Anda di halaman 1dari 29

SI-5114 Perilaku Struktur Beton

Tugas Ke-VII
Dosen: Prof. Ir. R. Bambang Boediono, ME., Ph.D.

Disusun oleh:
Shandy Trisakti Paiding Lewa
250 18 051

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
SOAL:
Diketahui gedung dengan sistem struktur adalah sistem rangka dengan jumlah 10 lantai. Ketinggian
lantai 1 adalah 4 meter sementara lantai lainnya adalah 3 meter. Denah gedung mempunyai 3 bentang
baik arah X maupun arah Y dengan jarak antar bentang adalah 6 meter.

6 meter

6 meter

Dimensi kolom lt.1 s/d lt.5 : 700 x 700 mm


Dimensi kolom lt.6 s/d lt.10 : 600 x 600 mm
Dimensi balok : 250 x 400 mm (disamakan semua lantai)
Tebal pelat : 120 mm
Cover : 25 mm
Fc’ : 30 MPa
Fy : 400 MPa
Tulangan yang digunakan :
 Balok Tumpuan : 3D22 (Tulangan Atas) dan 2D22 (Tulangan Bawah) , sengkang 2D13-100
 Kolom : 8D22 (tersebar merata), sengkang : 3D13-100 (arah X dan arah Y)

Beban yang bekerja :


 Beban DL : Berat sendiri elemen struktur
 Beban SIDL : 1.5 KN/m2 (lt. 1-9) & 0.5 KN/m2 (lt.10 / atap)
 LL : 2.4 KN/m2 (lt.1-9) & 0.96 KN/m2 (lt.10 / atap)

2
DITANYA:
1. Hitung dan plot momen rotasi pada balok (positif dan negatif)
2. Hitung dan plot momen rotasi dari kolom interior lt 1 dan kolom interior lt 6
3. Plot kurva kapasitas dari struktur gedung
4. Analisis berdasarkan hasil pushover analysis

3
1. Momen Kurvatur dan Rotasi Penampang Struktur

1.1. Data Penampang

f'c Tulangan Balok Tulangan Selimut


Nama Sengkang
(MPa) Atas Bawah Kolom (mm)
B 400x250 30 3D22 2D22 - 25 2D13-100
C 600x600 30 - - 8D22 25 3D13-100
C 700x700 30 - - 8D22 25 3D13-100

Perhitungan momen vs kurvatur dan rotasi dihitung menggunakan software XTRACT. Panjang
sendi plastis yang didefinisikan pada setiap penampang yaitu sebesar h/2. Pendefinisian
parameter-parameter pada setiap penampang dapat dilihat pada gambar di bawah:

Baja Tulangan Unconfined Concrete (Cover)

Untuk confined concrete penampang kolom dan balok:

Balok B250x400 Kolom 600x600 Kolom 700x700

4
1.2. Hasil Output Momen Kurvatur dan Rotasi Penampang dari Program XTRACT

1.2.1. Balok B250x400

a. Analysis Report

5
6
b. Momen Kurvatur

Negatif Positif
Mxx Kxx Mxx Kxx

0 0 0 0

-1.92E+01 -1.57E-03 28.46 1.73E-03


-3.89E+01 -3.14E-03 57.59 3.45E-03
-5.78E+01 -4.70E-03 85.97 5.18E-03
-7.70E+01 -6.27E-03 113.8 6.90E-03
-9.57E+01 -7.84E-03 141.1 8.63E-03
-9.68E+01 -1.10E-02 143.2 1.21E-02
-9.76E+01 -1.25E-02 143.3 1.38E-02
-9.70E+01 -1.41E-02 144.2 1.55E-02
-9.83E+01 -1.57E-02 144.2 1.73E-02
-9.89E+01 -2.32E-02 145.9 2.27E-02
-9.96E+01 -3.83E-02 146.5 3.37E-02
-1.01E+02 -4.58E-02 146.1 3.92E-02
-1.00E+02 -6.09E-02 147 5.01E-02

-1.01E+02 -6.85E-02 146.2 5.56E-02


-1.07E+02 -7.60E-02 146.2 6.11E-02
-1.12E+02 -8.35E-02 146 6.66E-02

-1.16E+02 -9.11E-02 148.8 7.21E-02


-1.20E+02 -9.86E-02 153.9 7.76E-02
-1.24E+02 -0.1061 159.2 8.30E-02

-1.27E+02 -0.1137 164.3 8.85E-02

-1.30E+02 -0.1212 168.3 9.40E-02

-1.32E+02 -0.1288 172.3 9.95E-02

-1.36E+02 -0.1363 176.5 1.05E-01

-1.37E+02 -0.1438 180.6 1.10E-01

-1.39E+02 -0.1514 184.1 1.16E-01

-1.41E+02 -0.1589 187 1.21E-01

-1.43E+02 -0.1665 189.3 1.27E-01

-1.43E+02 -0.1668 189.4 1.27E-01

7
Grafik Momen Kurvatur Balok B 250x400

Momen Vs Kurvatur Balok 250x400


250
200
150
100
Momen (kN.M)

