Anda di halaman 1dari 56

PERHITUNGAN KONSTRUKSI BAJA

1. DATA PERENCANAAN JEMBATAN

L=40

a=8 a=8 a=8 a=8 a=8

H=6

Gambar 1. Penampang memanjang jembatan

PIPA SANDARAN Ø 114,3

0.90 GELAGAR MEMANJANG WF 250x250


TROTOAR t = 25 cm
1.35
1 1
PLAT LANTAI t = 20 cm GELAGAR MELINTANG ATAS WF 500x300
0.25
0.20

3,2 3,2 3,2 3,2 3,2

RANGKA INDUK WF 300x200

GELAGAR MELINTANG BAWAH WF 175x175

Gambar 2. Penampang melintang jembatan


Direncanakan :
 Bentang jembatan : 40 meter
 Lebar jembatan : 16 meter
 Lebar lantai kendaraan : 2 x 7 meter
 Panjang jembatan (a) : 8 meter
 Tinggi jembatan : 6 meter
 Lebar trotoar : 2 x 1 meter
 Gelagar memanjang : Profil WF 250 x 250 x 9 x 14
 Gelagar melintang : Profil WF 500 x 300 x 11 x 15
 Rangka baja induk : Profil WF 300 x 200 x 9 x 14

1
 Gelagar melintang bawah : Profil WF 175 x 175 x 7,5 x 11
 Ikatan angin : Profil double siku 50 x 50 x 6
 Jenis jembatan : Lalu lintas atas
 Konstruksi : Struktur rangka baja
 Kelas jembatan : Kolektor primer
 Fungsi jembatan : Jembatan jalan raya
 Mutu beton : 30 Mpa
 Mutu baja : fy = 290 Mpa (profil)
fy = 240 Mpa (tulangan)
 Koefisien reduksi kekuatan
 Lentur : 0,90
 Geser : 0,90
 Aksial tekan : 0,85
 Aksial tarik : 0,90  terhadap leleh
0,75  terhadap fraktur
 Penghubung geser : 0,75
 Sambungan baut : 0,75
 Hubungan las : 0,90  las tumpuan penetrasi penuh
0,75  las sudut dan las tumpul penetrasi sebagian
 Berat isi
 Beton : 25 kN/m3
 Baja : 77 kN/m3
 Air : 9,8 kN/m3
 Aspal : 22 kN/m3

2
2. PERHITUNGAN KONSTRUKSI BAJA
2.1 Perhitungan Sandaran
Railing atau sandaran merupakan pagar untuk pengamanan pengguna
jembatan khususnya pejalan kaki. Menurut Pedoman Perencanaan Pembebanan
Jembatan Jalan Raya halaman 10, 2.5.c tentang beban pada trotoar, kerb dan
sandaran.
“ Tiang-tiang sandaran pada setiap tepi trotoar harus diperhitungkan untuk dapat
menahan beban horizontal sebesar 100 kg/m’ yang bekerja pada tinggi 90 cm diatas
lantai trotoar “.
Jika gelagar melintang diasumsikan IWF 500 x 300 x 11 x 15 dan rangka
induk diasumsikan menggunakan IWF 300 x 200 x 9 x 14 maka tinggi sandaran dari
sumbu bawah rangka induk dihitung sebagai berikut :
h1 = tinggi sandaran dari trotoar = 900 mm
h2 = tinggi trotoar = 250 mm
h3 = tinggi plat lantai kendaraan = 200 mm
h4 = tinggi gelagar melintang = 500 mm
h5 = tebal sayap gelagar melintang = 15 mm
h6 = lebar profil rangka induk = 300 mm

PIPA SANDARAN Ø 114,3

0.90
TROTOAR t = 25 cm
1
0.25
0.20

Gambar 3. Tinggi tiang sandaran

hs = h1 + h2 + h3 + (h4 – h5 - (1/2 x h6))

= 900 + 250 + 200 + (500 – 15 – (1/2 x 300))

= 1685 mm = 168,5 cm

3
Sandaran diasumsikan mempunyai sendi pada rangka utama dengan panjang
sandaran yang menumpu pada rangka utama sebesar (pada tengah bentang) :
H (Tinggi) total rangka adalah 6 meter. Dengan menggunakan rumus segitiga :

8400 Ls
=
6000 (6000 − 1685)

(8400 𝑥 3815)
Ls = = 5341 mm = 534,1 cm
6000

Pembebanan pada pipa sandaran:


 Beban horizontal (H) = 100 kg/m
 Beban vertikal (V) = 15,0 kg/m (berat sendiri pipa sandaran)

a. Data Perencanaan
σ ijin = 1666 kg/cm3
E baja = 2 x 105 Mpa = 2 x 106 kg/cm2

b. Data Teknis Profil


Sandaran direncanakan menggunakan pipa Ø 114,3 mm.

t
D

D = 11,43 cm I = 283 cm 4

t = 0,56 cm i = 3,85 cm
F = 19,12 cm 2 W = 49,6 cm 3

G = 15,0 kg/m
V= 15,0 Kg/m
R

H= 100 Kg/m

4
𝑅 = √𝑉 2 + 𝐻 2

𝑅 = √152 + 1002 = 101,119 Kg/m

q= 100,706 Kg/m

582,65 cm

RAV = ½ x q x Ls
= ½ x 101,119 x 5,341 = 270,038 kg

Momen yang terjadi pada pipa sandaran :


Mu = 1/8 x q x Ls2
= 1/8 x 101,119 x (5,341)2 = 360,568 kg.m
Geser yang terjadi pada pipa sandaran :
D = ½ x q x Ls
= ½ x 101,119 x 5,341 = 270,038 kg

c. Kontrol Terhadap Bahan dan Tegangan Yang Ada


1) Terhadap Lendutan
5 x qh x Ls 4 Ls
<
384 EI 180
5 x 1,01119 x 534,14 Ls 534,1
= 1,893 cm < = = 2,967 cm … . (𝐎𝐊)
384 x 2. 106 x 283 180 180
2) Terhadap Momen
σ u < σ ijin
Mu
= σ ijin
W
36056,8 kg
= 726,952 < 1666 2 … . . (𝐎𝐊)
49,6 cm
3) Terhadap Geser
DxS 270,038 x 49,6
r= = = 47,33 kg/cm2
I 283
r ijin = 0,58 x σ ijin = 0,58 x 1666 = 966,28 kg/cm2

5
r < r ijin … . (𝐎𝐊)
Jadi pipa Ø 114,3 mm dapat dipakai untuk sandaran.

2.2 Perhitungan Lantai Trotoar


Fungsi utama trotoar adalah memberikan layanan yang optimal bagi pejalan
kaki baik dari segi keamanan maupun kenyamanan. Berdasarkan PPJJR 1987
halaman 10 alinea 1 tentang beban pada trotoar, kerb dan sandaran.
a. Kontruksi trotoar harus diperhitungkan terhadap beban hidup (q) = 500
kg/m2, dalam perhitungan kekuatan gelagar karena pengaruh beban hidup
pada trotoar diperhitungkan beban sebesar 60% beban hidup trotoar.
b. Kerb yang terdapat pada tepi–tepi lantai kendaraan harus diperhitungkan
untuk dapat menahan satu beban horisontal ke arah melintang jembatan
sebesar (P) = 500 kg/m2 yang bekerja pada puncak kerb yang
bersangkutan atau pada tinggi 25 cm diatas permukaan lantai kendaraan
apabila kerb yang bersangkutan lebih tinggi dari 25 cm.

