Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG UNTUK STRUKTUR

GEDUNG HOTEL THE ROYAL PITA MAHA

OLEH :

I KOMANG GEDE ARI SAYOGA PUTRA

1761121101

C3

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS WARMADEWA

2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ii
DAFTAR NOTASI...............................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................2
1.3 Manfaat....................................................................................................2
1.4 Data...........................................................................................................2
1.5 Batasan Perencanaan..............................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
2.1 Pondasi.....................................................................................................3
2.2 Uji Sondir.................................................................................................3
2.3 Uji Penetrasi Standar..............................................................................4
2.4 Faktor Lingkungan.................................................................................5
2.5 Daya Dukung Ijin Tiang.........................................................................5
2.6 Jumlah Kebutuhan Tiang.......................................................................5
2.7 Efisiensi Kelompok Tiang.......................................................................6
2.8 Beban Maksimum Tiang Pada Kelompok Tiang.................................6
2.9 Daya Dukung Tiang Horizontal.............................................................7
BAB III..................................................................................................................10
3.1 Lokasi.....................................................................................................10
3.2 Teknik Pengumpulan Data...................................................................10
3.3 Data.........................................................................................................11
3.4 Metode Pelaksanaan..............................................................................11
3.5 Skema Pelaksanaan...............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Beban Maksimum Pada Kelompok Tiang....................................6

Gambar 2.2 Daya Dukung Tiang Horizontal.....................................................8

Gambar 3.1 Lokasi Proyek di Daerah Kedewatan, Ubud...............................10

ii
DAFTAR NOTASI

Ap = luas penampang (m2)


A st = keliling penampang (m)
B = lebar kelomppok tiang
cb = kohesi tanah di dasar kelompok tiang
cu = nilai kohesi tanah di sekeliling kelompok tiang
D = ukuran penampang tiang
Eg = efisiensi kelompok tiang
fi = gaya geser pada selimut segmen tiang
FK 1 = factor keamanan (3)
FK 2 = factor keamanan (5)
Hu = daya dukung horizontal
Io = factor pengaruh penurunan untuk tiang yang tidak mampat
L = panjang kelompok tiang
li = panjang segmen tiang
Lp = kedalaman tiang dibawah muka tanah
m = jumlah tiang dalam satu baris
M max = momen maksimum
Mx = momen yang bekerja tegak lurus sumbu x
My = momen yang bekerja tegak lurus sumbu y
N = nilai N SPT
n = jumlah tiang dalam satu baris
Nc = factor kapasitas dukung
np = jumlah tiang
nx = banyak tiang dalam satu baris arah sumbu x
ny = banyak tiang dalam satu baris arah sumbu y
Pa = Daya dukung ijin tekan tiang
P = gaya aksial yang terjadi
Pmaks = beban maksimum tiang

iii
Pu = gaya aksial yang terjadi
Q = kapasitas dukung kelompok tiang
qc = tahanan ujung konus sondir
Rb = factor koreksi untuk kekakuan lapisan pendukung
Rh = factor koreksi ketebalan lapisan yang terletak pada tanah keras
Rk = factor koreksi kemudahmampatan
Rm =factor koreksi angka poison
S = penurunan kepala tiang
s = jarak antar tiang (as ke as)
S' = factor bentuk
SF = factor keamanan
Tf = total friksi/jumlah hambatan pelekat
X max = jarak tiang terjauh sumbu x
yo = defleksi ujung tiang
Y max = jarak tiang terjauh sumbu y

∑ X2 = jumlah kuadrat X

∑Y2 = jumlah kuadrat Y


σ'b = tegangan tekan ijin bahan tiang
θ = arc tg (D/s)

