Tugas Ke-VII
Dosen: Prof. Ir. R. Bambang Boediono, ME., Ph.D.
Disusun oleh:
Shandy Trisakti Paiding Lewa
250 18 051
6 meter
6 meter
2
DITANYA:
1. Hitung dan plot momen rotasi pada balok (positif dan negatif)
2. Hitung dan plot momen rotasi dari kolom interior lt 1 dan kolom interior lt 6
3. Plot kurva kapasitas dari struktur gedung
4. Analisis berdasarkan hasil pushover analysis
3
1. Momen Kurvatur dan Rotasi Penampang Struktur
Perhitungan momen vs kurvatur dan rotasi dihitung menggunakan software XTRACT. Panjang
sendi plastis yang didefinisikan pada setiap penampang yaitu sebesar h/2. Pendefinisian
parameter-parameter pada setiap penampang dapat dilihat pada gambar di bawah:
4
1.2. Hasil Output Momen Kurvatur dan Rotasi Penampang dari Program XTRACT
a. Analysis Report
5
6
b. Momen Kurvatur
Negatif Positif
Mxx Kxx Mxx Kxx
0 0 0 0
7
Grafik Momen Kurvatur Balok B 250x400
50
0
-0.2 -0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15
-50
-100
-150
-200
Kurvatur (1/m)
8
1.2.2. Kolom 600x600
a. Analysis Report
9
10
b. Momen Kurvatur dan P-M Interaction
11
Grafik Momen Kurvatur Kolom 600x600
Momen vs Kurvatur
600
400
200
Momen (kN.m)
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15
-200
-400
-600
M vs K Positif Kurvatur (1/m)
M vs K Negatif
P-M Interaction
16000
14000
12000
10000
P (kN)
8000
6000
4000
2000
0
0 200 400 600 800 1000 1200
M (kN.m)
12
1.2.3. Kolom 700x700
a. Analysis Report
13
14
b. Momen Kurvatur dan P-M Interaction
0 0 18600 0 13950 0
63.3 0.000761 17700 101.9 13275 91.71
127.2 0.001521 15300 524 11475 471.6
190.9 0.002282 11200 1258 8400 1132.2
254.3 0.003042 8263 1526 6197.25 1373.4
317.1 0.003803 6408 1550 4806 1395
328.9 0.004563 5270 1464 3952.5 1317.6
339 0.005324 4428 1372 3321 1234.8
349.8 0.006084 3788 1288 2841 1159.2
359.5 0.006845 3243 1209 2432.25 1088.1
371.3 0.007606 2905 1145 2178.75 1030.5
381 0.01227 2187 986.7 1640.25 888.03
383.2 0.01694 564.4 550.2 423.3 495.18
383.7 0.02161 0 140.1 0 126.09
383.8 0.02628
385.5 0.03094
394.8 0.03561
416.1 0.04028
435 0.04495
452.4 0.04961
466.5 0.05428
481.5 0.05895
493.1 0.06362
504.6 0.06828
514.5 0.07295
525.9 0.07762
532.9 0.08229
541.8 0.08695
547.7 0.09162
550.3 0.09629
553.1 0.1009
15
Grafik Momen Kurvatur Kolom 600x600
600
400
200
Momen (kN.m)
0
-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15
-200
-400
-600
-800
M vs K Negatif
Kurvatur (1/m)
M vs K Positif
P-M Interaction
20000
18000
16000
14000
12000
P (kN)
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
M (kN.m)
16
1.2.4. Rekapitulasi Data Penampang
Ringkasan momen, kurvatur, dan rotasi plastis pada ketiga penampang disajikan pada tabel
dibawah:
17
2. Pemodelan Struktur
Elemen struktur dan balok dimodelkan sebagai elemen frame, sedangkan slab dimodelkan sebagai
element shell-thin. Tumpuan pada dasar struktur menggunakan tumpuan jepit. Slab dimodelkan
sebagai diafragma tipe semi-rigid tanpa eksintrisitas massa.
Nilai kekakuan pada elemen balok, kolom, dan slab dilakukan reduksi pada inersia dan kapasitas
torsi. Inersia kolom direduksi sebesar 30%, balok: 65% dan pelat 75%. Sedangkan untuk
kapasitas torsi dari ketiga elemen tersebut direduksi sebesar 75%.
Daktilitas penampang balok dan kolom memperhitungkan sifat strain hardening dari baja tulangan
seperti yang telah didefinisikan pada point properties penampang. Sendi plastis pada element
balok dan kolom sebesar 0.05 dan 0.95 relatif terhadap panjang frame, khusus untuk kolom paling
bawah nilai sendi plastis sebesar 1 dan 0 relatif terhadap panjang frame.