50
0
-0.2 -0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15
-50
-100
-150
-200
Kurvatur (1/m)

8
1.2.2. Kolom 600x600

a. Analysis Report

9
10
b. Momen Kurvatur dan P-M Interaction

Momen Kurvatur P-M Interaction


M K P M ØP ØM
kN-m 1/m kN kN-m kN kN-m
0 0
52.94 0.00093 14100 0 10575 0
106.5 0.00186 13400 62.81 10050 56.529
159 0.00279 11500 344.2 8625 309.78
212 0.00372 8431 820.5 6323 1/4 738.45
265.2 0.00465 6163 1001 4622 1/4 900.9
275.1 0.00558 4716 1030 3537 927
283.3 0.00651 3858 976.2 2893 1/2 878.58
293.2 0.00744 3216 918.3 2412 826.47
300.7 0.008371 2724 865.4 2043 778.86
309.9 0.009301 2301 815.9 1725 3/4 734.31
320.8 0.01493 2050 775.4 1537 1/2 697.86
322.9 0.02056 1604 692.7 1203 623.43
322.1 0.02619 372 413.5 279 372.15
323.2 0.03182 0 124.7 0 112.23
323.9 0.03744
332.4 0.04307
349.3 0.0487
365.4 0.05433
378.3 0.05996
389.9 0.06559
401.4 0.07122
411.7 0.07685
419.6 0.08247
427.6 0.0881
435.8 0.09373
442.8 0.09936
448.7 0.105
453.2 0.1106
455.9 0.1162
458.3 0.1219

11
Grafik Momen Kurvatur Kolom 600x600

Momen vs Kurvatur
600

400

200
Momen (kN.m)

0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15
-200

-400

-600
M vs K Positif Kurvatur (1/m)
M vs K Negatif

Grafik P-M Interaction

P-M Interaction
16000
14000
12000
10000
P (kN)

8000
6000
4000
2000
0
0 200 400 600 800 1000 1200
M (kN.m)

12
1.2.3. Kolom 700x700

a. Analysis Report

13
14
b. Momen Kurvatur dan P-M Interaction

Momen Kurvatur P-M Interaction


Mxx Kxx P M ØP ØM
kN-m 1/m kN kN-m kN kN-m

0 0 18600 0 13950 0
63.3 0.000761 17700 101.9 13275 91.71
127.2 0.001521 15300 524 11475 471.6
190.9 0.002282 11200 1258 8400 1132.2
254.3 0.003042 8263 1526 6197.25 1373.4
317.1 0.003803 6408 1550 4806 1395
328.9 0.004563 5270 1464 3952.5 1317.6
339 0.005324 4428 1372 3321 1234.8
349.8 0.006084 3788 1288 2841 1159.2
359.5 0.006845 3243 1209 2432.25 1088.1
371.3 0.007606 2905 1145 2178.75 1030.5
381 0.01227 2187 986.7 1640.25 888.03
383.2 0.01694 564.4 550.2 423.3 495.18
383.7 0.02161 0 140.1 0 126.09
383.8 0.02628
385.5 0.03094
394.8 0.03561
416.1 0.04028
435 0.04495
452.4 0.04961
466.5 0.05428
481.5 0.05895
493.1 0.06362
504.6 0.06828
514.5 0.07295
525.9 0.07762
532.9 0.08229
541.8 0.08695
547.7 0.09162
550.3 0.09629
553.1 0.1009

15
Grafik Momen Kurvatur Kolom 600x600

Momen Vs Kurvatur Kolom 700x700


800

600

400

200
Momen (kN.m)

0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15
-200

-400

-600

-800
M vs K Negatif
Kurvatur (1/m)
M vs K Positif

Grafik P-M Interaction

P-M Interaction
20000
18000
16000
14000
12000
P (kN)

10000
8000
6000
4000
2000
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
M (kN.m)

16
1.2.4. Rekapitulasi Data Penampang

Ringkasan momen, kurvatur, dan rotasi plastis pada ketiga penampang disajikan pada tabel

dibawah:

Tabel Rekapitulasi Data Momen Yield dan Ultimit


Momen (+), kN.m Momen (-), kN.m
Yield Ultimate Yield Ultimate
B 400x250 126 189.4 -89.01 -143.1
C 600x600 306 458.3 -306 -458.3
C 700x700 362.6 553.1 -362.6 -553.1

Tabel Rekapitulasi Data Momen Yield dan Ultimit

Kurvatur (+), 1/m Kurvatur (-), 1/m


Yield Ultimate Yield Ultimate
B 400x250 0.00772 0.1271 -0.00729 -0.167
C 600x600 0.00537 0.1219 -0.00537 -0.1219
C 700x700 0.00435 0.101 -0.00435 -0.101

