disusun oleh:
Alif Muhammad Reza
15015151
Soal
Diketahui denah pelat dua arah seperti dibawah ini dengan ketentuan sbb:
1) Tebal pelat = 200 mm
2) qSIDL = 1,5 kN/m2
3) qLL = 3,0 kN/m2
4) f’cs = f’cb = 30 MPa
5) fy = 400 MPa
6) qu = 1,2 DL + 1,6 LL
Jawaban
1) Hitung momen positif & negatif balok pada lajur kolom & tengah dari suatu panel
eksterior seperti tergambar (bentang 1-2)
a. Menentukan besar L1, L2, dan Ln.
L1 adalah panjang pelat searah momen. Pada perhitungan ini L1 adalah jarak antar as
kolom pada arah EW, yaitu 6500 mm.
L2 adalah panjang pelat tegak lurus arah momen atau sama dengan lebar lajur kolom
ditambah lebar lajur pelat. Lebar lajur kolom adalah 0.25 dikali nilai terkecil di antara
panjang bentang arah NS dan EW. Sehingga didapatkan:
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝐿𝑎𝑗𝑢𝑟 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 = 0.25 × 𝑀𝐼𝑁(6500; 6000) + 0.25 × 𝑀𝐼𝑁(6000; 6500)
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝐿𝑎𝑗𝑢𝑟 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 = 0.25 × 6500 + 0.25 × 6000 = 3125 𝑚𝑚
Sedangkan lebar lajur tengah sama dengan lebar lajur kolom, yaitu 3125 mm. Sehingga
didapatkan L2 = Lebar lajur kolom + lebar lajur kolom = 3215 + 3125 = 6250 mm.
Ln adalah jarak bersih antar kolom, sehingga Ln dapat dihitung dengan mengurangkan L1
dengan setengah lebar kolom pada kedua sisi. Karena kedua kolom tersebut memiliki
dimensi yang sama, Ln dapat dihitung sebagai berikut:
Ln = L1 – Lebar Kolom = 6500 – 400 = 6100 mm
b. Menghitung besar beban terfaktor, qu
Sebelum dapat menghitung qu, perlu dilakukan perhitungan qDL terlebih dahulu.
𝑞𝐷𝐿 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛 × 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
Sehingga didapatkan:
𝑀− 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 = 0.7 × 359.31 = 251.52 𝑘𝑁 − 𝑚
𝑀+ = 0.57 × 359.31 = 204.81 𝑘𝑁 − 𝑚
𝑀− 𝑙𝑢𝑎𝑟 = 0.16 × 359.31 = 57.49 𝑘𝑁 − 𝑚
e. Membagi momen pada lajur kolom dan lajur tengah (distribusi arah transversal)
Pembagian momen pada arah transversal dilakukan dengan mengalikan nilai momen
yang sudah didapatkan dari langkah sebelum ini dengan koefisien yang ditentukan oleh
faktor dimensi balok dan pelat. Pertama-tama perlu dicari faktor akibat dimensi balok dan
pelat (α L1/L2) dengan langkah sebagai berikut:
1. Menghitung inersia balok
Sebelum dapat menghitung inersia balok, perlu dilakukan perhitungan letak titik berat
balok terlebih dahulu. Perhitungan titik berat balok dihitung dari sisi teratas balok.
𝐴1 × 𝑦1 + 𝐴2 × 𝑦2
𝑦̅ =
𝐴1 + 𝐴2
(300 × 200) × (300) + (700 × 200) × (100)
𝑦̅ = = 160 𝑚𝑚
(300 × 200) + (700 × 200)
Sehingga didapatkan:
2
1
𝐼=∑ × 𝑏𝑖 × ℎ𝑖 3 + 𝐴𝑖 × 𝑦𝑖 2
12
𝑖=1
1 1
𝐼= × 300 × 2003 + (300 × 200) × (300 − 160)2 + × 700 × 2003
12 12
+ (700 × 200) × (160 − 60)2
𝐼 = 23.47 × 108 𝑚𝑚4
2. Menghitung inersia pelat
Lebar pelat yang diambil untuk perhitungan inersia adalah L2 = 6250 mm. Sedangkan
tinggi pelat adalah tebal pelat = 200 mm.
1
𝐼= × 6250 × 2003 = 41.67 × 108 𝑚𝑚4
12
3. Menghitung α
Alfa dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
𝐸𝑐𝑏 𝐼𝑏
∝=
𝐸𝑐𝑠 𝐼𝑠
Karena Ecb = Ecs, didapatkan:
23.47 × 108
∝= = 0.563
41.67 × 108
4. Menghitung α L2/L1
𝐿2 6250
= = 0.962
𝐿1 6500
𝐿2
∝ = 0.563 × 0.962 = 0.542
𝐿1
Setelah mendapatkan nilai tersebut, perhitungan distribusi momen dihitung terpisah
untuk momen negatif dalam, positif, dan negatif luar.
