KONSEP TEKANAN
2.1 Pendahuluan
Untuk fluida diam, tekanan secara mekanis didenifisikan sebagai gaya yang bekerja
tegak lurus pada suatu satuan luas suatu permukaan, atau :
dF
p ¿ dA (1.1)
Definisi tekanan ini bersama – sama dengan tiga sifat tekanan yang akan dibahas berikut
ini menjadi prinsip dasar tekanan. Sifat – sifat tekanan yang dimaksud adalah :
a) Didalam suatu fluida yang diam, besarnya tekanan bergantung kepada posisi kedalaman.
Tetapi pada suatu posisi tertentu besarnya tekanan tidak bergantung kepada arah
perubahan tekanan terhadap kedalaman dinyatakan dengan :
d ¿ γ dh (2.1)
dimana : γ = berat jenis fluida
h = kedalaman atau tinggi kolam fluida.
Persamaan (1.2)juga menyatakan defenisi tekanan dalam ilmu hidrolika, dan digunakan
sebagai prinsip dasar pengukuran tekanan dengan manometer.
b) Tekanan tidak dipengaruhi oleh bentuk wadah dari fluida. Oleh sebab itu bentuk
tranduser tekanan tidak mempengaruhi hasil pengukuran (gambar 1.1)
2 KE 1
¿ ≡ ρ
p 3 V 3 C2 ¿ NRT (1.3)
dimana :
C = kecepatan molekul rata – rata
N = jumlah molekul,
R = konstanta gas spesifik
Dalam termodinamika,suatu kerja reversible dapat dinyatakan sebagai :
dW ¿ pdW (1.4)
Sedangkan kerja irrevesibel dapat dinyatakan :
dW ¿ pdW - δF (1.5)
Dimana δF adalah kerugian – kerugian akibat adanya irreversibilitas.
Berdasarkanpersamaan (1.5),tekanan secara termodinamika didefinisikan sebagai kerja
persatuan volume :
dW +δF
¿
p dW (1.6)
Pada DW gauge terjadi kebocoran fluida kerja melalui celah antara torak dan selinder.
Film fluida yang terdapat dicelah ini membantu pelumasan dan mengurangi friksi antara torak
dan selinder. Adanya friksi ini dapat menyebabkan kesalahan pengukuran. Untuk menghilangkan
friksi ini, biasanya piston atau selindernya diputar. Karena adanya kebocoran, tekanan dari sistim
harus tetap terjaga agar piston dan pemberat tetap mengambang. Hal ini biasanya dilakukan
dengan mengecilkan volume dari sistim untuk mengkompensasikan penurunan tekanan tekanan.
Selamanya torak mengapung dalam fluida dengan bebas, tekanan akan memenuhi perasamaan
(2.1).
Pengukuran pengukuran pada DW gauge ini ditimbulkan oleh karena adanya gaya angkat
oleh udara dan karena adanya perbedaan harga percepatan gravitasi. Untuk menghilangkan
adanya pengaruh gaya angkat udara,torak dan pemberat biasanya diletakkan dalam selubung
vakum (gambar 2.1.b). untu DW gauge yang tidak dilengkapi oleh ruang vakum, harga tekanan
yang diperoleh dari persamaan (2.1)harus di koreksi dengan suatu factor koreksi :
γ udara
Ctb = -
[ γ pemberat ] (2.2)
Tetapi karena
γ udara dipengaruhi oleh tekanan atau temperaturnya, maka Ctb bergantung
kepada tekanan atau temperatur udara, Berat biasanya dihitung berdasarkan percepatan gravitasi
32,1740 ft/s2. Tetapi harga percepatan gravitasi berubah dengan ketinggian dan posisi lintang.
Oleh sebab itu harga tekanan yang diperoleh dari persamaan (2.1) harus dikoreksi dengan factor
koreksi gravitasi :
g lokoal
Cg =
[ g stan dar
−1
] = - (2,637 x 103cos2 φ + 9,6 x10-8h + 5 x 105) (2.3)
Dimana :
φ= lintang dalam derajat,
h = ketinggian diatas permukaan laut,ft.
dengan demikian harga tekanan system yang sebenarnya adalah :
Gambar 2.2 Nomogram factor koreksi gaya angkat udara dan posisi
2.2 Manometer.
Monomer sudah digunakan sejak tahun 1662 oleh Boyle untuk mengukur tekanan fluida
yang stasioner dengan akurat. Karena kontruksi yang sederhana dan bekerja berdasarkan prinsip
hidrolika, maka monometer banyak digunakan. Manometer mempunyai daerah pengukuran
sebesar 0,2 sampai 100 psig,dan mempunyai kesalahan pengukuran sebesar 0,02 sampai 0,2%
dari hasil pengukuran.
