BALOK TULANGAN
RANGKAP DAN BALOK T
Gambar 3.19 Efektivitas tulangan tekan dalam mengurangi defleksi jangka panjang
akibat beban tetap (sustained load) (MacGregor & Wight, 2006)
Penampang Persegi dengan Tulangan
Rangkap
5
Gambar 3.20 Efek tulangan tekan terhadap kekuatan dan daktilitas balok beton
bertulang under-reinforced ( - b) (MacGregor & Wight, 2006)
Penampang Persegi dengan Tulangan
Rangkap
7
K
Analisis dan Desain
12
As1 As As
/
As1 f y
a
0,85 f c b
Analisis dan Desain
13
2
f c d 600
0,851
tulangan tekan belum luluh
f d 600 f
y y
c d
s 0,003
c
c d
f s Es s 600
c
c d
Cs As f s 0,85 f c As 600 0,85 f c
c
Cc 0,85 f c1c b
T As f y
Analisis dan Desain
15
K 2 K 2 4 K1 K 3
2 K 2 As (600 0,85 f c) As f y
c
2 K1
a 1c K 3 600 Asd
a
M n Cc d Cs d d
2
Analisis dan Desain
16
0,003 f y / E s
maks b
0,008
Rangkuman : Analisis dan Desain
17
Rangkuman : Analisis dan Desain
18
Rangkuman : Analisis dan Desain
19
Rangkuman : Analisis dan Desain
20
Rangkuman : Analisis dan Desain
21
Rangkuman : Analisis dan Desain
22
Contoh Analisis
23
Contoh
Contoh 5.15.4
Suatu balok beton bertulangan rangkap dengan
lebar 300 mm dan tinggi efektif, d = 560 mm.
Tulangan tarik terdiri dari 6 buah D29 yang
diletakkan dalam dua baris tulangan. Tulangan
tekan terdiri dari 2D22 seperti ditunjukkan pada
Gambar. Hitunglah kuat momen rencana dari
balok tersebut jika diketahui mutu beton dan
tulangan baja adalah f /c = 25 MPa dan fy = 400
MPa
Contoh Analisis
24
Contoh5.2
Contoh 5.5
Hitunglah kuat momen rencana dari balok
beton bertulangan rangkap yang
ditunjukkan dalam Gambar.
Gunakan f /c = 35 MPa, fy = 400 MPa, serta
As/ = 1.470 mm2 (3D25) dan As = 4.824
mm2 (6D32).
Contoh Analisis
25
Penyelesaian:
1. Hitung nilai dan ' :
A 4.824
s 0,02259
bd 350 610
A 1.470
s 0,00689
bd 350 610
( – ') = 0,0157
2. Periksa apakah tulangan tekan sudah leleh atau belum, dengan menggunakan
Persamaan 3.65, gunakan nilai 1 = 0,81 untuk f'c = 35 MPa.
f c d 600
K 0,85 1 0,85 0,81 35 60 600
0,01778
fy d 600 f y 400 610 600 400
( – ') = 0,0157 < 0,01778 (tulangan tekan belum leleh)
Untuk f'c = 35 MPa dan fy = 400 MPa, dari Tabel 3.2, diperoleh b = 0,0361
dan maks = 0,02259
( – ') = 0,0157 < maks (= 0,02259) (penampang terkendali tarik, = 0,90)
Contoh Analisis
26
c d 166,97 60
f s 600 600 384,4 MPa (< fy = 400 MPa)
c 166,97
Cc = 8.434,125.c = 8434,125 × 166,97 = 1.408.245,85 N
c 60
C s 882.000 43.732,5 521.324,34 N
c
6. Hitung Mn:
a
M n Cc d C s d d
2
= 0,90 [1.408.245,85(610 – 0,5 × 135,25) + 521.324,34(610 – 60)]
= 945.473.157 N.mm = 945,47 kN.m
Contoh Analisis
28
7. Periksa apakah f s maks :
f y
f s 384,4
0,02259 0,00689 0,01597 maks 0,02259
f y 400
Contoh 5.3
Contoh 3.11 (Ref. McCormac, 2004; diubah ke dalam Satuan SI)
Tentukan kapasitas kekuatan desain pada balok yang diperlihatkan pada Gambar C3.11, di
mana f'c = 20,7 MPa dan fy = 345 MPa.
65 mm
2D29
610 mm
(1320 mm2)
545 mm
4D36
(4072 mm2)
355 mm
Penyelesaian:
1. Asumsikan tulangan tekan telah leleh sehingga As2 = A's
As2 = 1320 mm2
As1 = As – As2 = 4072 – 1320 = 2752 mm2.
As1 f y 2752 345
a 152 mm
0,85 f c b 0,85 20,7 355
2. Tentukan letak sumbu netral dan periksa regangan pada tulangan tekan:
c = a/0,85 = 152/0,85 = 178,8 mm
c d 178,8 65 345
s 0,003 0,003 0,00191 0,00172
c 178 ,8 200000
maka tulangan tekan telah leleh
Contoh Analisis
31
5. Periksa jumlah tulangan tarik maksimum yang diizinkan, dengan mengingat bahwa
tulangan tekan telah meleleh.