H1

H2
TROTOAR
PLAT LANTAI

P1 P2
1.6
2.7
3.2

Gambar 4. Pembebanan pada Trotoar


a. Data Perencanaan
 𝑓 ′𝑐 = 30 Mpa
 𝛾 = 25 kN/m3
 𝑓𝑦 = 240 Mpa
 D = 16 mm
 d = h – p – 1/2 D tulangan
= 250 – 40 – 8 = 202 mm

6
b. Pembebanan pada trotoar

1) Akibat Beban Mati


 P1 (berat trotoar) = 0,25 x 1,00 x 1,00 x 2500 = 625 kg
 P2 (berat pelat jembatan) = 0,20 x 3,20 x 1,00 x 2500 = 1600 kg

2) Akibat Beban Hidup

 H1 (beban pejalan kaki) = 1,00 x 500 = 500 kg


 H2 (beban tumbukan (pada trotoar) = 1,00 x 500 = 500 kg

3) Akibat Momen yang terjadi di titik A


 MP1 = 625 x 2,7 =1687,5 kgm
 MP2 = 1600 x 1,60 =2560 kgm

 MH1 = 500 x 2,7 =1350 kgm

 MH2 = 500 x 0,45 =225 kgm +


M total (Mu) = 5822,5 kgm = 50,8225 kNm

c. Perhitungan Tulangan
Mu 58,22
= = 1426,82
bd2 1 x 0,2022
0,85 × fc × β 600
b = (600 + fy)
fy

0,85 × 30 ×0,85 600


=
240
(600 + 240)
= 0,0645
1,4 1,4
 min = = = 0,00583
fy 240

 max = 0,75 x b = 0,75 x 0,0645 = 0,0484

Mu
= 1400 → ρ = 0,0076
bd2
Mu
= 1500 → ρ = 0,0081
bd2

Mu 26,82
2
= 1426,82 → ρ int = 0,0076 + x (0,0081 − 0,0076) = 0,00773
bd 100

Karena ρ interpolasi = 0,00773 > 𝜌 min = 0,0058

7
A = ρ min x bd = 0,0058 x 1000 x 202 = 1171,6 mm2
Dipakai tulangan D16 − 150 (As = 1340 mm2 )

d. Checking
𝐴𝑠𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 1340
𝜌= (𝑏𝑥𝑑)
= (1000 𝑥 202) = 0,0066 < 𝜌 max = 0,049 … … . . (𝑂𝐾)

SNI 03-2847-2002 pasal 9.12(2) dalam arah tegak lurus terhadap tulangan utama
harus disediakan tulangan pembagi (untuk tegangan susut dan suhu) dengan :
𝜌 = 0,002
As = 0,002 x b x d
As = 0,002 x 1000 x 202 = 404 mm2.
Digunakan tulangan bagi D10 - 175 (As = 449 mm2)

2.3 Perhitungan Pelat Lantai Kendaraan

Gambar 5. Pelat Lantai Kendaraan

a. Data Perencanaan
 Mutu Beton (f’c) = 30 Mpa
 Mutu Tulangan (fy) = 240 Mpa
 Tebal Pelat Lantai = 20 cm
 Tebal Perkerasan = 5 cm
 𝐷 tulangan rencana = 16 mm
 Tebal Selimut Beton (p) = 40 mm ( untuk konstruksi lantai yang
langsung berhubungan dengan cuaca )
 Berat Jenis Beton (𝜑) = 25 kN/m³ = 2500 kg/m³
 Berat Jenis aspal (𝜑𝑤) = 22 kN/m² = 2200 kg/m³

8
b. Perhitungan Momen Lentur Pada Pelat Lantai Kendaraan
1) Beban Mati :
o Berat Sendiri Pelat = 0,20 x 1,00 x 2500 = 500 kg/m
o Berat Aspal = 0,05 x 1,00 x 2200 = 110 kg/m
o Berat Dek baja = 22,72 x 1,00 = 22,72 kg/m
o Berat Air Hujan = 0,1 x 1,00 x 1000 = 100 kg/m +
∑𝑞𝐷3 = 732,72 𝑘𝑔/𝑚
2) Beban Hidup = 500 kg/m2
3) Kombinasi Pembebanan
Wu = 1,2D + 1,6L
= 1,2 (732,72) + 1,6 (500)
Wu = 1679,264 kg/m2 = 16,79 kN/m2
4) Perhitungan Momen
Lantai dianggap ditumpu bebas

600

𝐿𝑦 600
225 = = 2,67 > 2 → 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 1 𝑎𝑟𝑎ℎ
𝐿𝑥 225

 Momen Lapangan
Mu = 1/8 Wu l2
= 1/8 19,11 62
= 85,995 KN.m
= 8599,5 kg.m

 Momen jepit tak terduga


Mu = 1/24 Wu l2
= 1/24 19,11 62
= 28,665 KN.m
= 2866,5 kg.m

9
5) Perhitungan penulangan
 Tebal plat (h) = 200 mm
 Tebal selimut (p) = 40 mm
 Diameter tulangan rencana = 19 mm
Penutup beton P = 40 mm
Tulangan Pokok = 𝐷19
𝐷𝑡𝑢𝑙
𝑑 =ℎ−𝑝− 2
19
𝑑𝑥 = 200 − 40 −
2
𝑑𝑥 = 150,5 𝑚𝑚 = 15,05 𝑐𝑚
 Momen Lapangan
𝑀𝑢 80,28 𝑘𝑁
= = 3796,647 → 𝐿𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑏𝑑² 1,0 𝑥 0,1505² 𝑚²

0,85 ×𝑓𝑐×𝛽 600


b = (600 +𝑓𝑦)
𝑓𝑦

0,85 × 25 ×0,85 600


= (600 +240)
240

= 0,0537

1,4 1,4
min = 𝑓𝑦 = = 0,0058
240

max = 0,75 b = 0,75 x 0,0645= 0,0403

𝑀𝑢
= 3600 → 𝜌 = 0,0213
𝑏𝑑 2
𝑀𝑢
= 3800 → 𝜌 = 0,0227
𝑏𝑑 2

𝑀𝑢 196,647
2
= 3796,647 → 𝜌 = 0,0213 + 𝑥(0,0227 − 0,0213)
𝑏𝑑 2000

𝜌𝑖𝑛𝑡 = 0,0214

Karena 𝜌 min = 0,0058 < 𝜌 < 𝜌 maks = 0,0403

Maka yang dipakai 𝜌 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑝𝑜𝑙𝑎𝑠𝑖 = 0,0214

A = 𝜌𝑚𝑖𝑛𝑥𝑏𝑑 = 0,0214 𝑥 1000 𝑥 150,5 = 3220,7 𝑚𝑚2


10
Dipakai tulangan 𝐷19 − 75 (𝐴𝑠 = 3780 𝑚𝑚2 )

 Tulangan pembagi
0,25 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ
𝐴𝑠 =
100
0,25 𝑥 1000 𝑥 200
𝐴𝑠 = = 500 𝑚𝑚2
100

𝐷𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐷12 − 150 (𝐴𝑠 = 503 𝑚𝑚2 )

 Momen Tumpuan
𝑀𝑢 28,665 𝑘𝑁
= = 1265,549 → 𝐿𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝑏𝑑² 1,0 𝑥 0,1505² 𝑚²

0,85 ×𝑓𝑐 ×𝛽 600


b = (600 +𝑓𝑦)
𝑓𝑦

0,85 × 25 ×0,85 600


= (600 +240)
240

= 0,0537

1,4 1,4
min = 𝑓𝑦 = = 0,0058
240

max = 0,75 b = 0,75 x 0,0645= 0,0403

𝑀𝑢
= 1200 → 𝜌 = 0,0065
𝑏𝑑 2
𝑀𝑢
= 1300 → 𝜌 = 0,0071
𝑏𝑑 2

𝑀𝑢 65,549
= 1265,549 → 𝜌 = 0,0065 + 𝑥(0,0071 − 0,0065)
𝑏𝑑 2 100

𝜌𝑖𝑛𝑡 = 0,00689

11
Karena 𝜌 min = 0,0058 < 𝜌𝑖𝑛𝑡 < 𝜌 maks = 0,0403

Maka yang dipakai 𝜌 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑝𝑜𝑙𝑎𝑠𝑖 = 0,00689

A = 𝜌𝑚𝑖𝑛𝑥𝑏𝑑 = 0,00689 𝑥 1000 𝑥 150,5 = 1036,945 𝑚𝑚2

Dipakai tulangan 𝐷12 − 100 (𝐴𝑠 = 1131 𝑚𝑚2 )

