Anda di halaman 1dari 6

MENGHITUNG DISTRIBUSI TEKANAN UDARA DAN

GAYA HAMBAT (DRAG) KEPALA PESAWAT BOEING 777-200


Djoko Poernomo, S.Si1, Tri Susilo, S.T, M.T2

Abstrak:
Suatu benda berada pada suatu aliran udara, maka akan terjadi gaya geser atau
gesekan antara partikel-partikel udara dengan permukaan benda yang dilaluinya. Sehingga akan
berpengaruh terhadap distribusi tekanan yang terjadi di sepanjang permukaan benda. Penelitian
ini bertujuan untuk mengamati perubahan distribusi tekanan udara disekitar kepala pesawat
jenis Boeing 777-200 terhadap perubahan sudut serang dan perubahan kecepatan serta
mengetahui perbedaan besarnya gaya hambat yang terjadi terhadap perubahan sudut serang
dan kecepatan. Dengan menggunakan metode numerik maka akan diperoleh hasil berupa
distribusi tekanan udara yang terjadi di sekitar permukaan atas, depan dan bawah benda uji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi yang terjadi di sekitar benda uji dipengaruhi oleh
bentuk dari benda uji dan sudut serang yang diberikan pada benda uji. Pada kepala pesawat
Boeing 777-200, semakin besar sudut serang maka besarnya gaya hambat akn meningkat.
Gaya hambat pada benda uji kepala Boeing 777-200 diperoleh hasil berkisar antara 0.0013 –
0.0027 N.

Kata Kunci: Distribusi Tekanan Udara, Gaya Hambat.

1. Pendahuluan beberapa metode. Metode pertama yaitu


dimana objek bergerak dan fluida diam
Sistem aerodinamik pada pesawat (bergerak relatif terhadap benda), salah
terbang dapat diamati apabila ada aliran satunya dengan uji terbang. Metode kedua
udara yang bergerak melalui permukaan yaitu benda diam dan fluidanya bergerak.
pesawat terbang. Bila suatu benda berada Penelitian ini bertujuan untuk
pada suatu aliran udara, maka akan terjadi mengetahui distribusi tekanan udara dan
gesekan atau gaya geser. Gesekan yang besarnya gaya hambat pada kepala pesawat
terjadi adalah gesekan antara partikel- Boeing 777-200 serta mengetahui
partikel udara dengan permukaan benda perubahan yang terjadi terhadap perubahan
yang dilaluinya. Karena adanya gesekan sudut serang dan perubahan kecepatan
tersebut, maka kecepatan tiap-tiap lapisan aliran udara.
menjadi berkurang yang diakibatkan oleh
gaya hambat sehingga akan berpengaruh 2. Landasan Teori
terhadap distribusi tekanan yang terjadi di
sepanjang permukaan benda. 2.1. Aerodinamika
Akibat adanya distribusi tekanan dan
gaya gesek yang terjadi di sepanjang Aliran udara bila dikaitkan dengan
permukaan pesawat, maka akan ada gaya- kekentalannya (viskositas), maka aliran
gaya yang bekerja pada pesawat yaitu udara tersebut dapat dibedakan atas dua
resultan gaya aerodinamik (R) dan gaya jenis aliran, yaitu aliran viskos (viscid flow)
momen (M). Resultan gaya dapat dibagi dan aliran tak-viskos (inviscid flow),
menjadi beberapa komponen yaitu sedangkan jika sifat aliran udara dikaitkan
komponen yang tegak lurus dan komponen dengan kerapatannya (densitas), maka
yang sejajar sumbu koordinat. Komponen- aliran udara tersebut dapat dibedakan juga
komponen gaya yang sejajar dengan sumbu atas dua jenis aliran, yaitu aliran
koordinat dan arahnya berlawanan dengan termampatkan (compressible flow) dan aliran
arah laju pesawat disebut dengan gaya tak-termampatkan (incompressible flow).
hambat atau drag (D). Untuk mengetahui Berdasarkan persamaan kontinuitas
distribusi tekanan yang terjadi dapat dengan menggunakan prinsip konservasi
dilakukan eksperimen dengan menggunakan massa suatu aliran yang melalui suatu
_____________________________________________________________ ruang:
1
Alumni Jurusan Fisika Universitas Negeri Jakarta
2
Dosen Jurusan Teknik Kedirgantaraan
Universitas Suryadarma
39
Akan diperoleh koefisien tekanan (CP) pada
   tiap-tiap titik uji. Dengan merubah sudut
    u     v   0 serang dan kecepatan aliran udara, maka
t x y
akan diperoleh variasi data untuk masing
masing kondisi.
Untuk penyederhanaan, aliran yang terjadi
Data untuk tiap-tiap kondisi kemudian
dianggap invicid dan incompresible, maka
akan diolah menjadi distribusi tekanan udara
aliran dapat didefinisikan:
disekitar benda uji. Untuk memperoleh
 distribusi tekanan udara yang didefinisikan
V
. 0 sebagai persamaan differensial parsial dapat
menggunakan program komputer SciLab
Untuk mencari besar koefisien dengan solusi numerik menggunakan
tekanan (CP) dapat digunakan persamaan metode beda hingga (finite difference
Bernoulli, bahwa jumlah energi potensial, method).
energi kinetik dan tekanan adalah konstan Metode beda hingga menggunakan
turunan kedua untuk menyelesaikan
p  1  V 2  konstan persamaan, yang dapat ditulis sebagai:
2
d2 f
 2  f  x  h   f  x  h   2 f  x 
1
dengan membandingkan perubahan tekanan 2
sebelum dan sesudah melewati benda, dx h
besarnya koefesien tekanan adalah:
Dengan h adalah interval antara
p  ps koordinat titik. Untuk persamaan dengan dua
variabel f  x, y  dapat kita nyatakan dalam
Cp  1
2
2 s s
bentuk grid berupa koordinat-koordinat titik
Sedangkan besarnya gaya hambat: pada bidang dengan x = ih dan y = jh
(i,j=1,2,3,…) maka persamaan diatas dapat
D kita tuliskan menjadi
CD 
q S
D    ( p  p  ) cos ds
1
i1, j  i 1, j  i, j 1  i, j 1  4i, j   0
h2


