Anda di halaman 1dari 3

UNIT I

SUBSONIC WIND TUNNEL

A. Pendahuluan
Terowongan angin atau wind tunnel merupakan alat uji laboratorium
yang digunakan untuk mengetahui karakteristik aliran udara ketika melewati
suatu profil benda. Industry penerbangan memanfatkan terowongan angin
ini untuk menguji aspek aerodinamis dari suatu prototipe pesawat terbang,
seperti gaya angkat dan gaya hambat suatu specimen sayap pesawat serta
unjuk kerja suatu baling-baling. Wright bersaudara pada abad ke-20
menggunakan terowongan angin ini untuk menguji aspek aerodinamika
pada spesmen aerofoil pesawat eksperimen mereka sebelum pada
akhirnya pengujian langsung di lapangan. Dan industry otomotif juga
memanfatkan terowongan angin ini guna meneliti karakteristik
aerodinamika mobil, terlebih untuk mobil yang difungsikan untuk beradu
kecepatan.
Subsonic wind tunnel artinya udara yang mengalir dalam terowongan
yang mana masih berada dalam kecepatan subsonic. Model dipasang
dalam posisi diam, kemudian aliran udara dihisap oleh putaran kipas yang
berada di salah satu ujung terowongan. Terowongan ini dilengkapi dengan
manometer dan timbangan ukur gaya akibat efek aerodinamis.

B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami konsep gaya angkat dan gaya hambat
pada benda yang dialiri fluida.
2. Mengetahui dan memahami karakter distribusi tekanan angin pada
benda berbentuk silindris dan aerofoil
3. Mengetahui dan memahami cara sederhana mengukur besar gaya
angkat dan gaya hambat pada suatu profil benda.

C. Pengukuran
1. Pengukuran Gaya Hambat (CD)
Sebuah benda yang bergerak dalam fluida akan mengalami
hambatan. Profil benda sangat mempengaruhi besarnya gaya hambat
yang dihasilkan. Besarnya gaya hambat dapat dinyatakan dalam
koefisien gaya hambat (CD) dengan rumus sebagai berikut.
𝐹𝑑
𝐶𝑑 =
1
(2 𝑝𝑉 2 )𝐴
Dimana ;
Cd : Gaya hambat (N)
P : Densitas udara (kg/m3)
V : Keceptan udara (m/s)
A : Luas penampang (m2)

Shape Coefficient of Drag


Sphere 0,47
Half-sphere 0,42
Cube 1,05
Streamlined body 0,04
Half-streamlined body 0,09

a. Peralatan
1.) Model benda berupa bola, setengah bola, aerofoil dan
lingkaran
2.) Wind tunnel
3.) Timbangan pengukur gaya tahanan
4.) Manometer
b. Perhitungan dan Grafik
2. Pengukuran Gaya Angkat (CL)
Aerofoil didesain sedemikian rupa supaya mampu
menghasilkan gaya angkat ketika berada di udara yang bergerak di
sekitarnya. Dalam hal ini, pengujian gaya angkat akan lebih spesifik
diukur oleh timbangan gaya angkat.
Sudut serang atau angle of attack adalah sudut yang dibentuk
oleh chordline penampang aerofoil dengan arah datangnya aliran
udara.
Sudut serang yang semakin besar akan memberikan gaya
angkat yang semakin besar pula. Meski demikian terdapat nilai
maksimum dari sudut serang tersebut. Jika lebih, maka akan
membuat aerofoil kehilangan gaya angkat.
Meski bentuk aerofoil mampu menghasilkan gaya angkat,
dalam bebearapa kasus penerbangan dibutuhkan alat tambahan
seperti flaps sebagai high lift devices. Bentuk flaps berguna pada
saat take off maupun landing. Koefisien gaya angkat dapat
dinyatakan dengan rumus berikut.
𝐹𝐿
𝐶𝐿 =
1
(2 𝑝𝑉 2 )𝐴

D. Kesimpulan
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa besarnya gaya angkat
dan gaya hambat pada suatu profil dipengruhi oleh luas penampang profil
dan sudut serang profil terhadap arah datangnya fluida atau dalam hal ini
adalah udara. Namun, setiap profil memiliki besaran gaya efektif masing-
masing sesuai dengan besarnya sudut serang.

Anda mungkin juga menyukai