan tinggi air di atas mercu bendung!


Jawab :
Tinggi air di atas mercu bendung dipengaruhi oleh :
- Lebar Bendung (B)
Lebar bendung adalah jarak antara tembok pangkal di satu sisi dengan tembok
pangkal di sisi lain. Biasanya lebar bendung (B) ≤ 6/5 lebar normal (Bn) yaitu
diperbesar 20%.
- Lebar Efektif Bendung (Bef)
Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan
debit. Untuk menetapkan besarnya lebar efektif bendung, perlu diketahui
mengenai eksploitasi bendung, karena pengaliran air di atas pintu lebih sukar
daripada pengairan air di atas mercu bendung, maka kemampuan pintu
pembilas untuk pengaliran air dianggap hanya 80%, maka lebar efektif bendung
dapat dihitung dengan rumus :
Bef = B – Ʃb – Ʃt + 0,80 Ʃb
= B - Ʃt - 0,20 Ʃb
Dimana :
Bef = lebar efektif bendung
B = Lebar seluruh bendung
Ʃt = jumlah tebal pilar
Ʃb = jumlah lebar pintu pembilas
16. Jelaskan bagaimana menentukan jenis/tipe peredam energi!
Jawab :
Pemilihan tipe peredam energi tergantung pada
- Keadaan tanah dasar
- Tinggi perbedaan muka air hulu dan hilir
- Sedimen yang diangkut aliran sungai

Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk peredaman
energi, semua debit harus dicek dengan muka air hilirnya. Jika degradasi mungkin
terjadi, maka harus dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah yang mungkin
terjadi untuk mengecek apakah degradasi mungkin terjadi. Degradasi harus dicek jika:

a. Bendung dibangun pada sodetan (kopur)


b. Sungai itu sungai alluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi.
c. Terdapat waduk di hulu bangunan

Bila degradasi sangat mungkin terjadi, tetapi tidak ada data pasti yang tersedia, maka
harga sembarang degradasi 2,50 m harus digunakan dalam perencanaan kolam olak,
tetapi dengan fungsi sebagai berikut:

a. Untuk analisa stabilitas bendung


b. Untuk menyiapkan cut off end sill / analisa dimensi curve
c. Untuk keperluan perhitungan piping/seepage
d. Untuk perhitungan kolam olak/dimensi.
17. Mengapa perlu dilakukan pengambilan sampel sedimen di sungai dan uji
laboratoriumnya?
Jawab :
18. Jelaskan fungsi bangunan Kantong Lumpur!
Jawab :
Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir
halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir berukuran 0,088 mm dan
biasanya ditempatkan persis disebelah hilir pengambilan. Bahan-bahan yang lebih halus
tidak dapat ditangkap dalam kantong lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan
saluran ke sawah-sawah. Bahan yang telah mengendap di dalam kantong kemudian
dibersihkan secara berkala. Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
aliran air yang deras untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai.
Dalam hal-hal tertentu, pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan
jalan mengeruknya atau dilakukan dengan tangan.
19. Jelaskan bagaimana menentukan dimensi Kantong Lumpur!
Jawab :
Kapasitas memadai untuk sedimen yang masuk, mampu membilas, perlu kemiringan
tinggi. Pada saluran primer dibuat pelimpah. Meskipun sudah ada bangunan pembilas di
depan intake, biasanya masih ada butir halus partikel yang masuk. Untuk mencegah
masuk ke saluran diperlukan kantong lumpur. Prinsipnya adalah memperbesar saluran
sehingga kecepatan berkurang akibatnya sedimen mengendap. Untuk menampung
sedimen saluran diperdalam, dibilas tiap 1 – 2 minggu.
Biasanya panjang 200 m untuk sedimen kasar, sampai dengan 500 m untuk sedimen
halus. Tergantung pada topografi adalah keperluan pembilasan.

Dimensi kantong lumpur

Partikel pada titik awal A kecepatan endap w dan kecepatan air v akan mengendap di
titik C. waktu yang diperlukan :

t = H/w = L/v dimana, v = Q/HB.

Menghasilkan LB = Q/w, dimana L: panjang kantong lumpur, B : lebar kantong lumpur,


Q: debit, w : kecepatan endap di kantong lumpur.
Agar tidak terjadi meandering atau pulau endapan dibuat L/B > 8. Kalau topografi tidak
memungkinkan bisa dibagi-bagi kea rah memanjang dengan dinding pemisah ( devider
wall).