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada
waktunya. Selesainya tugas ini tak lepas atas bantuan dan bimbingan dari pihak-
pihak terkait, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Ibu Dr. Ir. I Gusti Agung Putu Eryani, MT selaku Dosen
Pembimbing dan Pengampu Mata Kuliah Metode Penelitian yang telah
membimbing hingga selesainya tugas ini.
2. Teman-teman teknik sipil yang tidak bisa disebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam menyeleseaikan proposal ini.
Adapun tujuan proposal ini dibuat adalah sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan mata kuliah Metode Penelitian. Judul dari proposal ini adalah
“Perencanaan Pondasi Tiang Pancang pada Proyek Pembangunan Hotel The
Royal Pita Maha”.
Mengingat adanya keterbatasan ilmu, waktu serta literatur, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan
proposal ini sehingga dapat berguna bagi pembaca. Akhir kata atas perhatiannya
penulis ucapkan terima kasih.

Denpasar, 20 April 2019

Penulis

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bali merupakan salah satu destinasi wisata favorit baik oleh wisatawan
asing maupun wisatawan lokal. Perkembangan pariwisata di Bali turut berdampak
pada semakin meningkatnya perekonomian masyarakat dan meningkatnya
pembangunan fasilitas yang menunjang kelancaran perkembangan pariwisata di
Bali seperti hotel. Hotel merupakan suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan,
dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara
komersial. Pembangunan hotel merupakan pembangunan fasilitas pariwisata yang
sangat pesat berkembang di Bali. Pembangunan hotel di Bali dominan dilakukan
di daerah persawahan yang memiliki pemandangan yang menarik.

Pembangunan hotel merupakan salah satu proyek konstruksi yang


perencanaan harus dilakukan dengan baik. Dalam pengerjaan proyek konstruksi
seperti hotel, pekerjaan awal yang dilakukan adalah pekerjaan “sub structure”
atau pekerjaan pondasi. Pondasi merupakan bagian penting dari suatu bangunan
yang berfungsi menyalurkan beban struktur diatasnya ke tanah. Dalam
perencanaan pondasi karakteristik tanah sangat berpengaruh untuk tempat
peletakan pondasi. Pembangunan hotel yang berada di daerah persawahan
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sulitnya ditemukan tanah keras pada
kedalaman yang dangkal untuk pondasi. Maka dari itu pentingnya pemilihan
pondasi yang sesuai dengan karakteristik tanah di lapangan, pemilihan pondasi
dapat dilakukan berdasarkan hasil pengujian sondir (Cone Penetration Test). Uji
sondir ini berfungsi untuk mengetahui kuat dukung tanah terhadap beban yang
diberikan diatasnya. Berdasrkan hasil uji CPT ditemukan tanah keras berada pada
kedalaman yang cukup jauh dari muka tanah maka salah satu solusi untuk
mengatasi kondisi tersebut adalah penggunaan pondasi tiang pancang. Tiang
pancang merupakan salah satu contoh pondasi dalam yang dapat menyalurkan
beban struktur kedalam lapisan tanah yang sangat kuat.

1
2

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan tugas ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa itu pondasi tiang pancang


2. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pondasi tiang pancang dalam
pembangunan Hotel The Royal Pita MahaUbud, Bali
1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan tugas adalah :

Kepada mahasiswa :

1. Mahasiswa mengetahui apa itu pondasi tiang pancang


2. Mahasiswa mengetahui bagaimana proses analisa perhitungan
perencanaan pondasi tiang pancang dalam pembangunan Hotel The Royal
Pita Maha Ubud, Bali

Pembaca :

1. Dapat menambah wawasan pembaca mengenai pondasi tiang pancang


2. Menambah wawasan pembaca mengenai bagaimana proses perencanaan
pondasi tiang pancang dalam pembangunan Hotel The Royal Pita Maha
Ubud, Bali
1.4 Data

Data yang dipakai diantaranya adalah data data ukuran besi hasil dari
sondir (Cone Penetration Test), data SPT, data lingkungan yang didapat dari
kontraktor proyek pembangunan Hotel The Royal Pita Maha Ubud, Bali.

