Anda di halaman 1dari 18

1

Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

PLATE GIRDER
( BALOK PELAT BERDINDING PENUH )

1. PENDAHULUAN
Pelat girder adalah suatu balok besar yang dibuat dari susunan
elemen2 pelat yang disatukan dengan alat penyambung untuk mendapatkan
susunan bahan yang lebih effisien dibanding yang diperoleh dengan balok
tempa (rolled beam)
Contoh:

profil T

paku keling paku keling pelat


las
/baut /baut
las las

(a) (b) (c) (d) (e)

(f) Box Ginder

Bentuk box seperti contoh gambar (f) mempunyai kekakuan puntir


yang besar, maka sangat cocok digunakan untuk jembatan di tikungan. Alat
penyambung untuk plate girder sekarang banyak digunakan sambungan las,
namun untuk penyambungan di lapangan sering dilakukan dengan sambungan
baut.
Pada jembatan jalan raya, pada bentang kurang dari ± 24 m jembatan
balok biasa dapat digunakan. Namun untuk bentang > 24 m penggunaan plate
girder akan lebih ekonomis.
2
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

Untuk jembatan Kereta Api / beban berat, bentang plate girder yang
dicapai akan lebih kecil.
Umumnya plate girder digunakan untuk jembatan KA pada bentang 15
sampai dengan 40 m, sedangkan untuk jembatan jalan raya pada bentang 24
sampai dengan 46 m, namun untuk jembatan yang menerus, bentang yang
dapat dicapai lebih besar yaitu ± 61 m.
Pada bangunan gedung baja, plate girder dipakai untuk balok yang
mendapat beban yang berat, bentang-bentang besar ataupun pada balok
pendukung crane dan sebagainya.
Plate Girder sebenarnya adalah “balok tinggi”, yang mempunyai
ukuran hc / tw > λr atau badan balok ramping.

2. UKURAN PLATE GIRDER


1 1 
 Tinggi Plate Girder bervariasi yaitu antara    L atau rata-rata adalah
 6 15 
1 1
   L bentang.
 10 12 
Keadaan yang membatasi tinggi plate girder adalah masalah
pengangkutan, seperti persyaratan tinggi bebas dan sebagainya.

 Ukuran Pelat Badan (Web-Size)


Setelah tinggi balok diperkirakan maka ukuran plate girder akan
ditentukan oleh besarnya gaya geser maximum dan momen maximum.
Pelat badan menahan hampir semua tegangan geser dari balok,
tegangan geser ini di distribusi merata pada pelat badan.
Akibat lenturan balok akan melengkung. Lengkungan pada sayap balok
menimbulkan komponen gaya vertikal pada badan balok. Pelat badan
harus cukup kuat menahan vertikal buckling komponen gaya vertikal
tersebut.
3
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

sayap tekan balok

D h badan balok
tw

sayap tarik balok


komponen vertikal
- Pelat badan yang tidak diperkaku:

h E
 6,36
tw fy

- Pelat badan dengan pengaku vertikal:


Ketebalan Pelat badan yang diperkaku melintang harus memenuhi :

h E a
 7,07  jika 1,0   3,0 tebal tw
tw fy h

a E a h
 7,07  jika 0,74   1,0
tw fy h
a

h E a
 9,55  jika  0,74.
tw fy h

a
Bila > 3,0 dianggap tidak diperkaku.
h
- Umumnya
 Untuk jembatan tw min= 3/8 inc ( 9 mm)
 Untuk bangunan tw min= 1/4 - 5/16 inc (6 – 8 mm)

 Ukuran Pelat Sayap

Kuat lentur dari balok akan sama dengan kuat lentur sayap ditambah
dengan kuat lentur badan balok. Namun hampir semua kuat lentur dari
balok diberikan oleh sayapnya.
Maka sebagai perkiraan luas sayap adalah:
4
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