Faktor-faktor lain yang dipertimbangkan dalam pemilihan dimensi kantong lumpur


adalah:

1) Kecepatan aliran dalam kantong lumpur hendaknya cukup rendah, sehingga partikel
yang telah mengendap tidak menghambur lagi.
2) Turbulensi hendaknya tersebar secara merata di seluruh potongan melintang.
3) Kecepatan hendaknya tersebar secara merata di seluruh potongan melintang,
sehingga sedimentasi juga dapat tersebar merata.
4) Kecepatan aliran tidak boleh kurang dari 0,30 m/dt, guna mencegah tumbuhnya
vegetasi.
5) Peralihan/transisi dari pengambilan ke kantong dan dari kantong ke saluran primer
harus mulus, tidak menimbulkan turbulensi atau pusaran.
20. Jelaskan cara menentukan tinggi air dan tanggul di hulu mercu bendung!
Jawab :
21. Jelaskan cara menentukan tinggi air dan tanggul di hilir mercu bendung!
Jawab :
22. Sebutkan dan jelaskan beberapa tipe peredam energi/kolam olak.
Jawab :
Bila sebuah konstruksi bendung dibangun pada aliran sungai baik pada palung maupun
pada sodetan, maka pada sebelah hilir bendung akan terjadi loncatan air. Kecepatan
pada daerah ini masih tinggi, hal ini akan menimbulkan gerusan setempat (local
scauring). Untuk meredam kecepatan yang tinggi itu, dibuat suatu konstruksi peredam
energi. Bentuk hidrolisnya adalah merupakan suatu bentuk pertemuan antara
penampang miring, penampang lengkung, dan penampang lurus. Secara garis besar
konstruksi peredam energi dibagi menjadi 4 tipe, yaitu :
1) Ruang olak tipe vlughter
Ruang olak ini dipakai pada tanah aluvial dengan aliran sungai tidak membawa
batuan besar. Bentuk hidrolis ini akan dipengaruhi oleh tinggi energi di hulu di atas
mercu dan perbedaan energy di hulu dengan muka air banjir hilir.
2) Ruang olak tipe schoklitsch
Peredam tipe ini mempunyai bentuk hidrolis yang sama sifatnya dengan peredam
energy tipe vlughter. Berdasarkan bercobaan, bentuk hidrolis kolam peredam
energy ini dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu tinggi energy di atas mercu dan
perbedaan tinggi energy di hulu dengan muka air banjir di hilir.
3) Ruang olak tipe bucket
Kolam perdam energy ini terdiri dari tiga tipe, yaitu solid bucket, slotted rooler
bucket atau dentate roller bucket, dan sky jump. Ketiga tipe ini mempunyai bentuk
hampir sama dengan tipe vlughter, namun perbedaannya sedikit pada ujung ruang
olakan. Umumnya peredam ini digunakan bilamana sungai membawa batuan
sebesar kelapa (boulder). Untuk menghindarkan kerusakan lantai belakang maka
dibuat lantai yang melengkung sehingga bilamana ada batuan yang terbawa akan
melanting ke arah hilirnya.
4) Ruang olak tipe USBR
Tipe ini biasanya dipakai untuk head drop yang lebih tinggi dari 10 meter. Ruang
olakan ini memiliki berbagai variasi dan yang terpenting ada empat tipe yang
dibedakan oleh rezim hidraulik aliran dan konstruksinya. Tipe-tipe tersebut, yaitu
ruang olakan tipe USBR I merupakan ruang olakan datar dimana peredam terjadi
akibat benturan langsung dari aliran dengan permukaan dasar kolam, ruang olakan
tipe USBR II merupakan ruang olakan yang memiliki blok-blok saluran tajam (gigi
pemencar) di ujung hulu dan di dekat ujung hilir (end sill) dan tipe ini cocok untuk
aliran dengan tekanan hidrostatis lebih besar dari 60 m, ruang olakan tipe USBR III
merupakan ruang olakan yang memiliki gigi pemencar di ujung hulu, pada dasar
ruang olak dibuat didi penghadang aliran, di ujung hilir dibuat perata aliran, dan tipe
ini cocok untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis rendah, dan ruang
olakan tipe USBR VI merupakan ruang olakan yang dipasang gigi pemencar di ujung