Tabel Rekapitulasi Data Momen Yield dan Ultimit


φ Plastis (rad)
(+) (-)
B 400x250 0.0239 -0.0348
C 600x600 0.0349 -0.0349
C 700x700 0.0338 -0.0338

17
2. Pemodelan Struktur

2.1. Asumsi Pemodelan Struktur

Elemen struktur dan balok dimodelkan sebagai elemen frame, sedangkan slab dimodelkan sebagai
element shell-thin. Tumpuan pada dasar struktur menggunakan tumpuan jepit. Slab dimodelkan
sebagai diafragma tipe semi-rigid tanpa eksintrisitas massa.
Nilai kekakuan pada elemen balok, kolom, dan slab dilakukan reduksi pada inersia dan kapasitas
torsi. Inersia kolom direduksi sebesar 30%, balok: 65% dan pelat 75%. Sedangkan untuk
kapasitas torsi dari ketiga elemen tersebut direduksi sebesar 75%.
Daktilitas penampang balok dan kolom memperhitungkan sifat strain hardening dari baja tulangan
seperti yang telah didefinisikan pada point properties penampang. Sendi plastis pada element
balok dan kolom sebesar 0.05 dan 0.95 relatif terhadap panjang frame, khusus untuk kolom paling
bawah nilai sendi plastis sebesar 1 dan 0 relatif terhadap panjang frame.

Gambar Pemodelan Struktur pada Program ETABS

18
2.2. Asumsi Pemodelan Struktur
Pembebanan pada struktur gedung terdiri dari beban statik linear dan statik non linear.

2.2.1. Beban Statik Linear


Beban statik linear terdiri dari berat sendiri (SWL), beban SIDL dan beban hidup (LL). Besaran
beban statik linear yaitu:
Beban Element Assignment Besaran Beban
1 SWL
- Beton Frame, Slab 23.5 kN/m3
- Baja Rebar 77.8 kN/m3
2 SIDL Slab 1.5 kN/m2 (Story 1-9); 1.5 kN/m2 (Story 10)
3 LL Slab 2.4 kN/m2 (Story 1-9); 0.96 kN/m2 (Story 10)
2.2.2. Beban Statik Non Linear (Pushover)
Beban statik linear berupa beban pushover arah X dan arah Y. Besaran beban pushover
ditentukan dari nilai geser per lantai dari hasil beban dinamik respon spektrum lokasi Bandung,
dengan tipe tanah sedang (D). Adapun parameter-parameter respon spektra pada lokasi tersebut
adalah sebagai berikut (Sumber: http://puskim.pu.go.id):

PGA (g) 0.582 PSA (g) 0.582


SS (g) 1.469 SMS (g) 1.469
S1 (g) 0.489 SM1 (g) 0.738
CRS 0.976 SDS (g) 0.98
CR1 0.905 SD1 (g) 0.492
FPGA 1.00 T0 (detik) 0.101
FA 1.00 TS (detik) 0.503
FV 1.511

Input Respon Spektra pada ETABS

19
a.) Base Shear Statik
Perhitungan base shear statik mengikuti SNI 1726-2012:
 Massa seismik = 23909.40 kN (Akibat kombinasi: 1.0 SWL + 1.0 SIDL + 0.25 LL)

Gambar: Output Massa Seismic.


 hn = 31 m
 n = 10 Lantai
 Ie = 1.0 (Kategori I)
 R = 8.0
.
 Ct = =

= 0.0466
 Ta1 = Ct. hn
= 0.0466∙ 31 = 1.44 Detik
 T = 1.44 Detik
.
 Cs (max) = =
.

= 0.0429
 Cs (min) = 0.044SDS Ie ≥ 0.01
= 0.044∙ 0.98∙ 1 ≥ 0.01
= 0.04312 ≥ 0.01
.
 Cs = =

= 0.1225
 Cs = 0.04312
 V = Cs∙ W
= 0.04312∙ 24234.72
= 1045.001 kN

20
b.) Base Shear Dinamik
Nilai base shear dinamik: 469.506 kN < base shear statik: 1470.43, dalam peraturan
SNI 1726-2012, nilai base shear dinamik harus memenuhi minimum 85% base shear
statik. Sehingga nilai base shear dinamik dilakukan pen-skalaan gaya sebesar 1.89 kali
dari gaya sebelumnya.

Gambar: Output Base Shear Setelah dilakukan Pen-skalaan..

Setalah dilakukan pen-skalaan nilai base shear dinamik, nilai base shear menjadi
888.305 kN sehingga rasio nilainya menjadi 85% dari nilai base shear statik.