Af.Fy.h  Mu
Atau :
Mu
Af 
Fy .h

 Kuat Lentur Rencana Balok =  Mn


 = 0,9
Mn = Kuat lentur nominal

 Kuat Lentur Nominal Mn Plate Girder (Balok Pelat Berdinding


Penuh)

a) Balok pelat berdinding penuh adalah balok yang mempunyai ukuran;


2550
h/tw > λr dimana r =  fy (MPa)
fy

Momen nominal balok:


Mn = Kg. S .fcr
Dimana: Kg = Koefisien balok berdinding penuh

 ar   h 2550 
= 1-    
1200  300 ar   t w f cr 

Aw  A badan
ar =
A f c  A sayap tekan

h = tinggi bersih balok.

I netto
S = modulus penampang = d
y max 
2

fcr = tegangan kritis (Mpa)


5
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

 Tegangan Kritis fcr


Tegangan kritis fcr ditentukan oleh:
- Kelangsingan berdasar panjang bentang (tekuk torsi lateral)
- Kelangsingan berdasarkan tebal pelat sayap (local buckling)
- Kelangsingan berdasar panjang bentang (tekuk torsi lateral):
L
G =  L = jarak pengekang lateral
rt

1
rt = jari-jari girasi (pelat sayap + pelat badan tertekan)
3

Batas kelangsingan:

E
p = 1,76
fy

E
r = 4,40
fy

- Kelangsingan berdasar tebal pelat sayap:


bf
G =
2t f

Batas kelangsingan:
E
p = 0,38
fy

k c .E
r = 1,35
fy

4
Dimana kc =
h
tw

Dan 0,35  kc  0,763


Maka besarnya fcr adalah:
6
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

1. Untuk G  p , (bentang pendek)  maka fcr = fy


2. Untuk p  G  r , (bentang menengah)  maka
 g   p  
fcr = cb. fy 1   fy
    2 
 r p 
3. Untuk r  G, (bentang panjang)  maka fcr = fc (λr /λg)2
Dimana:
C b. f y
fc =  fy  jika ditentukan berdasar oleh tekuk torsi lateral
2
(panjang bentang)
fc = fy / 2 , jika ditentukan berdasar tekuk local (tebal pelat sayap)

12,5 M max
Faktor pengali momen Cb =  2,3
2,5 M max  3 M A  4 M B  3 M c

 Kuat Geser
Pelat badan yang memikul gaya geser terfaktor Vu harus memenuhi:
Vu ≤ Ø.Vn , dimana Ø = 0,9
Vn = kuat geser nominal pelat badan.

KUAT GESER NOMINAL Vn :


tebal tw

h k n .E
- Untuk  1,10
tw fy h

5
kn = 5 + 2
a / h
a

Vn = 0,6 fy.Aw ……… (8.8 – 3a)  Aw = luas bruto pelat badan.


k n .E h k n .E
- Untuk 1,10   1,37
fy tw fy
7
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

 k .E  1
Vn = 0,6 fy.Aw 1,10 n  ……… (8.8 – 4a).
 f y   h 
 
 tw 

 
 

Atau Vn = 0,6 fy.AW cv 
1  cV  
……… (8.8 – 4b).
2 
  
1.15 1    
a
  h  

k n .E
fy
Dimana: cv = 1,10
h 
 
 tw 
 k .E  h
- Untuk 1,37  n  
 f  t
 y  w
0,9 AW .k n .E
Vn = 2
……….(8.8 – 5a)
h 
 
 tw 
 
 
 1  c v  
Atau: Vn = 0,6 fy.AW cV   ……….(8.8 – 5b)
2
 a 
 1,15 1    
 h 
k n .E 1
Dimana : cV = 1,5 .
f y  h 2
 
 tw 
PENGAKU / STIFFENER
Untuk memperkecil bahaya lipat pelat badan, maka diberikan
pengaku/stiffener. Agar konstruksi sederhana, maka stiffener di tempatkan
pada gelagar-gelagar melintangnya. Namun bila diperlukan, stiffener dapat
ditempatkan lagi diantaranya.
 PENGAKU PENUMPU BEBAN
RU