3. Metodologi Penelitian Dimana i, j = titik pada koordinat ( i,j ). Nilai
suatu titik pada suatu koordinat dipengaruhi
Eksperimen dilakukan dengan oleh nilai pada titik di sekitar titik tersebut.
menggunalan terowongan angin (wind
tunnel) Suryadarma Low Speed Tunnel i , j 1
(SLST WT-400) dengan tiga macam benda
uji yaitu berbentuk silinder, berbentuk nose i 1, j
dan berbentuk kepala pesawat jenis Boeing
777-200. Data yang diperoleh dari hasil i, j i 1, j
eksperimen adalah data ketinggian
permukaan air pada tabung manometer i , j 1
untuk masing-masing titik uji, kecepatan dan
sudut serang (lampiran). Dari hasil ini
kemudian akan diolah menjadi koefisien
tekanan (CP) yang merupakan perbandingan maka persamaan diatas dapat
antara tekanan yang terjadi di titik uji disederhanakan menjadi
permukaan benda uji terhadap tekanan pada
udara bebas dengan rumus: i 1, j  i 1, j  i , j 1  i , j 1
i , j 
h h 4
Cp  1
h1  h2

40
4. Hasil Penelitian

2.1. Distribusi Tekanan Udara

Distribusi tekanan udara yang


diperoleh untuk kecepatan putaran 2016 rpm
pada benda uji yang pertama adalah
sebagai berikut:

(a) (b)

(a) (b)

(c)