1.5 Batasan Perencanaan

Dalam penulisan tugas Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Untuk


Struktur Gedung Hotel The Royal Pita Maha Ubud, Bali, penulis membuat
batasan perencanaan guna mengindari penyimpangan dari aspek-aspek yang
dikemukakan. Untuk perencanaannya, batasan yang dibuat hanya dilakukan hanya
sampai sebatas tahap perhitungan perencanaan dan peninjauan penurunan yang
dapat terjadi, penurunan yang ditinjau hanya penurunan tunggal.
3

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pondasi

Dalam suatu bangunan terdapat tiga bagian penting yang harus ada pada
bangunan yaitu “sub structure”, “super structure” dan “upper structure”. Sub
structure adalah bagian bangunan yang berada paling bawah letaknya
berhubungan langsung dengan tanah. Salah satu bagian sub structure adalah
pondasi, pondasi merupakan salah satu bagian utama dalam setiap bangunan.
Pondasi menjadi penopang bangunan sehingga bangunan bisa berdiri tegak.
Pondasi merupakan bagian yang berfungsi menopang beban bangunan diatasnya
dan menyalurkan beban ke dalam tanah sehingga dalam perencanaan pondasi erat
kaitannya dengan daya dukung tanah.

Pondasi dibagi kedalam dua jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi
dangkal. Pondasi dangkal adalah pondasi yang kedalamannya berada 0.8 - 3 m
dibawah permukaan tanah, sedangkan pondasi dangkal adalah pondasi yang
kedalamannya berada lebih dari 3 meter dibawah permukaan tanah. Pondasi
dangkal dapat dibuat berupa pondasi telapak, sedangkan pondasi dalam berupa
pondasi tiang baik tiang bor ataupun tiang pancang. Pondasi tiang pancang
merupakan pondasi berupa tiang baik dari beton ataupun dari baja yang dipancang
atau dimasukan ke dalam tanah sapai pada kedalaman tertentu.

2.2 Uji Sondir

Uji sondir atau dikenal dengan penetrasi kerucut statis merupakan


pengujian yang berfungsi mengetahui kapasitas dukung tanah. Nilai-nilai tahanan
kerucut statis atau hambatan konus (qc) yang diperoleh dapat langsung
dikorelasikan dengan kapasitas dukung tanah. Pada uji sondir, terjadi perubahan
yang kmpleks dari tegangan tanah saat penetrasi sehingga hal ini mempersulit
interpretasi secara teoritis. Dengan demikian dalam prakteknya, uji sondir tetap
bersifat empiris.

Nilai-nilai tahanan kerucut statis (qc) yang diperoleh dari pengujiannya,


dapat dikorelasikan secara langsung dengan nilai daya dukung tanah dan

3
4

penurunan pondasi dangkal dan pondasi tiang. Ujung alat ini terdiri dari kerucut
baja yang mempunyai sudut kemiringan 600 dan berdiameter 35.7 mm atau
mempunyai luas penampang 1000 mm2. Alat sondir dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat mengukur tahanan terhadap gesekan dari selimut silinder mata
sondirnya. Cara penggunaan alat ini adalah dengan menekan pipa penekan dan
mata sondir secara terpisah, melalui alat penekan mekanis atau dengan
tanganyang memberikan gerakan kebawah. Kecepatan penekanan kira kira
10mm/detik. Pencatatan tahanan ujung serta tahanan gesekan selimut sondir
dilakukan setiap 20 cm.

2.3 Uji Penetrasi Standar

Pengujian penetrasi standar dilakukan karena sulitnya memperoleh contoh


tanah tak terganggu pada tananh granuler. Sifat tanah ditententukan melalui
pengukuran kerapatan relative secara langsung dilapangan. Pengujian ini
berfungsi untuk mengetahui estimasi nilai kerapatan. Pada saat melakukan
pengeboran inti, jika kedalaman pengeboran telah mencapai lapisan tanah yang
akan diuji, mata bor dilepas dan diganti dengan alat yang yang disebut tabung
belah standar. Setelah dilakukan pemasangan tabung, bersama-sama pipa bor akan
diturunkan sampai ujungnya menumpu lapisan tanah dasar dan kemudian dipukul
dengan pemukul yang beratnya 63.5 kg, yang ditarik naik turun dengan ketinggian
76.2 cm.