(N+5k) Leleh
8
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

Ru - Rb  As.fy
As = luas stiffener
 = 0,9
Rb = kekuatan pelat badan berdasar kuat leleh,kuat tekuk.
Lihat pasal: 8.10.3
8.10.4
8.10.5
8.10.6
 Bila (Ru - Rb) = (-)  tidak perlu pengaku
 bf t 
- Lebar pengaku: bs >   w  bf
 3 2
tf
tf
- Tebal pengaku: ts > bs
2
tebal ts
b E tw
dan s  0,56
ts fy

- Kontrol sebagai kolom


Penampang kolom

ts ts
Tepi : x bs x tw Tengah : x bs x tw
A' A'
12 tw 25 tw
9
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

- Panjang tekuk kolom lk = 0,75 h


I xx
rx =
A'

Lk fy
c =  didapat w = ……… h
 .rx E
Fy
Ru   A’   = 0,85
w

 PERENCANAAN PENGAKU VERTIKAL


- Pemasangan Pengaku:
Bila kuat geser pelat badan Vn tidak memenuhi, maka diberikan
pengaku vertikal, yang dipasang pada salah satu sisi atau di kedua sisi
pelat badan.
- Luas Minimum (Pasal 8.12.2)
Pengaku vertikal yang tidak menerima beban luar secara langsung atau
momen, harus memenuhi:
 2 
 a 
 
 a   h 
As  0,5 D Aw (1 - CV)    
 h  a 
2

 1   
 h 
D = 1,0 untuk sepasang pengaku
= 1,8 untuk pengaku L tunggal
= 2,4 untuk pengaku pelat tunggal
AW = luas pelat badan
Kuat geser rumus (8.8.1) atau (8.8.5)
CV =
Kuat geser (8.8.3)
- Kekakuan Minimum: (Pasal 8.12.3)
Pengaku vertikal pada pelat badan yang tidak menerima beban luar
secara langsung atau momen, harus mempunyai Is :
10
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

a
Is  0,75 h.tW3  untuk    2
h
3 h
1,5 h 3 .tW a
Is   untuk    2
h
2
a a
1 2 ts
Dimana Is = .t s .bs
12 bs Is tw

Contoh :

WL=5200 kg/m' Gel.Melintang

bf=500
tf=28

d=2100
tw=12

Stiffener
a a a a
=1750
L=21,00 m

Suatu plate girder bentang L = 21,00 m memikul beban-beban (anggap


sebagai beban terbagi rata) yaitu:
- Beban hidup WL = 5200 kg/m'
- Beban mati WD = 3000 kg/m'
- Ditaksir berat sendiri gelagar = 370 kg/m'
Rencanakan plate girder tersebut.
Jawab : Wu = 1,2 D + 1,6 L
= 1,2 (3000 + 370) + 1,6 x 5200 = 12,364 kg/m'
1 1
Mu = Wu.L2 = x 12,364 x 212 = 681.565,5 kg.m
8 8
= 68,156.550 kg.cm
11
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

1 1
Vu = .Wu .L  x12,364 x 21 = 129,822 kg
2 2

 UKURAN BALOK
- Ambil tinggi balok d =
L 21000
-  = 2100 mm
10 10
Ambil tf = 28 mm
h = 2100 – 2 x 28 = 2044
 
Tebal tW: h/tw >  r  164,6 
2550 2550
- 
 fy 240 
 
h 2044
tW <  12,41mm
164,6 164,6
h 2044
ambil tW = 12 mm   170  r ……… OK.
tW 12

Mu 68156550
- Sayap balok : Af =  138,996 cm 2
Fy .h 2400 x 204,4

ambil pelat 28 x 500 = 14000 mm2 > 13899,6 mm2


500
28

 KONTROL KUAT LENTUR


1) Apakah Penampang Kompak :

 b   6 
 G  f  500  8,9     p  0,38 E  0,38 2 x10 10,97  .…ya.
 2t f 2 x 28   fy 2400 
   