18
2.2. Asumsi Pemodelan Struktur
Pembebanan pada struktur gedung terdiri dari beban statik linear dan statik non linear.
19
a.) Base Shear Statik
Perhitungan base shear statik mengikuti SNI 1726-2012:
Massa seismik = 23909.40 kN (Akibat kombinasi: 1.0 SWL + 1.0 SIDL + 0.25 LL)
= 0.0466
Ta1 = Ct. hn
= 0.0466∙ 31 = 1.44 Detik
T = 1.44 Detik
.
Cs (max) = =
.
= 0.0429
Cs (min) = 0.044SDS Ie ≥ 0.01
= 0.044∙ 0.98∙ 1 ≥ 0.01
= 0.04312 ≥ 0.01
.
Cs = =
= 0.1225
Cs = 0.04312
V = Cs∙ W
= 0.04312∙ 24234.72
= 1045.001 kN
20
b.) Base Shear Dinamik
Nilai base shear dinamik: 469.506 kN < base shear statik: 1470.43, dalam peraturan
SNI 1726-2012, nilai base shear dinamik harus memenuhi minimum 85% base shear
statik. Sehingga nilai base shear dinamik dilakukan pen-skalaan gaya sebesar 1.89 kali
dari gaya sebelumnya.
Setalah dilakukan pen-skalaan nilai base shear dinamik, nilai base shear menjadi
888.305 kN sehingga rasio nilainya menjadi 85% dari nilai base shear statik.
Selisih nilai story shear tersebut adalah nilai beban distribusi CQC yang akan di-input untuk
beban pushover. Beban distribusi CQC per lantai dapat dilihat pada tabel dibawah:
21
Gambar: Input Beban Pushover (Metode CQC) Pada ETABS.
Nilai acceptance criteria pada sendi plastis IO, LS, dan CP sesuai pada tabel dibawah:
IO 0.67 LS
LS 0.75 φPlastis
CP φPlastis
22
2.3.1. Sendi Plastis B 400x250
Nilai momen yield, momen ultimit, kurvatur yield, kurvatur yield dan rotasi plastis
penampang B 400x250 dapat dilihat pada point 1.2.4.
23
Berikut ini adalah input kapasitas aksial dan moment C 600x600 pada ETABS:
Gambar: Input Kapasitas Aksial dan Momen Penampang C 600x600 Pada ETABS.
24
Berikut ini adalah input kapasitas aksial dan moment C 700x700 pada ETABS:
Gambar: Input Kapasitas Aksial dan Momen Penampang C 700x700 Pada ETABS.
25
3. Hasil Runnung Beban Pushover pada Program ETABS
Urutan terjadinya sendi plastis pada struktur gedung dapat menjadi suatu acuan untuk melihat
perilaku keruntuhan struktur. Struktur gedung yang memiliki perilaku keruntuhan baik yaitu
struktur yang menerapkan konsep strong column weak beam dimana pembentukan sendi plastis
didahului pada bagian balok kemudian disusul sendi plastis pada bagian kolom. Target
displacement pada struktur atap dalam pemodelan ini yaitu sebesar 620mm.
Gambar:Pushover Curve.
Jumlah step yang dihasilkan dalam pemodelan pushover analysis ini yaitu sebanyak 10 step,
dengan displacement terbesar sebesar 620 mm.
26
Gambar: Step Awal
27
Gambar: Terbentuknya Sendi Plastis di Lantai Atas pada Step Akhir .
Dari gambar di atas, sendi plastis pertama terbentuk pada kolom paling bawah (tumpuan) disusul
pada bagian balok pada lantai 2-4, disusul pada balok-balok diatasnya. Pada kondisi simpangan
rencana, sendi baru terjadi pada elemen balok.
28
4. Analisa
Sendi plastis pertama yang terjadi pada lantai 1 sangat dihindari karena ketika terjadi gempa yang
besar, maka lantai 1 akan mengalami keruntuhan pertama yang menyebabkan keruntuhan seluruh
struktur. Penggunaan confinement pada kolom lantai 1, dapat meningkatkan daktilitas dan kekuatan
penampang. Sehingga keruntuhan awal akibat beban gempa yang besar dapat dihindari. Dari kurva
pushover, dapat diketahui bahwa saat terjadi sendi plastis pada step 4 mengalami perubahan nilai
tangent menjadi lebih kecil daripada awal. Hal ini menunjukkan bahwa struktur mengalami peningkatan
daktilitas. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa sendi palstis yang terbentuk mampu mengurangi
energi gepa yang terjadi.
29