2.4 Cek Deck Slab


Direncanakan menggunakan dek baja type Ribdeck 80dengan dimensi sebagai
berikut

Gambar 6. Gambar Plat Deck

t = 1,2 mm W = 14,8 kg/m2


A = 1,848 mm2 I = 237,6 cm4

12
H = 80 mm B = 25 +135 + 25 = 185 mm
YNA = 42,5 mm = 4,25 cm

Mencari momen lawan (Wx)

𝐻 2 𝑥𝐵 − 𝑡(𝐻 − 𝑡)2
𝑦2 = 𝑥𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = 1,488 𝑚𝑚 = 0,148 𝑐𝑚
2𝑥(𝐻 2 𝑥𝐵 − 𝑡(𝐻 − 𝑡)

802 𝑥185 − 1,2(80 − 1,2)2


𝑦2 = 𝑥3 = 1,488 𝑚𝑚 = 0,148 𝑐𝑚
2𝑥(802 𝑥185 − 1,2(80 − 1,2)

𝑦1 = 80 − 1,488 = 78,512 𝑚𝑚 = 7,851 𝑐𝑚

237,9
𝑊1 = = 1605,405 𝑐𝑚3
0,148
237,9
𝑊2 = = 30,263 𝑐𝑚3
7,851
Untuk Wx dipakai W2 = 30,263 cm3
Cek tegangan yang terjadi :
𝑀
𝜎𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = < 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
𝑊𝑥
2163,906 𝑘𝑔
= < 1867 2
30,263 𝑐𝑚
𝑘𝑔 𝑘𝑔
= 71,503 2
< 1867 2 … 𝑶𝑲
𝑐𝑚 𝑐𝑚
2.5 Perencanaan Gelagar Memanjang
Gelagar jembatan berfungsi untuk menerima beban-beban yang bekerja diatasnya dan
menyalurkannya ke bangunan dibawahnya. Pembebanan pada gelagar memanjang
meliputi :
 Beban mati
Beban mati terdiri dari berat sendiri gelagar dan beban-beban yang bekerja
diatasnya (pelat lantai jembatan, perkerasan, dan air hujan).
 Beban hidup
Beban hidup pada gelagar jembatan dinyatakan dengan beban “D” atau beban
jalur, yang terdiri dari beban terbagi rata “q” ton per meter panjang per jalur, dan
beban garis “P” ton per jalur lalu lintas tersebut.

13

















 












  




 

 










   


Gambar 7. Pemodelan Beban Gelagar Memanjang


 Mutu Beton (f’c) = 25 Mpa
 Mutu Tulangan (fy) = 240 Mpa
 Berat Jenis Beton (𝜑) = 25 kN/ m³ = 2500 kg/m³
 Berat Jenis aspal (𝜑𝑤) = 22 kN/m3 = 2200 kg/m³
 Tebal pelat lantai kendaraan = 20 cm
 Tebal lapis perkerasan = 10 cm
 Tinggi trotoar = 25 cm
 Jarak antar gelagar melintang = 600 cm

2.5.1 Gelagar tepi

14
Lantai trotoar

H1 Lapis perkerasan

Lantai kendaraan
25

20

225
200 100

Gambar 8. Pembebanan Pada Gelagar Tepi


1. Perhitungan momen lentur pada gelagar tepi
a. Beban mati

Gelagar
melintang

600
Gelagar
memanjang
qD1

225

 Beban mati (qD1) akibar pelat lantai trotoar dan beban diatasnya :
 Berat trotoar = 0,25 x 0,75 x 2500 = 468,75 kg
 Berat pelat lantai = 0,20 x 2,25 x 2500 = 1125 kg
 Berat Perkerasan = 0,1 x 1,50 x 2200 = 330 kg
 Berat air hujan = 0,05 x 2,25 x 1000 = 112,5 kg
 Berat dek baja = 2,25 x 11,35 = 25,54 kg +
qD1 =2061,79 kg

15
Gelagar
melintang

600
Gelagar
memanjang

qD2

225 112,5

 Beban mati (qD2) akibat pelat lantai trotoar dan beban diatasnya :
 Berat pelat lantai = 0,2 x 1,00 x 2500 = 500 kg
 Berat Perkerasan = 0,1 x 1,00 x 2200 = 220 kg
 Berat air hujan = 0,05 x 1,00 x 1000 = 50 kg
 Berat dek baja = 1,00 x 11,35 = 11,35 kg_+
qD2 = 781,35 kg

qD2
qE

600

Beban Trapesium diubah menjadi beban Ekivalen :


𝑞𝐷2 𝑞𝐸 2
𝑥(3𝐿2 − 4𝑎2 ) = 𝑥𝐿
24 8
781,35 𝑞𝐸 2
𝑥(3. 62 − 4. 12 ) = 𝑥6
24 8
𝑘𝑔
𝑞𝐸 = 752,411
𝑚
 Berat sendiri profil gelagar memanjang (qD3) = 106 kg/m
(Diasumsikan menggunakan profil IWF 300 x 300 x 15 x 15)
Jadi beban mati total (qDL) = qD1 + qE + qD3
= 2061,79 + 752,411 + 106
= 2920,20 kg/m

16
Gaya geser maksimum akibat beban mati (Dmak DL) :
Dmak DL =½xqxL
= ½ x 2920,20 x 6
= 8760,603 kg
Momen maksimum akibat beban mati (Mmak DL) :
Mmax DL = 1/8 x dDL x L2
= 1/8 x 2920,20 x 62
= 13140,9 kgm

b. Beban Hidup
 Beban terbagi rata (“q”)
Bentang jembatan = 30 m , maka :
q = 2,2 t/m’
Untuk perhitungan momen dan gaya lintang :
𝑞
Beban terbagi rata (q’) = 2,75dimana :
2,2
q’ = 2,75
𝑡 𝑘𝑔
= 0,8 𝑚 = 800 𝑚

Ketentuan penggunaan beban “D” dalam arah melintang jembatan :


 Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,50meter, beban “D”
sepenuhnya (100%) dibebankan pada lebar jalur 5,50meter sedang lebar selebihnya
dibebani hanya separuh beban “D” (50%).
q’ = 50 % x 800 kg/m = 400 kg/m
 Untuk perhitungan kekuatan gelagar karena pengaruh beban hidup pada trotoar,
diperhitungkan beban sebesar 60% beban hidup trotoar. Beban hidup pada trotoar=
500 kg/m2
Pengaruh beban hidup pada trotar (q)
q = 60% x ( 0,75 x 500 ) = 225 kg/m
Beban Hidup terbagi rata pada gelagar tepi :
q’ = 400 + 225 = 625 kg/m

c. Beban garis “P”

17
P = 12 ton, untuk perhitungan momen dan gaya lintang :
𝑃
Beban garis (P’) = 2,75 𝑥 𝛼 𝑥 𝑠 ′ 𝑥 𝐾 , dimana :

K = koefisien kejut, yang ditentukan dengan rumus :


20 20
𝐾 =1+( )=1+( ) = 1,25
(50 + 𝐿) (50 + 30)
𝑃 12
𝑃= 𝑥 𝛼 𝑥 𝑠′𝑥 𝐾 = 𝑥0,75 𝑥 1 𝑥 1,25
2,75 2,75
= 4,091 𝑇 = 4091 𝑘𝑔
Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,50
meter, beban “D” sepenuhnya (100%) dibebankan pada lebar jalur 5,50
meter sedang lebar selebihnya dibebani hanya separuh beban “D”
(50%).
P’ = 50 % × 4091 = 2045,5 kg

800

400 400

7,5

Gambar Distribusi Beban Hidup Merata (q)


Gaya geser maksimum akibat beban hidup (Dmak LL) :
D makLL = ½ p’ + ½ q’L
= (½ x 2045,5 + ½ 800 x 7,5+2(1/2x400x0,75)
= 1722,75 kg

Momen maksimum akibat beban hidup (Mmak LL) :


1 1
MmaxLL = (8 𝑥𝑞 ′ 𝑥𝑙 2 ) + (4 𝑥𝑃𝑥𝑙)
1 1
= (8 𝑥800 𝑥7,52 ) + (4 𝑥2045,5𝑥9)