 Penampang kompak!
 Untuk G < P  fcr = fy = 2400 kg/cm2
2) Berdasarkan Tekuk Lateral :
L = 3 x 1750 = 5250 mm (= jarak pengekang lateral = jarak gelagar
melintang).
12
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

A' = 28 x 500 + 340,6 x 12 = 18087 mm2

bf=500

y'
28
A'

1 (h ) = 1 ( 2044 )
3 2 3 2
h= 2044 y' = 340,6

tw=12

1 1
Iy'y' = x 28 x 5003  x 340,6 x123 = 291715713 mm4
12 12
rt = = 127 mm
L 5250
G =   41,34
rt 127

E 2 x106
p = 1,76 1,76  52,06
fy 2400

- Untuk G < p  fcr = fy = 2400 kg/cm2


Dari 1) dan 2) di dapat tegangan kritis:
fcr = 2400 kg/cm2

- Momen Inersia Balok :


2
 2044 28 
x12 x 2044 3  2 x 28 x 500  x 
1
I =  
12  2 2
= 3,859 x 1010 mm4
I 3,859 x1010
- Modulus Penampang S =   36.754275 mm3
d /2  2100 
 
 2 
= 36.754,275 cm3
13
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

 ar   h 2550 
- Koefisien balok Kg = 1 -    
1200  300 ar   t w f cr 

= 0,994
- Momen nominal balok Mn = Kg.S.fcr
Mn = 0,994 x 36.754,275 x 2400 = 87.688.998 kg.cm
Mn = 0,9 x 87.688.998 = 78.912.899 kg.cm
Syarat : Mu   Mn
68.156.5510 kg.cm  78.912.899 kg.cm. ………… OK.

 KONTROL KUAT GESER


Stiffener dipasang dengan jarak a = 1750 mm seperti tergambar.
h 2044
=  170
tW 122
k n .E 11,82 x 200000 5
1,10 = 1,10  dimana kn = 5  2
fy 2400 a
 
h
5
= 5 2 = 11,82
 1750 
 
 2044 
= 109

kn .E
1,37 = 136
fy

h kn .E
Ternyata  1,37 maka Vn ditentukan (8.8.5)
tW fy

0,9. AW .kn .E
Vn = 2
h 
 
 tW 
14
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

0,9 x 1,2 x 204,4 x11,82 x 2000000


= 2
 204,4 
 
 1,2 
= 179867 kg  kecil menentukan

 
 

Atau : Vn = 0,6. fy.AW CV 
1 CV  
2 
 a 
1,15 1  
  h  

Dimana:
kn .E 1
Vn = 1,5 .
f y  h 2
 
 tw 
11,82 x 2000000 1
= 1,5 . 2
= 1,95
2400  104,4 
 
 1,2 

Vn = 0,6 x 2400 x (1,2 x 104,4 ) 1,95 


11,95
2
 175 
1,15 1  
 204,4 
= 238.580 kg.
Vn = 179.867 kg
Vn = 0,9 x 179.867 = 161.880 kg
Syarat : Vu   Vn
129.822 kg  161.880 kg ………… OK.