Manometer terdidri dari pipa transparan (biasanya gelas) berbentuk U yang terisi sebagian
dengan cairan. Air raksa dan air merupakan cairan manometer yang paling banyak digunakan
karena data mengenai berat jenisnya mudah peroleh. Untuk mengukur tekanan suatu fluida yang
mempunyai kerapatan cairan manometer yang tidak larut dalam cairan manometer, maka fluida
tersebut dihubungkan dengan salah satu ujung dari manometer,sedangkan ujung lainya
dihubungkan dengan tekanan fluida acuan (gambar 2.3). Perbedaan tekanan antara tekanan yang
tidak diketahui dengan tekanan acuan merupakan fungsi dari tinggi kolom cairan manometer.
Dengan menggunakan sifat tekanan yang telah dibahas bab I diperoleh p1 = p2 (pada suatu
ketinggian yang sama,tekanan adalah sama besar) atau
PA + γ A (hA + hB + Δh 1 ) = pB +
γ h
B B +
γ M
Δ h1
(2.5)
atau
( h A + hb )
(PA - PB) = γ M
[ 1+
γB
γM
hB
( )( ) ( )(
Δh 1
−
γA
γM Δh1
+1
)] Δh1 (2.6)
PA – PB = Ch γ M Δh 1 (2.7)
Dimana :
( h A + hb )
Ch =
[ 1+
γB
γM
hB
( )( ) ( )(
Δh 1
−
γA
γM Δh1
+1
)] Δh1 (2.8)
Adalah factor koreksi hidrolik yang memperhitungkan fluida – fluida lain selain cairan
manometer yang ada didalam manometer.
Harga berat jenis fluida – fluida yang terdapat dalam manometer berubah,jika
temperature system berubah.
0 .491154
−4
( γ s,t)air raksa = 1+1 , 01(t−32)10 (2.9)
2 −3 2 −6 3
62. 2523+0 , 978476 x 10 t−0 , 145 x 10 t +0 , 217 x 10 t
(
γ s ,t ) = 1728 (2.10)
Subskrip s,t menunjukkan bahwa harga berat jenis adalah pada kondisi gravitasi standar pada
temperature t. Temperature t di persamaan – persamaan diatas adalah dalam oF. Untuk kondisi
gravitasi yang standar , maka harga berat jenis diatas harus dikoreksi dengan factor gravitasi
seperti yang ditunjukkan pada nomogram (gambar 2.2). Dengan demikian harga jenis yang telah
dikoreksi (
γ c ) adalah :
(
γ c ) = γ s ,t (1+C ) (2.11)
g
manometer dengan yang reservoir ( Δh ) menyatakan beda tekanan (P2 >P1). Pada manometer
ini kesalahan miniskus dan kesalahan kapiler dapat dihindarkan karena miniskus selalu
dikembalikan keposisi semula. Micrometer type prandtl ini mempunyai ketelitian 0,001 in air,
dan biasanya digunakan sebagai alat pengkalibrasi.
Gambar 2.5 mikrometer prandtl
2.4 Barometer
Barometer sudah digunakan sejak tahun 1643 oleh Torricelli. Barometer dapat
mengukur/mengkalibrasi tekanan dengan kesalahan 0.001 sampai 0.03 % dari harga pembacaan.
Barometer terdiri dari tabung vakum yang dibenamkan dalam sumur /reservoir air raksa.
Reservoir air raksxa ini berhubungan dengan udara atmosfir disekelilingnya. Jenis barometer
yang paling banyak digunakan adalah jenis fortin (diambil dari nama nocholas fortin), dimana
tinggi air raksa dalam reservoir dapat diatur. Pengaturan ini dapat dilakukan dengan menaikkan
dasar reservoir yang terbuat dari kulit. Pengaturan tinggi permukaan air raksa ini dimaksudkan
agar diperoleh titik nol yang tetap. Kecuali pada celah pengamatan seluruh tabung vakum
(terbuat dari gelas) diselubungi oleh tabung logam yang mempunyai skala pada celah
pengamatan. Untuk memudahkan dan menaikkan ketelitian pembacaan, pada tabung logam
terdapat cincin penunjuk yang dapat digeser, cincin ini dilengkapi dengan skala vernier (nonius).