= 10227,375 kgm

18
Gaya geser total pada gelagar tepi :
Dtot = Dmak DL + Dmak LL
= 8760,603 kg + 1722,75 kg
= 10483,353 kg
Momen total pada gelagar tepi :
Mtot = Mmax DL + Mmax LL
= 13140,9 kgm + 10227,375 kgm
= 23368,275 kgm

2. Pendimensian profil gelagar tepi


Mtot = 23368,275 kgm = 2336827,5 kgcm
σijinBj 37 = 1600 kg/cm2
𝑀𝑡𝑜𝑡 2336827,5
Wx = 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 = = 1460,517 𝑐𝑚3
1600

Digunakan profil baja IWF 500x200x10x16 – 89,7

Profil Berat Ukuran (mm)


WF (kg/m) A B t1 t2 r
450x200 76 450 200 9 14 18

Momen Jari-Jari Momen


Luas
Inersia Inersia Lawan
Tampang
Ix Iy ix iy Wx Wy
96,76 33.500 1870 18,6 4,4 1490 187

3. Kontrol terhadap bahan dan tegangan


 Kontrol terhadap lendutan (𝛿)
5 𝑥 𝑞𝑡𝑜𝑡 𝑥𝐿4 𝑃𝑥𝐿3
𝛿𝑚𝑎𝑥 = + < 𝛿𝑖𝑗𝑖𝑛
384 𝐸𝐼𝑥 48𝐸𝐼𝑥
5 𝑥 (8 + 6,25)𝑥7004 2045,5𝑥7003 700
= 6
+ 6
<
384 𝑥 (2,1 𝑥 10 ) 𝑥 33500 48 𝑥 (2,1 𝑥 10 ) 𝑥 33500 500

19
= 0,63 + 0,21 < 1,40 𝑐𝑚
= 0,84 < 1,40 𝑐𝑚 … 𝑶𝑲
 Kontrol terhadap tegangan lentur yang terjadi (𝜎) :
𝑀𝑡𝑜𝑡
𝜎𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = < 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
𝑊𝑥
2336827,5
= < 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚
1490
𝑘𝑔
= 1568,34 < 1600 … 𝑶𝑲
𝑐𝑚
 Kontrol terhadap tegangan geser yang terjadi (𝜏)
1 1
𝐷𝑚𝑎𝑥 = ( 𝑥 𝑞𝑡𝑜𝑡 𝑥 𝐿) + ( 𝑥 𝑃)
2 2
1 1
= ( 𝑥(8 + 6,25) 𝑥 700) + ( 𝑥 2045,5)
2 2
= 6010,25 𝑘𝑔
𝐴𝑤𝑒𝑏 = 𝐴𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 − 𝐴𝑓𝑙𝑒𝑛𝑠
= 97.76 − (2𝑥(20𝑥1,4))
= 41,76 𝑐𝑚2
𝐷𝑚𝑎𝑥
𝜏𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = < 𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛
𝐴𝑤𝑒𝑏
6010,25
= < 0,58 𝑥 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
41,76
𝑘𝑔 𝑘𝑔
= 143,92 < 928 … 𝑶𝑲
𝑐𝑚2 𝑐𝑚2

2.5.2 Gelagar tengah

20
Lapis perkerasan
Lantai kendaraan

2010
225
200

Gambar 9. Pembebanan Pada Gelagar Tengah

3. Perhitungan momen lentur pada gelagar tengah


b. Beban mati

Gelagar
melintang

600
Gelagar
memanjang

112,5 225 112,5

 Beban mati (qD) akibat pelat lantai kendaraan :


 Berat pelat lantai = 0,2 x 1,125 x 2500 = 562,5
 Berat Perkerasan = 0,1 x 1,125 x 2200 = 247,5
 Berat air hujan = 0,05 x 1,125 x 1000 = 56,25
 Berat dek baja = 1,00 x 11,35 = 11,35 _+
qD = 877,6

qD
qE

600

21
Beban Trapesium diubah menjadi beban Ekivalen :
𝑞𝐷 𝑞𝐸 2
𝑥(3𝐿2 − 4𝑎2 ) = 𝑥𝐿
24 8
855,1 𝑞𝐸 2
𝑥(3. 62 − 4. 12 ) = 𝑥6
24 8
𝑘𝑔
𝑞𝐸 = 823,430
𝑚
Beban mati yang bekerja pada gelagar tengah = 2 x qE
= 2 x 823,430
= 1646,86 kg/m

 Berat sendiri profil gelagar memanjang (qD) = 106 kg/m


(Diasumsikan menggunakan profil IWF 300 x 300 x 15 x 15-106)
Jadi beban mati total (qDL) = 1646,86 + 106
= 1752,86 kg/m
Gaya geser maksimum akibat beban mati (Dmak DL) :
Dmak DL =½xqxL
= ½ x 1752,86 x 6
= 5258,58 kg
Momen maksimum akibat beban mati (Mmak DL) :
Mmax DL = 1/8 x dDL x L2
= 1/8 x 5258,58 x 62
= 23663,61 kgm

c. Beban Hidup
Beban terbagi rata (“q”)
Bentang jembatan = 30 m , maka :
q = 2,2 t/m’
Untuk perhitungan momen dan gaya lintang :
𝑞
Beban terbagi rata (q’) = 2,75dimana :
2,2
q’ = 2,75
𝑡 𝑘𝑔
= 0,8 𝑚 = 800 𝑚

Untuk perhitungan momen dan gaya lintang :

22
𝑞
Beban terbagi rata (q’) = 2,75 𝑥 𝛼 𝑥 𝑠′ , dimana :

𝛼 = faktor distribusi, 𝛼 = 0,75 bila kekuatan gelagar melintang


diperhitungkan, 𝛼 = 1,00 bila kekuatan gelagar melintang tidak
diperhitungkan
s’ = lebar pengaruh beban hidup pada gelagar tengah = 2
2𝑥1
s’ = = 1,000
2
𝑞
q’ = 2,75 𝑥 𝛼 𝑥 𝑠′
2,2 𝑡 𝑘𝑔
= 2,75 𝑥 0,75 𝑥 2 = 1,2 𝑚 = 1200 𝑚

Ketentuan penggunaan beban “D” dalam arah melintang jembatan :


 Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari
5,50meter, beban “D” sepenuhnya (100%) dibebankan pada lebar
jalur 5,50meter sedang lebar selebihnya dibebani hanya separuh
beban “D” (50%).
q’ = 50 % x 1200 kg/m= 600 kg/m

d. Beban garis “P”


P = 12 ton, untuk perhitungan momen dan gaya lintang :
𝑃
Beban garis (P’) = 2,75 𝑥 𝛼 𝑥 𝑠 ′ 𝑥 𝐾 , dimana :

K = koefisien kejut, yang ditentukan dengan rumus :


20 20
𝐾 =1+( )=1+( ) = 1,25
(50 + 𝐿) (50 + 30)
𝑃 12
𝑃= 𝑥 𝛼 𝑥 𝑠′𝑥 𝐾 = 𝑥0,75 𝑥 2 𝑥 1,25
2,75 2,75
= 8,182 𝑇 = 8182 𝑘𝑔
Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,50
meter, beban “D” sepenuhnya (100%) dibebankan pada lebar jalur 5,50
meter sedang lebar selebihnya dibebani hanya separuh beban “D”
(50%).
P’ = 50 % × 8182 = 4091 kg

23
P = 8182 kg

q = 600 kg/m

600

Gaya geser maksimum akibat beban hidup (Dmak LL) :


D makLL = ½ p’ + ½ q’L
= (½ x 8182 + ½ 600 x6)
= 5891 kg

Momen maksimum akibat beban hidup (Mmak LL) :


1 1
MmaxLL = (8 𝑥𝑞 ′ 𝑥𝑙 2 ) + (4 𝑥𝑃𝑥𝑙)
1 1
= (8 𝑥600𝑥62 ) + (4 𝑥8182𝑥6)

= 14973 kgm

Gaya geser total pada gelagar tengah :