Pengujian SPT dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, tahapan


pertama, tabung belah standar dipukul hingga kedalaman 15.24 cm. Kemudian
dilanjutkan dengan pemukulan tahap kedua sedalam 30.48 cm. jumlah pukulan
pada tahap kedua ini, yaitu jumlah jumlah pukulan tabung yang dibutuhkan untuk
penetrasi tabung belah standar sedalam 30.48 cm, didefinisikan sebagai nilai-N.
pengujian yang baik dapat dilakukan dengan menghitung pukulan pada tiap-tiap
penembusan sedalam 7.62 cm. dengan cara ini kedalaman sembarang jenis tanah
di dasara lubang bor dapat ditaksir, dan elevasi dimana gangguan terjadi dalam
usaha menembus lapisan yang keras seperti batu dapat dicatat. Pada kasus umum,
pengujian spt dilakukan pada tiap-tiap 1.5 m atau paling sedikit pada tiap-tiap
pergantian jenis lapisan tanah di sepanjang kedalaman lubang bornya.
5
6

2.4 Faktor Lingkungan

Dalam pengerjaan suatu proyek konstruksi, faktor lingkungan menjadi


salah satu penentu cepat lambatnya suatu proyek selesai. Apabila sebuah proyek
berada di daerah yang memiliki medan yang sulit, maka pengerjaan proyek dapat
memakan waktu yang cukup lama karena adanya hambatan pada proses
pengiriman material ke lokasi proyek.

Faktor lingkungan lainnya yang mempengaruhi pekerjaan suatu proyek


salah satunya adalah kepadatan penduduk. Pada proses pengerjaan proyek
konstruksi skala besar salah satunya adalah pembangunan hotel dengan
menggunakan pondasi tiang pancang, faktor penduduk juga diperhitungkan,
karena proses pengerjaan tiang pancang yang dapat mengakibatkan kebisingan
pada saat proses pemancangan sehingga dapat menyebabkan terganggunya
masyarakat yang berada disekitar proyek. Untuk itu perlu dilakukan penyelidikan
tentang faktor lingkungan sehingga proyek dapat berjalan lancer dalam
pengerjaannya

2.5 Daya Dukung Ijin Tiang


Daya dukung ijin tiang ditinjau dari kekuatan ijin tekan dan tarik yang
dippengaruhi daya dukung tanah dan material tiang.
1. Daya Dukung Tekan Berdasarkan Data Sondir

q c × A p T f × A st
Pa= × ...................................................................................(2.1)
FK 1 FK 2
2. Daya Dukung Tekan Berdasarkan Data N SPT

q c × A p ∑ l i f i × A st
Pa= × .............................................................................(2.2)
FK 1 FK 2
3. Daya Dukung Tekan Berdasarkan kekuatan material
Pa=σ ' b× A p..............................................................................................(2.3)
4. Data N SPT (Mayerhof)

Pa=
∑ li f i × A st × 0.70 +W ......................................................................(2.4)
p
FK 2
2.6 Jumlah Kebutuhan Tiang
7

Perhitungan jumlah kebutuhan tiang yang diperlukan pada suatu titik


kolom menggunakan beban aksial dengan kombinasi beban DL + LL. Jumlah
tiang yang diperlukan dihitung dengan membagi gaya aksial yang terjadi dengan
daya dukung tiang.

P
np= ............................................................................................................(2.5)
Pa

2.7 Efisiensi Kelompok Tiang

Efisiensi kelompok tiang dihitung berdasarkan rumus converse-Labbarre


dari Uniform Building Code AASHTO adalah :

( n−1 ) m+ ( m−1 ) n
E g=1−θ ...........................................................................(2.6)
90 mn
2.8 Beban Maksimum Tiang Pada Kelompok Tiang

Akibat beban dari atas dan juga dipengaruhi oleh formasi tiang dalam satu
kelompok tiang, tiang akan mengalami gaya tekan dan tarik. Oleh karena itu
tiang-tiang harus dikontrol untuk memastikan bahwa masing-masing tiang masih
dapat menahan beban dari struktur atas sesuai dengan daya dukungnya.