1. Momen negatif dalam
Distribusi momen negatif dalam arah transversal dihitung dengan mengikuti tabel
berikut:
Tabel tersebut adalah besar momen (persentase) yang didapatkan lajur kolom dari
keseluruhan momen negatif dalam. Karena nilai L2/L1 dan α L2/L1 tidak ada pada tabel,
perlu dilakukan interpolasi sebagai berikut:
a. Interpolasi persentase untuk L2/L1 berbeda pada Alfa L2/L1 = 1.
L2/L1 pada kasus ini adalah 0.962, sehingga didapatkan
𝑋 − 90 0.962 − 0.5
=
75 − 90 1 − 0.5
𝑋 = 76.15
b. Interpolasi persentase untuk Alfa L2/L1 berbeda pada L2/L1 = 0.962.
Alfa L2/L1 pada kasus ini adalah 0.542, sehingga didapatkan
𝑋 − 75 0.542 − 0
=
76.15 − 75 1−0
𝑋 = 75.63
Dari nilai tersebut, didapatkan distribusi momen untuk lajur kolom dan tengah sebagai
berikut:
𝑀− 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = 251.52 × 75.63% = 190.21 𝑘𝑁 − 𝑚
𝑀 − 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 251.52 − 190.21 = 61.31 𝑘𝑁 − 𝑚
Untuk lajur kolom sendiri, momen akan terdistribusi lagi untuk balok dan pelat karena
terdapat balok di lajur kolomnya. Berikut perhitungan untuk distribusi momennya:
𝐿2
𝑀− 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚,𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 𝑀 − 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 × 85% ×∝
𝐿1
𝑀− 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚,𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 190.21 × 85% × 0.542 = 87.55 𝑘𝑁 − 𝑚
𝑀− 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚,𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = 190.21 − 87.55 = 102.66 𝑘𝑁 − 𝑚
2. Momen positif
Distribusi momen positif arah transversal dihitung dengan mengikuti tabel berikut:
Tabel tersebut adalah besar momen (persentase) yang didapatkan lajur kolom dari
keseluruhan momen negatif dalam. Karena nilai L2/L1 dan α L2/L1 tidak ada pada tabel,
perlu dilakukan interpolasi sebagai berikut:
a. Interpolasi persentase untuk L2/L1 berbeda pada Alfa L2/L1 = 1.
L2/L1 pada kasus ini adalah 0.962, sehingga didapatkan
𝑋 − 90 0.962 − 0.5
=
75 − 90 1 − 0.5
𝑋 = 76.15
b. Interpolasi persentase untuk Alfa L2/L1 berbeda pada L2/L1 = 0.962.
Alfa L2/L1 pada kasus ini adalah 0.542, sehingga didapatkan
𝑋 − 60 0.542 − 0
=
76.15 − 60 1−0
𝑋 = 68.75
Dari nilai tersebut, didapatkan distribusi momen untuk lajur kolom dan tengah sebagai
berikut:
𝑀+ 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = 204.81 × 68.75% = 140.8 𝑘𝑁 − 𝑚
𝑀+ 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 204.81 − 140.8 = 64.01 𝑘𝑁 − 𝑚
Untuk lajur kolom sendiri, momen akan terdistribusi lagi untuk balok dan pelat karena
terdapat balok di lajur kolomnya. Berikut perhitungan untuk distribusi momennya:
𝐿2
𝑀+ 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚,𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 𝑀 + 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 × 85% ×∝
𝐿1
𝑀+ 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚,𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 140.8 × 85% × 0.542 = 64.81 𝑘𝑁 − 𝑚
𝑀+ 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚,𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = 190.21 − 64.81 = 76 𝑘𝑁 − 𝑚
3. Momen negatif luar
Distribusi momen positif arah transversal dihitung dengan mengikuti tabel berikut:
𝑋 = 75.63
c. Interpolasi persentase untuk βt berbeda pada L2/L1 = 0.962 dan α L2/L1 = 0.542.