Dtot = Dmak DL + Dmak LL
= 5258,58 kg + 5891kg
= 11149,58 kg

Momen total pada gelagar tengah :


Mtot = Mmax DL + Mmax LL
= 23663,61 kgm + 14973 kgm
= 38636,61 kgm

24
4. Pendimensian profil gelagar tengah
Mtot = 38636,61 kgm = 3863661 kgcm
σijinBj 37 = 1600 kg/cm2
𝑀𝑡𝑜𝑡 3863661
Wx = 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 = = 2414,788 𝑐𝑚3
1600

Digunakan profil baja IWF 500x300x11x15 – 145,5

Profil Berat Ukuran (mm)


WF (kg/m) A B t1 t2 r
500x300 114 482 300 11 15 26

Momen Jari-Jari Momen


Luas
Inersia Inersia Lawan
Tampang
Ix Iy ix iy Wx Wy
145,5 60400 6760 20,4 6,82 2500 451

4. Kontrol terhadap bahan dan tegangan


 Kontrol terhadap lendutan (𝛿)
5 𝑥 𝑞𝑡𝑜𝑡 𝑥𝐿4 𝑃𝑥𝐿3
𝛿𝑚𝑎𝑥 = + < 𝛿𝑖𝑗𝑖𝑛
384 𝐸𝐼𝑥 48𝐸𝐼𝑥
5 𝑥 (6 + 17,5286)𝑥6004 8182𝑥6003 𝐿
= + <
384 𝑥 (2,1 𝑥 106 ) 𝑥 60400 48 𝑥 (2,1 𝑥 106 ) 𝑥 60400 500
= 0,313 + 0,290 < 1,20 𝑐𝑚
= 0,603 < 1,20 𝑐𝑚 … 𝑶𝑲
 Kontrol terhadap tegangan lentur yang terjadi (𝜎) :
𝑀𝑡𝑜𝑡
𝜎𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = < 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
𝑊𝑥
3863661
= < 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚
2500
𝑘𝑔
= 1545,46 < 1600 … 𝑶𝑲
𝑐𝑚

25
 Kontrol terhadap tegangan geser yang terjadi (𝜏)
1 1
𝐷𝑚𝑎𝑥 = ( 𝑥 𝑞𝑡𝑜𝑡 𝑥 𝐿) + ( 𝑥 𝑃)
2 2
1 1
= ( 𝑥(6 + 17,5286) 𝑥 600) + ( 𝑥 8182)
2 2
= 35637,44 𝑘𝑔
𝐴𝑤𝑒𝑏 = 𝐴𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙 − 𝐴𝑓𝑙𝑒𝑛𝑠
= 145,5 − (2𝑥(30𝑥1,5))
= 55,5 𝑐𝑚2
𝐷𝑚𝑎𝑥
𝜏𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = < 𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛
𝐴𝑤𝑒𝑏
35637,44
= < 0,58 𝑥 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
50,50
𝑘𝑔 𝑘𝑔
= 705,692 < 928 … 𝑶𝑲
𝑐𝑚2 𝑐𝑚2

26
2.6 Perencanaan Gelagar Melintang
Pembebanan pada gelagar melintang meliputi :
a. Beban Mati
Terdiri dari berat sendiri gelagar dan beban yang bekerja diatasnya (gelagar
memanjang, pelat lantai jembatan, perkerasan, dan air hujan).
b. Beban Hidup
Beban hidup pada gelagar jembatan dinyatakan dengan beban “D“atau beban
jalur, yang terdiri dari beban terbagi rata “q” ton permeter panjang perjalur lalu
lintas tersebut.
Pada jembatan rangka baja, elemen struktur kompo sit terbentuk melalui
kerjasama antara gelagar melintang dengan pelat beton. Factor penting dalam struktur
kompo sit adalah lekatan antara gelagar melintang dengan pelat beton harus tetap ada.
Untuk menjaga agar lekatan ini tetap ada, perlu adanya penghubung geser (shear
conector) yang berfungsi untuk menahan gaya geser yang terjadi pada bidang
pertemuan antara pelat beton dengan gelagar melintang. Pemakain dek baja dibawah
pelat beton berfungsi sebagai cetakan tetap dan untuk menahan momen positif yang
terjadi pada pelat beton. Pemasangan dek baja sejajar dengan gelagar melintang.

2.6.1 Kondisi Pre Komposit


Kondisi pre komposit adalah kondisi dimana pelat beton belum mengeras dan
beban hidup belum bekerja

27
1) Perhitungan Momen Lentur Gelagar Melintang


600


600






 


  
 
 
 



  
 
 


 
 
 



P1+ P2 P3 P1+ P2


 
 
 



Gambar 10. Beban Mati Pada Kondisi Pre Komposit

28
Beban P1

Gelagar
melintang

700 Gelagar
memanjang
qD1

 Beban mati (qD1) akibar pelat lantai trotoar dan beban diatasnya :
 Berat trotoar = 0,25 x 0,75 x 2500 = 468,75 kg/m
 Berat pelat lantai = 0,2 x 2,25 x 2500 = 1125 kg/m
 Berat air hujan = 0,05 x 2,25 x 1000 = 112,5 kg/m
 Berat dek baja = 1,00 x 11,35 = 11,35kg/m +
qD1 =1717,6 kg/m
Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat (P1) yang bekerja pada
titik tumpu gelagar melintang :
P1 = qD1 x L
= 1717,6kg/m x 6,00 = 10305,6 kg

29
Beban P2

Gelagar
melintang

700 Gelagar
memanjang
qD2

 Beban mati (qD2) akibat pelat lantai trotoar dan beban diatasnya :
 Berat pelat lantai = 0,2 x 1,125 x 2500 = 562,5 kg/m
 Berat air hujan = 0,05 x 1,125 x 1000 = 56,25 kg/m
 Berat dek baja = 1,00 x 11,35 = 11,35kg/m _+
qD2 = 630,1 kg/m

qD2
qE

700

Beban Trapesium diubah menjadi beban Ekivalen :


𝑞𝐷2 𝑞𝐸 2
𝑥(3𝐿2 − 4𝑎2 ) = 𝑥𝐿
24 8
630,1 𝑞𝐸 2
𝑥(3. 62 − 4. 12 ) = 𝑥6
24 8
𝑘𝑔
𝑞𝐸 = 606,763
𝑚
Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat (P2) yang bekerja pada
titik tumpu gelagar melintang :
P2 = qE x L
= 606,763 kg/m x 6,00 = 3640,578 kg

30
Beban P3
Berat gelagar memanjang IWF 300x300x15x15 – 106
P3 = 106 x 6 = 636 kg

Beban P4

700 Gelagar
melintang

Gelagar
memanjang

 Berat pelat lantai = 0,2 x 1,125 x 2500 = 562,5 kg/m


 Berat air hujan = 0,05 x 1,125 x 1000 = 56,25 kg/m
 Berat dek baja = 1,00 x 11,35 = 11,35kg/m _+
= 630,1 kg/m
qE

700

Beban Trapesium diubah menjadi beban Ekivalen :


𝑞𝐷2 𝑞𝐸 2
𝑥(3𝐿2 − 4𝑎2 ) = 𝑥𝐿
24 8
630,1 𝑞𝐸 2
𝑥(3. 62 − 4. 12 ) = 𝑥6
24 8
𝑘𝑔
𝑞𝐸 = 606,763
𝑚
Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat (P4) yang bekerja pada titik
tumpu gelagar melintang :
P4 = (2 qE x L) x (berat gelagar memanjang x 7)
= (2 x 606,763 x 6) + (106x 6)
= 7917,156 kg = 7917 kg

31
Beban qE

700 Gelagar
melintang

Gelagar
memanjang

 Berat pelat lantai = 0,2 x 1,125 x 2500 = 562,5 kg/m


 Berat air hujan = 0,05 x 1,125 x 1000 = 56,25 kg/m
 Berat dek baja = 1,00 x 11,35 = 11,35kg/m _+
= 630,1 kg/m
qE

Beban segitiga diubah menjadi beban merata ekivalen :