Jika akan digunakan, tinggi permukaan air raksa dalam reservoir dinaikkan dengan
menaikkan secrup pengatur hingga permukaan air raksa dalam menyentuh ujung penunjuk yang
terbuat dari gading (lihat gambar 2.7). kemudian ketinggian air raksa dalam tabung diamati
dengan menggunakan cincin penunjuk. Pembacaan pada skala dan vernier menunjukkan tinggi
kolom air raksa pada kondisi ruangan ( pada t dan percepatan gravitasi g ruangan). Sedangkan
tekanan barometer dapat dicari dari :
pbaro = ytchtc (2.15)
dimana :
Ytc = berat jenis air raksa pada t setelah dikoreksi dengan factor koreksi gfravitasi,
Htc = tinggi kolom air raksa pada temperature t setelah dikoreksi.
Hubungan antara tinggi kolom air raksa yang teramati (h tl) dengan tinggi air raksa yang telah
dikoreksi (htc) adalah :
Htc + htl + C1 (2.16)
dengan menganggap bahwa skala dibuat pada tabung tembaga dengan koefisien muai panjang S
= 10,2 x 10-6/’F, maka diperoleh
9 , 08 ( t − 26 ,63 ) 10−5
C1 =
[
1 + 1, 01 ( t − 32 )10−1
htl
] (2.18)
Dan udara dianggap sebagai gas ideal (P/ ρ = RT = konstan), dan γ = ( g/g ) ρ , maka
integrasi persamaan (2.19) menghasilkan :
Plokasi = Pbaro ex (2.21)
Dimana :
(Z baro −Z lokasi )
x=
( RT )udara g s
Dengan demikian factor koreksi :
x
C Z =Pbaro (ℓ −1) (2.23)
Hasil pengukuran dengan Mcleod gauge tidak perlu dikoreksi. Meskipun demikian ada beberapa
hal yag perlu diperhatikan dengan penggunaan alat ini. Diusahakan agar tidak ada uap air yang
terperangkap dalam tabung pengukuran C. Uap air yang terkomperesi akan menempati ruang
yang besar alam tabung dan akan menyebabakan pembacaan tekanan menjadi terlalu rendah.
Karena Mcleod gauge tidak dapat melakukan pengukuran yang kontinyu, maka kondisi stedi
harus dicapai.
karena
h1 d =h2 D (3.2)
maka
d
[ ]
p1 −p 2=γh1 1+
D (3.3)
jika D jauh lebih besar dari d (D/d > 500) maka perubahan ketinggian cairan dalam sumur dapat
diabaikan.
3.1.2. manometer miring
pada manometer miring pengamatan juga haya dilakukan pada satu tabung manometer
saja. Prinsip kerja dan susunan alat manometer miring mirip dengan manometer sumur hanya
saja tabung manometer berada dalam posisi miring.
Gambar 3.1.manometer sumur
Hal ini dimaksudkan agar perpindahan cairan dapat menjadi lebih besar. Dengan demikian
memudahkan pembacaan dan sekaligus menaikkan ketelitian pembacaan (dalam orde 0,01 in).
dengan melihat pada gambar 3.2.,besarnya beda tekanan diberikan oleh :
p2− p1 =γ (h1 +h 2 )sin α (3.4)
sudut α biasanya sekitar 100.
3.1.5. Bellows
Alat ukur tekan yang mengguunakan bellows sebagai sensor-trandusernya diilustrasikan
pada gambar 3.6. Fluida yang akan diukur tekanannya dimaksukan kesatu sisi dari bellows.
Akibatnya bellows akan terdefleksi. Pegas didalam bellows akan menahan defleksi lebih jauh.
Simpangan yang terjadi kemudian diteruskan dan diperbesar oleh lingkage kejarum penunjuk.
Besarnya tekanan fluida ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada skala yang telah dikalibrasi.
Gambar 3.6.bellows gauge
3.1.6. Diafragma
Diafragma juga biasa digunakan sebagai sensor-tranduser untuk mengukur tekanan. Alat
ini diilustrasikan pada gambar 3.7. bentuk diafragma dapat rata,berlekuk-lekuk atau cekung.
Pemilihan bentuk mana yang tepat, bergantung kepada kekuatan dan besarnya defleksi yang
didinginkan. Untuk alat ukur yang lebih presisi biasanya digunakan sepasang diafragma yang
disatukan sehingga membentuk kapsul. Fluida yang akan diukur tekanannya dimaksukkan
kedalam kapsul, sedangkan diluar kapsul tekanan dapat sama dengan tekanan atmosfir atau
tekanan acuan lainnya.