 PERENCANAAN STIFFENER
1) Stiffener Penumpu Beban Ru
Pada perletakan Ru = Vu = 129.822 kg
D = 2100
h = 2044
- Ukuran pengaku :
15
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

Ru -  Rb  As.fy ……… (Pasal 8.10.3)

bf=500
tf=28
tw=12
d h
N 2,5 x k

tf=28
x=250 Perletakan :
Ru ambil N=300
x=250

Rb Ditentukan oleh :
 Kuat leleh badan Rb = (2,5 k + N) fy.tW ……… (pers. 8.10-3)
= (2,5 x 2,8 + 30) x 2400 x 1,2 = 106.560 kg.
 Kuat tekuk dukung / lipat (pasal 8.10.4)
 d 2100 
(X = 250)    1050 
2 2 
N  300 
dan  0,2    0,142   0,2 maka :
d  2100 
 
1, 5
  E. f .t
Rb = 0,39.tW2 1 3  N  tW   y f
……… (pers. 8.10-4b)
  d  t f 
  tW
 
  1,2   2000000 x 2400 x 2,8
1, 5

= 0,39 x 1,2 1 3 0,142 


2
 
  2,8   1,2

= 66536 kg
 Kuat tekuk lateral (Pasal 5.10.5)
h L 
Apakah    2,3
t bf 
 W 
 2044 5250 
 16,2   2,3  tidak
 12 500 
 Tidak perlu dikontrol terhadap tekuk lateral.
16
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

 Kuat lentur pelat badan (pasal 8.10.6)


3
24.08 x tW
Rb = E. f y
h
24.08 x1,23
= 2 x106 x 2400 14.104 kg  kecil menentukan
204,4
 = Rb = 14.104 kg
 Rb = 0,9 x 14.104 = 12.694 kg
Ru -  Rb  As.fy
129.822 – 12.694  As x 2400
129.822 12.694
As  = 48.80 cm2
2400

Ambil stiffener seperti tergambar:


As = 2 x (1,6 x 20) = 64 cm2 > 48.80 cm2
 bf t 500 12 
 Lebar pengaku: (bs = 200) >   W   160 ,7  …… OK.
 3 2 3 2 

 t f 28 
 Tebal pengaku (ts = 16) > (   14  ………… OK.
2 2 
 Kontrol Stiffener sebagai kolom:
A' : tW x (12 tW) = 12 x (12 x 12) = 1728 mm2
+ (16 x 200) x 2 = 6400 mm2
A' = 8128 mm2

.ts .B 2  x16 x 412  = 93246.037 mm4


1 1
Ixx = 
3

12 12
rx = 107,1 mm

Lk fy 0,75 x 2044 240


c =   0,158
 . x E  x107 ,1 20000
 Untuk c  0,25  w = 1,0
17
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

Fy
Syarat : Rn  .A'.
w
2400
129.822  0,85 x 81,28 x
1
129.822 kg  165.811 kg …………… OK.
2) Stiffener yang tidak menerima beban Ru (stiffener antara)
 Luas Stiffener
 a 
2

   
 a  
As  0,5 D.AW (1 – CV)      2 
h
 h  1  a  
   
h 

Coba : Stiffener seperti tergambar


D = 1  sepasang pengaku
AW = 12 x 2044 = 34528 mm2 = 245,28 cm2  luas pelat badan
Kuat geser (8.8.5) 179 .867
CV = 
Kuat geser (8.8.3) 0,6. f y . AW

179 .867
=  0,509
0,6 x 2400 x 245,28

 2 
  175  
 
 175   204,4  
As  0,5 x 1 x 245,28 x (1 – 0,509)   
 204,4   175  
2

 1   
  204 , 4  

 19,15 cm2
(As = 16 x 1,2 = 19,2 cm2) > 19,15 cm2 …………OK.
 Kekakuan Minimum Is (pasal 8.12.3)
1 3
Is = x ts x bs
12
18
Dosen : Ir. TEUKU FARIZAL, S.T., M.T.,IPM

1
= x1,2 x163  409,6 cm4
12
a
h
=
175
204,4
 
 0,856  2 1,414 , maka;

Syarat: Is  0,75.h.tW3
409,6 cm4  (0,75 x 204,4 x 1,23 = 264,9 cm4) ……… OK.

Anda mungkin juga menyukai