hulu, di ujung hilir dibuat perata aliran, cocok untuk mengalirkan air dengan tekanan
hidrostatis rendah, dan Bilangan Froud antara 2,5 – 4,5.
23. Jelaskan pengaruh besarnya Debit Banjir Rancangan terhadap perencanaan bendung.
(bagian apa saja yang dipengaruhi dan jelaskan)!
Jawab :
24. Gambar Denah, potongan memanjang dan potongan melintang sebuah bendung
dengan 2 pintu pengambilan (kanan dan kiri).
Jawab :
25. Sebutkan tinjauan stabilitas bendung.
Jawab :
Stabilitas suatu bendung harus memenuhi syarat-syarat konstruksi dari bendung, antara
lain :
a. Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir.
b. Bendung harus dapat menahan bocoran yang disebabkan oleh aliran sungai dan
aliran air yang meresap di dalam tanah.
c. Bendung harus diperhitungkan terhadap daya dukung tanah di bawahnya.
d. Tinggi ambang bendung atau crest level harus dapat memenuhi tinggi muka air
minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi.
e. Peluap harus berbentuk sedemikian rupa agar air dapat membawa pasir, kerikil, dan
batu-batuan dan tidak menimbulkan kerusakan pada puncak ambang.
26. Sebutkan dan jelaskan gaya/tekanan yang diperhitungkan dalam analisa stabilitas
bendung!
Jawab :
Sebuah bendung akan menderita tekanan gaya-gaya seperti gaya berat, gaya gempa,
tekanan lumpur, gaya hidrostatis dan gaya uplift-pressure.
a. Gaya berat.
Gaya berat ini adalah berat dari konstruksi, berarah vertikal ke bawah yang garis
kerjanya melewati titik berat konstruksi.
b. Gaya gempa.
Untuk daerah-daerah yang banyak gunung berapinya seperti di Indonesia, maka
gaya gempa harus di perhitungkan terhadap konstruksi.
c. Tekanan Lumpur.
Apabila bendung sudah ber-eksploitasi, maka akan tertimbun endapan di depan
bendung.
d. Gaya hidrostatis.
Sebagaimana akan tercantum dalam syarat-syarat stabilitas nanti, maka harus di
tinjau pada waktu air banjir dan pada waktu air normal ( air di muka setinggi mercu
dan di belakang kosong ).
e. Uplift-pressure.
Untuk ini harus di cari tekanan pada tiap-tiap titik sudut, baru kemudian bisa di cari
besarnya gaya yang bekerja pada tiap-tiap bidang.
27. Jelaskan bagaimana tinjauan stabilitas bendung terhadap guling!
Jawab :
Agar bangunan aman terhadap guling maka resultante semua gaya yang bekerja pada
bagian bangunan di atas bidang horizontal, termasuk gaya angkat, harus memotong
bidang ini pada teras. Tidak boleh ada tarikan pada bidang irisan mana pun.
Besarnya tegangan dalam bangunan dan pondasi harus tetap dipertahankan pada harga
maksimal yang dianjurkan.
28. Jelaskan bagaimana tinjauan stabilitas bendung terhadap geser!
Jawab :
29. Jelaskan bagaimana tinjauan stabilitas bendung terhadap Daya Dukung Tanah!
Jawab :
Bangunan-bangunan utama seperti bendung dan bendung gerak harus dicek
stabilitasnya terhadap erosi bawah tanah dan bahaya runtuh akibat naiknya dasar galian
(heave) atau rekahnya pangkal hilir bangunan.
Bahaya terjadinya erosi bawah tanah dapat dianjurkan dicek dengan jalan membuat
jaringan aliran/flownet. Dalam hal ditemui kesulitan berupa keterbatasan waktu
pengerjaan dan tidak tersedianya perangkat lunak untuk menganalisa jaringan aliran,
maka perhitungan dengan beberapa metode empiris dapat diterapkan, seperti :
1) Metode Bligh
2) Metode Lane
3) Metode Koshia

Metode Lane, disebut metode angka rembesan Lane (weighted creep ratio method),
adalah yang dianjurkan untuk mencek bangunan-bangunan utama untuk mengetahui
adanya erosi bawah tanah. Metode ini memberikan hasil yang aman dan mudah dipakai.

30. Jelaskan bagaimana menentukan dimensi/panjang apron bendung!


Jawab :

Anda mungkin juga menyukai