Gambar 3.7. Alat ukur kapsul diaframa
3.2.1. Piezoelektrik.
Salah satu alat ukur tekanan aktif adalak piezoelektrik. Tranduser ini berupa kristal yang
menghasilkan tegangan listrik dipermukaannya bila mendapat regangan pada suatu arah tertentu.
Prinsip kerja Piezoelektrik ini ditemukan pada tahun 1880an oleh Curie bersaudara. Contoh dari
kristal Piezoelektrik adalah quart, garam Rochelle, barium-titanat,dll. Selubung kristal dibuat
sedemikian rupa sehingga Piezoelektrik akan mengeluarkan tegangan listrik maksimumnya jika
dikenai tekanan pada ujung selubung, dan tidak merespon jika tekanan datangnya dari arah lain.
3.2.2.Strain gauge
strain gauge adalah salah satu contoh dari alat ukur elektrik yang pasif. Strain gauge
sebenarnya adalah kawat logam yang akan berubah tahanan listriknya bila mengalami regangan.
Strain gauge biasanya digunakan bersama-sama dengan diafragma atau sel tekanan (pressure
call). Gambar 3.9a dan 3.9b, menunjukan contoh diafragma dan sel tekanan yang dimaksud.
Pada diafragma (gambar 3.9a) digunakan dua buah strain gauge, satu digunakan untuk
mendeteksi regangan, sedangkan yang lainnya untuk kompensasi temperature. Pada sel tekanan
(gambar 3.9b), digunakan empat buah strain gauge. Dua strain gauge digunakan untuk
mendeteksi regangan sedangkan yang lainnya untuk kompensasi temperature. Pemakaian dua
strain gauge untuk mendeteksi regangan yang dimaksud unruk memperbesar signal keluaran
(output)
Strain gauge biasanya dihubungkan dengan rangkaian elektronik yang disebut jembatan
wheatstone sedemikian rupa sehingga satu atau beberapa kaki dari jembatan tersebut ditempati
oleh strain gauge. Bagi sel tekanan yang menggunakan empat buah strain gauge, keempat strain
gauge tersebut disusun sedemikian rupa sehingga membentu rangkaian wheatstone. Dengan
memberikan beda potensial listrik kejembatan wheatstone, perubahan tahanan listrik pada strain
gauge akan memberikan perubahan potensial listrik keluaran yang telah dikalibrasi akan
menunjukkan harga tekanan yang diukur.
Gambar 3.9. penggunaan strain gauge pada diafragma dan sel tekanan
3.2.3. Pirani Gauge
Pirani gauge adalah alat untuk mengukur tekanan rendah, alat ini bekerja berdasarkan
perubahan konduktivutas termal gas yang akan diukur tekanannya. Prinsip kerja pirani gauge
diilustrasikan pada gambar 3.10.a. Suatu elemen pemanas listrik (biasanya terbuat dari tungsten,
atau platinum) ditempatkan pada tabung yang dihubungkan dengan ruang vakum yang akan
diukur tekanannya. Panas yang keluar dari filament,bergantung kepada konduktivitas termal gas
dan temperature filament. Semakin rendah tekanan gas, semakin rendah konduktivitas termalnya
dan akibatnya temperature dari filament akan emakin tinggi. Temperature filament sebenarnya
dapat diukur dengan termokopel, teta[I pada pirani yang diukur adalah perubahan tekanandari
filament (yang berubah dengan adanya perubahan temperature). Perubahan tahanan ini dapat
diukur dengan menggunakan jembatan wheatstone. Panas yang dilepaskan oleh filament juga
bergantung kepada temperature udara lingkungan, digunakan dua buah filament yang
dihubungkan secara seri sepertiyang ditunukan pada gambar 3.10.b. Mula-mula kedua filament
divakumkan kemudian ditempatkan pada ruangan tempat mengukur. Kemudian jembatan
wheatstone diature sehingga tercapai kondisi nol. Kemudian filament pengukur dihubungkan
dengan ruangan yang akan diukur tekanannya.
Pirani gauge ini hanya dapat mengukur kisaran takanan absolute antara 0,1 sampai
dengan 100 pa. Karena kerapatan gas tidak banyak berubah pada tekanan tinggi, maka pirani
hanya dapat mengukur tekanan vakum.
ip
p=
Si g (3.5)
dimana S adalah konstanta yang bergantung kepada geometris tabung dan jenis gas yang diukur.