Beban aksial dan momen yang bekerja akan didistribusikan ke pile cap dan
kelompok tiang berdasarkan rumus elastisitas dengan menganggap bahwa pile cap
kaku sempurna, sehingga pengaruh gaya yang bekerja tidak menyebabkan pile cap
melengkung atau deformasi.

Pu M y × X max M x ×Y max
Pmaks= ± ± (2.7)
np ny ∑ X 2 nx ∑ Y 2
8

Gambar 2.1 Beban Maksimum Pada Kelompok Tiang


Sumber: Buku Desain Pondasi Tahan Gempa
2.9 Daya Dukung Tiang Horizontal

Dalam analisis gaya horizontal, tiang perlu dibedakan menurut model


ikatannya dengan pile cap. Karena itu tiang dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Tiang ujung jepit


Tiang yang ujung atasnya terjepit pada pile cap sepanjang 60 cm.
2. Tiang ujung bebas
Tiang yang ujung atasnya terjepit pada pile cap kurang dari 60 cm.

Pada tanah kohesif dan ujung terjepit untuk tiang pendek daya dukung
horizontal dihitung dengan rumus :

3D
H u=9 cu × D ×( L ¿ ¿ p− )¿ ..........................................................................(2.8)
2

Lp 3 D
M max =H u ×( + )......................................................................................(2.9)
2 2

Untuk tiang sedang dihitung dengan rumus :

9 3D f
M y = c u Dg2 −c u Df ×( + ).....................................................................(2.10)
4 2 2

Dimana

3D
L p= + f + g..................................................................................................(2.11)
2

3D
Kemudian cek apakah momen maksimum pada kedalaman + f lebih kecil dari
2
M y . Jika momen maksimum > M y maka termasuk tiang panjang dan nilai H u
dinyatakan dengan persamaan :

2My
H u=
3 D f .....................................................................................................(2.12)
+
2 2
9

Gambar 2.2 Daya Dukung Tiang Horizontal

Sumber: Buku Desain Pondasi Tahan Gempa


3. Defleksi Akibat Tiang Horizontal

Untuk menghitung defleksi tiang dikaitkan dengan faktor tak berdimensi


βL, dengan rumus :
β=¿...............................................................................................................(2.13)
Defleksi ujung tiang di permukaan tanah (yo) dinyatakan oleh persamaan
yang tergantung pada tipe jepitan tiang.
1. Tiang ujung bebas sebagai tiang pendek ( β L p <1.5 )
y o =¿ ¿............................................................................................................(2.14)

2. Tiang ujung jepit sebagai tiang pendek ( β L p < 0.5)


H
yo= ...................................................................................................(2.15)
kh D Lp

3. Tiang ujung bebas sebagai tiang panjang ( β L p >2.5 )


10

2 Hβ(eβ +1)
yo = ...........................................................................................(2.16)
kh D

4. Tiang ujung jepit sebagai tiang panjang ( β L p >1.5 )



yo= ........................................................................................................(2.17)
kh D

4. Keruntuhan Kelompok Tiang

Kelompok tiang yang seluruhnya tertanam pada tanah lempung lunak


harus ditinjau mekanisme keruntuhan kelompok tiang. Keruntuhan kelompok
tiang dapat terjadi karena kelompok tiang pancang yang dipasang secara
berdekatan. Saat tiang mengalami penurunan maka tanah yang ada di sekitar
pondasiikut bergerak turun sehingga antara tiang dan tanah diantara tiang tersebut
merupakan satu kesatuan. Bila tanah diantara tiang tersebut runtuh maka disebut
dengan keruntuhan blok.