𝑞𝐷 𝑞𝐸
𝑥 𝐿2 = 𝑥 𝐿2
12 8
630,1 qE
𝑥 2,252 = 𝑥 2,252
12 8
𝑞𝐸 = 420,067 𝑘𝑔/𝑚

Beban merata ekivalen yang bekerja = 2 x qE = 840,134 = 840 kg/m

32
P1+ P2 P3 P1+ P2
qe


 
 
 



16002 8001 16002


qe= 722


 
 
 



Reaksi perletakan :
(2𝑥𝑃1 + 2) + (𝑝3) + (𝑞𝐸𝑥𝐿)
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 =
2
(2𝑥13947) + (7917) + (840𝑥4,5)
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 =
2
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 = 19795,5 𝑘𝑔

Momen maksimum akibat beban mati :


= (𝑅𝐴𝑉 𝑥4,5) − ((𝑃1)𝑥2,25) − (𝑞𝐸𝑥2,25𝑥2,25)
= (19795,5 𝑥4,5) − (13947𝑥2,25) − (840𝑥2,25𝑥2,25)
= 52449 𝑘𝑔𝑚
Berat sendiri gelagar melintang = 200 kg/m
Asumsi gelagar melintang memakai profil IWF 800x300x14x26 – 210
RP = ½ x q x L
= ½ x 210 x 9
= 945 kg
MP = 1/8 x q x L2
= 1/8 x 210 x 92
= 2126,25 kgm

33
Perhitungan geser dan momen yang bekerja pada kondisi Pra-Komposit :
DPRA = 19795,5 + 945
= 20740,5 kg
MPRA =52449 + 2126,5
= 54575,5 kgm

2) Pendimensian Gelagar Melintang


MPRA = 54575,5 kgm = 5457550 kgcm
σijin Bj 37 = 1600 kg/cm2
𝑀𝑡𝑜𝑡 5457550
𝑊𝑥 = = = 3410,969 𝑐𝑚3
𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛 1600
Digunakan profil baja IWF 800x300x14x26 – 210

Profil Berat Ukuran (mm)


WF (kg/m) A B t1 t2 r
800x300 210 800 300 14 26 28

Momen Jari-Jari Momen


Luas Lawan
Inersia Inersia
Tampang
Ix Iy ix iy Wx Wy
267,4 292000 11700 33 6,62 7290 782

3) Kontrol Terhadap Bahan Dan Tegangan


 Kontrol terhadap lendutan (𝛿)
16002 8001 16002
qe= 721


 
 
 



34
(210𝑥9) + (840𝑥9) 𝑘𝑔
𝑞= = 1050 = 10,50 𝑘𝑔/𝑐𝑚
9 𝑚
 Akibat beban terpusat di tepi

P1 P2 P2 P1

800

P1 = 13947 kg dan P2 = 7917 kg


𝑃1𝑥𝑎1 𝑃2𝑥𝑎2
𝛿1 = (3𝐿2 − 4𝑎12 ) + (3𝐿2 − 4𝑎22 )
24 𝐸𝐼 24𝐸𝐼
13947𝑥225
= 6
(3𝑥9002 − 4𝑥2252 )
24 𝑥 2,1 𝑥 10 𝑥292000
7917𝑥450
+ (3𝑥9002 − 4𝑥4502 )
24𝑥 2,1 𝑥 106 𝑥292000
= 0,475 + 0,392 = 0,867 𝑐𝑚
 Akibat beban terpusat di tengah
P2

800

P2 = 7917 kg
𝑃2 𝑥 𝐿3
𝛿2 =
48 𝐸𝐼
7917 𝑥 9003
= = 0,196 𝑐𝑚
48𝑥2,1 𝑥 106 𝑥292000

 Akibat berat sendiri gelagar melintang


q=kg/m

800

Gelagar melintang memakai profil IWF 800x300x14x26 – 200 kg/m


5𝑥𝑞 𝑥 𝐿4
𝛿3 =
384 𝐸𝐼

35
5𝑥2,00 𝑥 9003
= = 0,000031 𝑐𝑚
384𝑥2,1 𝑥 106 𝑥292000
Lendutan total pada kondisi pra komposit adalah :
𝛿𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝛿1 + 𝛿2 + 𝛿3
= 0,867 + 0,196 + 0,000031 = 1,063031 𝑐𝑚
Lendutan ijin (𝛿𝑖𝑗𝑖𝑛 )
𝐿 900
𝛿𝑖𝑗𝑖𝑛 = = = 1,8𝑐𝑚
500 500
𝛿𝑃𝑅𝐴−𝐾𝑂𝑀𝑃𝑂𝑆𝐼𝑇 = 1,063031 𝑐𝑚 < 𝛿𝑖𝑗𝑖𝑛 = 1,600𝑐𝑚 … 𝑶𝑲

 Kontrol terhadap tegangan lentur yang terjadi (𝜎)


𝑀𝑡𝑜𝑡
𝜎𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = < 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
𝑊𝑥
5457550
= < 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
7290
𝑘𝑔
= 748,635 < 1600 2 … 𝑶𝑲
𝑐𝑚

 Kontrol terhadap tegangan geser yang terjadi (𝜏) :

300
26

14

Sx = (30,0 x 3,4 x 26 ) + (1,4 x 26,9 x 16,3)


= 3265,85 cm3

36
𝐷𝑝𝑟𝑎 𝑥 𝑆𝑥
𝜏𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = < 𝜏
𝑏 𝑥 𝐼𝑥
20740,5 𝑥 3265,85
= < 0,58 𝑥 𝜎
1,5 𝑥 292000
= 154,647 < 928 kg/cm2 ... OK

 Kontrol terhadap tegangan ijin di tengah bentang (𝜏𝑖 ) :


P = P2 + (qE x 4 ) + (qD x 8)
= 7917 + (840x 4,5) + (210x 9)
= 13587 kg

MPRA = 54575,5kgm = 5457550kgcm


𝑃𝑥𝑆
𝜏𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 =
𝑏 𝑥 𝐼𝑥
13587 𝑥 3265,85
=
1,5 𝑥 292000
= 101,308 𝑘𝑔/𝑐𝑚2

𝑀
𝜎𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 =
𝑊𝑥
5457550
=
7290
= 748,635 𝑘𝑔/𝑐𝑚2

𝜏𝑖 = √𝜎 2 + (3 𝑥 𝜏 2 ) < 𝜎

= √748,635 2 + (3 𝑥 101,3082 ) < 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2


𝑘𝑔 𝑘𝑔
= 768,924 2
< 1600 2 … 𝑶𝑲
𝑐𝑚 𝑐𝑚

37
2.6.2 Kondisi Post Komposit
Kondisi post komposit adalah kondisi dimana pelat beton telah mengeras dan
beban hidup telah bekerja

1) Perhitungaan Momen Lentur Gelagar Melintang

a. Beban Mati

38









 


  
 
 
 



  
 
 


 
 
 



P1+ P2 P3 P1+ P2


 
 
 



Gambar 11. Beban Mati Pada Kondisi Post Komposit


Beban P1

39
Gelagar
melintang

700 Gelagar
memanjang
qD1

 Berat trotoar = 0,25 x 0,75 x 2400 = 450 kg/m


 Berat air hujan = 0,05 x 2,00 x 1000 = 100 kg/m
 Berat lapis perkerasan = 0,10 x 1,25 x 2200 = 275kg/m +
qD1 = 825 kg/m
Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat (P1) yang bekerja pada
titik tumpu gelagar melintang :
P1 = qD1 x L
= 825 kg/m x 7,00 = 5775 kg

Beban P2

Gelagar
melintang

700 Gelagar
memanjang
qD2

 Beban mati (qD2) akibat pelat lantai trotoar dan beban diatasnya :
 Berat air hujan = 0,05 x 1,00 x 1000 = 50 kg/m
 Berat lapis perkerasan = 0,10 x 1,00 x 2200 = 220kg/m _+
qD2 = 270 kg/m

40
qD2
qE
700

Beban Trapesium diubah menjadi beban Ekivalen :