βt pada kasus ini adalah 0.252, sehingga didapatkan
𝑋 − 100 0.252 − 0
=
75.63 − 100 2.5 − 0
𝑋 = 97.55
Dari nilai tersebut, didapatkan distribusi momen untuk lajur kolom dan tengah sebagai
berikut:
𝑀 − 𝑙𝑢𝑎𝑟,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = 57.49 × 97.55% = 56.08 𝑘𝑁 − 𝑚
𝑀− 𝑙𝑢𝑎𝑟,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 57.49 − 56.08 = 1.41 𝑘𝑁 − 𝑚
Untuk lajur kolom sendiri, momen akan terdistribusi lagi untuk balok dan pelat karena
terdapat balok di lajur kolomnya. Berikut perhitungan untuk distribusi momennya:
𝐿2
𝑀− 𝑙𝑢𝑎𝑟,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚,𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 𝑀− 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 × 85% ×∝
𝐿1
𝑀− 𝑙𝑢𝑎𝑟,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚,𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 56.08 × 85% × 0.542 = 25.81 𝑘𝑁 − 𝑚
𝑀 − 𝑙𝑢𝑎𝑟,𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚,𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = 56.08 − 25.81 = 30.27 𝑘𝑁 − 𝑚
Dari seluruh perhitungan di atas, didapat kesimpulan untuk nomor 1) sebagai berikut:
Lajur Kolom Lajur Kolom
Lajur Tengah
(Dipikul Balok) (Dipikul Pelat)
Momen Negatif Dalam
87.55 102.66 61.31
(kN – m)
Momen Positif
64.81 76 64.01
(kN – m)
Momen Negatif Luar
25.81 30.27 1.41
(kN – m)
2) Tentukan tulangan pelat /meter Momen Negatif terbesar pada panel eksterior pada jalur
tengah seperti tergambar (bentang 1-2)
Nilai momen negatif terbesar pada lajur tengah adalah momen negatif dalam dengan besar
61.31 kN – m. Karena dalam perhitungan dibutuhkan nilai momen per meter, maka nilai Mu
yang digunakan untuk perhitungan tulangan adalah:
61.31 𝑘𝑁 − 𝑚 61.31 𝑘𝑁 − 𝑚
𝑀𝑢 = = = 19.62 𝑘𝑁 − 𝑚⁄𝑚
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 3.125 𝑚
𝑀𝑢 = 19.62 × 106 𝑁 − 𝑚𝑚⁄𝑚
Langkah berikutnya adalah menghitung nilai luas tulangan (As) yang dibutuhkan dengan
persamaan:
𝑀𝑢
𝐴𝑠 =
∅𝑓𝑦 𝑗𝑑
Nilai pi diasumsikan 0.9, sedangkan jd diasumsikan 0.925 d. Nilai d terlebih dahulu dihitung
dengan persamaan berikut:
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑑 = 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 − 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 −
2
Selimut beton diambil 20 mm dan diameter tulangan yang akan digunakan adalah 10 mm.
Sehingga didapatkan:
10
𝑑 = 200 − 20 − = 175 𝑚𝑚
2
𝑗𝑑 = 0.925𝑑 = 161.875 𝑚𝑚
19.62 × 106
𝐴𝑠 = = 336.65 𝑚𝑚2 ⁄𝑚
0.9 × 400 × 161.875
Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan apakah nilai jd yang diasumsikan sudah benar (>
0.925d).
𝐴𝑠 𝑓𝑦 336.65 × 400
𝑎= ′ = = 5.28 𝑚𝑚
0.85𝑓𝑐 𝑏 0.85 × 30 × 1000
Nilai b diambil 1000 mm karena perhitungan tulangan dilakukan untuk per meter lebar pelat.
𝑎 5.28
𝑗𝑑 = 𝑑 − = 175 − = 172.36 > 161.875 → 𝑂𝐾!
2 2
Kemudian hitung nilai As yang sebenarnya dibutuhkan dengan menggunakan jd yang baru
19.62 × 106
𝐴𝑠 = = 316.17 𝑚𝑚2 ⁄𝑚
0.9 × 400 × 172.36
Akan tetapi nilai As yang didapatkan perlu dibandingkan terlebih dahulu dengan As
minimum dan As maksimum yang perlu terpasang.
𝐴𝑠,𝑚𝑖𝑛 = 0.0018𝑏ℎ = 0.0018 × 1000 × 200 = 360 𝑚𝑚2 ⁄𝑚
0.85𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑑
𝐴𝑠,𝑚𝑎𝑥 = 0.75 = 4195.55 𝑚𝑚2 ⁄𝑚
𝑓𝑦
Karena As minimum lebih besar dari As yang dibutuhkan, maka As yang akan digunakan
untuk perhitungan selanjutnya adalah As minimum = 360 mm2/mm.
Dari besar luas tulangan minimum yang perlu dipasang, hitung jumlah tulangan yang
memenuhi As tersebut:
360
𝑛= = 4.58 ≈ 5 𝑏𝑢𝑎ℎ
0.25 × 𝜋 × 102
Setelah mengetahui jumlah tulangan yang dibutuhkan, perlu dihitung spasi antar tulangan
yang akan dipasang sebagai berikut:
𝑏 1000
𝑠= = = 200 𝑚𝑚
𝑛 5
Setelah mengetahui spasi yang dibutuhkan, perlu dihitung batasan maksimum spasi antar
tulangan yang diizinkan sebagai berikut:
𝑠𝑚𝑎𝑥,1 = 5ℎ = 5 × 200 = 1000 𝑚𝑚
𝑠𝑚𝑎𝑥,2 = 450 𝑚𝑚
𝑠𝑚𝑎𝑥,𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 450 𝑚𝑚 > 200 𝑚𝑚 → 𝑂𝐾!
Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah melakukan pengecekan asumsi nilai pi yang
digunakan.
𝑓𝑐 ′ − 28
𝛽1 = 0.85 − 0.05 = 0.836
7
𝑎 5.28
𝑐= = = 6.32 𝑚𝑚
𝛽1 0.836
𝑑−𝑐 175 − 6.32
𝜀= × 0.03 = = 0.08
𝑐 6.32
Karena ε > 0.005, maka asumsi bahwa pi = 0.9 benar.
Dari seluruh langkah perhitungan di atas, didapatkan kesimpulan bahwa konfigurasi
tulangan yang akan dipasang pada lajur tengah untuk menerima momen negatif terbesar adalah
D10 – 200.