Untuk menghitung nilai daya dukung kelompok tiang tersebut digunakan


persamaan Terzaghi dan Peck :

1
Q=(2 L p ( B+ L ) cu +1.3 c b S ' N BL)× c
(2.18)
SF
2.10 Penurunan Tiang
Penurunan tiang dibedakan menjadi dua yaitu penurunan tiang tunggal dan
penurunan kelompok tiang dalam bahasan ini hanya ditinjau penurunan tiang
tunggal.
1. Untuk tiang apung
Pu I
s= (2.19)
Es d

Dimana I =( I o Rk Rh R m)
2. Untuk tiang dukung ujung
Pu I
s= (2.20)
Es d

Dimana I =( I o Rk Rb R m )
11

BAB III
METODE PERENCANAAN
3.1 Lokasi

Adapun lokasi perencanaan pondasi tiang pancang ini berada di


Kedewatan, Ubud, Bali

Gambar 3.1 Lokasi Proyek di Daerah Kedewatan, Ubud


Sumber : Google Maps
3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan


oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data
ditujukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
perencanaan suatu proyek konstruksi. Teknik mengumpulkan data dapat
dilakukan dengan beberapa cara berupa kuisioner, check list, wawancara,
observasi, dan studi pustaka. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dalam perencanaan pondasi tiang pancang di Hotel The Royal Pita Maha
Ubud, Bali adalah dengan cara studi pustaka. Studi pustaka merupakan
pengumpulan data melalui dokumen yang berguna untuk bahan analisis.

11
12

3.3 Data

Data dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang di dapat secara langsung melalui observasi atau
penelitian di lapangan dan data sekunder adalah data yang di dapat dari
suatu pihak yang terkait dengan proyek atau dari suatu
instansi/kelembagaan. Dalam proses perencanaan pondasi tiang pancang di
Hotel The Royal Pita Maha, Ubud, Bali data yang digunakan berupa data
sekunder. Data sekunder yang dipakai dalam perencanaan adalah data
mengenai data lingkungan, hasil uji CPT dan data hasil uji SPT yang di
dapat dari kontraktor proyek.

3.4 Metode Pelaksanaan

Dalam perencanaan pondasi tiang pancang terdapat beberapa


tahapan yang dianggap perlu dilakukan guna menganalisis perencanaan
dengan baik dan sesuai standar. Tahapan pertama adalah studi kepustakaan
terhadap buku, jurnal, atau website yang berkaitan dengan tiang pancang,
bagaimana perencanaan dan pelaksanaan pondasi tiang pancang. Tahapan
kedua adalah meninjau ke lokasi proyek guna mendapatkan data yang
diperlukan guna menganalisis permasalahan mengenai perencanaan
pondasi tiang pancang berupa data CPT, data SPT, ukuran besi tiang
pancang, dan jenis tanah. Tahapan ketiga adalah menentukan daya dukung
ijin tiang dengan rumus (2.1). Tahapan keempat adalah menghitung
jumlah kebutuhan tiang dengan rumus (2.5). Tahap kelima adalah
menghitung efisiensi dalam kelompok tiang dengan rumus (2.6). Tahapan
keenam adalah menentukan beban maksimum pada kelompok tiang
dengan rumus (2.7). Tahapan ketujuh adalah menentukan daya dukung
horizontal tiang dengan rumus (2.8). Tahapan kedelapan adalah
menentukan defleksi yang terjadi akibat gaya horizontal dengan rumus
(2.13). Tahapan kesembilan menentukan keruntuhan kelompok tiang
dengan rumus (2.18). Tahapan kesepuluh adalah menentukan penurunan
tiang dengan rumus (2.20).
13

3.5 Skema Pelaksanaan


14

DAFTAR PUSTAKA

Hardiyatmo, H C, 1996, Teknik Fondasi 1, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta

Pamungkas, A, Erny Harianti, 2013, Desain Pondasi Tahan Gempa, CV. Andi
Offset, Yogyakarta

Pramana, Y, 2016, Perencanaan Pondasi Tiang Pancang, Denpasar

Anda mungkin juga menyukai