Gambar 4.2.Distribusi tekanan udara di


sekitar benda uji Nose untuk
sudut (a). -90, (b). 00dan (c). 90

Pada sudut serang 00 terlihat bahwa


(c) tekanan terbesar terjadi di bagian depan
benda uji sedangkan distribusi tekanan pada
Gambar 4.1.Distribusi tekanan udara di bagian atas dan bawah benda uji hampir
sekitar benda uji silinder untuk sama. Pada sudut serang -90, tekanan
sudut (a). -90, (b). 00 dan (c). 90 terbesar terjadi di bagian depan benda uji
namun dibagian depan sisi atas terjadi
Pada sudut serang 00, di sisi depan tekanan yang lebih besar bila dibandingkan
benda uji mengalami tekanan yang terbesar bagian depan sisi bawah. Hal ini terjadi
sedangkan pada sisi bagian atas dan bawah akibat permukaan benda uji bagian atas
benda uji besarnya tekanan hampir sama. langsung menghadap arah aliran udara. Dan
Pada sudut serang -90 dan 90, di sisi depan sebaliknya terjadi pada sudut 90 yaitu bagian
benda uji masih mengalami tekanan yang depan sisi atas mengalami tekanan yang
terbesar namun pada sisi atas dan bawah lebih kecil dibandingkan bagian depan sisi
benda uji terjadi perbedaan tekanan. Pada bawahnya.
sudut serang -90 tekanan pada bagian untuk benda uji kedua yaitu
belakang sisi atas lebih besar dibandingkan berbentuk kepala pesawat Boeing 777-200
dengan tekanan pada bagian belakang sisi diperoleh hasil sebagai berikut:
bawah. Dan sebaliknya pada sudut serang
90, tekanan pada bagian belakang sisi atas
lebih kecil dibandingkan dengan tekanan
pada bagian belakang sisi bawah.
untuk benda uji kedua yaitu
berbentuk nose diperoleh hasil sebagai
berikut:

41
Sudut Gaya Hambat Silinder (N)
Serang RPM1663 RPM1865 RPM2016
-9 0.003307 0.003714 0.004454
-7 0.003251 0.003775 0.004577
-5 0.003227 0.003824 0.004563
-3 0.003215 0.003868 0.004572
0 0.00324 0.003894 0.004547
(a) (b) 3 0.003229 0.003882 0.004503
5 0.003241 0.003865 0.004473
7 0.003243 0.003867 0.004478
9 0.003214 0.00386 0.00448
11 0.003235 0.003837 0.004478
13 0.00322 0.003817 0.004485
15 0.003227 0.003775 0.004468
17 0.003231 0.003702 0.004385
19 0.003201 0.003618 0.004317
(c)
21 0.003261 0.003531 0.00416
Tabel 4.1. Gaya hambat pada benda uji
Gambar 4.3.Distribusi tekanan udara di silinder dengan perubahan
sekitar benda uji Boeing 777-200 kecepatan dan sudut serang.
untuk sudut (a). -90, (b). 00dan Silinder

(c). 90. 0.005


0.0045
0.004
Untuk sudut serang 00 terjadi 0.0035
G a y a H a m b a t (N )

peningkatan tekanan pada bagian depan 0.003


0.0025
dan bagian atas dari hidung pesawat. Hal ini 0.002

disebabkan karena aliran udara yang 0.0015


0.001
mengalir di bagian atas hidung pesawat, 0.0005

terhambat oleh bagian kaca depan kokpit 0


-15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
sehingga terjadi penumpukan partikel- Sudut Serang