20,7 600
b 0,85 0,85 0,0275
345 600 345
Maks. As = 0,75bbd + A's
As = 0,75 × 0,0275 × 355 × 610 + 1320 = 5786 mm2 > 4072 mm2 OK.
Catatan:
Jika Anda menghitung kekuatan desain untuk penampang ini hanya dengan tulangan tarik
saja (4072 mm2), Anda akan mendapatkan hasilnya sebesar 629 kN.m. Penambahan luas
tulangan sebesar 1320 mm2 pada bagian atas (penambahan tulangan sebesar 32%) akan
memberikan peningkatan kekuatan desain sebesar 50,7 kN.m (peningkatan 7,5% pada
momen). Perhitungan yang sama untuk balok dengan tulangan rangkap lainnya akan
menunjukkan bahwa penambahan tulangan tekan tanpa penambahan tulangan tarik sama
sekali tidak ekonomis.
Contoh Analisis
33
Contoh
Contoh 3.125.4
Sebuah balok beton bertulang dengan lebar penampang 300 mm dan tinggi 500 mm, dibuat
dengan menggunakan beton mutu f'c = 22,5 MPa dan baja tulangan fy = 300 MPa. Jika
jumlah tulangan tarik dalam balok ini adalah 3D22 (1140 mm2) dan tulangan tekan 2D10
(157 mm2), hitunglah: (a) Momen lentur nominal, dan (b) Momen maksimum yang dapat
dipakai dalam desain.
Penyelesaian:
Misalkan tinggi efektif penampang, d = 500 – 50 = 450 mm.
Asumsi awal : baja tarik sudah leleh, fs = fy = 300 MPa
baja tekan sudah leleh, fs = fy = 300 MPa.
Menghitung a dan c:
As As f y 1140 157 300 51,4 mm
a
0,85 f cb 0,85 22,5 300
Letak garis netral, c = a/1 = 51,4/0,85 = 60,5 mm
Contoh Analisis
34
Kontrol regangan:
c d 60,5 50
s 0,003 0,003 0,00052 y
c 60,5
Baja tekan belum leleh (tidak sesuai dengan asumsi awal)
Perhitungan diulangi dengan asumsi baru bahwa tulangan tekan belum leleh.
Asumsi baru: baja tarik sudah leleh fs = fy
baja tekan belum leleh, f's = 's.Es
:
Menentukan a (gunakan Persamaan 3.66.a):
diperoleh, a1 = 55,7 mm
a2 = - 12, 5 mm
harga a yang diambil = 55,7 mm
letak garis netral, c = 55,7/0,85 = 65,5 mm > d' = 50 mm.
Kontrol: f s 600 c d 600 65,5 50 142 MPa (< fy = 300 MPa)
c 65,5
→ Baja tekan belum leleh (sesuai asumsi kedua)
(a) Momen lentur nominal:
a
M n Cc d C s d d
2
= {0,85 × 22,5 × 55,7 × 300(450 – 0,5 × 55,7)} + {157 × 142(450 – 50)}
= 143.827.769 N.mm = 144 kN.m
(b) Momen maksimum yang dapat dipakai dalam desain:
c/dt = 0,146 < 0,375
Penampang terkendali tarik dan = 0,90,
Mu = Mn = 0,90 × 144 = 129,6 kN.m.
Contoh Analisis
36
Contoh 5.5
Contoh 3.13 (Ref. Imran dan Zulkifli, 2014)
.
Hitung kapasitas momen penampang seperti pada Gambar C3.13. Digunakan mutu beton
dan baja tulangan, f 'c = 20 MPa dan fy = 400 MPa.
Gambar C3.13 Sketsa untuk contoh analisis balok dengan tulangan tekan
Contoh Analisis
37
Penyelesaian:
1. Asumsi f's = fy dan fs = fy dan analisis balok menjadi dua bagian sehingga:
Karena mutu baja leleh → As1 = A's = 1.000 mm2
As2 = As – As1 = 3000 – 1000 = 2.000 mm2.
a 171
a = 171 mm → 0,335
d 510
a 600
Sedangkan b 1 0,85 0,6 0,510
d 600 f y
Contoh Analisis
39
a ab
Karena : maka tulangan tarik leleh.
d d
5. Hitung .
a) Untuk balok I:
a 171
c 201 mm
1 0,85
c d c
c s
201 445 201
s 0,0036
0,003 s
→ = 0,65 + (t – 0,002) (250/3)
= 0,65 + (0,0036 – 0,002) (250/3) = 0,783
b) Untuk balok II:
a 171
c 201 mm
1 0,85
Contoh Analisis
40
c d c
c s
201 424 201
s 0,0033
0,003 s
→ = 0,65 + (t – 0,002) (250/3)
= 0,65 + (0,0033 – 0,002) (250/3) = 0,758
6. Hitung Mn.
a) Untuk balok I:
Mn1 = [A's fy (d – d')]
= 0,783[(1.000 × 400)(510 – 65)] = 139,37 kN.m
b) Untuk balok II:
Mn2 = [(As – A's) fy (d – a/2)]
= 0,758[(3.000 – 1.000) × 400 (510 – 171/2)] = 257,42 kN.m
Kapasitas momen total adalah:
Mn = Mn1 + Mn2 = 396,79 kN.m.
