Anda di halaman 1dari 8

Teori Airfoil Tipis (Thin airfoil theory)

Fenomena Fisik
Airfoil adalah suatu bentuk yang ketika dialiri dengan udara atau media fluida akan menghasilkan
distribusi tekanan dan shear pada permukaannya. Yang perlu kita ketahui adalah bagaimana resultan
total dari tekanan dan shear pada permukaan airfoil tersebut sehingga kita bisa mengetahui bagaimana
dengan gaya yang terjadi pada airfoil itu secara keseluruhan.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa gaya yang ada pada airfoil adalah gaya angkat dan gaya hambat.
Gaya angkat dapat kita dapatkan dari perhitungan-perhitungan aliran inviscid, sedangkan gaya hambat
hanya dapat diperoleh jika kita telah masuk ke ranah viscous dengan memperhitungkan lapisan batas
pada airfoil.

Pada teori airfoil tipis, kita akan mendapatkan nilai Cl dan Cm dari airfoil tersebut dengan hanya
memodelkan airfoil tersebut dengan aliran-aliran elementer dan mencari solusi untuk aliran elementer
yang memenuhi beberapa kondisi yang akan kita terapkan pada airfoil yaitu kondisi batas dan kondisi
Kutta. Setelah mendapatkan solusi dari perhitungan berupa distribusi kekuatan aliran elemeter vortex
kita dapat menghitung Lift dan Momen aerodinamika menggunakan Rumusan Kutta Joukowsky.

Pada teori airfoil tipis, airfoil dapat dianggap cukup tipis sehingga dapat dipandang sebagai suatu plat
yang berbentuk camber line. Dari ilmu mekanika fluida telah kita ketahui bahwa ketika suatu vortex
diletakan pada aliran seragam maka dapat menimbulkan gaya angkat seperti pada silinder yang diputar.

Pemodelan Fisik
 Letakan suatu vortex pada bentuk airfoil
 Jika kita meletakan suatu vortex pada airfoil maka akan timbul gaya angkat pada airfoil tersebut
bergantung pada besar kekuatan dari vortex tersebut. Hal ini akan sama pula jika vortex tersebut
disebar ke permukaan airfoil dengan distribusi kekuatan vortex tertentu dengan titik control pada
permukaan airfoil tersebut. Pilihan menyebar vortex lebih mengikuti keadaan sebenarnya
dibandingkan dengan hanya meletakan suatu vortex terpusat pada airfoil
 Jadi kita telah menyebar vortex pada permukaan airfoil dengan kekuatan tertentu, tetapi karena
airfoilnya tipis kita dapat melakukan penyederhanaan lagi. Vortex dan titik control yang tadi
diletakan di permukaan airfoil dapat kita pindahkan ke mean camber line , tetapi sekali lagi karena
airfoilnya tipis dapat kita pindahkan distribusi vortex tersebut ke chord line tetapi dengan titik
control tetap pada mean camber line.
 Pada akhirnya kita mempunyai distribusi vortex pada chord line dan titik control yang diletakan pada
mean camber line airfoil yang dialiri aliran seragam dengan sudut alfa tertentu.
Kondisi pada airfoil
Kondisi yang harus terpenuhi adalah kondisi Kutta. Kondisi Kutta adalah kondisi dimana vortex γ pada
trailing edge adalah nol. Ketika kondisi ini telah terpenuhi, maka kita dapat menentukan besar lift
dengan cara mengintegralkan tiap vortex dari leading edge sampai trailing edge menjadi Г.

Pemodelan Matematis
Setelah kita melakukan pemodelan fisik, kita dapat melakukan pemodelan matematis.

1. Pemodelan matematis airfoil simetrik


Kumulan vortex membuat adanya gaya terinduksi pada camber line , yaitu timbul w’.

Aliran freestream arah normal dapat kita cari dengan memproyeksikan kecepatan menjadi sebagai
berikut.
Kecepatan aliran freestream normal adalah fungsi dari sudut serang airfoil
dan kemiringan camber line. Dengan mengasumsikan sudut serang sangat kecil, maka didapat

. Airfoil ini sangat tipis, sehingga camber line sama dengan chord line.

Besar γ merupakan fungsi dari ξ .

Kita dapat mentrasform ξ menjadi θ (koordinat polar).


Solusi dari vortex dapat dicari melalui koordinat polar.

Dengan menggunakan teorema Kutta-Joukowsky , didapat gaya angkat per unit span

dan .
dCl
Sehingga, besar Cl = 2 π α dan kemiringan gaya angkat =2π

Momen juga dapat kita cari dengan persamaan

Kesimpulan :
1. Cl = 2 π α
dCl
2. Lift slope = =2π

3. Center of pressure dan aerodynamics center terletak pada ¼ chord
2. Pemodelan matematis airfoil yang memiliki camber

Besar γ pada koordinat polar adalah

Dengan Fourier transform, didapat gaya angkat dan kemiringannya

Karena , maka besar Cl menjadi

Sudut pada lift bernilai nol dapat diperoleh dengan

Koefisien momen airfoil juga didapat

Lokasi center of pressure diperoleh

3. Pemodelan matematis untuk flapped airfoil

Flapped airfoil dapat dimodelkan pada koordinat polar seperti berikut

Adanya flap mengakibatkan bertambahnya Cl dan Cm menjadi seperti berikut


Lifting Line theory
Lifting line theory digunakan untuk mengganti sayap terbatas (finite wing) dengan vortex yang tersebar
dari -b/2 sampai b/2. Vortex ini biasa disebut sebagai horseshoe vortex. Vortex-vortex ini menyebabkan
adanya efek downwash (w) dari -b/2 sampai b/2.

Besar downwash adalah

Vortex – vortex ini saling ber-superposisi sepanjang lifting line. Sehingga membentuk gamma yang
terdistribusi sepanjang span
Besar downwash pada y0 didapat dengan memasukkkan y0 ke dalam persamaan downwash,

Dengan adanya downwash, otomatis sudut serang akan terpengaruh, sehingga muncul sudut serang
yang terinduksi

Sudut serang absolut terpengaruh oleh sudut serang induced, akibatnya sudut serang absolute menjadi

Solusi dari memberi kita tiga karakteristik aerodinamika dari finite wing.
1. Distribusi Lift yang didapat dari teorema Kutta-Joukowsky adalah

2. Total lift didapat dari mengintegralkan distribusi lift sepanjang span

3. Induced drag didapat dari hubungan dengan distribusi lift , Di’ = Li’ sin αi

Beberapa kasus untuk lifting line theory


1. Elliptical Lift Distribution

Г0 = sirkulasi pada titik origin


Distribusi sirkulasi eliptik

Г(b/2) = Г(-b/2) = 0
Pada distribusi eliptik, downwash bernilai konstan

Sudut serang karena induced dari vortex didapat

Koefisien induce drag juga didapat

2. General Lift Distribution


Sudut serang pada jenis sayap ini dapat dicari dengan deret Fourier

Anda mungkin juga menyukai