partikel udara yang mengakibatkan RPM1663 RPM1865 RPM2016

meningkatnya densitas sehingga tekanan


Gambar 4.4. Grafik gaya hambat terhadap
udara menigkat. Sedangkan pada bagian
perubahan sudut serang dan
atas belakang dan bawah belakang
perubahan kecepatan pada
distribusi tekanannya hampir sama. Pada
benda uji silinder.
sudut serang -90, tekanan terbesar terjadi
pada bagian atas dari hidung pesawat
Pada gambar 4.4 berdasarkan grafik
hingga bagian jendela kaca sedangkan pada
tersebut terlihat bahwa terjadi perubahan
bagian atas lebih besar di bandingkan
gaya hambat terhadap perubahan sudut
dengan bagian bawah. Pada sudut serang
serang. Gaya hambat yang terbesar terjadi
90 masih terdapat tekanan yang besar di
pada saat kecepatan yang terbesar.
sekitar hidung pesawat bagian atas
Sedangkan pada sudut serang 170 hingga
sedangkan pada bagian bawah tekanan
210 terjadi penurunan gaya hambat, hal ini
terbesar terjadi di sekitar hidung bagian
disebabkan karena terjadinya perubahan
bawah hingga kokpit bagian bawah.
posisi permukaan pada bagian depan
terhadap arah aliran udara.
2.2. Gaya Hambat
Sudut Gaya Hambat Nose (N)
Gaya hambat yang terjadi pada
masing-masing benda uji dapat dilihat pada Serang RPM1663 RPM1865 RPM2016
tabel-tabel berikut: -9 0.001136 0.00145 0.001799
-7 0.001174 0.001531 0.001856
-5 0.001198 0.001602 0.001845
-3 0.001222 0.001667 0.001855
0 0.001244 0.001682 0.0019
3 0.001249 0.001657 0.001888

42
5 0.001264 0.001603 0.001904 Kepala Pesawat Boeing 777-200

7 0.001262 0.001528 0.001906 0.003

9 0.001264 0.001451 0.001914 0.0025

11 0.001266 0.001412 0.001897

G a y a H a m b a t (N )
0.002

13 0.001271 0.0014 0.001884 0.0015

15 0.001293 0.001403 0.001898 0.001

0.0005

Tabel 4.2. Gaya hambat pada benda uji -15 -10 -5


0
0 5 10 15 20 25
Nose dengan perubahan Sudut Serang

kecepatan dan sudut serang. RPM1663 RPM1865 RPM2016

Gambar 4.6. Grafik gaya hambat terhadap


perubahan sudut serang dan
NOSE
perubahan kecepatan pada
0.0025 benda uji Kepala Pesawat
0.002

Gaya hambat terkecil terjadi pada


G a y a H a m b a t (N )

0.0015

saat sudut serang yang kecil, pada saat


0.001
udara mengalir dan terhambat pada bagian
0.0005
depan, aliran udara akan terpecah mengalir
-15 -10 -5
0
0 5 10 15 20
melalui bagian atas dan melalui bagian
Sudut Serang bawah. Namun pada sudut serang yang
RPM1663 RPM1865 RPM2016 besar gaya hambat meningkat.
Untuk membandingkan gaya hambat
Gambar 4.5. Grafik gaya hambat terhadap ketiga macam benda uji dapat dilihat melalui
perubahan sudut serang dan grafik berikut ini:
perubahan kecepatan pada
benda uji Nose. RPM1663

0.0035
Pada kecepatan 1865 rpm, gaya 0.003
Gaya Hambat(N)

hambat terbesar terjadi pada sudut serang 0.0025

00 sedangkan pada sudut besar terjadi


0.002
0.0015
penurunan gaya hambat. 0.001
0.0005
0
Gaya Hambat Kepala Pesawat -20 -10 0 10 20 30

Sudut (N) Sudut Serang

Serang RPM1663 RPM1865 RPM2016 Kepala Nose Silinder

-9 0.001311 0.001719 0.001976 (a)


-7 0.001269 0.00175 0.002025
-5 0.001256 0.001693 0.001997 RPM1865

-3 0.001265 0.00168 0.001988 0.0045


0.004
0 0.001257 0.001637 0.001973 0.0035
Gaya Hambat (N)

3 0.001234 0.001616 0.001919 0.003


0.0025
5 0.001241 0.001629 0.001907 0.002

7 0.001254 0.001652 0.001906 0.0015


0.001

9 0.001251 0.001654 0.001904 0.0005


0
11 0.001281 0.001747 0.00195 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25

13 0.00138 0.001746 0.002016 Sudut Serang

Kepala Nose Silinder


15 0.00149 0.001791 0.002143
17 0.001601 0.001928 0.002309 (b)
19 0.001763 0.001992 0.002491
21 0.001838 0.002339 0.002766
Tabel 4.3.Gaya hambat pada benda uji
Kepala Pesawat Boeing 777-200
dengan perubahan kecepatan dan
sudut serang.