𝑞𝐷2 𝑞𝐸 2
𝑥(3𝐿2 − 4𝑎2 ) = 𝑥𝐿
24 8
270 𝑞𝐸 2
𝑥(3. 72 − 4. 12 ) = 𝑥7
24 8
𝑘𝑔
𝑞𝐸 = 262,653
𝑚
Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat (P2) yang bekerja pada
titik tumpu gelagar melintang :
P2 = qE x L
= 262,653 kg/m x 7,00 = 1838,57 kg

Beban P3

700 Gelagar
melintang

Gelagar
memanjang

 Berat air hujan = 0,05 x 1,00 x 1000 = 50 kg/m


 Berat lapis perkerasan = 0,10 x 1,00 x 2200 = 220kg/m _+
= 270 kg/m
qE

700

41
Beban Trapesium diubah menjadi beban Ekivalen :
𝑞𝐷2 𝑞𝐸 2
𝑥(3𝐿2 − 4𝑎2 ) = 𝑥𝐿
24 8
270 𝑞𝐸 2
𝑥(3. 72 − 4. 12 ) = 𝑥7
24 8
𝑘𝑔
𝑞𝐸 = 262,653
𝑚
Beban mati tersebut merupakan gaya terpusat (P3) yang bekerja pada
titik tumpu gelagar melintang :
P3 = (2 qE x L)
= (2 x 262,653 x 7 )
= 3677,142= 3677 kg

Beban qE

700 Gelagar
melintang

Gelagar
memanjang

 Berat air hujan = 0,05 x 1,00 x 1000 = 50 kg/m


 Berat lapis perkerasan = 0,10 x 1,00 x 2200 = 220kg/m _+
= 270 kg/m
qE

Beban segitiga diubah menjadi beban merata ekivalen :


𝑞𝐸 𝑞𝐸
𝑥 𝐿2 = 𝑥 𝐿2
12 8
270 qE
𝑥 22 = 𝑥 22
12 8
𝑞𝐸 = 180 𝑘𝑔/𝑚

42
Beban merata ekivalen yang bekerja = 2 x qE = 360 kg/m

P1+ P2 P3 P1+ P2
qe


 
 
 



7354 3677 7354


qe= 360


 
 
 



Reaksi perletakan :
(𝑃3) + (2𝑥(𝑃1 + 𝑃2)) + (𝑞𝐸𝑥𝐿)
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 =
2
(3677) + (2𝑥(7354)) + (360𝑥4)
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 =
2
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 = 9912,5 𝑘𝑔(D1)

Momen maksimum akibat beban mati :


= (𝑅𝐴𝑉 𝑥4) − ((𝑃1 + 𝑃2)𝑥2) − (𝑞𝐸𝑥2𝑥2)
= (9912,5 𝑥4) − (7354𝑥2) − (360𝑥2𝑥2)
= 23502 𝑘𝑔𝑚 (M1)

b. Beban Hidup
 Beban terbagi rata (“q”)
Bentang jembatan = 35 m , maka :
q = 1,1 (30/L) t/m’
= 1,1 (30/35) t/m’ = 0,94 t/m
Beban terbagi rata sepanjang gelagar melintang untuk lebar 3 m
0,94 𝑥 3 0,94𝑥3 𝑡 𝑘𝑔
𝑞1 = = = 1,025 = 1025
2,75 2,75 𝑚 𝑚
Beban terbagi rata pada trotoar
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑞2 = 50 % 𝑥 1025 = 512,5
𝑚 𝑚

43
Beban terbagi rata pada trotoar
𝑡𝑜𝑛 𝑘𝑔
𝑞3 = 60 % 𝑥 (500 𝑥 500) = 1,5 = 1500
𝑚 𝑚

q1
q2 q2
q3 q3

 
 
 
 


(𝑞1𝑥3) + (2𝑥𝑞2𝑥1,75) + (2𝑥𝑞3𝑥0,75)


𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 =
2
(1025𝑥3) + (2𝑥512,5𝑥1,75) + (2𝑥1500𝑥0,75)
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 =
2
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵 = 3559,375 𝑘𝑔

Momen maksimum yang terjadi akibat beban q :


=(RA x 4)-(q3 x 0,75 x 3,625)-(q2 x 1,75 x 2,375)-(q1 x 1,5 x 2)
= (3559,37 x 4) - (1500 x 0,75 x 3,625)-( 512,5 x 1,75 x 2,357)
-( 1025 x 1,5 x 2)
= 4970,421 kgm (M2)

Menentukan geser maksimum (Dmax) akibat beban q

q1
q2
q3 q3

  
 


Reaksi perletakan
∑MA = 0
(RB x 8 )-(q3x0,75x7,625)-(q2x3x5,75)-
(q3-0,75x0,375) =0
(RB x8)-( 1,500x0,75x7,625)-( 0,512 x3x5,75)-

44
( 1,500x0,75x0,375) =0
RB = 17,832 / 8 = 2,229 t = 2229 kg

∑MB = 0
(RA x 8 )-(q3x0,75x7,625)-(q1x3,5x5,75)-
(q3-0,75x0,375) =0
(RA x8)-( 1,500x0,75x7,625)-(1,025x3,5x5,75)-
( 1,500x0,75x0,375) =0
RA = 29,628 / 8 = 3,704 t = 3704 kg (D2)

Beban P
P = 12 ton
20
Koefisien kejut (K) = 1 + ((50+𝐿))
20
K = 1 + ((50+60)) = 1,182

Beban P bekerja sepanjang gelagar melintang umtuk lebar 3 m


𝑃 12 𝑡 𝑘𝑔
𝑃1 = 𝑥𝐾 = 𝑥1.182 = 5,158 = 5158
2,75 2,75 𝑚 𝑚
Beban P untuk lebar sisanya (50% dari P1)
P2 = 50% x 5158 kg/m = 2579 kg/m

P1
P2 P2

 
 
 
 


Reaksi perletakan :
(𝑃2𝑥1,75)+(𝑃1𝑥3)+(𝑃2𝑥1,75)
RA = 2
(2579𝑥1,75)+(5158𝑥3)+(2579𝑥1,75)
= 2

= 12250,25 kg

45
Momen maksimum yang terjadi akibat beban garis “P”
Mmax = (RAx4)-(P2x1,75x2,375)-(P1x1,5x1,375)
= (12250,25 x4)-(2579x1,75x2,375)-( 5158x1,5x1,375)
= 27643,656 kgm (M3)
Menentukan geser maksimum (Dmax) akibat beban P :

P1
P2

  
 


Reaksi perletakan
∑MA = 0
(RB x 8 )-(P1x3,5x2,5)-(P2x3x5,75) =0
(RB x 8 )-( 5158x3,5 x2,5)-(2579x3x5,75) =0
RB = 11202,531 kg

∑MB = 0
(RA x 8 )-(q3x0,75x7,625)-(q1x3,5x5,75)-
(q3-0,75x0,375) =0
(RA x8)-( 1,500x0,75x7,625)-(5,200x3,5x5,75)-
( 1,500x0,75x0,375) =0
RA = 113,65 t= 113650 kg (D3)

Perhitungan momen dan geser yang bekerja


 Momen
MPOST = MPRA + M1 +M2 + M3
= 52574 + 23502 + 4970,420 + 27643,656
= 108690,076 kgm
 Geser
DPOST = DPRA + D1 +D2 + D3
= 22286,5+ 9912,5 + 3704 + 113650
= 145849 kg

46
2.7 Hubungan Gelagar Memanjang Dan Gelagar Melintang
Hubungan gelagar memanjang dengan plat siku.

