Anda di halaman 1dari 4

Analisis Dinamis Jembatan Cable Stayed

1. Analisis Frekuensi Alami


Analisis frekuensi alami yang prlu diketahui untuk jembatan
cable stayed, yaitu frekuensu alami lentur (f b) dan frekuensi
alami torsi (fT). Untuk penentuan frekuensi alami lentur dan
frekuensi alami torsi dapat dilakukan dengan nilai
pendekatan, yaitu :
1,1
g 12
f b= .
v maks
2

( )

f T = . f b
Dengan :
g
= percepatan gravitasi
vmaks = lendutan maksimum akibat berat sendiri

= koefisien frekuensi alami (1 sampai dengan 2,5)


2. Analisis Beban Angin
Desain struktur utama dari jembatan cable stayed terdiri
dari :
1. Efek vortex-shedding
Vortex-shedding adalah gaya yang timbul akibat
turbulensi anggin. Pada kecepatan angin tertentu yang
disebut kecepatan angin kritis, akan terjadi vortexshedding. Vortex-shedding digambarkan pada gambar
Fenomena vortex-shedding atau biasa disebut pusaran
angin pada gelagar jembatan menggunakan angka
Reynolds (Re) dan angka Strouhal (S). Bentuk tampang
yang tidak aerodinamis akan menyebabkan keruntuhan
struktur. Untuk menghitung kecepatan angin dalam
pusaran dan menghitung bilangan Reynolds (Re), yaitu :
f .h
V= b
S
=

V .B
v

Dengan
V
h
S
0,15)
B
v

:
= kecepatan angin
= tinggi lantai kendaraan
= angka Strouhal (0,10-0,20, ambil rata-rata
= lebar lantai kendaraan
= viskositas kinematik udara (0,15 cm2/s)

Re

= harus berkisar antara 105-107

Akibat dari kecepatan vortex-shedding, akan terjadi


gaya angkat yang besarnya :
V2
Fo = . . C N . h
2
Dengan :

= berat volume udara (1,3 kg/m3)


h
= tinggi lantai kendaraan
CN
=
tergantung
dari
bentuk
jembatan

penampang

Gaya angkat tersebut menghasilkan :


1. Amplitudo pada gelagar (v) :
. Fo . v maks
v=
.m
dengan :

= koefisien peredaman (0,05)


m
= berat sendiri lantai kendaraan
2. Percepatan getaran pada gelagar ():
= 4.2.fb2.v
Untuj
meminimalisasi
vortex-shedding,
beberapa
langkag dapat diambil, seperti :
Memberikan lantai kendaraan penampang yang
lancip di tepinya untuk membelah angin sehingga
tidak terjadi turbulensi.
Memasang pengarah angin di sudut sudut
penampang sehingga udara dapat mengalir dengan
lancer dan tidak terjadi turbulensi.
2. Efek flutter
Flutter dipengaruhi oleh pusaran angin (vortexshedding). Fenomena ini terjadi jika muncul ayunan
lentur dan ayunan torsi akibat terpaan angin dan
keduanya memiliki perbedaan fase sebesar /2. Pada
kecepatan angin tertentu yang disebut kecepatan krits,
akan menghasilkan efek ini. Gabungan antara ayunan
letur dan ayunan torsi ini smeakin lama akan semakin
besar walaupun kecepatan kritis tetap dan akan
menyebabkan runtuhnya struktur. Efek flutter dapat
digambarkan pada gambar

Untuk mendapatkan kecepatan kritis teori, digunakan


grafik pada gambar
Gambar digunakan untuk nilai = 100 dengan dan
didapatkan

nilai

v critical theoritical
2. . f b . b .

Sedangkan

untuk

mencari , digunakan persamaan :


m
=
. . b2
Dengan :
m
= berat lantai kendaraan

= berat volume udara (1,3 kg/m3)


b
= setengah lebar lantai kendaraan
Besar kecepatan kritis teoritis ini harus dikoreksi
menjadi kecepatan kritis actual menggunakan grafik
pada gambar
Pada kenyataannya, angin tidak selalu menabrak
jembatan dalam arah horizontal sempurna. Maka dari
itu, diperlukan lagi joreksi sebesar 0,5. Sehingga nilai
Vcritical actual adalah :
Vcritical actual = 0,5. . Vcritical theoretical
3. Analisis Gempa Statik
Sampai saat iniarah gempa yang berbahaya adalah gempa
horizontal sejajar sumbu longitudinal dan tegak lurus sumbu
longitudinal jembatan. Gempa arah vertical biasanya lebih
kecil dan dapat diabaikan kecuali pada kasus-kasus struktur
tertentu.
Untuk menganalisis gempa pada jembatan cable stayed,
kita membutuhkan koefisien geser tanah dasar (C). Koefisien
tanah dasar dapat dilihat pada gambar. Untuk mendapatkan
koefisien gempa dasar, diperlukan periode alami gempa (T),
yaitu (SNI 03-2833-200x):
W
T=
g. K

Dengan :
W
= beban mati jembatan
K
= kekakuan pylon

Sedangkan gaya gempa yang terjadi dinyatakan pada (SNI


03-2833-200x)
w .(C)
Pe =
R
Dengan :
R
= faktor reduksi / daktalisasi (5)

Anda mungkin juga menyukai