43
RPM2016 kepala Boeing 777-200 diperoleh hasil
0.005 berkisar antara 0.0013 – 0.0027 N.
0.0045 2. Peningkatan kecepatan aliran akan
0.004

0.0035
meningkatkan besarnya tekanan udara
yang terjadi di sekitar benda uji,
G aya H am b at (N)

0.003

0.0025 sehingga akan berpengaruh terhadap


0.002
distribusi tekanan dan besarnya gaya
0.0015

0.001
hambat (drag).
0.0005 3. Distribusi tekanan udara akan berubah
-15 -10 -5
0
0 5 10 15 20 25
apabila terjadi perubahan sudut serang
Sudut Serang
sehingga besarnya gaya hambat (drag)
Kepala Nose Silinder
akan berubah pula.
(c) 4. Pada kepala pesawat, semakin besar
sudut serang maka akan meningkatkan
Gambar 4.7.Grafik gaya hambat pada besarnya gaya hambat.
masing-masing benda uji dengan
kecepatan: (a) 1663 rpm, 6. Daftar Pustaka
(b)1865 rpm dan (c) 2016 rpm.
[1]. Anderson,John D.1991. Fundamentals of
Berdasarkan grafik tersebut terlihat Aerodynamics. Mc Graw Hill Inc., New
bahwa silinder memiliki gaya hambat yang York: 772 hlm.
paling besar bila dibandingkan dengan [2]. Anderson,John D.1991. Computational
benda uji lainnya. Hal ini disebabkan karena Fluid Dynamics. Mc Graw Hill Inc., New
adanya perbedaan luas permukaan benda York: 547 hlm.
uji. Bentuk silinder memiliki luas permukaan [3]. Bertin, J. J. & Smith, M.L. 1989.
yang lebih besar bila dibandingkan dengan Aerodynamics For Engineers. Prentice-
bentuk nose ataupun bentuk kepala pesawat Hall Inc, New Jersey: 576 hlm
sehingga tekanan pada permukaan menjadi [4]. Currie, I.G.1993. Mechanics of Fluids.
semakin besar yang mengakibatkan gaya Mc Graw Hill Inc., New York: 454 hlm.
hambat menjadi semakin besar. [5]. Garde,R.J. & A.G. Mirajgacker.1983.
Engineering Fluid Mechanics. NEM
5. Kesimpulan Chand & Bros. India: 718 hlm.
[6]. Hoerner, Sighard F. 1965. Fluid-Dynamic
Berdasarkan hasil penelitian dan Drag. Gibbs & Cox, Inc., New York City:
analisa data yang telah di uraikan pada bab 658 hlm.
sebelumnya, besarnya gaya hambat (drag) [7]. Mathews, John H. 1992. Numerical
yang terjadi bergantung dari kecepatan Methods. Prentice Hall Inc. New York:
aliran dan perubahan sudut serang, maka 646 hlm.
dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai [8]. McCormick, Barners W. 1979.
berikut: Aerodynamics, Aeronautics, And Flight
1. Gaya hambat (drag) dipengaruhi oleh Mecanics. John Wiley & Sons Inc,
bentuk benda uji. Untuk kecepatan dan Canada: 652 hlm, 50-51
sudut serang yang sama, masing- [9]. NASA. 2002. Incompressible Flow
masing benda uji memiliki nilai gaya Around A Cylinder and A Wing Section.
hambat yang berbeda. Pada benda uji http://www.allstar.fiu.edu/aeronautic/fluid
silinder diperoleh hasil berkisar antara ynamics/level3, 27 Mei 2006.
0.0033 – 0.0041 N, pada benda uji nose
diperoleh hasil berkisar antara 0.0011 –
0.0018 N, sedangkan pada benda uji

44

Anda mungkin juga menyukai