Selisih nilai story shear tersebut adalah nilai beban distribusi CQC yang akan di-input untuk
beban pushover. Beban distribusi CQC per lantai dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel: Beban CQC.


Story VX (kN) VY (kN) CQC-X (kN) CQC-Y (kN)
Story10 252.2432 252.2432 252.2432 252.2432
Story9 403.2907 403.2907 151.0475 151.0475
Story8 479.064 479.064 75.7733 75.7733
Story7 535.0635 535.0635 55.9995 55.9995
Story6 578.2968 578.2968 43.2333 43.2333
Story5 626.4592 626.4592 48.1624 48.1624
Story4 682.2753 682.2753 55.8161 55.8161
Story3 751.5163 751.5163 69.241 69.241
Story2 833.1694 833.1694 81.6531 81.6531
Story1 888.305 888.305 55.1356 55.1356

21
Gambar: Input Beban Pushover (Metode CQC) Pada ETABS.

2.3. Sendi Plastis (Plastic Hinges)


Terdapat 3 macam sendi plastis yang akan didefiniskan dalam pemodelan ini, yaitu sendi plastis
penampang B 400x250, C 600x600, dan C 700x700.

Nilai acceptance criteria pada sendi plastis IO, LS, dan CP sesuai pada tabel dibawah:
IO 0.67 LS
LS 0.75 φPlastis
CP φPlastis

22
2.3.1. Sendi Plastis B 400x250
Nilai momen yield, momen ultimit, kurvatur yield, kurvatur yield dan rotasi plastis
penampang B 400x250 dapat dilihat pada point 1.2.4.

Gambar: Input Properties Sendi Plastis Penampang B 400x250 Pada ETABS.

2.3.2. Sendi Plastis C 600x600


Gaya aksial maksimum dan minimum yang terjadi pada penampang C 600x600 akibat
kombinasi massa siesmik yaitu sebesar -1134.93 kN.

Gambar: Input Properties Sendi Plastis Penampang C 600x600 Pada ETABS.

23
Berikut ini adalah input kapasitas aksial dan moment C 600x600 pada ETABS:

Gambar: Input Kapasitas Aksial dan Momen Penampang C 600x600 Pada ETABS.

2.3.3. Sendi Plastis C 700x700


Gaya aksial maksimum dan minimum yang terjadi pada penampang C 700x700 akibat
kombinasi massa siesmik yaitu sebesar -2382.67 kN.

Gambar: Input Properties Sendi Plastis Penampang C 700x700 Pada ETABS.

24
Berikut ini adalah input kapasitas aksial dan moment C 700x700 pada ETABS:

Gambar: Input Kapasitas Aksial dan Momen Penampang C 700x700 Pada ETABS.

25
3. Hasil Runnung Beban Pushover pada Program ETABS
Urutan terjadinya sendi plastis pada struktur gedung dapat menjadi suatu acuan untuk melihat
perilaku keruntuhan struktur. Struktur gedung yang memiliki perilaku keruntuhan baik yaitu
struktur yang menerapkan konsep strong column weak beam dimana pembentukan sendi plastis
didahului pada bagian balok kemudian disusul sendi plastis pada bagian kolom. Target
displacement pada struktur atap dalam pemodelan ini yaitu sebesar 620mm.

Gambar:Pushover Curve.

Jumlah step yang dihasilkan dalam pemodelan pushover analysis ini yaitu sebanyak 10 step,
dengan displacement terbesar sebesar 620 mm.

Gambar:Displacement and Base Shear.

26
Gambar: Step Awal

Gambar: Terbentuknya Sendi Plastis di Lantai Dasar pada Step-4.

27
Gambar: Terbentuknya Sendi Plastis di Lantai Atas pada Step Akhir .

Dari gambar di atas, sendi plastis pertama terbentuk pada kolom paling bawah (tumpuan) disusul
pada bagian balok pada lantai 2-4, disusul pada balok-balok diatasnya. Pada kondisi simpangan
rencana, sendi baru terjadi pada elemen balok.

Gambar: Hinges Response.

28
4. Analisa

Sendi plastis pertama yang terjadi pada lantai 1 sangat dihindari karena ketika terjadi gempa yang
besar, maka lantai 1 akan mengalami keruntuhan pertama yang menyebabkan keruntuhan seluruh
struktur. Penggunaan confinement pada kolom lantai 1, dapat meningkatkan daktilitas dan kekuatan
penampang. Sehingga keruntuhan awal akibat beban gempa yang besar dapat dihindari. Dari kurva
pushover, dapat diketahui bahwa saat terjadi sendi plastis pada step 4 mengalami perubahan nilai
tangent menjadi lebih kecil daripada awal. Hal ini menunjukkan bahwa struktur mengalami peningkatan
daktilitas. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa sendi palstis yang terbentuk mampu mengurangi
energi gepa yang terjadi.

29

Anda mungkin juga menyukai