Desain Balok Bertulangan Rangkap
41
Contoh 5.6
Suatu penampang balok dibatasi ukurannya dengan lebar maksimum, b = 300
mm dan tinggi total penampang, h = 550 mm. Balok harus memikul momen
lentur terfaktor yang besarnya 350 kN∙m. Gunakan f /c = 20 MPa dan fy = 400
MPa. Hitung luas tulangan yang dibutuhkan.
44
Analisis Penampang Ber-flens
45
Analisis Penampang Ber-flens
46
Analisis Penampang Ber-flens
47
Analisis dan Desain Balok T
48
Perbedaan nilai beff SNI 2002
49
Analisis dan Desain Balok T
50
d c
t 3 10 3
c
Analisis dan Desain Balok T
53
• Sehingga : a T Ccf
0,85 f c bw
• Tinggi sumbu netral dapat dihitung, c = a/b1, dan regangan tarik pada
tulangan baja, e
t dapat diperiksa apakah sudah lebih besar dari regangan
luluh.
• Akhirnya momen nominal penampang dapat dihitung sebagai berikut :
hf a
M n Ccf d Ccw d
2 2
Analisis dan Desain Balok T
55
• Hanya saja nilai bw diganti dengan 2bw atau be, diambil yang terkecil.
Estimasi Tinggi Minimum Balok
56
Tinggi Balok
57
Defenisi Panjang Bentang L
58
Pengaturan Beban Hidup
59
Kombinasi Beban Terfaktor untuk
60
Perencanaan Elemen Struktur
Kombinasi Beban Terfaktor untuk
61
Perencanaan Elemen Struktur
Metoda Analisis Struktur
62
Contoh Analisis dan Desain Balok T
63
Penyelesaian:
1. Hitung momen terfaktor yang bekerja pada balok:
Mu = 1,2MD + 1,6ML = 1,2(105) + 1,6(135) = 342 kN.m
2. Tentukan lebar efektif balok T, be, yang diambil dari nilai terkecil antara:
bw 2ln 2 300 22700 2 3000 mm
bw 2 8h f 300 28100 1900 mm
l 4 6000 4 1500 mm
sehingga ambil be = 1500 mm
3. Periksa posisi sumbu netral, asumsikan tinggi blok tegangan tekan a = hf
= 100 mm. Maka
Mnf = (0,85f 'c) bhf (d – hf/2) = 0,9(0,85)(20)(1500)(100)(450-100/2)
= 918 kN.m > Mu.
Desain dapat dilakukan seperti penampang balok persegi.
Contoh Analisis dan Desain Balok T
66
Mu 342 106
Ru 1,1259 MPa
2 2
bd 1500 450
Dari Persamaan 3.50 Bab 3 diperoleh = 0,003225.
As = bd = 0,003225(1500)(450) = 2176,88 mm2.
Gunakan 6D22 (As = 2.280 mm2) dipasang dua lapis.
Contoh Analisis dan Desain Balok T
67
Penyelesaian:
1. Karena tinggi efektif, d, tidak diketahui, maka sebagai langkah awal
dapat diambil asumsi bahwa a = hf, dan hitung Asft sebagai berikut:
0,85 f cbh f 0,85201200100
Asft 5.100 mm 2
fy 400
Selanjutnya dari Persamaan Mu = Asft fy (d – hf/2), hitung nilai d:
1.100 × 106 = 0,9(5.100)(400)(d – 100/2)
Diperoleh d = 649, 13 mm ≈ 650 mm.
Jika nilai d diambil sama dengan 650 mm, maka luas tulangan tarik As =
Asft = 5.100 mm2.
Contoh Analisis dan Desain Balok T
70
2. Jika tinggi efektif d, diambil lebih dari 650 mm, misalkan d = 750 mm,
maka a < hf dan analisis dapat dilakukan sebagai balok persegi. Rasio
tulangan dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 3.50 dengan
= 0,004797 dan As = bd = 0,004797(1200)(750) = 4.317,3 mm2.
3. Selanjutnya apabila dipilih tinggi efektif kurang dari 650 mm, misalkan
diambil d = 550 mm, maka a > hf dan penampang akan berlaku sebagai
balok T. Hitung:
Asf = 0,85f 'c (b – bw) hf/fy = 0,85(20)(1200 – 400)(100)/400
= 3.400 mm2.
Mu2 = Asf fy (d – hf/2) = 0,9(3.400)(400)(550 – 100/2)
= 612.106 N.mm = 612 kN.m
Mu1 = Mu – Mu2 = 1.100 – 612 = 488 kN.m
Contoh Analisis dan Desain Balok T
71