IWF 450x200x9x14

45
IWF 912x302x18x34
30

Digunakan :
- Plat penyambung ~ profil L 150 x 150 x 14
- Paku keling Ø 25 mm
Perhitungan :
Jarak paku (a) =
3Ø≤a≤6Ø
3 . 25 ≤ a ≤ 6 . 25
75 ≤ a ≤ 150
Maka diambil a = 90 mm

Jarak paku dengan tepi plat (e)


1,5 Ø ≤ e ≤ 3 Ø
1,5 . 25 ≤ e ≤ 3 . 25
37,5 ≤ e ≤ 75
Maka diambil e = 45 mm

M = ( D pre + D post ) .e
= (73203,489) . 4,5
= 329415,7kg.cm
𝐷 7320,3489
PV = 𝑁 = = 915,044kg
8
𝑀 329415,7
PH = 4 . = = 6862,827 kg
𝑦 4 . 12

P = √(𝑃𝑉)2 + (𝑃𝐻)2

47
= √(915,044)2 + (6862,827)2
= 6923,561 kg
Digunakan sambungan irisan 2
𝛿 1,2
= = 0,6
𝑑 2,0
𝑃 6923,561
σ= = = 1153,927 kg/ cm2≤σbs
2 .𝛿 .𝑑 2 . 1,2 . 2,5

1153,927 kg/ cm2 ≤ 1600 kg/ cm2


2.8 Hubungan Gelagar Melintang Dengan Plat Siku

IWF 450x200x9x14
45

20

IWF 912x302x18x34

Data :
Paku keling Ø 25 mm
1
F = 4 . π . ( 252) = 490,625 mm2 = 490,625 cm2

n =6
D = D pre + D post
= 73203,489 kg
B = 300 mm
e = 8 + 8 + 4 = 20

check tegangan geser paku :


𝐷 73203,489
Dx = = = 12200,582 kg
𝑛 6
𝐷𝑥 12200,582
Z= = = 24,867 kg
𝐹 490,625

Mencari sumbu netral pelat


S1 (tarik) = 4 . F . ( x + y – 8)
= 4 . 4,91 . (2x – 8)
= 19,64 (2x – 8)

48
= 39,28 x – 157,12
S2 (tekan) = 75% ( ½ x B ( e – x )2)
= 75% x ½ x 30 ( 25 – x )2
= 11,25 x2 - 562,5 x + 7031,25
S1 = S2
39,28 x – 157,12 = 11,25 x2 - 562,5x + 7031,25
11,25 x2 – 601,78 x +7188,37 = 0

−𝑏±√𝑏 2 −4𝑎𝑐
X 1,2 =
2𝑎

601,78 ±√(601,78)2 −4 . 11,25 . 7188,37


=
2.11,25
601,78 ±196,628
=
22,5

Maka ~ X1 = 35,48 cm
X2 = 18,01 cm ~ yang memenuhi
Tegangan (tarik)
𝑀
σy = 1
4 .𝐹 (2 .𝑥−8)+ .𝐵 ((8−𝑥)2 .75%
2
329415,7
= 1
4 .3,14 (2 .18,01−8)+ .30 ((8−18,01)2 .75%
2

= 222,701 kg/ cm
Check tegangan tarik
σ = √σy 2 + 𝑧 2

= √(222,701 ) 2 + (12,239)2
= 223,037 kg/ cm2
σ ≤0,75 σbs
223,037≤ 0,75 . 1600 = 1200 kg/ cm2 …………….OK

2.9 Hubungan Gelagar Melintang Dengan Rangka Induk

- Baja siku dengan IWF


Dipakai L 150 . 150 . 14

49
Dmax = 73203,489 kg
M max = 260020,233 kgm
e = 30 mm
direncanakan paku keling 4 baris @ 4 paku ( n = 16 paku )
M luar = Dmax . e
= 73203,489. 3
= 219610,467 kgcm
- Gaya pada paku
𝐷𝑚𝑎𝑥 73203,489
V= = = 4575,218 kg
𝑛 16
𝑀𝑙𝑢𝑎𝑟 .𝑎1 219610,467 x 24
H = 4(𝑎12 +𝑎22 ) = = 1830,087 kg
4(242 + 122 )

Gaya yang bekerja pada paku

K = √𝑉 2 + 𝐻 2

= √4575,2182 + 1830,087 2
= 4927,661 kg

Sambungan irisan 2
S1= 12 mm, S2= 12 mm , d = 25 mm
S1 1,2 S2 1,2
= 2,5 = 2,4 ; = 2,5 = 2,4
𝑑 𝑑
𝑘 1657,908
σds = 𝑠1 .𝑑 = = 552,636 kg/ cm2
1,2 .2,5

σds<σbaja
552,636 kg/ cm2< 1600 kg/ cm2

- Baja siku L 150.150.14 dengan buhul


Dmax = 73203,489 kg
M max = 260020,233 kgm
e = 30 mm
M luar = 219610,467 kgcm
Gaya pada paku
𝐷𝑚𝑎𝑥 73203,489
D= = = 4575,218kg
𝑛 16

50
M luar .b1
N1 = 𝑏12+𝑏22 +𝑏32+𝑏42

219610,467 .156
=
1562 +1122 +682 +24 2

= 814,145 kg

1
N = 2 .N1
1
= .814,145
2

= 407,073 kg

Gaya yang bekerja pada paku

τ = √𝐷2 + 𝑁12

= √4575,2182 + 407,0732
= 4593,292 kg
Kontrol tegangan
τ
σ = 1
.𝜋 .𝑑 2
4
4593,292
= 1
.3,14 .2,52
4

= 935,738 kg/ cm2


σ < σ baja
935,738 kg/ cm2< 1600 kg/ cm2 ….OK

2.10 PERHITUNGAN RANGKA INDUK


A. Beban mati
1. Trotoar
P5 = 0,25 . 0,75 . 2400 . 5
= 2250 kg

51
2. Pipa sandaran
P6 = 5 . 2 . 4,37
= 43,700 kg
3. Berat perkerasan aspal
P7 = (0,1 . 10,5 . 5 . 2000 )
= 10500 kg
4. Berat plat beton
P8 = (0,2 . 12 . 5 . 2400)
= 28800 kg
5. Berat air hujan
P9 = (0,1 . 12 . 5 . 1000)
= 6000 kg
∴beban mati tiap buhul = 47593,7 kg
∴ ½ P = ½ . 47593,7 = 23796,85 kg

B. Beban hidup
1. Beban merata
Diketahui = q = jalur lalu lintas = 2,2 t/m / lebar jalur = 2,75 m
q trotoar = 0,5 t/m2

1,1 1,1
q = 2,2 – x ( L-30 ) = 2,2 − × ( 60 − 30 ) = 2.2 t/m
70 70

5,5
q1 = 2,75 . 2.2 = 4.4 t/m

0,25
q2 = 2,75 . 2.2 = 0.2 t/m

q3 = 10% . ( 0,5 .0,5 . 2 ) = 0,05 t/m +


q
= 6.85 t/m

6.85
berat beban hidup merata satu rangka = = 3.425 t/m
2

2. Beban garis P =12 t / jalur


sebesar 2,75 m
20 20
k = 1 + 50+𝐿 = 1 + 50+30 = 1.25 t

52
5,5
P1 = 2,75 . 7,5 . 1.25 = 18.75 t
0,5
P2 = 2,75 . 7,5 . 1,167 . 0,5 . 2 = 1.59 t +

P = 21.59 t

Beban garis yang diterima tiap buhul :


𝑃 21.59
P=2= = 10.795 t
2

∴ beban hidup tiap buhul = beban hidup merata + beban garis


3.425 x 30
= + 10.795= 22.212 t = 22212 kg
9

½ P = 22.212 / 2 = 11.106 t = 11106 kg

Perhitungan Menggunakan SAP 200 V.15


Dengan hasil sebagai berikut :
Direncanakan rangka utama menggunakan IWF 792x300x14x22

Gambar 12. Dimensi Rangka Utama

Gambar 13. Beban Mati

Gambar 14. Beban Hidup

53
Gambar 15. Gaya Normal Beban Mati – Axial Force

Gambar 16. Gaya Normal Beban Hidup – Axial Force

Gambar 17. Gaya Geser Beban Mati – Shear 2-2

Gambar 18. Gaya Geser Beban Hidup – Shear 2-2

Gambar 19. Gaya Momen Beban Mati – Momen 3-3

Gambar 20. Gaya Momen Beban Hidup – Momen 3-3

54
Cek terhadap struktur “AMAN” :

55
56

Anda mungkin juga menyukai